Ayat Surat Pendek
Berikut beberapa kumpulan ayat pendek (surat pendek) dalam al-Qur’an yang dapat Anda pergunakan untuk hafalan. Mengapa menggunakan beberapa ayat pendek yang kami rekomendasikan di bawah? Pertama karena singkat, mudah dihafal. Kedua karena ini akan mempermudah Anda dalam melaksanakan shalat dan ibadah lainnya sehari-hari.
Ayat Pendek #1: Surat al-Fiil
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَٰبِ ٱلْفِيلِ
Arab-Latin: a lam tara kaifa fa'ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīl
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?
أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِى تَضْلِيلٍ
Arab-Latin: a lam yaj'al kaidahum fī taḍlīl
Artinya: Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Bukankah tuhanmu telah menggagalkan rencana buruk mereka sehingga renacana mereka gagal dan sia-sia (Tafsir al-Muyassar)
Allah telah menjadikan rencana jahat mereka untuk menghancurkan ka'bah gagal sehingga mereka tidak berhasil mencapai tujuan mereka yaitu memalingkan manusia dari ka'bah, mereka gagal total. (Tafsir al-Mukhtashar)
اَلَمۡ يَجۡعَلۡ كَيۡدَهُمۡ فِىۡ تَضۡلِيۡلٍۙ (Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?) Yakni bukankah Allah telah menjadikan tipu daya dan usaha mereka untuk menghancurkan Ka’bah sebagai kesesatan mereka yang menjerumuskan mereka ke dalam kebinasaan. (Zubdatut Tafsir)
وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ
Arab-Latin: wa arsala 'alaihim ṭairan abābīl
Artinya: dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,
Dia mengirimkan burung-burung yang datang silih berganti, Melempari mereka dengan tanah basah yang mengeras. (Tafsir al-Muyassar)
Dan Allah mengirimkan kepada mereka burung yang mendatangi mereka secara berbondong-bondong. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan Allah mengirimkan kepada mereka gerombolan makhluk terbang yang sangat banyak dan beragam. Ath-Thair adalah setiap hal yang terbang di udara, baik kecil maupun besar, termasuk lalat dan nyamuk. Makhluk-makhluk itu melempari mereka menggunakan batu fosil, maka hancurlah mereka. Fiil Madhi diungkapkan menggunakan fiil mudhari’ pada kata {tarmiihim} untuk memberikan gambaran yang menakjubkan (Tafsir al-Wajiz)
وَّاَرۡسَلَ عَلَيۡهِمۡ طَيۡرًا اَبَابِيۡلَۙ (dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong) Yakni burung-burung yang terbang berkelompok-kelempok. Burung-burung ini berwarna hitam yang datang dari sebrang lautan dengan berbondong-bondong, setiap burung membawa tiga batu; dua batu di kedua kakinya dan satu di paruhnya, tidaklah batu ini menimpa sesuatu melainkan akan menghancurkannya. (Zubdatut Tafsir)
تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
Arab-Latin: tarmīhim biḥijāratim min sijjīl
Artinya: yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar,
Yang melempar mereka dengan bebatuan dari tanah membara. (Tafsir al-Mukhtashar)
تَرۡمِيۡهِمۡ بِحِجَارَةٍ مِّنۡ سِجِّيۡلٍ (yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar) Dikatakan bahwa batu-batu ini merupakan tanah yang dibakar dengan api neraka, tertulis padanya nama-nama kaum tersebut; jika batu ini mengenai salah seorang dari mereka maka akan mengakibatkan cacar. Batu-batu ini seukuran kacang Arab. (Zubdatut Tafsir)
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍۭ
Arab-Latin: fa ja'alahum ka'aṣfim ma`kụl
Artinya: lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Maka dia menghancurkan mereka sehingga mereka seperti daun daun kering yang disantap hewan ternak kemudian mengeluarkannya dalam bentuk kotoran. (Tafsir al-Muyassar)
Maka Allah menjadikan mereka seperti daun tanaman yang dimakan dan dihancurkan oleh ulat. (Tafsir al-Mukhtashar)
Hal itu menjadikan mereka seperti dedaunan pohon yang tertiup angin, kemudian dimakan oleh hewan peliharaan lalu dirobek olehnya. Allah menghancurkan mereka semua (Tafsir al-Wajiz)
فَجَعَلَهُمۡ كَعَصۡفٍ مَّاۡكُوۡلٍ (lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)) Yakni seperti dedaunan yang dimakan hewan kemudian dimuntahkan ke tanah. Pendapat lain mengatakan: yakni seperti dedaunan yang dimakan hewan dan menyisakan tangkainya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beraneka penjelasan dari kalangan mufassirun terhadap kandungan dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi ummat. Support usaha kami dengan memberikan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #2: Surat al-Quraisy
لِإِيلَٰفِ قُرَيْشٍ
Arab-Latin: li`īlāfi quraīsy
Artinya: Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ
Arab-Latin: īlāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf
Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Yaitu melakukan perjalanan pada musim dingin ke Yaman dan perjalanan pada musim panas ke negeri Syam dengan aman. (Tafsir al-Mukhtashar)
Kebiasaan mereka adalah (bisa) berpergian dengan aman dan tenang pada musim dingin menuju Yaman, karena di sana merupakan negeri yang panas, dan pada musim panas menuju Syam, karena di sana merupakan negeri yang dingin. Perjalanan mereka untuk melakukan perdagangan yang (akhirnya) membuat mereka memiliki kekuasaan dan kemasyhuran di kalangan suku-suku lain. Kata “Iilaf” disini merupakan badal (pengganti) dari kata “iilaf” pada ayat pertama. Kata “iilaf” ini diletakkan di permulaan untuk memikat dan untuk menghubungkannya dengan kata “iilaf” di ayat pertama. (Tafsir al-Wajiz)
اٖلٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيۡفِۚ ((yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas) Pada musim dingin mereka pergi ke Yaman karena ia merupakan negeri yang panas, dan pada musim panas mereka pergi ke Syam karena ia merupakan negeri yang dingin. Dan kaum Quraisy hidup dengan berdagang. Kalaulah mereka tidak bepergian pada dua musim ini niscaya mereka tidak akan mampu bertahan, dan kalaulah bukan karena keamanan yang mereka dapatkan karena tinggal di sekitar Ka’bah niscaya mereka tidak akan mampu bekerja. Makna ayat ini adalah Allah menjadikan mereka menyukai bepergian di dua musim itu, oleh sebab itu hendaklah mereka mengesakan Allah dalam ibadah. (Zubdatut Tafsir)
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هَٰذَا ٱلْبَيْتِ
Arab-Latin: falya'budụ rabba hāżal-baīt
Artinya: Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah).
