Surat Ali ‘Imran Ayat 97
فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ
Arab-Latin: Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā'a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn
Artinya: Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
« Ali 'Imran 96 ✵ Ali 'Imran 98 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Terkait Surat Ali ‘Imran Ayat 97
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 97 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan kandungan berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan kumpulan penjelasan dari beragam mufassirin terhadap kandungan surat Ali ‘Imran ayat 97, misalnya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan pada Baitullah ini terdapat bukti-bukti nyata bahwa ia dibangun oleh tangan Ibrahim dan sesungguhnya Allah telah mengagungkan dan memuliakannya. Di antaranya adalah maqam Ibrahim, yaitu batu yang Ibrahim berdiri di atasnya ketika dia dan putranya, Ismail, meninggikan fondasi-fondasi Baitullah. Siapa saja yang memasuki Baitullah ini, maka dia akan merasa aman terhadap jiwanya, tidak ada seorangpun yang berbuat buruk kepadanya. Dan sesungguhnya Allah telah mewajibkan atas orang yang mampu dari kalangan manusia di mana pun berada untuk mendatangi Baitullah ini untuk melaksanakan manasik haji. Dan barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka sungguh dia telah kafir. Dan Allah Maha kaya tidak membutuhkannya, haji dan amal perbuatannya dan juga dari seluruh makhlukNya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
97. Di rumah (Kakbah) ini terdapat tanda-tanda yang jelas mengenai kemuliaan dan keutamaannya, seperti manasik dan masyā'ir. Salah satunya ialah batu yang dijadikan tempat berdiri oleh Ibrahim ketika dia hendak meninggikan dinding Kakbah. Contoh lainnya ialah siapa yang memasukinya maka ia akan merasa aman dan tidak akan mengalami gangguan apapun. Dan manusia berkewajiban untuk berkunjung ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji karena Allah, bagi orang yang memiliki kemampuan untuk sampai ke tempat itu. Dan siapa yang mengingkari kewajiban haji, maka sungguh Allah Mahakaya, tidak butuh terhadap orang yang kafir itu dan segenap alam semesta.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
97. فِيهِ ءَايٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ (Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata)
Yakni diantaranya as-Shafa dan al-Marwah, dan seluruh masya’ir lainnya, dan juga kebinasaan orang-orang kejam yang bermaksud menyerangnya, dan lain sebagainya.
Dan diantara tanda-tanda itu adalah maqam Ibrahim.
مَّقَامُ إِبْرٰهِيمَ ۖ ((di antaranya) maqam Ibrahim)
Yakni batu besar yang dipakai Nabi Ibrahim untuk berdiri diatasnya ketika ia membangun baitulullah. Dan Allah memerintahkan kita untuk menjadikannya tempat untuk sholat. (lihat surat al-Baqarah: 125).
وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ (barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia)
Dan diantara tanda-tanda itu pula adalah orang yang memasukinya maka ia akan menjadi aman.
Yakni barangsiapa yang takut terhadap sesuatu kemudian ia memasuki baltul haram maka ia akan mendapatkan rasa aman.
Dan diwajibkan atas manusia agar tidak mengganggu orang meski orang tersebut telah menumpahkan darah atau mengambil harta orang lain sampai ia keluar dari Baitul Haram. Namun apabila ia melakukan kejahatan itu didalam Baitul Haram maka ia boleh dihukum didalamnya, sebagaimana firman Allah:
والحرمات قصاص (dan pada sesuatu yang patut dihormati, berlaku hukum qishaash)
Dan hal ini dikarenakan dialah yang pertama menodai kehormatan tanah Haram.
وَلِلَّـهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ (mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah)
Ini adalah sebagai bentuk penekanan terhadap penegakan hak tanah Haram dan pengagungan kehormatannya.
مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ (yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah)
Yakni ukuran orang yang diwajibkan untuk berhaji adalah bagi mereka yang mampu utuk melakukan perjalanan itu.
Adapun seseorang dikatakan mampu adalah yang memiliki bekal dan nafkah perjalanan untuk berhaji.
وَمَن كَفَرَ(Barangsiapa mengingkari)
Ibnu Abbas berkata: yakni barangsiapa yang kafir terhadap kewajiban haji dan tidak memandang bahwa haji adalah sebuah kebajikan dan meninggalkannya merupakan sebuah dosa.
Dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah barangsiapa yang kafir terhadap tanda-tanda yang jelas yang ada dalam ayat yang menyebutkan keutamaan-keutamaan Ka’bah.
