Ayat Sajdah (Sajadah)
Di dalam al-Qur’an ada lima belas (15) ayat yang kita disunnahkan untuk bersujud saat membacanya. Kelima belas ayat tersebut dikenal dengan ayat-ayat sajdah. Ya, sajdah, bukan sajadah. Seringkali masyarakat kita tertukar menyebutnya sebagai ayat sajadah, padahal yang benar adalah ayat sajdah. Sekali lagi, yang benar adalah ayat sajdah, bukan sajadah.
Lalu, apa saja ayat-ayat sajdah tersebut? (Bukan sajadah). Berikut list dari kelima belas ayat sajdah yang perlu kita ketahui.
- Ayat ke-206 dari Surah Al-A’raf
- Ayat ke-15 dari Surah Ar-Ra’d
- Ayat ke-50 dari Surah An-Nahl
- Ayat ke-109 dari Surah Al-Isra’
- Ayat ke-58 dari Surah Maryam
- Ayat ke-18 dari Surah Al-Hajj
- Ayat ke-77 dari Surah Al-Hajj
- Ayat ke-60 dari Surah Al-Furqan
- Ayat ke-26 dari Surah An-Naml
- Ayat ke-15 dari Surah As-Sajdah
- Ayat ke-38 dari Surah Fussilat
- Ayat ke-62 dari Surah An-Najm
- Ayat ke-21 dari Surah Al-Insyiqaq
- Ayat ke-19 dari Surah Al-‘Alaq
- Ayat ke-24 dari Surah Sad
Penjelasan Ayat-ayat Sajdah (Sajadah)
إِنَّ ٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ لَا يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِهِۦ وَيُسَبِّحُونَهُۥ وَلَهُۥ يَسْجُدُونَ ۩
Arab-Latin: innallażīna 'inda rabbika lā yastakbirụna 'an 'ibādatihī wa yusabbiḥụnahụ wa lahụ yasjudụn
Artinya: Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.
وَلِلَّهِ يَسْجُدُ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَظِلَٰلُهُم بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ ۩
Arab-Latin: wa lillāhi yasjudu man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau'aw wa kar-haw wa ẓilāluhum bil-guduwwi wal-āṣāl
Artinya: Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Sajdah (Sajadah)
Diketemukan beberapa penjelasan dari beragam ahli tafsir terkait makna ayat sajdah (sajadah), antara lain seperti tertera:
Dan kepada Allah semata bersujudnya dalam keadaan tunduk dan patuh setiap yang ada di langit dan dibumi. Maka orang-orang mukmin itu tunduk kepadaNya dengan suka rela, sedang orang-orang kafir tunduk dengan dipaksa, sebab mereka menyombongkan diri, enggan untuk beribadah kepadaNya. Adapaun keadaan dan fitrah mereka justru mendustakan mereka terkait hal tersebut. Begitu juga bayang-bayang makhluk-makhluk tunduk kepada keagunganNya, bergerak dengan iradahNya di permulaan siang dan penutup hari. (Tafsir al-Muyassar)
Hanya kepada Allah semata seluruh apa yang ada di langit dan di bumi tunduk dengan bersujud, orang Mukmin dan orang kafir dalam hal ini adalah sama, hanya saja orang Mukmin tunduk dan sujud kepada Allah dengan suka rela, sementara orang kafir tunduk karena terpaksa. Fitrah orang mukmin membisikinya untuk tunduk kepada-Nya secara suka rela. Hanya kepada-Nya semua bayangan makhluk tunduk di pagi dan petang hari. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan hanya kepada Allahlah seluruh yang ada di langit dan bumi itu tunduk karena taat, yaitu orang-orang yang beriman pada waktu senang dan susah, atau karena terpaksa, yaitu orang-orang kufur pada saat menderita dan susah. Sel-sel mereka juga tunduk mengikuti tunduknya pemiliknya di permulaan siang dan waktu setelah ashar sampai maghrib. Dua waktu ini lebih baik dipenuhi dengan dzikir karena bertambahnya bayang-bayang yang tampak pada saat itu. (Tafsir al-Wajiz)
وَ ِللهِ يَسْجُدُ مَن فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ (Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi) Yang dimaksud dengan sujud disini adalah ketaatan kepada perintah dan aturan-Nya dalam diri makhluk-makhluk tersebut seperti kesehatan dan penyakit, hidup dan mati, dan kaya dan miskin. طَوْعًا وَكَرْهًا(baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa) Orang-orang kafir patuh kepada aturan Allah dengan terpaksa, sedangkan orang-orang beriman patuh dengan penuh kerelaan sehingga mereka menyembah Allah sebagaimana yang Dia perintahkan. وَظِلٰلُهُمْ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ((dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari) Yakni bayangan manusia yang selalu mengikutinya, ikut bersujud dengan perintah Allah. Allah menyebutkan waktu pagi dan petang karena di waktu tersebut bayangan tampak lebih jelas. (Zubdatut Tafsir)
يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ۩
Arab-Latin: yakhāfụna rabbahum min fauqihim wa yaf'alụna mā yu`marụn
Artinya: Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).