Karena itu, hendaknya mereka bersyukur dan menyembah tuhan bangunan yang mereka banggakan ini, (yaitu ka’bah) yang karena Nya mereka mendapatkan kemuliaan dan tempat yang tinggi, dan hendaklah mereka mentauhidkan Allah dan mengikhlaskan ibadah hanya kepada NYA. (Tafsir al-Muyassar)
Maka hendaknya mereka menyembah Allah Pemilik Baitul Haram ini semata, Yang telah memudahkan perjalanan tersebut bagi mereka, dan hendaknya mereka tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. (Tafsir al-Mukhtashar)
Karena kenikmatan berupa kebiasaan ini, maka sebaiknya mereka menyembah Tuhan Ka’bah yang menjadikan mereka mulia di seluruh penjuru Arab dan mereka bisa hidup di samping Baitul Haram dengan aman (Tafsir al-Wajiz)
فَلْيَعْبُدُوا۟ رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِ (Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah)) Allah memberitahukan kepada mereka bahwa Dia adalah Tuhan Baitul haram, sebab mereka dahulu memiliki banyak berhala yang mereka sembah, maka Allah membedakan diri-Nya dari berhala-berhala itu. Dan dengan Baitul haram mereka menjadi mulia di hadapan orang-orang Arab lainnya. (Zubdatut Tafsir)
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
Arab-Latin: allażī aṭ'amahum min jụ'iw wa āmanahum min khaụf
Artinya: Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.
Yang memberi mereka makan dari kelaparan berat, dan memberi mereka rasa aman dari ketakutan yang besar. (Tafsir al-Muyassar)
Yang telah memberi mereka makanan untuk menghilangkan rasa lapar dan memberi mereka rasa aman dari ketakutan, dengan menanamkan di dalam hati orang-orang Arab pengagungan terhadap tanah haram dan pengagungan terhadap para penduduknya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dialah Dzat yang melapangkan rejeki mereka dan memberi makan mereka melalui dua perjalanan itu sehingga kalian terlepas dari kelaparan yang sangat berat. Mereka hidup di sana sebelum melakukan dua perjalanan itu, dan yang membuat mereka (bisa) hidup dengan aman yaitu karena tempat yang mulia itu. Sehingga bangsa Arab tidak ada yang (berani) mengganggu mereka sebagaimana Allah mengamankan mereka dari serangan kaum Habsyah yang membawa pasukan gajah (Tafsir al-Wajiz)
الَّذِىۡۤ اَطۡعَمَهُمۡ مِّنۡ جُوۡعٍ (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar) Yakni Allah memberi mereka makanan dengan perjalanan di dua musim tersebut, sehingga Allah menyelamatkan mereka dari kelaparan yang terjadi sebelum perjalanan tersebut. وَّاٰمَنَهُمۡ مِّنۡ خَوۡفٍ(dan mengamankan mereka dari ketakutan) Dahulu orang-orang Arab saling menyerang dan menawan, namun kaum Quraisy terbebas dari hal ini karena mereka tinggal di sekitar Baitul haram. Dan Allah juga telah memberi mereka keamanan dari serangan pasukan gajah. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah variasi penafsiran dari banyak mufassirun mengenai kandungan dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita semua. Support usaha kami dengan mencantumkan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #3: Surat al-Ma’un
أَرَءَيْتَ ٱلَّذِى يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ
Arab-Latin: a ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn
Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذَٰلِكَ ٱلَّذِى يَدُعُّ ٱلْيَتِيمَ
Arab-Latin: fa żālikallażī yadu''ul-yatīm
Artinya: Itulah orang yang menghardik anak yatim,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Dia adalah orang yang merhadik anak yatim, yaitu anak yang bapaknya wafat ketika ia masih kecil,dari haknya dengan keras karena hatinya memang keras. (Tafsir al-Muyassar)
Yaitu orang yang menolak anak yatim dengan keras untuk memenuhi kebutuhannya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Pendusta itu adalah orang yang menolak dan mencegah dengan keras anak yatim untuk menerima haknya, dengan kejam. Perlu diketahui bahwa bangsa Arab Jahiliyyah tidak memberi warisan kepada perempuan dan anak kecil, dan tidak mendorong dirinya, keluarganya dan orang lain untuk memberi makan orang yang membutuhkan (makan) karena kekikiran kan kerakusan mereka. (Tafsir al-Wajiz)
فَذٰلِكَ الَّذِىۡ يَدُعُّ الۡيَتِيۡمَۙ (Itulah orang yang menghardik anak yatim) Yakni jika kamu mengamati atau mencarinya, niscaya kamu akan mendapati bahwa dia adalah orang yang menolak untuk memberikan hak anak yatim dengan keras dan kejam. Dahulu orang-orang Arab pada masa jahiliyah tidak memberi warisan kepada wanita dan anak kecil. (Zubdatut Tafsir)
وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ
Arab-Latin: wa lā yaḥuḍḍu 'alā ṭa'āmil-miskīn
Artinya: dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.
