Ayat 15 (Lima Belas)

Di antara hal yang sering dibaca oleh masyarakat di Indonesia adalah ayat lima belas (15), yaitu kumpulan lima belas ayat yang disebutkan memiliki khasiat tertentu jika dibaca dengan jumlah tertentu atau dengan cara tertentu.

Entah dari mana sumber penjelasan bahwa ayat-ayat tersebut memiliki khasiat tertentu, sejauh yang kami tahu selama ini tidak ada dalil yang shahih tentang hal tersebut. Karenanya, jika tidak ada dalil yang shahih tentu tidak layak untuk kita amalkan karena bisa jadi termasuk bid’ah yakni membuat-buat tatacara ibadah tertentu yang tidak dijelaskan di dalam agama Islam atau dikenal sebagai bid’ah. Karenanya kami sarankan untuk tidak mengamalkan hal tersebut.

Adapun jika ingin mengetahui tafsir atau isi kandungan penjelasan dari ayat-ayat tersebut, maka silakan saja. Berikut penjelasannya:

  • Ayat 1: Ali Imran Ayat 1-2 dan 18
  • Ayat 2: Ali An’am Ayat 95
  • Ayat 3: Ar-Ra’d Ayat 31
  • Ayat 4: Yasin Ayat 82
  • Ayat 5: Al-Fatihah Ayat 2
  • Ayat 6: Qaf Ayat 15
  • Ayat 7: Al-Hadid Ayat 4 dan 25
  • Ayat 8: At-Taghabun Ayat 13
  • Ayat 9: At-Thalaq Ayat 3
  • Ayat 10: Al-Jinn Ayat 28
  • Ayat 11: Al-Muzzammil Ayat 9
  • Ayat 12: An-Naba Ayat 38
  • Ayat 13: Abasa Ayat 18-19
  • Ayat 14: At-Takwir Ayat 20
  • Ayat 15: Al-Buruj 20-22

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

الٓمٓ

Arab-Latin: alif lām mīm

Artinya: Alif laam miim.

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْحَىُّ ٱلْقَيُّومُ

Arab-Latin: allāhu lā ilāha illā huwal-ḥayyul-qayyụm

Artinya: Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Ayat 15 (Lima Belas)

Terdokumentasi variasi penjelasan dari banyak mufassir berkaitan kandungan ayat 15 (lima belas), di antaranya sebagaimana terlampir:

Dia lah Allah, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia,yang memiliki sifat kehidupan yang sempurna,sesuai keagunganNYA,yang menangani segala sesuatu. (Tafsir al-Muyassar)

Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia saja, tidak ada yang lain, Yang Mahahidup dengan kehidupan yang sempurna, tanpa kematian dan kekurangan, Yang Maha Mengurus, yang berdiri sendiri, sehingga tidak membutuhkan semua makhluk-Nya, dan Dia lah yang menjadi tumpuan seluruh makhluk-Nya, sehingga mereka senantiasa membutuhkan-Nya dalam kondisi apapun. (Tafsir al-Mukhtashar)

Allah, yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Dzat yang abadi, dan berkuasa atas setiap sesuatu di langit dan bumi dengan menjaga dan memeliharanya. Ayat ini sampai beberapa ayat setelahnya dan 80 ayat dari pertengahan surah Ali Imran itu turun untuk utusan Nasrani najran yang menantang debat Rasulullah SAW terkait Isa AS. Mereka berkata: “Siapakah ayahnya Isa?” Kemudian sesekali menggambarkannya sebagai Tuhan, sesekali sebagai anak Allah, dan sesekali sebagai salah satu Tuhan Trinitas (Tafsir al-Wajiz)

اللهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ( Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya) Telah disebutkan pula tafsir dari dua nama Allah ini pada surat al-baqarah: 255. (Zubdatut Tafsir)

شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

Arab-Latin: syahidallāhu annahụ lā ilāha illā huwa wal-malā`ikatu wa ulul-'ilmi qā`imam bil-qisṭ, lā ilāha illā huwal-'azīzul-ḥakīm

Artinya: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Allah mempersaksikan bahwa Dia satu-satunya zat yang berhak diibadahi,dan menyandingkan persaksian Nya dengan persaksian para malaikat, para ahli ilmu dalam perkara paling Agung yang dipersaksikan, yaitu keesaan Allah dan tegaknya Allah dalam menegakkan keadilan, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi kecuali Dia yang maha perkasa yang tidak ada sesuatupun yang dikehendakinya kecuali pasti terjadi, juga Maha bijaksana dalam firman-firman dan perbuatan-perbuatannya. (Tafsir al-Muyassar)