Malaikat-malaikat takut kepada tuhan mereka yang berada di atas mereka dengan Dzat, kekuasaan, dan kesempurnaan sifat-sifatNya, dan mereka mengerjakan perintah yang ditunjukan kepada mereka untuk taat kepadaNya. Di dalam ayat ini terkandung penetapan sifat ‘uluw(Allah mahatinggi) dan fauqiyyah(berada di atas makhlukNya) bagi Allah diatas seluruh makhlukNya sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya. (Tafsir al-Muyassar)
Para Malaikat, di samping mereka senantiasa beribadah dan taat kepada Allah, mereka juga takut kepada Rabb mereka yang ada di atas mereka dengan Zat, kekuasaan dan kekuatan-Nya, para Malaikat itu melakukan apa yang Rabb mereka perintahkan, yaitu menaati-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Para malaikat takut kepada Tuhan mereka yang memiliki kewenangan dan kuasa tinggi atas mereka. Mereka menaati Allah atas segala yang diperintahkan kepada mereka (Tafsir al-Wajiz)
يَخَافُونَ رَبَّهُم مِّن فَوْقِهِمْ (Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka) Yakni mereka takut dari Allah yang ada di atas mereka. وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ(dan melaksanakan apa yang diperintahkan) Yakni para malaikat atau seluruh yang disebutkan tadi taat kepada Allah. (Zubdatut Tafsir)
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا ۩
Arab-Latin: wa yakhirrụna lil-ażqāni yabkụna wa yazīduhum khusyụ'ā
Artinya: Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
Dan mereka menyungkur bersujud dengan wajah-wajah mereka, menangis lantaran tersentuh dengan nasihat-nasihat al-qur’an dan mendengar al-qur’an serta nasihat-nasihatnya semakin menambah ketundukan bagi mereka terhadap perintah Allah dan keagungan kuasaNya. (Tafsir al-Muyassar)
Dan mereka menyungkurkan wajah bersujud kepada Allah sembari menangis dalam keadaan khusyuk, dan pendengaran bacaan Al-Qur`ān serta pemahaman mereka terhadap makna kandungannya semakin membuat mereka tunduk dan takut kepada Allah. (Tafsir al-Mukhtashar)
Mereka menyungkurkan wajah mereka sambil menangis karena takut kepada Allah dan mereka bertambah khusyu´ dalam mendengarkan Alquran. Ayat ini diulang sebagai penekakan tentang manfaat Alquran kepada orang mukmin (Tafsir al-Wajiz)
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ (Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis) Allah mengulangi penyebutan kalimat “menyungkur atas muka mereka sambil menangis” karena al-Qur’an sangat berpengaruh bagi hati mereka dan menambah kekhusyu’an mereka. وَيَزِيدُهُمْ (dan mereka bertambah) Yakni dengan mendengar bacaan al-Qur’an. خُشُوعًا (kekhusyu’annya) Yakni kelembutan hati dan mata yang berkaca-kaca. (Zubdatut Tafsir)
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ مِن ذُرِّيَّةِ ءَادَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرَٰهِيمَ وَإِسْرَٰٓءِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَٱجْتَبَيْنَآ ۚ إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُ ٱلرَّحْمَٰنِ خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَبُكِيًّا ۩
Arab-Latin: ulā`ikallażīna an'amallāhu 'alaihim minan-nabiyyīna min żurriyyati ādama wa mim man ḥamalnā ma'a nụḥiw wa min żurriyyati ibrāhīma wa isrā`īla wa mim man hadainā wajtabainā, iżā tutlā 'alaihim āyātur-raḥmāni kharrụ sujjadaw wa bukiyyā
Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
Orang-orang yang telah Kami beritahukan kisah mereka kepadamu, wahai rasul, mereka itulah orang-orang yang telah dianugerahi Allah karunia dan taufik. Dia menjadikan mereka sebagai para nabi dari keturunan Adam dan dari keturunan orang-orang yang telah kami angkut bersama Nuh di dalam kapal, dan dari keturunan ibrahim, dari keturunan ya’qub, dan dari orang-orang yang telah Kami beri hidayah bagi mereka untuk beriman dan Kami pilih untuk mengemban risalah dan kenabian; mereka itu bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat tuhan yang maha pengasih yang memuat ajakan mentauhidkanNya dan hujjah-hujjahnya, mereka menyungkur bersujud kepada Allah dengan penuh ketundukan dan kerendahan. dan mereka menangis karena takut kepada Allah . (Tafsir al-Muyassar)
Mereka semua yang disebutkan dalam surah ini, mulai dari Zakariya hingga Idris -'alaihimassalām- merupakan orang-orang yang telah diberikan nikmat oleh Allah dengan derajat kenabian dari kalangan anak keturunan Adam -'alaihimassalām-, dari anak keturunan orang-orang yang Kami bawa dalam kapal bersama Nuh -'alaihissalām-, dan dari anak keturunan Ibrahim, dan Ya'qūb -'alaihimassalām-. Dan mereka merupakan orang-orang yang telah Kami berikan petunjuk kepada Islam. Kami telah memilih dan mengangkat mereka menjadi nabi. Jika mereka mendengarkan ayat-ayat Allah sedang dibaca, mereka pun tunduk dan bersujud kepada Allah sembari menangis karena takut kepada-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur menangis tanpa suara dengan bersujud dan menangis karena takut kepada Allah (Tafsir al-Wajiz)