Dia tidak mengajak orang lain untuk memberi makan orang yang membutuhkan yang tidak memiliki apa yang mencukupinya dan memenuhi kebutuhannya, bagaiman dia bisa memberi makannya sendiri.? (Tafsir al-Muyassar)
Dan tidak menganjurkan dirinya maupun menganjurkan orang lain untuk memberi makan kepada orang yang fakir. (Tafsir al-Mukhtashar)
Pendusta itu adalah orang yang menolak dan mencegah dengan keras anak yatim untuk menerima haknya, dengan kejam. Perlu diketahui bahwa bangsa Arab Jahiliyyah tidak memberi warisan kepada perempuan dan anak kecil, dan tidak mendorong dirinya, keluarganya dan orang lain untuk memberi makan orang yang membutuhkan (makan) karena kekikiran dan kerakusan mereka. (Tafsir al-Wajiz)
وَ لَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الۡمِسۡكِيۡنِؕ (dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin) Yakni dia tidak mendorong dirinya, keluarganya, dan orang lain untuk melakukan itu, karena mereka sangat kikir terhadap hartanya. (Zubdatut Tafsir)
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ
Arab-Latin: fa wailul lil-muṣallīn
Artinya: Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,
Maka azab berat bagi orang orang yang shalat yang lalai dari shalat mereka, Yakni tidak menegakkannya sebagaimana mestinya dan tidak menunaikannya pada waktunya. (Tafsir al-Muyassar)
Maka kehancuran dan siksa bagi orang-orang yang mendirikan salat. (Tafsir al-Mukhtashar)
Kehancuran, kehinaan dan siksa pada hari kiamat bagi orang-orang shalat yang munafik. Ibnu Mandzur dari Ibnu Abbas tentang firmanNya {Fa Wailul lil musholliin} Dia berkata: “Ayat ini diturunkan untuk orang-orang munafik yang memamerkan shalat mereka kepada orang-orang mukmin saat ada mereka, meninggalkan shalat saat tidak ada mereka, dan melarang mereka untuk melakukan pinjaman yaitu sesuatu yang dipinjam” (Tafsir al-Wajiz)
ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Arab-Latin: allażīna hum 'an ṣalātihim sāhụn
Artinya: (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,
Yaitu orang-orang yang lalai melaksanakan salatnya, tidak peduli dengannya hingga habis waktunya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Mereka adalah orang-orang yang lupa melaksanakan shalat pada waktunya dengan khusyu’ dan fokus. Mereka tidak mengharapkan pahala shalat dan tidak takut dengan hukuman karena meninggalkannya (Tafsir al-Wajiz)
ٱلَّذِينَ هُمْ يُرَآءُونَ
Arab-Latin: allażīna hum yurā`ụn
Artinya: orang-orang yang berbuat riya,
Orang-orang yang memperlihatkan amal-amal baik dalam rangka riya kepada manusia. (Tafsir al-Muyassar)
Yaitu orang-orang yang ria dengan salat dan amal perbuatannya, tidak mengikhlaskan amalnya untuk Allah semata. (Tafsir al-Mukhtashar)
Mereka adalah orang-orang yang memamerkan shalat dan ibadah-ibadah lainnya agar mendapat pujian dan sanjungan atas amal ibadah mereka saja. Mereka mencegah orang lain untuk memberikan setiap jenis pertolongan dan bantuan, seperti air, garam, guci, kapak, pot dan benda-benda lainnya. Mereka juga melarang (menunaikan) zakat (Tafsir al-Wajiz)
الَّذِيۡنَ هُمۡ يُرَآءُوۡنَۙ (orang-orang yang berbuat riya) Yakni mereka memamerkan shalat mereka kepada orang lain jika mereka shalat, atau memamerka segala amal kebaikan yang mereka kerjakan agar mendapat pujian. (Zubdatut Tafsir)
وَيَمْنَعُونَ ٱلْمَاعُونَ
Arab-Latin: wa yamna'ụnal-mā'ụn
Artinya: dan enggan (menolong dengan) barang berguna.
Dan menolak meminjamkan sesuatu yang tidak merugikan dirinya dengan meminjamkannya, seperti wadah dan lainnya. Mereka tidak baik dalam beribadah kepada tuhan mereka, dan tidak pula berbuat baik kepada makhluk Allah. (Tafsir al-Muyassar)
Dan melarang untuk menolong orang lain dengan sesuatu yang tidak menimbulkan dampak buruk apabila ditolong dengannya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beragam penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap isi dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), semoga membawa faidah untuk kita bersama. Support syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #4: Surat al-Kautsar
إِنَّآ أَعْطَيْنَٰكَ ٱلْكَوْثَرَ
Arab-Latin: innā a'ṭainākal-kauṡar
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ
Arab-Latin: fa ṣalli lirabbika wan-ḥar
Artinya: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Maka ikhlaskanlah shalatmu seluruhnya hanya untuk tuhanmu,dan sembelihlah binatang sembelihanmu untuk NYA dan hanya dengan nama NYA semata. (Tafsir al-Muyassar)
Maka tunaikan rasa syukur kepada Allah atas nikmat ini dengan melaksanakan salat dan menyembelih (qurban) untuk Allah semata, berbeda dengan ibadah yang dilakukan oleh orang-orang musyrik berupa pendekatan diri dengan menyembelih untuk patung-patung mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Sesungguhnya kami memberimu wahai Rasulallah telaga Kautsar, yaitu kebaikan yang diberikan dalam jumlah banyak di akhir nanti, di antaranya adalah telaga di surga sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Muslim dan lainnya. Maka langgengkanlah shalat yang diwajibkan dengan ikhlas hanya karena Allah dan juga shalat hari raya sebagai rasa syukur atas nikmatNya; dan kurbankanlah hewan kurbanmu untuk Allah dengan hanya menyebut namaNya sebagai pembeda dari apa yang dilakukan bangsa Arab Jahiliyyah yang shalat dan berkurban untuk selain Allah (Tafsir al-Wajiz)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ (Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu) Yakni shalat wajib lima waktu. وَانۡحَرۡ( dan berkorbanlah) Dahulu manusia mengerjakan shalat dan menyembelih kurban untuk selain Allah. Maka Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menjadikan shalat dan kurbannya hanya bagi Allah semata. Qatadah, ‘Atha, dan Ikrimah berkata: yang dimaksud adalah shalat ‘idhul adha dan menyembelih kurban setelah itu. (Zubdatut Tafsir)
