Surat Quraisy Ayat 2
إِۦلَٰفِهِمْ رِحْلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيْفِ
Arab-Latin: īlāfihim riḥlatasy-syitā`i waṣ-ṣaīf
Artinya: (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Mengenai Surat Quraisy Ayat 2
Paragraf di atas merupakan Surat Quraisy Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah menarik dari ayat ini. Tersedia beberapa penjelasan dari kalangan pakar tafsir terkait makna surat Quraisy ayat 2, antara lain seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-2. Takjublah kepada kebiasaan dan keamanan orang orang quraisy, stabilnya kemaslahatan mereka, Dan teraturnya perjalanan dagang mereka di musim dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam dengan lancar dan mudah, untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
2. Yaitu melakukan perjalanan pada musim dingin ke Yaman dan perjalanan pada musim panas ke negeri Syam dengan aman.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
2. اٖلٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيۡفِۚ ((yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas)
Pada musim dingin mereka pergi ke Yaman karena ia merupakan negeri yang panas, dan pada musim panas mereka pergi ke Syam karena ia merupakan negeri yang dingin. Dan kaum Quraisy hidup dengan berdagang. Kalaulah mereka tidak bepergian pada dua musim ini niscaya mereka tidak akan mampu bertahan, dan kalaulah bukan karena keamanan yang mereka dapatkan karena tinggal di sekitar Ka’bah niscaya mereka tidak akan mampu bekerja.
Makna ayat ini adalah Allah menjadikan mereka menyukai bepergian di dua musim itu, oleh sebab itu hendaklah mereka mengesakan Allah dalam ibadah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
2. Kebiasaan mereka adalah (bisa) berpergian dengan aman dan tenang pada musim dingin menuju Yaman, karena di sana merupakan negeri yang panas, dan pada musim panas menuju Syam, karena di sana merupakan negeri yang dingin. Perjalanan mereka untuk melakukan perdagangan yang (akhirnya) membuat mereka memiliki kekuasaan dan kemasyhuran di kalangan suku-suku lain. Kata “Iilaf” disini merupakan badal (pengganti) dari kata “iilaf” pada ayat pertama. Kata “iilaf” ini diletakkan di permulaan untuk memikat dan untuk menghubungkannya dengan kata “iilaf” di ayat pertama.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{kebiasaan mereka} kebiasaan mereka {bepergian pada musim dingin} menuju Yaman {dan musim panas} perjalanan pada musim panas menuju Syam
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-4. Banyak ulama tafsir yang menyatakan bahwa huruf jar dan majrur dalam ayat ini berkaitan dengan surat sebelumnya. Yakni, Kami (Allah) memperlakukan tentara bergajah itu adalah demi kaum Quraisy, demi keamanan, tegaknya maslahat mereka, dan untuk keteraturan perjalanan mereka di musim dingin ke Yaman dan di musim panas ke Syam untuk berdagang dan mencari rizki. Karena itu Allah membinasakan siapa pun yang berniat jahat pada mereka. Allah mengagungkan perihal tanah haram dan penduduknya di hati bangsa Arab agar mereka menghormati kaum Quiraisy dan agar mereka tidak mengganggu kaum Quraisy kemana pun ketika ingin bepergian. Karena itu Allah memerintahkan kaum Quraisy bersukur seraya berfirman, “Maka hendaklah mereka menyembah Rabb Pemilik rumah ini (Ka’bah),” yakni, hendaklah mereka mengesakanNYa dan memurnikan ibadah hanya untukNya. “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” Hal itu karena kenikmatan rizki dan rasa aman merupakan salah satu nikmat duniawi terbesar yang mengharuskan untuk disyukuri.
Segala puji dan syukur hanya untukMu, ya Allah, atas segala nikmat lahir dan batin yang Engkau limpahkan.