فَإِنَّ اللهَ غَنِىٌّ عَنِ الْعٰلَمِينَ (maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam)
Karena Dia Maha Tinggi dan kekuasaan-Nya Maha Suci, Dia-lah Maha kaya yang mana segala ketaatan hamba-hamba-Nya tidak memberi manfaat sedikitpun untuk-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Perhatikanlah keutamaan-keutamaan masjid al-haram : rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, diberkahi dan petunjuk bagi manusia, Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia, dan mengerjakan haji di tempat itu adalah kewajiban manusia kepada Allah, dan siapa yang bermaksud di dalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan dirasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih, sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia, maka cobalah anda membayangkan seorang yang berhaji merasakan keutamaan-keutamaan ini dan keistimewaan-keistimewaan rumah Allah ini, apakah mereka menemukan selain manasik ditempat itu keindahan lain ?
2 ). Ketika orang-orang arab mempersekutukan Allah dengan haji dan talbiyah yang mereka kerjakan, Allah kemudian mendatangkan ayat-ayatNya tentang haji sebagai penegasan pentingnya ikhlas dalam melaksanakan haji, Allah mengatakan dalam firman-Nya dalam surah Ali-Imran : { وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ } "mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah" , dan dalam surah al-baqarah : { وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ } "Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah" [196], Allah juga berfirman dalam surah al-Hajj : { وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَنْ لَا تُشْرِكْ بِي شَيْئًا } "Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan): “Janganlah kamu memperserikatkan sesuatupun dengan Aku" [26].
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
97 Pada Ka’bah terdapat tanda-tanda yang nyata dan jelas yang menunjukkan keadungan dan kemuliaannya. Di antaranya ada maqam Ibrahim: yaitu batu yang menjadi pijakan Ibrahim ketika membangun Ka’bah, serta Hajar Aswad, bukit Shafa dan Marwah, sumur Zam-zam. Barang siapa memasuki Baitullah dengan rasa takut maka dia akan aman. Manusia berhaji di Baitullah. Barang siapa yang mengingkari tanda-tanda yang sangat jelas ini serta mengingkari kewajiban haji maka sesungguhnya Allah Maha Kaya: tidak memerlukan sesuatu apapun dari semesta alam maupun hamba-Nya. Ketaatan hamba-Nya tidak akan memberi manfaat kepada Allah, begitu juga maksiat mereka tidak akan memberi kemahdhorotan kepada Allah, manusialah yang membutuhkan Allah. Ketika ayat “barang siapa menjadikan selain Islam sebagai agama” (Ali Imran:85) turun, maka orang Yahudi berkata: Kami adalah muslim. Kemudian Nabi berkata kepada mereka: Allah telah mewajibkan ibadah Haji kepada orang muslim. Lalu mereka menjawab: Itu tidak diwajibkan untuk kami. Kemudian mereka tidak mengindahkan ibadah haji. Maka Allah menurunkan ayat “Barang siapa ingkar sesungguhnya Allah Maha Tidak Butuh atas seluruh alam.”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas} tanda-tanda yang jelas {yaitu Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya, maka dia akan aman. kewajiban manusia terhadap Allah} kewajiban Allah atas manusia {adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha kaya dari seluruh alam
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
96-97. Allah memberitakan tentang keagungan Baitul Al-Haram, bahwa itu adalah rumah yang pertama di bangun oleh Allah di bumi untuk beribadah kepadanya dan menegakan dzikr kepadaNya. Di dalamnya ada keberkahan, berbagai bentuk hidayah, berbagai macam kemaslahatan dan manfaat yang begitu besar untuk alam semesta dan keutamaan yang melimpah. Di sana juga ada tanda-tanda yang jelas yang mengingatkan kepada maqam-maqam Ibrahim al-khilal dan perpindahanya dalam melaksanakan haji dan setelahnya, mengingatkan kepada maqam-maqam penghulu para rasul dan pemimpin mereka, dan padanya ada ketenangan dimana bila seseorang memasukinya, niscaya akan merasa aman lagi tentram, serta beriman secara syariat maupun agama.
Ketika Baitulah al-haram mengandung segala kebaikan yang di sebut secara umum ini dan akan banyak perincian-perinciannya, maka Allah mewajibkan para hamba yang mukalaf yang mampu melakukan perjalanan kepdanya untuk menunaikan haji. yaitu orang-orang yang mampu sampai ke Baitulah dengan mengendarai kendaraan apa pun yang sesuai denganya dan perbekalan yang harus disiapkannya. Karena itulah Allah berfirman dengan lafadz tersebut yang memungkinkannya untuk mengendarai segala bentuk kendaraan yang modern yang akan muncul di kemudian hari.