أُو۟لٰٓئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّۦنَ (Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi) Yakni para nabi yang telah disebutkan dari awal surat sampai ayat ini. وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ (dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh) Yakni dari keturunan orang-orang yang Kami angkut bersama Nabi Nuh di perahu, dan mereka adalah para keturunan Nabi Nuh sebab kenabian diberikan kepada keturunannya. وَمِن ذُرِّيَّةِ إِبْرٰهِيمَ وَإِسْرٰٓءِيلَ(dan dari keturunan Ibrahim dan Israil) Yakni dan dari keturunan Ismail, yaitu Ya’qub serta Musa, Harun, Zakariya, Yahya, dan Isa. وَمِمَّنْ هَدَيْنَا ( dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk) Yakni orang-orang yang telah Kami beri hidayah kepada Islam. وَاجْتَبَيْنَآ ۚ (dan telah Kami pilih) Yakni hamba-hamba yang Kami pilih sehingga Kami jadikan mereka para Nabi. إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ءَايٰتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَبُكِيًّا(Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis) Mereka apabila mendengar ayat-ayat Allah menangis dan bersujud. (Zubdatut Tafsir)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يَسْجُدُ لَهُۥ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَن فِى ٱلْأَرْضِ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ وَٱلنُّجُومُ وَٱلْجِبَالُ وَٱلشَّجَرُ وَٱلدَّوَآبُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ ٱلنَّاسِ ۖ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ ٱلْعَذَابُ ۗ وَمَن يُهِنِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكْرِمٍ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ ۩
Arab-Latin: a lam tara annallāha yasjudu lahụ man fis-samāwāti wa man fil-arḍi wasy-syamsu wal-qamaru wan-nujụmu wal-jibālu wasy-syajaru wad-dawābbu wa kaṡīrum minan-nās, wa kaṡīrun ḥaqqa 'alaihil-'ażāb, wa may yuhinillāhu fa mā lahụ mim mukrim, innallāha yaf'alu mā yasyā`,
Artinya: Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
Apakah Kamu (wahai Rasul) belum tahu bahwa sesungguhnya Allah, bersujud kepadaNya dengan tunduk lagi patuh makhluk yang ada di langit dan yang ada di bumi, juga matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pepohonan, dan hewan yang bergerak (hidup)? Dan banyak manusia yang bersujud kepada Allah dengan penuh ketaatan dan kemauan sendiri, yaitu orang-orang Mukmin. Dan banyak juga manusia yang telah pasti azab akan meninpanya, maka dia adalah seorang yang hina. Dan manusia manapun yang dihinakan oleh Allah, maka tidak akan ada seorang pun yang dapat memuliakannya. Sesungguhnya Allah pasti melakukan pada makhluk-makhluk ciptaanNya apa-apa yang Dia kehendaki sejalan dengan kebijaksanaanNya. (Tafsir al-Muyassar)
Tidakkah engkau tahu -wahai Rasul-, bahwa seluruh makhluk yang ada di langit dari kalangan Malaikat dan di bumi dari orang-orang mukmin kalangan jin dan manusia bersujud kepada Allah dengan sujud ketaatan, juga matahari, bulan, bintang-bintang langit, gunung-gunung, pepohonan, dan binatang melata semuanya bersujud kepada Allah dengan sujud ketundukan, dan banyak diantara manusia yang bersujud kepadanya dengan sujud ketaatan, akan tetapi banyak pula diantara manusia yang enggan bersujud taat kepada-Nya, sehingga mereka berhak mendapatkan azab Allah lantaran kekafiran mereka, dan barangsiapa yang ditentukan oleh Allah agar hina dan tercela karena kekufurannya, maka tidak akan ada seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh Dia berbuat apa saja yang Dia kehendaki, tidak ada yang memaksanya untuk berbuat sesuatu. (Tafsir al-Mukhtashar)
Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa apa yang ada di langit yaitu para malaikat, dan penduduk bumi yaitu para mukmin dari golongan manusia dan para jin. Serta matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata, semua makhluk dan sebagian besar manusia dengan mengharap rahmat bersujud kepada Allah? Banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya sebab keengganan mereka untuk sujud dan keengganan mereka melihat kekuasaan Allah. Barangsiapa yang dihinakan Allah maka dia dijadikan bergelimang dalam kekufuran dan kesengsaraan. Tidak ada seorangpun yang akan memuliakannya atau menghilangkan kehinaan mereka. Sesungguhnya Allah Maha berbuat atas apapun yang Dia kehendaki. (Tafsir al-Wajiz)