Allah mengkhususkan penyebutan rububiyah pada Ka’bah karena keutamaan dan kemuliaannya, karena pada hakikatnya Dia adalah Rabb segala sesuatu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-4
Surah ini dalam Mushaf imam, terpisah dari surah yang sebelumnya, mereka menuliskannya di antara keduanya baris pemisah, kalimah “Bismillahirrahmanirrahim” sekalipun mempunyai kaitan yang dengan surah sebelumnya. Sebagaimana dijelaskan Muhammad bin Ishaq dan Abdurrahman bin Zaid bin Aslam, karena makna yang dimaksud adalah Kami menahan pasukan bergajah dari Makkah dan Kami binasakan para pemiliknya, (demi kebiasaan orang-orang Quraisy (1)) yaitu untuk memelihara kebiasaan dan terhimpunnya mereka di negerinya dalam keadaan aman.
Dikatakan bahwa makna yang dimaksud adalah tradisi mereka dalam melakukan perjalanan di musim dingin ke negeri Yaman dan di musim panas ke negeri Syam untuk berniaga dan lainnya. Kemudian mereka kembali ke negerinya dalam keadaan di perjalanan mereka. Demikian itu karena kehormatan mereka di antara manusa, mengingat mereka adalah penduduk kota suci Allah. Maka siapa yang mengenal mereka, maka menghormati mereka. Bahkan barang siapa yang dipilih oleh mereka untuk menjadi teman perjalanan mereka, maka dia ikut aman bersama mereka. Demikianlah keadaan mereka dalam perjalanan mereka di musim dingin dan musim panas. Adapun keadaan mereka jika menetap di kota mereka, maka sebagaimana Allah berfirman: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedangkan manusia sekitarnya rampok-merampok) (Surah Al-'Ankabut: 67) Oleh karena itu Allah berfirman: (Karena kebiasaan orang-orang Quraisy (1) yaitu kebiasaan mereka) menjadi badal dan tafsir dari yang pertama, Oleh karena itu Allah berfirman: ((yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas (2))
Ibnu Jarir berkata bahwa yang benar adalah bahwa huruf “lam” ini adalah “lam ta'ajjub”, seakan-akan disebutkan bahwa kagumlah kepada kebiasaan orang-orang Quraisy dan nikmatKu atas mereka dalam hal itu. Ibnu Jarir berkata bahwa menurut kesepakatan orang-orang muslim, kedua surah ini merupakan surah yang terpisah dan berdiri sendiri.
Kemudian Allah SWT membimbing mereka untuk bersyukur atas semua nikmat yang agung ini, jadi Dia berfirman: (Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah) (3)) yaitu hendaknya mereka mengesakanNya dalam beribadah, sebagaimana Dia telah menjadikan bagi mereka kota yang suci, aman, dan Baitullah yang disucikan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nyalah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (91)) (Surah An-Naml)
Firman Allah: (Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar) yaitu Dia adalah Tuhan Pemilik Baitullah, Dialah yang memberi mereka makan agar tidak lapar (dan mengamankan mereka dari ketakutan) yaitu Allah memberikan keamanan dan kemurahan kepada mereka, maka hendaknya mereka mengesakanNya dalam beribadah, tidak ada sekutu bagiNya. Dan janganlah mereka menyembahNya dengan yang lainNya, baik berhala, tandingan atau tandingan. Oleh karena itu barangsiapa yang memenuhi perintah ini, maka Allah menghimpunkan baginya keamanan di dunia dan akhirat; dan barangsiapa yang durhaka kepadaNya, maka Allah SWT mencabut keduanya dari dia. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya dengan melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat (112) Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim (113)) (Surah An-Nahl)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
Salah satu kebiasaan suku quraisy adalah melakukan perjalanan pada dua musim, yaitu musim dingin dan musim panas, mereka melakukan perjalanan untuk berdagang, mereka membawa barang dari tempat-tempat tujuan mereka untuk di bawa masuk ke kota makkah, karena pada saat itu kota Makkah tidak menyimpan barang-barang berharga yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, suku quraisya memiliki kebiasan melakukan perjalanan kedua kota yang berbeda :
Perjalanan pada musim dingin menuju Yaman, karena ditempat itu mereka mendapatkan hawa yang cukup hangat.