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ ٱلْأَبْتَرُ
Arab-Latin: inna syāni`aka huwal-abtar
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Sesungguhnya orang yang membencimu dan membenci apa yang kamu bawa,dari hidayah dan cahaya,adalah orang yang tidak meninggalkan jejak kebaikan,terputus dari segala kebaikan. (Tafsir al-Muyassar)
Sesungguhnya orang yang benci kepadamu adalah orang yang terputus dari setiap kebaikan, yang terlupakan, yang apabila namanya disebut maka yang teringat darinya hanyalah keburukannya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Sesungguhnya pembencimu wahai Rasulallah, dia terputus dari kebaikan dunia dan akhirat, yaitu sebutan yang baik dan pujian yang indah. Akan tetapi secara lazim, mereka mendapat sebutan buruk yang selalu melekat selamanya sampai di neraka Jahanam. Adapun kamu wahai Nabi SAW, maka sebutanmu dan seruanmu yang baik akan tetap abadi sampai hari kiamat dan di akhirat. (Tafsir al-Wajiz)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penafsiran dari berbagai ahli tafsir berkaitan isi dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), semoga bermanfaat untuk kita semua. Sokonglah kemajuan kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #5: Surat Al-Kafirun
قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْكَٰفِرُونَ
Arab-Latin: qul yā ayyuhal-kāfirụn
Artinya: Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
Arab-Latin: lā a'budu mā ta'budụn
Artinya: Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Aku tidak menyebah apa yang kalian sembah, yaitu berhala-berhala dan sembahan sembahan yang palsu. (Tafsir al-Muyassar)
Aku tidak akan menyembah baik saat ini maupun yang akan datang berhala-berhala yang kalian sembah. (Tafsir al-Mukhtashar)
Aku tidak akan menyembah apa yang kalian sembah, yaitu berhala sampai besok pun. {maa} bermakna “alladzi”, yaitu Tuhan yang kalian sembah (Tafsir al-Wajiz)
لَاۤ اَعۡبُدُ مَا تَعۡبُدُوۡنَۙ (Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah) Yakni aku tidak akan melakukan apa yang kalian minta dengan menyembah berhala yang kalian sembah. Dan aku sekarang tidak menyembah tuhan-tuhan kalian. (Zubdatut Tafsir)
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
Arab-Latin: wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
Artinya: Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
Kalian juga tidak menyemabah apa yang aku sembah, yaitu Allah yang maha esa, Dia adalah tuhan alam semesta yang hanya Dia semata yang berhak di sembah. (Tafsir al-Muyassar)
Kalian pun tidak menyembah apa yang aku sembah, yaitu Allah semata. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan kalian sampai besok pun tidak akan menyembah Tuhan yang Aku sembah, Dialah Tuhan yang Maha Benar. Allah SWT disebutkan sebanyak satu kali menggunakan {man} seperti yang terdapat dalam ayat {A’amintum man fis samaaa’i} [QS Al-Mulk: 67/16] atau dengan {Maa} sebagaimana yang telah disebutkan disini, di ayat {Maa Ta’buduuna min ba’di} [QS Al-Baqarah: 2/133] dan di ayat {wa nafsin wa maa sawwaahaa} [QS Asy-Syams: 91/8]. (Tafsir al-Wajiz)
وَلَاۤ اَنۡـتُمۡ عٰبِدُوۡنَ مَاۤ اَعۡبُدُ ۚ (Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah) Dan kalian tidak menyembah Allah yang aku sembah selama kalian tetap pada kemusyrikan dan kekafiran kalian. (Zubdatut Tafsir)
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
Arab-Latin: wa lā ana 'ābidum mā 'abattum
Artinya: Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
Dan aku tidak menyembah apa yang kalian sembah, yaitu berhala-berhala dan tuhan-tuhan yang batil. (Tafsir al-Muyassar)
Dan aku tidak menyembah berhala-berhala yang kalian sembah. (Tafsir al-Mukhtashar)
Aku bukanlah penyembah sesuatu yang telah kalian sembah sebelumnya baik sekarang maupun dahulu. Aku tidak beribadah sesuai pribadatanmu yang keliru. {Maa} di sini adalah Maa Mashdariyyah, yang menjadikan kata-kata setelahnya mengandung makna Mashdar. (Tafsir al-Wajiz)
وَلَاۤ اَنَا عَابِدٌ مَّا عَبَدۡتُّمۡۙ (Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah) Yakni aku juga di masa mendatang tidak akan menyembah tuhan-tuhan yang kalian sembah. (Zubdatut Tafsir)
وَلَآ أَنتُمْ عَٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
Arab-Latin: wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
Artinya: dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
Kalian juga tidak akan pernah menyembah apa yang aku sembah,” Ayat ini turun berkaitan dengan orang orang musyrik tertentu yang Allah telah mengetahui bahwa mereka tidak akan beriman selamanya, (Tafsir al-Muyassar)
Kalian pun tidak menyembah apa yang aku sembah, yaitu Allah semata. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan kalian bukanlah penyembah Tuhanku di waktu yang sama ketika Aku menyembahNya. Kalian tidak beribadah sesuai peribadatanku yang benar. (Tafsir al-Wajiz)
وَ لَاۤ اَنۡـتُمۡ عٰبِدُوۡنَ مَاۤ اَعۡبُدُ (dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah) Yakni dan kalian di masa mendatang tidak akan menyembah Allah selama kalian tetap pada kekafiran dan penyembahan kepada berhala-berhala itu. sebab ibadah orang kafir dan musyrik tidak akan diterima. Pendapat lain mengatakan bahwa pengulangan ayat ini adalah untuk memberi penekanan untuk menghilangkan keinginan orang-orang kafir agar Rasulullah menerima permintaan mereka menyembah tuhan-tuhan mereka. (Zubdatut Tafsir)
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
Arab-Latin: lakum dīnukum wa liya dīn
Artinya: Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".