Inilah ayat-ayat Al-Qur’an, dimana hukum-hukumya relavan untuk setiap waktu dan kondisi yang mana tanpanya suatu perkara tidak akan baik secara sempurna. Barang siapa yang tunduk patuh kepadanya dan menunaikanya, maka dia termasuk di antara orang-orang yang diberi petunjuk lagi beriman. Dan barang siapa yang ingkar terhadapnya dan tidak menuaikan haji ke Baitulah, maka dia telah keluar dari agama. ”dan barang siapa yang mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 96-97
Allah SWT memberitahukan bahwa rumah pertama yang dibangun untuk manusia, yaitu untuk semua manusia dalam ibadah dan ritual mereka, yang mereka thawaf di sekelilingnya, shalat dengan menghadapnya, serta beri’tikaf di sisinya (ialah Baitullah yang di Bakkah) yaitu Ka'bah yang dibangun oleh nabi Ibrahim, yang diyakini oleh kedua agama, yakni Nasrani dan Yahudi, pada agama dan metodenya. Mereka tidak pergi haji ke rumah yang dibangun melalui perintah Allah dalam hal itu. Dia memanggil manusia untuk pergi haji ke rumah ini. Oleh karena itu, Allah SWT berfirman, (yang diberkahi) diletakkan dengan diberkahi (dan menjadi petunjuk bagi alam semesta). Diriwayatkan dari Abu Dzar,dia berkata, "Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, masjid mana yang pertama kali didirikan di muka bumi?” Beliau menjawab, “Masjidil Haram.” Aku bertanya lagi, “Kemudian yang mana?” Beliau menjawab, “Masjidil Aqsa.” Aku bertanya lagi, “Berapa lama jarak antara keduanya?” Beliau menjawab, “Empat puluh tahun.” Aku berkata, “Lalu apa yang setelahnya?” Beliau bersabda, “Kemana pun kamu berada saat waktu shalat tiba, maka shalatlah di sana, karena seluruh tempat adalah masjid".
Firman Allah (ialah Baitullah yang di Bakkah) Bakkah adalah salah satu nama Makkah yang terkenal. Dikatakan bahwa dinamakan demikian karena tempat ini menghancurkan perbuatan kezaliman dan penindasan, yaitu orang-orang yang melakukan kezaliman tunduk dan berserah di sini. Dikatakan karena orang-orang berkerumun di sini, seperti orang-orang berkerumun Qatadah berkata,”Allah telah membuat berkerumun semua manusia di tempat ini, sehingga wanita bisa shalat di depan laki-laki, dan ini tidak diperbolehkan di tempat lain. Demikian juga yang dinyatakan oleh Mujahid, 'Ikrimah, Sa'id bin Jubair, 'Amr bin Syu'aib, dan Muqatil bin Hayyan.
Firman Allah, (Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata) yaitu bukti-bukti nyata bahwa ini adalah bangunan nabi Ibrahim. Allah telah mengagungkan dan memuliakannya. Kemudian Allah berfirman, (maqam Ibrahim) yaitu merujuk pada tempat yang digunakan untuk meninggikan bangunan itu dan digunakan sebagai bantuan untuk meniggikan pondasi bangunan dan dindingnya. Dia berdiri di atasnya dan memberikan bahan bangunan kepada nabi Isma'il. Tempat ini melekat pada dinding Baitullah hingga masa kepemimpinan Umar bin Khattab, di mana dinding ini diperluas ke arah timur untuk memungkinkan orang-orang yang thawaf, tanpa mengganggu orang yang sedang shalat di sisinya setelah melakukan thawaf. Karena Allah SWT memerintahkan kita untuk melaksanakan shalat di tempat ini dimana Dia berfirman, (Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat) (Surah Al-Baqarah: 125).
Mujahid berkata, “Jejak kaki nabi Ibrahim di tempat ini adalah bukti yang nyata.” Demikian juga dikatakan oleh Umar bin Abdul Aziz, Al-Hasan, Qatadah, Sufyan Ats-Tsawri, Muqatil bin Hayyan, dan yang lainnya. Abu Thalib dalam syairnya berkata:
"Dan tempat berdiri Ibrahim di atas batu yang lembab, Dengan kedua kakinya yang telanjang tanpa alas kaki"
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah, (maqam Ibrahim) dia berkata bahwa seluruh tanah Haram adalah tempat maqam Ibrahim.