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللهَ يَسْجُدُ لَهُۥ مَن فِى السَّمٰوٰتِ (Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit) Yakni para malaikat. وَمَن فِى الْأَرْضِ(dan apa yang ada di bumi) Yakni orang-orang beriman dari golongan manusia dan jin. Yang dimaksud dengan sujud di sini adalah sujud ketaatan yang dilakukan oleh makhluk-makhluk yang berakal. وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَآبُّ(matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata) Sujud benda-benda ini adalah sujud kepatuhan sepenuhnya. وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ ۖ( dan sebagian besar daripada manusia) Yakni dan banyak manusia yang bersujud kepada-Nya dengan sujud ketaatan. وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ (Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya) Yakni banyak pula yang enggan untuk bersujud sehingga layak untuk mendapatkan azab. وَمَن يُهِنِ اللهُ فَمَا لَهُۥ مِن مُّكْرِمٍ ۚ( Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya) yakni barangsiapa yang dihinakan Allah dengan menjadikannya orang kafir yang sengsara, maka ia tidak akan mendapatkan orang yang dapat memuliakannya sehingga ia menjadi orang yang bahagia dan terhormat. Yakni orang-orang yang enggan bersujud kepada Allah adalah karena mereka menganggap itu sebagai kehinaan dan kerendahan, padahal sebenarnya itu merupakan kemuliaan bagi orang yang diberi petunjuk oleh Allah. Dan enggan bersujud karena kesombongan merupakan kehinaan yang diberikan Allah bagi yang Dia kehendaki. إِنَّ اللهَ يَفْعَلُ مَا يَشَآءُ (Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki) Termasuk dalam memuliakan dan menghinakan manusia. (Zubdatut Tafsir)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱرْكَعُوا۟ وَٱسْجُدُوا۟ وَٱعْبُدُوا۟ رَبَّكُمْ وَٱفْعَلُوا۟ ٱلْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ۩
Arab-Latin: yā ayyuhallażīna āmanurka'ụ wasjudụ wa'budụ rabbakum waf'alul-khaira la'allakum tufliḥụn
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad, rukuk dan sujudlah kalian dalam shalat kalian, sembahlah Tuhan kalian semata, tanpa menyekutukan apa pun denganNya, dan lakukanlah kebajikan-kebajikan, agar kalian beruntung. Dan berjihadlah menundukkan diri kalian sendiri, laksanakanlah perintah Allah dengan sempurna, dan serulah manusia ke jalanNYa. Berjihadlah kalian dengan harta benda, lisan dan diri kalian, dengan mengikhlaskan niat padanya karena Allah, juga berserah diri kepadaNya dengan hati dan anggota tubuh kalian. Dia telah memilih kalian untuk mengemban agama ini. Dan Dia telah mencurahkan kenikmatan pada kalian dengan menjadikan ajaran syariat agama kalian penuh kemudahan, tidak menyempitkan dan tidak menyulitkan dalam beban ajaran-ajaran dan hokum-hukumNya, sebagaimana dulu terjadi pada sebagian umat sebelum kalian. Ajaran agama yang penuh kemudahan ini merupakan ajaran bapak moyang kalian, Ibrahim. Dan sesungguhnya Dia telah menamakan kalian dengan nama “orang-orang Muslim” sejak sebelumnya, yaitu dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya dan juga dalam al-Qur’an ini. Dan Dia telah mengkhususkan kalian dengan pilihan ini supaya penutup para rasul,Muhamad menjadi saksi atas kalian bahwa dia telah menyampaikan risalah Tuhannya pada kalian, dan kalian menjadi saksi-saksi atas umat-umat bahwa rasul-rasul mereka sungguh telah menyampaikan apa yang dikabarkan Allah pada kalian dalam kitab sucinya. Maka kewajiban kalian untuk menyadari urgensi kenikmatan ini, lalu kalian mensyukurinya, dan menjaga rambu-rambu agama Allah dengan menjalankan shalat dengan memenuhi rukun-rukun dan syarat-syaratnya, mengeluarkan zakat yang wajib, dan agar kalian kembali kepada Allah dan bertawakal kepadaNya. Dia adalah sebaik-baik Pelindung bagi orang yang berwala’ kepadaNYa dan Dia sebaik-baik Penolong bagi hamba yang meminta pertolongan kepadaNYa. (Tafsir al-Muyassar)
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengerjakan syariat-Nya, rukuk dan sujudlah kepada Allah semata dalam salat kalian, dan berbuatlah kebajikan semisal sedekah atau silaturrahim, agar kalian beruntung mendapatkan apa yang kalian inginkan dan selamat dari yang kalian takuti. (Tafsir al-Mukhtashar)
Hai orang-orang yang beriman, shalatlah kamu dengan aturan yang telah Allah syariatkan. Esakan dan sembahlah Tuhanmu dalam ibadah. Lakukan kewajiban, kesunnahan, membantu orang lain, berakhlak baik, maka kalian akan beruntung dan mendapat kemenangan di dunia dan akhirat. (Tafsir al-Wajiz)
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ارْكَعُوا۟ وَاسْجُدُوا۟ (Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu) Yakni laksanakanlah shalat yang disyariatkan Allah bagi kalian. وَاعْبُدُوا۟ رَبَّكُمْ(sembahlah Tuhanmu) Yakni kerjakanlah segala bentuk ibadah yang diperintahkan Allah kepada kalian. وَافْعَلُوا۟ الْخَيْرَ(dan perbuatlah kebajikan) Yakni segala kebaikan, dan yang paling utama adalah perintah yang wajib, kemudian yang sunnah. Dan yang termasuk kebaikan yang paling baik adalah menolong orang lain. لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (supaya kamu mendapat kemenangan) Yakni agar kalian menjadi orang-orang yang meraih rahmat dan keridhaan Allah di hari kiamat. (Zubdatut Tafsir)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ ٱسْجُدُوا۟ لِلرَّحْمَٰنِ قَالُوا۟ وَمَا ٱلرَّحْمَٰنُ أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا وَزَادَهُمْ نُفُورًا ۩
Arab-Latin: wa iżā qīla lahumusjudụ lir-raḥmāni qālụ wa mar-raḥmānu a nasjudu limā ta`murunā wa zādahum nufụrā
Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab: "Siapakah yang Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman).