Bagi kalian agama kalian yang kalian bersikukuh mempertahankannya, dan bagiku agamaku yang aku tidak akan mencari selainnya. (Tafsir al-Muyassar)
Bagi kalian agama kalian yang telah kalian buat untuk diri kalian sendiri dan bagiku agamaku yang diturunkan Allah q kepadaku. (Tafsir al-Mukhtashar)
Bagi kalianlah agama kalian, yaitu kemusyrikan yang kalian yakini. Dan bagiku agamaku yaitu tauhid dan Islam yang Aku yakini dan tidak akan Aku ingkari. Kesimpulannya yaitu bahwa Tuhan yang kita sembah tidak sama, dan peribadatan kita juga tidak sama. Bagi kalian agama kalian dan kalian bertanggung jawab atas hal itu, dan bagiku agamaku dan aku bertanggung jawab atas hal itu. (Tafsir al-Wajiz)
لَـكُمۡ دِيۡنُكُمۡ وَلِىَ دِيۡنِ (Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku) Yakni jika kalian telah rela dengan agama kalian, maka aku juga telah rela dengan agamaku. Dan agama kemusyrikan kalian itu hanya bagi kalian dan tidak akan mempengaruhiku; begitu pula agama ketauhidanku hanya bagiku dan tidak akan sampai kepada kalian pahalanya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penjelasan dari kalangan ulama tafsir terkait isi dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #6: Surat an-Nasr
إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ
Arab-Latin: iżā jā`a naṣrullāhi wal-fat-ḥ
Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًا
Arab-Latin: wa ra`aitan-nāsa yadkhulụna fī dīnillāhi afwājā
Artinya: dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Dan kamu menyaksikan orang-orang dalam jumlah besar masuk islam secara berkelompok-kelompok. (Tafsir al-Muyassar)
Dan engkau melihat manusia masuk ke dalam agama Islam secara berbondong-bondong. (Tafsir al-Mukhtashar)
Kamu melihat manusia dari bangsa Arab dan bangsa lainnya masuk Islam secara berbondong-bondong, seperti penduduk Mekah, Thaif, Yaman, Bani Hawazin dan suku-suku Arab. (Tafsir al-Wajiz)
وَرَاَيۡتَ النَّاسَ يَدۡخُلُوۡنَ فِىۡ دِيۡنِ اللّٰهِ اَفۡوَاجًا (dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong) Setelah Rasulullah berhasil menakhlukkan kota Makkah, orang-orang Arab berkata: “Apa yang menjadikan Muhammad dapat mengalahkan penduduk Baitul haram, padahal Allah telah menolong mereka dari pasukan gajah; sungguh dia berada di atas kebenaran, dan kalian tidak akan mampu melawannya.” Kemudian banyak sekali dari mereka yang masuk Islam, setelah sebelumnya mereka hanya masuk satu persatu atau dua orang dua orang, kemudian menjadi satu kabilah masuk Islam seluruhnya. (Zubdatut Tafsir)
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا
Arab-Latin: fa sabbiḥ biḥamdi rabbika wastagfir-h, innahụ kāna tawwābā
Artinya: maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Bila semua itu terjadi, maka bersiaplah untuk bertemu dengan tuhanmu dengan meperbanyak bertasbih dengan memujinya, dan memperbanyak isthigfar kepada NYA, sesungguhnya Dia melimpahkan ampunan NYA kepada orang orang yang bertasbih dan berisighfar, Dia mengampuni mereka,menyayangi mereka dan menerima taubatan mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Maka ketahuilah bahwa hal itu adalah pertanda dekatnya akhir dari tugas yang dibebankan kepadamu, maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebagai bentuk rasa syukur kepada-Nya atas nikmat pertolongan dan kemenangan. Dan mohon ampunlah kepada-Nya, sesungguhnya Dia Maha Menerima tobat, yang menerima tobat hamba-Nya dan mengampuni mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Maka sucikanlah Allah dan shalatlah kepadaNya sebagai wujud syukur atas nikmatNya dan mintalah ampunan kepadaNya dengan merendahkan diri kepadaNya untuk dirimu dan orang-orang yang mengikutimu yaitu orang-orang mukmin. Sesungguhnya Maha Suci Allah yaitu Dzat yang Maha menerima taubat hamba-hambaNya (Tafsir al-Wajiz)
فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ (maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu) Di sini terkumpul antara tasbih karena hal menakjubkan dari Allah yang terjadi yang sebelumnya belum pernah terbesit dipikirannya maupun dipikiran orang lain; serta tasbih untuk memuji Allah atas kebesaran nikmat dari-Nya dengan pertolongan dan penakhlukan kota Makkah serta masuk Islamnya banyak kabilah dengan berbondong-bondong. وَاسۡتَغۡفِرۡهُ ؔ( dan mohonlah ampun kepada-Nya) Yakni mintalah ampunan dari Allah atas dosamu untuk merendahkan diri di hadapan-Nya dan merendahkan amalanmu. اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا(Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat) Yakni Dia menerima taubat dan merahmati orang yang memohon ampun kepada-Nya. Imam Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yang berpendapat tentang surat ini: “ini merupakan ajal Rasulullah yang Allah kabarkan kepadanya, Dia berfirman: اِذَا جَآءَ نَصۡرُ اللّٰهِ وَالۡفَتۡحُۙ (Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan) Yakni Ini merupakan tanda ajalmu. فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَاسۡتَغۡفِرۡهُ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا (maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat) (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penjabaran dari beragam ahli ilmu berkaitan kandungan dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga bermanfaat bagi ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #7: Surat Al-Lahab
تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ
Arab-Latin: tabbat yadā abī lahabiw wa tabb
Artinya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
مَآ أَغْنَىٰ عَنْهُ مَالُهُۥ وَمَا كَسَبَ
Arab-Latin: mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab
Artinya: Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Harta dan anaknya tidak berguna baginya,keduanya tidak bisa melindunginya dari azab Allah sedikit pun bila ia turun kepadanya. (Tafsir al-Muyassar)
Apa faedah harta dan anaknya baginya? Keduanya tidak bisa mencegah siksa dari dirinya dan tidak pula keduanya mampu mendatangkan rahmat terhadapnya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Apa yang dia kumpulkan berupa harta, tidak akan berguna, tidak akan bermanfaat dan tidak akan mencegahnya dari siksa Allah. Apa yang dia usahakan berupa perbuatan buruk untuk memerangi Nabi SAW itu gagal. (Tafsir al-Wajiz)
مَاۤ اَغۡنٰى عَنۡهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَؕ (Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan) Yakni harta yang dia kumpulkan dan keuntungan usahanya serta kedudukannya tidak dapat menjauhkannya dari kebinaasan dan azab Allah yang menimpanya. (Zubdatut Tafsir)
سَيَصْلَىٰ نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ
Arab-Latin: sayaṣlā nāran żāta lahab
Artinya: Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Dia akan masuk api neraka jahanam yang menyala nyala, Begitu juga istriya yang membawa duri-duri lalu meletakkannya di jalan yang dilalui oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam untuk menyakiti beliau. (Tafsir al-Muyassar)
Ia akan masuk pada hari Kiamat ke dalam Neraka yang apinya bergejolak, ia bakal merasakan panasnya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dia akan masuk ke neraka Jahanam yang menyala-nyala sangat panas. Perumpamaan “memiliki gejolak api” sesuai dengan julukan Abu Lahab. (Tafsir al-Wajiz)
سَيَصۡلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak) Yakni dia akan diazb di neraka jahannam yang bergejolak yang membakar kulitnya. (Zubdatut Tafsir)
وَٱمْرَأَتُهُۥ حَمَّالَةَ ٱلْحَطَبِ
Arab-Latin: wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab
Artinya: Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.