Firman Allah (barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia) yaitu wilayah haram Makkah, ketika seseorang yang takut memasukinya, dia akan aman dari segala bahaya. Hal ini juga berlaku pada zaman Jahiliyah, sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan Al-Bashri dan yang lainnya,”Pada masa itu, jika seseorang melakukan pembunuhan, dia akan menggantungkan sehelai bulu di lehernya dan memasuki tanah Haram. Kemudian, jika keluarga yang dibunuh menemui dia di dalam tanah Haram, mereka tidak akan menyentuhnya sampai dia keluar dari sana.
Allah SWT berfirman: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya…..) (Surah Al-Ankabut: 67). Allah juga berfirman: (Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah) (3) Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (4)) (Surah Quraisy) sehingga yang termasuk dalam larangannya itu adalah larangan berburu di sekitarnya, memburu burung, menebang pohon-pohonnya, dan mencabut rumput-rumputnya. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits dan riwayat tentang hal itu dari sejumlah sahabat secara marfu’ dan mauquf. Dalam hadits shahih Bukhari Muslim, (sacara lafazh dari Muslim) dari Ibnu Abbas, dia berkata: "Rasulullah SAW bersabda pada saat fathu Makkah: “Tidak ada hijrah, tetapi jihad dan niat. Jika kalian dipanggil, maka berangkatlah." Beliau juga bersabda pada saat fathu Makkah: “Sesungguhnya kota ini telah diharamkan oleh Allah pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Maka, kota ini akan tetap diharamkan sampai hari kiamat dimana tidak boleh memasang duri di sana, tidak boleh berburu di sana, tidak boleh menemukan suatu barang temuan kecuali harus dikembalikan kepada yang mengenalnya dan tidak boleh menebang pohonnya”. Abbas berkata: “Kecuali rumput ilalang, wahai Rasulullah, karena sangat bermanfaat bagi manusia” Rasulullah SAW bersabda:”Ya, kecuali rumput idzkhir”
Firman Allah: (mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah) Ini adalah ayat yang menunjukkan kewajiban ibadah haji menurut pendapat mayoritas ulama. Dikatakan bahwa kewajiban itu dalam firman Allah: (Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah.) [Surah Al-Baqarah: 196], dan yang pertama lebih kuat. Telah disebutkan dalam beberapa hadits bahwa haji adalah salah satu rukun Islam, benteng, dan pondasinya. Seluruh umat Islam sepakat tentang hal ini, bahwa kewajiban haji hanya berlaku satu kali dalam hidup bagi seseorang, seperti yang telah dinash dan ijma'.
Adapun kemampuan itu dibagi menjadi beberapa bagian: terkadang seseorang mampu melakukan perjalanan sendiri, dan kadang-kadang melalui orang lain, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab hukum.
Firman Allah SWT: (Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam) Ibnu Abbas, Mujahid, dan beberapa ulama lainnya mengatakan: "Siapa saja yang menolak kewajiban haji, maka dia telah ingkar, dan Allah Maha tidak memerlukan sesuatu dari semua makhluk"
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 97: Di situ ada tanda-tanda yang nyata, (yaitu) tempat berdiri Ibrahim) dan barangsiapa masuk ke dalamnya, amanlah ia dan karena Allah, (wajib) atas manusia pergi ke rumah itu, (ya'ni) siapa yang berdaya ke sana; dan barang. siapa kufur, maka sesungguhnya Allah itu Terkaya daripada makhluk-makhluk.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maqam Ibrahim Ialah tempat Nabi Ibrahim 'alaihis salam berdiri membangun Ka'bah, yaitu Hijr. Sebelumnya, hijr tersebut menempel dengan dinding Ka'bah, namun pada zaman Umar radhiyallahu 'anhu, diletakkan di tempat yang ada sekarang. Ada yang mengatakan, bahwa tanda yang terdapat di sana adalah bekas injakan kedua kaki Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang membekas di batu, dan hal itu masih terlihat sampai di masa-masa pertama umat Islam. Ada pula yang mengatakan, bahwa tanda di dalamnya adalah apa yang Allah tanamkan ke dalam hati manusia berupa rasa ta'zhim (penghormatan) kepada Baitullah. Ada pula yang berpendapat, bahwa yang dimaksud maqam Ibrahim di sini adalah maqam-maqam (posisi-posisi) Beliau di semua tempat manasik, sehingga termasuk di dalamnya semua bagian haji, di mana masing-masingnya terdapat tanda yang jelas seperti thawaf, sa'i dan tempatnya, wuquf di 'Arafah dan Muzdalifah, melempar jamrah dan syi'ar-syi'ar lainnya. Sedangkan maksud tanda di sana adalah apa yang Allah tanamkan dalam hati manusia berupa rasa hormat dan ta'zhim kepadanya, mereka rela mengorbankan jiwa dan harta untuk dapat sampai ke sana serta siap memikul beban-beban perat untuknya, di samping itu di dalamnya juga terdapat rahasia dan makna yang tinggi. Bahkan dalam pekerjaan haji pun terdapat hikmah dan maslahat yang sangat banyak.