Dan apabila dikatakan kepada orang-orang kafir, “Bersujudlah kepada ar-Rahman (Tuhan Yang Maha pengasih) dan beribadahlah kepadaNya”, mereka menjawab, “Kami tidak mengenal ar-Rahman. Apakah kami akan bersujud terhadap Dzat yang kamu perintahkan kami bersujud kepadaNya sebagai bentuk ketaatan kami kepada perintahmu?” dan seruan kepada mereka untuk bersujud kepada ar-Rahman kian menambah mereka jauh dari keimanan dan lari darinya. (Tafsir al-Muyassar)
Dan apabila dikatakan kepada orang-orang kafir, "Sujudlah kalian kepada Ar-Raḥmān (Yang Maha Penyayang),” mereka menjawab, "Kami tidak akan sujud kepada-Nya, siapakah Ar-Raḥmān itu? Sungguh kami tidak mengenal dan meyakini-Nya. Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami bersujud kepada-Nya sedangkan kami tidak meyakini dan tidak mengenal-Nya?" Dan perintah sujud itu menambah kejauhan mereka dari keimanan kepada Allah. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan saat dikatakan kepada orang-orang kafir Mekah (Yang berkata adalah Rasulallah SAW): “Sujudlah kepada Tuhan yang Maha Pemurah, bukan kepada berhala dan patung.” Mereka menjawab: “Siapa itu yang Maha Pemurah? Kami hanya mengenal Rahman Al-Yamamah, yaitu Musailamah. Apakah kamu akan memerintahkan kami untuk bersujud kepada tuhan yang tidak kami kenal.” Perintah sujud itu menjadikan mereka semakin menolak keimanan. (Tafsir al-Wajiz)
وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اسْجُدُوا۟ لِلرَّحْمٰنِ قَالُوا۟ وَمَا الرَّحْمٰنُ (Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Sujudlah kamu sekalian kepada yang Maha Penyayang” mereka menjawab: “Siapakah yang Maha Penyayang itu?) Mereka menjawab: kami tidak mengenal ar-Rahman kecuali Rahman dari Yamamah, yaitu Musailamah. Yakni ketika mereka mendengar perkataan Rasulullah mereka mengingkarinya dan menjawab: kami tidak mengenal ar-Rahman. أَنَسْجُدُ لِمَا تَأْمُرُنَا(Apakah kami akan sujud kepada Tuhan Yang kamu perintahkan kami(bersujud kepada-Nya)?) Yakni apakah kami akan bersujud kepada ar-Rahman seperti yang kamu perintahkan? وَزَادَهُمْ نُفُورًا(dan (perintah sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)) Yakni perintah untuk bersujud itu hanya menambah jauh dan enggan dari agama. (Zubdatut Tafsir)
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ ٱلْعَرْشِ ٱلْعَظِيمِ ۩
Arab-Latin: allāhu lā ilāha illā huwa rabbul-'arsyil-'aẓīm
Artinya: Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang besar".
Setan menjadikan mereka memandang baik terhadap perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk) itu, agar mereka tidak bersujud kepada Allah Yang telah mengeluarkan hal-hal yang tersembunyi lagi tertutupi di langit dan di bumi seperti hujan, tanaman dan lain sebagainya. Dan Dia mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian tampakkan. Allah, Dia-lah Dzat Yang tiada sesembahan yang berhak diibadahi selainNya yang pantas untuk disembah. Dia Tuhan yang mempunyai Arasy yang agung yang merupakan makhluk yang paling besar.” (Tafsir al-Muyassar)
Allah, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Arasy yang besar". (Tafsir al-Mukhtashar)
Kami mengimaninya tanpa membayangkannya dan menyerupakannya. Disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah setelah selesai membaca al arsyil adhim untuk pembaca maupun pendengar (Tafsir al-Wajiz)
اللهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai ‘Arsy yang besar”.) Allah menyebutkan ‘arsy karena ia adalah makhluk yang paling besar sebagaimana disebutkan dalam hadits marfu’. (Zubdatut Tafsir)
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِـَٔايَٰتِنَا ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا۟ بِهَا خَرُّوا۟ سُجَّدًا وَسَبَّحُوا۟ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ ۩
Arab-Latin: innamā yu`minu bi`āyātinallażīna iżā żukkirụ bihā kharrụ sujjadaw wa sabbaḥụ biḥamdi rabbihim wa hum lā yastakbirụn
Artinya: Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.