Dan istrinya, Ummu Jamil yang telah menyakiti Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- dengan menabur duri di jalan beliau, juga akan masuk ke dalam Neraka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Begitu juga Istrinya Ummu Jamil, yaitu saudara perempuan Abu Sufyan akan masuk neraka Jahanam bersamanya. Dia adalah wanita yang memikul batang-batang pohon berduri dan meletakkannya di jalan (yang dilewati) Rasulallah SAW untuk menyakitinya. Kata “Hammalah” I’rabnya adalah manshub oleh fiil yang dikira-kirakan, yaitu “Uriidu” (aku menghendaki) atau “Adzummu” (aku mengecam). Di lehernya terdapat tali yang terbuat dari serat yang dililitkan sangat kencang. Dia disiksa dengan itu di dalam neraka. (Tafsir al-Wajiz)
وَّامۡرَاَ تُهٗ ؕ حَمَّالَةَ الۡحَطَبِ (Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar) Begitu pula istrinya akan masuk ke neraka yang bergejolak, istrinya bernama Ummu Jamil binti Harb, yang merupakan saudara perempuan Abu Sufyan. Dia sering membawa bara api dan duri pada malam hari untuk dia letakkan di jalan yang dilalui Rasulullah. (Zubdatut Tafsir)
فِى جِيدِهَا حَبْلٌ مِّن مَّسَدٍۭ
Arab-Latin: fī jīdihā ḥablum mim masad
Artinya: Yang di lehernya ada tali dari sabut.
Dileher istrinya ada tali yang kuat dari sabut yang kasar dan keras, dia diangkat dengannya di dalam api neraka jahanam kemudian di lemparkan kebawahnya. (Tafsir al-Muyassar)
Di lehernya terdapat tali yang kuat ikatannya, menggiringnya menuju Neraka. (Tafsir al-Mukhtashar)
فِىۡ جِيۡدِهَا حَبۡلٌ مِّنۡ مَّسَدٍ (Yang di lehernya ada tali dari sabut) Makna (المسد) yakni sabut yang dipilin menjadi tali. Wanita ini dahulu memiliki kalung mewah yang terbuat dari batu-batu mulia. Ia berkata: “Demi Laata dan Uzza, aku akan menafkahkan kalung ini untuk memusuhi Muhammad.” Maka balasan baginya adalah Allah menjadikan pada hari kiamat tali itu di lehernya sebagai ganti dari kalungnya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah berbagai penjelasan dari berbagai pakar tafsir mengenai makna dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita bersama. Bantu dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #8: Surat Al-Ikhlas
قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ
Arab-Latin: qul huwallāhu aḥad
Artinya: Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa.
ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ
Arab-Latin: allāhuṣ-ṣamad
Artinya: Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Allah yang sempurna dalam sifat-sifat kemuliaan dan keutamaan serta keagungan, yang dituju oleh makhluk-makhluk dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan. (Tafsir al-Muyassar)
Dia lah Tuhan yang berada di puncak dalam hal kesempurnaan dan keindahan, Żat Yang menjadi tumpuan semua makhluk. (Tafsir al-Mukhtashar)
Allah adalah Dzat yang menguasai tujuan dari semua kebutuhan selama-lamanya. (Tafsir al-Wajiz)
اَللّٰهُ الصَّمَدُ ۚ (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu) Makna (الصمد) adalah Dzat yang diserahi untuk mengabulkan segala kebutuhan, karena hanya Dia yang mampu mengabulkannya. Ibnu Abbas mengatakan: (الصمد) yakni Tuhan yang Maha Sempurna sifat ketuhanan-Nya, Mulia yang Maha Sempurna Keagungan-Nya, Maha Pengasih yang Maha Sempurna kasih-Nya, Maha Kaya yang Maha Sempurna kekayaan-Nya, Perkasa yang Maha Sempurna keperkasaan-Nya, Mengetahui yang Maha Sempurna pengetahuan-Nya, Dialah Allah yang memiliki sifat-sifat ini yang tidak layak kecuali bagi-Nya. (Zubdatut Tafsir)
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Arab-Latin: lam yalid wa lam yụlad
Artinya: Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dia tidak punya anak,tidak juga bapak,dan tidak juga istri. (Tafsir al-Muyassar)
Yang tidak melahirkan sesuatu pun dan tidak pula dilahirkan oleh sesuatu, maka Dia -Subḥānahu- tidak mempunyai anak -Mahasuci Allah- dan tidak pula mempunyai bapak. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dia tidak melahirkan satupun (anak) dan tidak juga dilahirkan oleh siapapun, karena Dialah Dzat yang Maha Terdahulu, tidak terikat oleh waktu dan tidak diadakan. Dan Dia tidak menciptakan satupun yang menyerupai DzatNya, Sifat-sifatNya dan TindakanNya. Maka tidak ada satupun yang menyamaiNya dan menjadi sekutu bagiNya. (Tafsir al-Wajiz)
لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ (Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan) Yakni tidak pernah keluar dari-Nya seorang anak atau apapun, sebab tidak ada yang serupa dengan-Nya, dan permulaan dan akhir dari-Nya tidak mungkin berlaku bagi-Nya. sebab yang diperanakkan pasti tidak berwujud sebelum dilahirkan. Maka Allah tidak memiliki bapak untuk dinisbatkan kepada-Nya. Qatadah mengatakan: orang-orang arab yang musyrik berkata: “para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah”. Orang-orang Yahudi mengatakan: “Uzair adalah anak Allah.” Dan orang-orang Nasrani berkata: “Isa al-Masih adalah anak Allah.” Maka Allah membantah mereka dengan firman-Nya: لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَد (Zubdatut Tafsir)
وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Arab-Latin: wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya: dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
Dan Dia tidak punya tandingan dan padanan dari makhluk NYA, tidak dalam nama nama NYA,tidak dalam sifat-sifat NYA, tidak pula dalam perbuatan-perbuatan NYA, maha banyak kebaikan NYA, maha tinggi, dan maha Suci (Tafsir al-Muyassar)