Dan perjalanan musim panas menuju Kota Syam, karena di wilayah itu cuaca yang cukup sejuk dan adem.
Perjalanan mereka terus dalam keadaan aman, dan ada hambatan yang menghalangi mereka, seperti permapok dan begal, perjalanan mereka lakukan untuk kepentingan baitul haram, dan juga : ini merupakan permulaan dari diutusnya Rasulullah ﷺ sebagai pembawa risalah untuk rumah yang mulia ini.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
1-2. Surat ini memiliki kaitan dengan surat sebelumnya. Surat sebelumnya mengandung penjelasan tentang karunia Allah 'Azza Wa Jalla kepada penduduk Mekah, dengan kejadian yang Allah perbuat kepada pesukan gajah yang pergi ke Mekkah dalam rangka menghancurkan ka'bah. Dalam surat ini Allah menjelaskan nikmat besar lain kepada penduduk Mekkah (Suku Quraisy) yaitu kebiasaan (bepergian) mereka dalam setahun dua kali, yaitu sekali pada musim panas, dan sekali pada musim dingin.
لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ (1) إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ "106:1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas." Al-Iilaaf bermakna mengumpulkan dan menyatukan, yang dimaksud disini adalah berdagang yang mereka lakukan sekali pada musim semi, sekali di musim panas. Pada musim dingin mereka pergi ke negeri yang untuk memperolah hasil pertanian, karena udaranya cocok. Sedangkan pada musim pana mereka pergi ke arah Syam karena kebanyakan perdagangan buah-buahan dan lainya ada pada waktu ini, pada musim panas disamping juga cocoknya udara yang dingin. Ini adalah kenikmatan dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala kepada Quraisy, pada dua perjalanan tersebut, karena darinya mereka memperolah manfaat yang banyak dan penghasilan yang besar dari perdagangan tersebut.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Quraisy ayat 2: 1-2. Allah mengabarkan bahwa perbuatan (Allah) yang diperbuatan kepada pasukan bergajah karena sebab Quraisy dan keamanan mereka; Dan karena sebab kebiasaan rihlah mereka; Dimana Quraisy kebiasaannya rihlah di musim panas menuju Syam dan musim dingin menuju Yaman. Dan rihlah keduanya ini dengan tujuan mencari barang dagangan, karena Arab pada waktu itu hidup dengan tanpa merasakan aman, dimana yang kuat dari mereka akan menindas yang lemah. Adapun penduduk Mekkah pada waktu itu adalah berdagang di dua tempat rihlah tersebut, mereka tidak pernah bertemu dengan perampok dan pembegal di dua tempat tadi. Karena mereka adalah penjaga baitullah, maka setiap orang arab mereka memuliakannya, sebab mereka mengetahui bahwa Quraisy akan membalasnya ketika manusia berhaji, seandainya memperlakukan keburukan kepada mereka (Quraisy).
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Orang Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Quraisy Ayat 2
Yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin ke yaman dan musim panas ke syam untuk berniaga guna memenuhi kebutuhan hidup mereka di mekah untuk berkhidmat merawat kakbah dan melayani para peziarah, suatu hal yang menjadi kebanggan mereka atas kabilah-kabilah lain. 3. Mereka pergi berniaga tiap tahun dengan aman dan sentosa. Oleh karena itu maka hendaklah mereka menyembah tuhan pemilik rumah ini, yaitu kakbah, dengan pengabdian yang hakiki dan tidak mempersekutukan-Nya, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah mereka terima.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beraneka penjabaran dari berbagai ulama terhadap makna dan arti surat Quraisy ayat 2 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita bersama. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.