sesungguhnya yang membenarkan dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an hanyalah orang-orang yang bila dinasehati dengan al-Qur’an dan dibacakan al-Qur’an kepada mereka, maka mereka bersujud kepada Tuhan mereka dengan khusyu’ dan tunduk. Mereka menyucikan Allah dalam sujud mereka dengan memujiNya, mereka tidak menyombongkan diri dari bersujud dan bertsabih kepada Allah, serta beribadah hanya kepada Allah semata tidak ada sekutu baginya. (Tafsir al-Muyassar)
Sesungguhnya orang yang percaya dengan ayat-ayat Kami yang diturunkan kepada Rasul Kami adalah orang-orang yang apabila diingatkan dengan ayat tersebut maka mereka bersujud kepada Allah dengan bertasbih memuji Rabbnya, mereka tidak sombong untuk menyembah Allah dan juga untuk sujud kepada-Nya dalam keadaan apapun. (Tafsir al-Mukhtashar)
Adapun orang-orang yang mengimani ayat-ayat Alquran yang Kami turunkan hanyalah orang-orang yang mau mengambil pelajaran darinya kemudian bersujud kepada Allah dengan khusyuk. Mereka mensucikan nama Allah dari segala yang tidak patut. Mereka memuji dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Allah berikan dan nikmat paling agung adalah nikmat iman. Mereka tidak sombong atas ketaatan yang telah mereka lakukan, mereka merendahkan diri karena Allah (Tafsir al-Wajiz)
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِـَٔايٰتِنَا (Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami) Yakni yang percaya dan mendapat manfaat dari ayat-ayat itu. الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا۟ بِهَا خَرُّوا۟ سُجَّدًا(adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud) Yakni mereka menjadi takut kepada Allah sehingga mereka berdiri untuk menjalankan sholat, yakni sholat lima waktu –pendapat lain mengatakan, sholat-sholat sunnah— untuk memuliakan ayat-ayat Allah dan karena ketakutan mereka dari azab-Nya. وَسَبَّحُوا۟ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ(seraya bertasbih dan memuji Rabbnya) Yakni mereka menyucikan Allah dari segala yang tidak layak bagi-Nya serta memuji-Nya atas segala kenikmatan dan yang paling utama adalah nikmat petunjuk kepada keimanan. Makna ayat ini adalah mereka berucap dalam sujud mereka ‘subhanallah wa bihamdihi’ atau ‘subhanarabbi al-a’la wa bihamdihi’ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ(dan lagi pula mereka tidaklah sombong) Mereka tunduk dan merendahkan diri di hadapan Allah. (Zubdatut Tafsir)
فَإِنِ ٱسْتَكْبَرُوا۟ فَٱلَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُۥ بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْـَٔمُونَ ۩
Arab-Latin: fa inistakbarụ fallażīna 'inda rabbika yusabbiḥụna lahụ bil-laili wan-nahāri wa hum lā yas`amụn
Artinya: Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu.
Bila orang-orang musyrik itu menyombongkan diri dengan menolak untuk sujud kepada Allah, maka sesungguhnya para malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidak menyombongkan diri untuk itu, sebaliknya mereka bertasbih dan menyucikan Allah dari segala kekurangan di waktu siang dan malam, mereka tak henti-hentinya melakukan itu dan tidak pernah bosan. (Tafsir al-Muyassar)
Bila mereka menyombongkan diri dan berpaling, tidak bersujud kepada Allah sang Khalik, maka para Malaikat yang ada di sisi Allah bertasbih dan bertahmid kepada-Nya siang dan malam, mereka tidak pernah bosan untuk beribadah kepada Allah. (Tafsir al-Mukhtashar)
Jika manusia enggan mengamalkan dan bersujud kepada Allah SWT, maka para malaikat itu tidak enggan menyembahNya. Mereka selalu bertasbih kepada Allah setiap malam dan siang. Mereka tidak berpaling dan tidak lelah. Yang dimaksud berada di sisinya pada kalimat {inda rabbika} adalah dalam hal derajat tinggi dan kemuliaan, bukan berada di sisinya dalam hal tempat (Tafsir al-Wajiz)
فَإِنِ اسْتَكْبَرُوا۟ فَالَّذِينَ عِندَ رَبِّكَ يُسَبِّحُونَ لَهُۥ بِالَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُمْ لَا يَسْـَٔمُونَ (Jika mereka menyombongkan diri, maka mereka (malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari, sedang mereka tidak jemu-jemu) Yakni jika mereka enggan untuk menjalankannya maka sesungguhnya para malaikat tidak enggan untuk menyembah-Nya, bahkan mereka senantiasa bertasbih kepada Allah siang dan malam tanpa rasa bosan dan lelah. (Zubdatut Tafsir)
فَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ وَٱعْبُدُوا۟ ۩
Arab-Latin: fasjudụ lillāhi wa'budụ
Artinya: Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).