Dan tidak pula ada yang menyamai-Nya dari ciptaan-Nya.” (Tafsir al-Mukhtashar)
وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia) Tidak ada yang setara atau menyerupai-Nya, dan tidak pula ada yang memiliki sifat yang sempurna seperti-Nya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah variasi penjelasan dari banyak ahli tafsir terhadap isi dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita semua. Dukung usaha kami dengan mencantumkan backlink ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #9: Surat Al-Falaq
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلْفَلَقِ
Arab-Latin: qul a'ụżu birabbil-falaq
Artinya: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
Arab-Latin: min syarri mā khalaq
Artinya: dari kejahatan makhluk-Nya,
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Dari keburukan seluruh makhluk dan gangguan mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Dari kejahatan makhluk-makhluk yang mengganggu. (Tafsir al-Mukhtashar)
Aku berlindung kepada Allah dari keburukan makhluk-makhlukNya (Tafsir al-Wajiz)
مِنۡ شَرِّ مَا خَلَقَۙ (dari kejahatan makhluk-Nya) Yakni aku berlindung kepada Allah dari segala keburukan yang datang dari setiap makhluk yang diciptakan Allah. (Zubdatut Tafsir)
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
Arab-Latin: wa min syarri gāsiqin iżā waqab
Artinya: dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
Dan dari keburukan malam yang sangat gelap apabila ia datang dan menyebar,dan yang ada padanya dari keburukan-keburukan dan gangguan-ganguan (Tafsir al-Muyassar)
Dan aku berpegang teguh kepada Allah dari kejahatan yang muncul pada malam hari, dari hewan melata maupun pencuri. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan Aku berlindung kepada Allah dari keburukan malam saat aku bertemu makhluk (jahat) dalam kegelapannya. “Al-Ghasiq” adalah malam yang kegelapannya sangat pekat. Dan kata “Waqab” artinya adalah kegelapan malam menjadi semakin pekat. Aku berlindung kepada Allah dari keburukan para tukang sihir yang merusak manusia dengan sihirnya. “An-Nafatsat” adalah bentuk jamak dari kata “An-Nafatsah”. An-Naftsu adalah tiupan ringan. ‘Uqad adalah jamak dari kata “’uqdah” yaitu sesuatu yang dijerat menggunakan tali atau semacamnya, sehingga ikatan itu terurai. Allah memerintahkan Jibril untuk membantu Rasulallah SAW, lalu dia berkata:”Dengan menyebut nama Allah, aku membantumu dari setiap hal yang menyakitimu, yaitu dari pendengki dan pengintai, dan Allah akan menyembuhkanmu”. Maka berkuranglah pengaruh sihir ini terhadap Nabi yang semata-mata terjadi di urusan dunia saja (tidak berhubungan dengan wahyu) ketika beliau dalam keadaan agak sakit. Itu menunjukan gambaran peristiwa itu. Gambaran itu terjadi ketika dalam keadaan bermimpi. (Tafsir al-Wajiz)
وَمِنۡ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ (dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita) Yakni dan aku berlindung kepada-Nya dari keburukan malam jika telah datang. Dikatakan: karena pada malam hari hewan-hewan buas keluar dari liangnya, dan orang-orang jahat mulai keluar untuk berbuat kerusakan. (Zubdatut Tafsir)
وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِى ٱلْعُقَدِ
Arab-Latin: wa min syarrin-naffāṡāti fil-'uqad
Artinya: dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,
Dan juga dari keburukan wanita-wanita penyihir yang meniup dalam simpul-simpul yang mereka jalin dengan tujuan menyihir. (Tafsir al-Muyassar)
Dan aku berpegang teguh kepada Allah dari kejatahan para penyihir yang meniup pada ikatan-ikatan tali. (Tafsir al-Mukhtashar)
وَمِنۡ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الۡعُقَدِۙ (dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul) Yakni dan aku berlindung kepada-Nya dari keburukan penyihir-penyihir wanita, sebab mereka meniup ikatan tali ketika akan melakukan sihir. (Zubdatut Tafsir)
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Arab-Latin: wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad
Artinya: dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".
Dan dari keburukan orang hasad, pembenci manusia apabila ia iri kepada mereka atas sesuatu yang Allah berikan kepada mereka, ia ingin agar nikmat-nikmat itu hilang dari mereka dan ingin menimpakan gangguan kepada mereka.” (Tafsir al-Muyassar)
Dan aku berpegang teguh kepada Allah dari kejahatan pendengki apabila ia berbuat sesuatu akibat dorongan kedengkiannya.” (Tafsir al-Mukhtashar)
Aku meminta perlindungan kepada Allah dari buruknya kedengkian, yaitu orang yang berangan-angan agar kenikmatan orang yang dia cemburui hilang. Jika kedengkiannya sudah merasuk (dalam diri) maka dia akan berusaha menghilangkan kenikmatan yang dimiliki orang yang dicemburui. Sihir, intaian, kedengkian dan hal lain yang serupa itu tidak akan bisa membahayakan DzatNya, namun atas kehendak Allah, pengaruh dari hal-hal ini hanya menyentuh bagian luar saja. (Tafsir al-Wajiz)
وَمِنۡ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ (dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki) Dengki adalah harapan agar kenikmatan yang diberikan Allah kepada seseorang dapat hilang darinya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait makna dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga menambah kebaikan untuk ummat. Dukung syi'ar kami dengan memberikan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.