Termasuk tanda yang jelas juga adalah bahwa orang yang memasukinya akan aman baik secara syara' maupun taqdir. Secara syara' adalah, bahwa Allah memerintahkan rasul-Nya untuk menghormatinya dan mengamankan orang yang memasukinya serta tidak boleh diserang, bahkan sampai mengena pula kepada hewan buruannya, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan. Sebagian ulama ada yang berpendapat berdasarkan ayat ini, bahwa barang siapa yang melakukan tindak pidana di luar tanah haram, lalu ia berlindung ke baitullah, maka ia akan aman dan tidak ditegakkan had sampai ia keluar daripadanya. Adapun aman secara taqdir adalah, bahwa Allah Subhaanahu wa Ta'aala dengan taqdir-Nya menetapkan dalam diri manusia, termasuk orang-orang kafir dan musyrik untuk menghormatinya. Lebih dari itu, orang yang berniat jahat terhadap Baitullah, Allah memberikan hukuman segera kepadanya sebagaimana yang terjadi pada As-habul Fiil (tentara bergajah yang hendak menghancurkan ka'bah).
Sebelum menyebutkan kewajiban haji, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan kelebihan-kelebihan Baitullah yang menjadikan hati manusia berkeinginan untuk pergi ke sana, kelebihan itu adalah:
Pertama, sebagai rumah ibadah pertama di dunia.
Kedua, mendapatkan keberkahan, di mana tidak ada rumah yang paling banyak berkahnya dan paling banyak manfaatnya bagi manusia dibanding Baitullah.
Ketiga, sebagai petunjuk bagi manusia
Keempat, terdapat tanda-tanda.
Kelima, orang yang memasukinya akan aman.
Kalau pun kelebihan di atas tidak disebutkan, tetapi hanya cukup dengan penyandaran kepada-Nya, yakni sebagai "rumah-Nya", maka hal itu pun sudah cukup.
Yaitu: orang yang sanggup mendapatkan perbekalan, alat-alat pengangkutan, sehat jasmani dan perjalanan pun aman serta kleluarga yang ditinggalkannya terjamin kehidupannya.
Allah Maha Kaya, tidak memerlukan manusia, jin, malaikat dan ibadah mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 97
Di sana, di masjidilharam, terdapat tanda-tanda yang jelas tentang keutamaan dan kemuliaannya diantaranya maqam ibrahim, yaitu bekas telapak kaki nabi ibrahim tempat beliau berdiri waktu membangun kakbah; hajar aswad, hijir ismail dan yang lainnya (lihat: surah albaqarah/2: 125). Barang siapa memasukinya, menjadi amanlah dia dari gangguan-gangguan. Dan di antara kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke baitullah, yaitu bagi orang-orang islam yang sudah akil balig yang mampu mengadakan perjalanan ke sana, mempunyai bekal yang cukup untuk dirinya dan keluarga yang ditinggalkan, kemampuan fisik, ada sarana pengangkutan dan aman dalam perjalanan. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka dia adalah kafir, karena tidak percaya pada ajaran islam. Ketahuilah bahwa Allah mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) apapun dari seluruh alam, baik yang taat dan menjalankan ibadah haji, yang durhaka, maupun yang kafir. Setelah jelas dalil dan penjelasan yang diberikan kepada ahli kitab atas kebohongan mereka, tetapi mereka tetap ingkar, maka Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad, katakanlah wahai ahli kitab! mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, mendustakan Al-Qur'an dan mengingkari kerasulanku, padahal Allah maha menyaksikan apa yang kamu kerjakan' tidak ada kedustaan dan perbuatan kalian yang samar bagi Allah walaupun kalian berusaha menyembunyikannya. Dia akan membalas keburukan perbuatan kalian kelak di hari kiamat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian variasi penafsiran dari kalangan pakar tafsir mengenai makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 97 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi ummat. Dukung kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.