Maka apakah kalian (wahai orang-orang Musyrik) heran terhadap kebenaran al-Quran ini dan kalian menertawakannya sebagai penghinaan dan perendahan, kalian tidak menangis karena takut terhadap ancamannya, kalian terus lalai dan berpaling darinya? Karena itu, bersujudlah kepada Allah, ikhlaskanlah ibadah hanya kepadaNya, dan serahkanlah segala urusan kalian kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)
Maka sujudlah kepada Allah semata dan ikhlaskanlah ibadah hanya untuk-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Maka bersujudlah kalian hanya kepada Allah yang menciptakan kalian. Khususkanlah peribadatan kalian kepadanya tanpa menyertakan tuhan-tuhan lainnya seperti berhala-berhala. (Tafsir al-Wajiz)
وَأَنتُمْ سٰمِدُونَ (Sedang kamu melengahkan(nya)?) Yakni kalian mengangkat kepala kalian dengan sombong. Pendapat lain mengatakan maknanya adalah melalaikannya dengan berbagai hal. (Zubdatut Tafsir)
وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ ٱلْقُرْءَانُ لَا يَسْجُدُونَ ۩
Arab-Latin: wa iżā quri`a 'alaihimul-qur`ānu lā yasjudụn
Artinya: dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud,
Apa yang menghalangi mereka untuk beriman kepada Allah dan hari akhir sesudah ayat ayat dijelaskan kepada mereka? Dan apabila al-qur’an dibacakan kepada mereka,mereka tidak sujud kepada Allah dan tidak menerima apa yang datang dari sisi NYA? Ciri khas orang orang kafir adalah mendustakan dan menyelisihi kebenaran. Allah lebih mengetahui tentang apa yang mereka simpan dalam dada mereka berupa penentangan, padahal mereka mengetahui bahwa apa yang dibawa oleh al-qur’an adalah kebenaran. Sampaikanlah kabar gembira kepada mereka (wahai rasul),bahwa Allah telah menyiapkan azab yang menyakitkan bagi mereka. (Tafsir al-Muyassar)
Jika dibacakan Al-Qur`ān atas mereka, mereka tidak bersujud kepada Rabb mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Lalu mengapa orang-orang kafir dan musyrik itu tidak beriman kepada Allah dan beriman kepada hari kiamat? Padahal telah didatangkan berbagai bukti atas kebenaran kabar itu. Dan ketika mereka dibacakan ayat Alquran, mereka tidak merendahkan diri mereka untuk melaksanakan perintah Allah agar beriman kepada Alquran dan mekjizatnya (Tafsir al-Wajiz)
وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْءَانُ لَا يَسْجُدُونَ (dan apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak bersujud) Yakni apa yang menghalangi mereka sehingga tidak bersujud dan tunjuk ketika dibacakan al-Qur’an. Pendapat lain mengatakan: yakni mereka tidak melakukan sujud tilawah ketika dibacakan ayat yang disyariatkan untuk sujud ketika mendengarnya. (Zubdatut Tafsir)
كَلَّا لَا تُطِعْهُ وَٱسْجُدْ وَٱقْتَرِب ۩
Arab-Latin: kallā, lā tuṭi'hu wasjud waqtarib
Artinya: sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).
Apakah kamu tidak melihat bahwa orang yang melarang ini ternyata kafir dan berpaling dari apa yang dia diajak kepadanya? Tidakkah dia tahu bahwa Allah melihat segala yang dilakukannya? perkaranya tidak seperti yang disangka oleh abu jahal. Bila dia tidak menghentikan penentangan dan gangguannya,niscaya kami akan memegang bagian depan kepalanya dengan keras lalu dia dicampakkan kedalam api yang neraka, Ubun-ubunnya adalah ubun-ubun pendusta dalam ucapannya, salah dalam perbuatannya,maka dusta dan Nampak sudah padanya. Silahkan thaghut ini mendatangkan kaki tangannya yang akan membantunya. Kami akan mengundang malaikat-malaikat azab. Perkaranya tidak seperti yang dikira oleh Abu jahal. dia tidak akan menumpahkan keburukan atasmu (wahai rasul).jangan taati dia dalam apa yang dia minta kepadamu, yaitu meninggalkan shalat. Sujudlah kepada tuhanmu, mendekatlah kepada Nya dengan melakukan perintah Nya dan mentaati Nya. (Tafsir al-Muyassar)
Perkaranya tidak sebagaimana yang dikira oleh orang yang zalim ini bahwa ia bisa menimpakan keburukan kepadamu. Maka janganlah engkau menaati perintah ataupun larangannya, bersujudlah kepada Allah dan mendekatlah kepada-Nya dengan ketaatan, sesungguhnya ketaatan itu mendekatkanmu kepada-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
{Kalla}: untuk mencegah orang yang melarang juga. Jangan kamu patuhi dia wahai Muhammad untuk meninggalkan shalat, melainkan abadikanlah sujudmu, shalatlah kepada Allah dan mendekatlah kepadaNya (Tafsir al-Wajiz)
سَنَدْعُ الزَّبَانِيَةَ (kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah) Yakni para malaikat yang sangat kejam dan kasar, mereka akan menyeretnya dan melemparnya ke dalam neraka yang bergejolak. (Zubdatut Tafsir)
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِۦ ۖ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْخُلَطَآءِ لَيَبْغِى بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَقَلِيلٌ مَّا هُمْ ۗ وَظَنَّ دَاوُۥدُ أَنَّمَا فَتَنَّٰهُ فَٱسْتَغْفَرَ رَبَّهُۥ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ ۩