Ayat Pendek #10: Surat An-Naas
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلنَّاسِ
Arab-Latin: qul a'ụżu birabbin-nās
Artinya: Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
مَلِكِ ٱلنَّاسِ
Arab-Latin: malikin-nās
Artinya: Raja manusia.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Surat Pendek
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Raja manusia yang bertindak terhadap segala urusan mereka,mahakaya,tidak membutuhkan mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Raja manusia, yang berbuat terhadap manusia sekehendak-Nya, tidak ada raja lain selain-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dzat yang Maha Merajai manusia, sebagai Raja sepenuhnya, Hakim dan Pengatur urusan-urusan mereka (Tafsir al-Wajiz)
مَلِكِ النَّاسِ (Raja manusia) Yakni Raja hakiki dan penguasa sejati. (Zubdatut Tafsir)
إِلَٰهِ ٱلنَّاسِ
Arab-Latin: ilāhin-nās
Artinya: Sembahan manusia.
Tuhan semabahan manusia yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia (Tafsir al-Muyassar)
Sesembahan mereka yang benar, tidak ada sesembahan lain yang benar bagi manusia selain Dia. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dzat yang disembah manusia dengan sebenar-benarnya, dan nama Tuhan itu hanya dikhususkan untuk Allah SWT, dan tidak ada satupun sekutu bagiNya. Ini adalah tiga sifat Allah, yaitu Rububiyyah, Malik, dan Uluhiyyah (Mendidik, Merajai dan Menjadi Tuhan) (Tafsir al-Wajiz)
إِلٰهِ النَّاسِ (Sembahan manusia) Yakni sesembahan manusia; sebab raja belum tentu menjadi sesembahan, maka Allah menjelaskan di sini bahwa hanya Dia-lah sesembahan manusia. (Zubdatut Tafsir)
مِن شَرِّ ٱلْوَسْوَاسِ ٱلْخَنَّاسِ
Arab-Latin: min syarril-waswāsil-khannās
Artinya: Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Dari gangguan setan yang berbisik saat lalai dan bersembunyi saat berdzkir kepada Allah . (Tafsir al-Muyassar)
Dari kejahatan setan yang menimpakan bisikannya kepada manusia tatkala ia lalai dari zikir kepada Allah, dan yang lari dari manusia jika ia mengingat Allah-. (Tafsir al-Mukhtashar)
Aku berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan makhluk yang selalu memberikan kegelisahan. Dia menyalurkan dalam diri manusia pesan-pesan jahat dan buruk. Makhluk yang biasa bersembunyi. Makhluk yang bersembunyi dan pergi ketika melihat sesuatu yang mencegahnya yaitu dzikrullah SWT. Makhluk yang memberikan sesuatu yang menyesatkan dan membahayakan dalam hati manusia (Tafsir al-Wajiz)
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ (Dari kejahatan (bisikan)) Yakni setan. الْخَنَّاسِ(syaitan yang biasa bersembunyi) Jika nama Allah disebut maka setan akan bersembunyi dan mengecil, namun jika tidak disebut nama Allah maka ia akan membesar dan melakukan bisikannya. (Zubdatut Tafsir)
ٱلَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ ٱلنَّاسِ
Arab-Latin: allażī yuwaswisu fī ṣudụrin-nās
Artinya: yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
Yang meniupkan keburukan dan keraguan keraguan dalam jiwa manusia. (Tafsir al-Muyassar)
Setan itu menyusupkan bisikannya ke dalam hati manusia. (Tafsir al-Mukhtashar)
الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ (yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia) Bisikannya adalah ajakannya agar diataati dengan suara tersembunyi yang disampaikan ke hati tanpa terdengar. (Zubdatut Tafsir)
مِنَ ٱلْجِنَّةِ وَٱلنَّاسِ
Arab-Latin: minal-jinnati wan-nās
Artinya: dari (golongan) jin dan manusia.
dari setan-setan jin dan manusia (Tafsir al-Muyassar)
Setan itu dari golongan jin juga dari golongan manusia. (Tafsir al-Mukhtashar)
Makhluk yang memberikan kegelisahan itu ada yang berasal dari golongan jin: mereka adalah makhluk yang tersembunyi dan tidak dapat diketahui kecuali oleh Allah SWT. Adapun Setan yang berasal dari golongan jin adalah jin yang jahat. Dia membuat gelisah hati manusia. Makhluk itu juga ada yang berasal dari golongan manusia yang selalu memberi kegelisahan dengan (menyampaikan) hal buruk. Setan yang berasal dari golongan manusia adalah orang yang memamerkan bahwa dirinya adalah penasehat, kemudian dia menyelipkan dalam perkataannya sesuatu yang buruk. Kata “min” bayaniyyah fungsinya untuk menjelaskan makhluk yang menggelisahkan itu, yaitu sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata. (Tafsir al-Wajiz)
Kemudian Allah menjelaskan bahwa yang membisikkan itu berasal dari dua jenis; jenis manusia dan jenis jin. Dia berfirman: 6. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (dari (golongan) jin dan manusia) Setan dari jenis jin membisikkan ke dada manusia, sebagaimana telah dijelaskan; sedangkan setan dari jenis manusia, maka ia membisikkan ke dada manusia dengan menampakkan diri sebagai orang yang menasehati dan mengasihinya, sehingga perkataannya dapat masuk ke dalam hati. Dikatakan bahwa Iblis juga membisikkan godaannya ke dalam dada manusia. Ibnu Abbas berkata: tidaklah seseorang dilahirkan melainkan dalam hatinya terdapat setan; jika ia berzikir kepada Allah maka setan itu akan bersembunyi, namun jika ia lalai dari zikir maka ia akan kembali membisikkan.” (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beberapa penafsiran dari kalangan ahli ilmu mengenai isi dan arti ayat surat pendek (arab, latin, artinya), moga-moga membawa manfaat untuk ummat. Support dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.