Arab-Latin: qāla laqad ẓalamaka bisu`āli na'jatika ilā ni'ājih, wa inna kaṡīram minal-khulaṭā`i layabgī ba'ḍuhum 'alā ba'ḍin illallażīna āmanụ wa 'amiluṣ-ṣāliḥāti wa qalīlum mā hum, wa ẓanna dāwụdu annamā fatannāhu fastagfara rabbahụ wa kharra rāki'aw wa anāb
Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; dan amat sedikitlah mereka ini". Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
Dawud berkata ‘saudaramu itu telah menzhalimimu dengan meminta satu ekor kambingmu itu untuk digabungkan dengan kambing-kambingnya dan sesungguhnya tidak sedikit partner yang melakukan pelanggaran terhadap yang lain dan menzhaliminya dengan mengambil haknya dan tidak menetapkan keadilan untuk dirinya kecuali orang-orang mukmin yang shalih, sebagian dari mereka tidak melanggar sebagain yang lain dan mereka berjumlah sedikit. dan dawud pun mengetahui bahwa Kami mengujinya dengan perseteruan ini, maka dia memohon ampun kepada tuhannya, dia bersujud mendekatkan diri kepada Allah, kembali dan bertaubat kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)
Daud menetapkan keputusan di antara keduanya, dia berkata kepada pihak yang mengadu, "Saudaramu telah menzalimimu ketika dia meminta seekor dombamu untuk digabungkan dengan domba-dombanya, dan sesungguhnya kebanyakan dari para sekutu, sebagian dari mereka melakukan pelanggaran terhadap sebagian lainnya dengan mengambil hak partnernya dan berlaku tidak adil, kecuali orang-orang beriman yang melakukan amal-amal saleh, mereka adalah orang-orang yang berlaku adil kepada partner-partner mereka dan tidak menzalimi mereka, orang-orang yang seperti itu tidak banyak. Dan Daud -'alaihissalām- pun yakin bahwa Kami hanya mengujinya dengan pertikaian dua orang ini, maka dia meminta ampunan kepada Rabbnya dan sujud mendekatkan diri kepada Allah serta bertobat kepada-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dawud berkata: Saudaramu telah mendholimimu, atas permintaannya itu. Sesungguhnya kebanyakan orang yang kerjasama dalam harta, biasanya saling menyalahi satu sama lain. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Mereka tidak akan mendholimi siapapun, namun mereka sedikit sekali. Huruf ma berfungsi untuk menekankan jumlah yang sedikit. Daud pun tahu, bahwa Kami telah mengujinya atas kejadian yang mendadak dalam memberi keputusan ini. Yaitu takut kepada manusia, padahal Daud bertanggung jawab di depan tuhannya, berbeda dengan kakeknya Ibrahim yang tidak terpengaruh dengan manusia. Sehingga Dawud memohon ampun kepada tuhannya atas dosa dan prasangka buruknya kepada kedua orang yang mendatanginya akan membunuhnya, karena dia merasa sendirian di mihrab/kamarnya. Sehingga dia langsung tersungkur bersujud dan bertaubat kepada Allah dan kembali kepada ketaatan (Tafsir al-Wajiz)
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَىٰ نِعَاجِهِۦ ۖ (Daud berkata: “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya) Daud menganggap salah apa yang dia dengar berupa permintaan orang yang memiliki 99 ekor domba betina ini untuk menyerahkan domba betina satu-satunya milik temannya itu. An-Nahhas berkata: bahwa kesalahan Daud adalah ketika dia berkata “dia telah berbuat zalim” karena dia mengatakan itu sebelum meminta klarifikasi, sebab bisa jadi pemilik satu domba betina itulah yang berbuat zalim. وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ الْخُلَطَآءِ(Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu) Yakni orang-orang yang berserikat dalam harta mereka. لَيَبْغِى بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ(sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain) Yakni menzalimi dengan tidak memperhatikan hak temannya. إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ(kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh) Karena mereka menjauhi sifat zalim, mereka tidak menzalimi orang yang berserikat dengan mereka atau menzalimi orang lain. وَقَلِيلٌ مَّا هُمْ ۗ( dan amat sedikitlah mereka ini) Yakni mereka amat sedikit. وَظَنَّ دَاوُۥدُ أَنَّمَا فَتَنّٰهُ(Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya) Dia meyakini bahwa Kami sedang mengujinya dan dia mengetahui bahwa dialah yang dimaksud dalam perselisihan dua orang itu, sebab dia telah memanfaatkan kekuasaannya untuk menang atas temannya sehingga dapat menikahi istri temannya itu. فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُۥ(aka ia meminta ampun kepada Tuhannya) Atas dosanya. وَخَرَّ رَاكِعًا(lalu menyungkur sujud) Yakni dia bersujud. Allah menggunakan kata ruku’ untuk mengungkapkan kata sujud. وَأَنَابَ(dan bertaubat) Yakni kembali kepada Allah dengan bertaubat dari dosanya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjabaran dari para mufassirin berkaitan isi dan arti ayat sajdah (sajadah) (arab, latin, artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita semua. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan backlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Penutup
Demikianlah kelima belas ayat sajdah (bukan ayat sajadah) yang yang perlu kita ketahui agar kita tidak terlewat melakukan sunnah bersujud saat membacanya.