Allah bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, tidak ada yang lain. Hal itu didasarkan pada ayat-ayat syar'iyah dan ayat-ayat kauniyah yang menunjukkan ketuhanan-Nya. Kesaksian itu juga diberikan oleh para Malaikat. Dan kesaksian itu juga diberikan oleh orang-orang yang berilmu dengan cara memberikan penjelasan tentang keesaan Allah (Tauhid) dan menyerukannya kepada masyarakat. Mereka memberikan kesaksian terbesar, yaitu kesaksian tentang keesaan Allah -Ta'ālā- dan keadilan-Nya dalam menciptakan makhluk-Nya dan menetapkan syariat-Nya. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia Yang Maha Perkasa, yang tidak terkalahkan oleh siapapun, lagi Maha Bijaksana dalam menciptakan makhluk-Nya, mengaturnya dan menetapkan syariat-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)

18 Allah menyatakan sebuah kabar yang didukung dengan ilmu, penjelasan, bukti-bukti kuat dan juga berbagai mukjizat yang menunjukkan bahwasanya tidak ada Tuhan Yang berhak disembah melainkan Dia. Para malaikat bersaksi bahwa tidak ada Tuhan Yang berhak disembah kecuali Allah. Dan orang-orang yang berilmu dari golongan Nabi, ulama dan orang-orang mukmin bersaksi dengan keimanan dan ikrar lisan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Semua bersaksi bahwa Allah Maha Adil kepada para makhluk-Nya serta segala urusan mereka. Tidak ada Tuhan Yang berhak disembah kecuali Dia, Yang Maha Mengalahkan dan Tidak terkalahkan. Maha Bijaksana dalam segala perbuatan dan tindakan-Nya. Ayat ini turun ketika ada dua orang pendeta Syam berkata setelah nabi hijrah: Katakan kepada kami suatu persaksian yang paling agung dalam kitab Allah. Kemudian Allah menurunkan ayat ini (Tafsir al-Wajiz)

شَهِدَ اللهُ ( Allah menyatakan) Yakni menjelaskan dan mengabarkan. أَنَّهُۥ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ ( bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia) Dan Allah telah menunjukkan kepada kita ke-esaan-Nya lewat penjelasan-Nya dan lewat apa yang diciptakan-Nya. وَالْمَلٰٓئِكَةُ (Para Malaikat) Dan kesaksian mereka adalah pengakuan bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. وَأُو۟لُوا۟ الْعِلْمِ (dan orang-orang yang berilmu) Dan kesaksian mereka berupa keimanan mereka dan apa yang mereka jelaskan kepada manusia lewat lisan mereka. Dan hal ini merupakan keutamaan yang besar dan kebanggaan yang mulia bagi orang yang berilmu yang telah disandingkan oleh Allah dengan nama-Nya dan nama malaikat dalam ayat ini. قَآئِمًۢا بِالْقِسْطِ ۚ (menegakkan keadilan) Yakni yang menegakkan keadilan dalam segala urusan-Nya, Dialah Allah. (Zubdatut Tafsir)

۞ إِنَّ ٱللَّهَ فَالِقُ ٱلْحَبِّ وَٱلنَّوَىٰ ۖ يُخْرِجُ ٱلْحَىَّ مِنَ ٱلْمَيِّتِ وَمُخْرِجُ ٱلْمَيِّتِ مِنَ ٱلْحَىِّ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ

Arab-Latin: innallāha fāliqul-ḥabbi wan-nawā, yukhrijul-ḥayya minal-mayyiti wa mukhrijul-mayyiti minal-ḥayy, żālikumullāhu fa annā tu`fakụn

Artinya: Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?

Sesungguhnya Allah membelah butir-butir tumbuhan dan kemudian mengeluarkan darinya tanaman, dan membelah biji buah-buahan dan lalu menumbuhkan pepohonan darinya. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati, seperti manusia dan binatang yang tumbuh dari air mani, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, seperti air mani dari manusia dan binatang. Yang mengeluarkan demikian adalah Allah. Maksudnya, yang melakukannya adalah Allah semata, tiada sekutu bagiNya, yang berhak untuk diibadahi. Maka sebagaimana kalian bisa dipalingkan dari kebenaran menuju kebatilan, sehingga kalian menyembah bersama Allah yang selainNya? (Tafsir al-Muyassar)

Sesungguhnya hanya Allah lah yang dapat membelah biji-bijian kemudian mengeluarkan tanam-tanaman darinya. Dia pulalah yang membelah biji kurma kemudian mengeluarkan pohon kurma darinya. Dia mengeluarkan makhluk hidup dari makhluk mati. Karena Dia mengeluarkan manusia dan hewan-hewan lainnya dari sperma. Dan Dia juga mengeluarkan makhluk mati dari makhluk hidup. Karena Dia mengeluarkan sperma dari manusia dan mengeluarkan telur dari ayam. Yang melakukan itu semua adalah Allah yang telah menciptakan kalian. Bagaimana mungkin kalian -wahai orang-orang musyrik- berpaling dari kebenaran, sedangkan kalian menyaksikan sebagian dari keajaiban ciptaan-Nya? (Tafsir al-Mukhtashar)

Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang meretakkan (membelah) biji sehingga mengeluarkan tumbuhan, dan biji buah sehingga mengeluarkan pohon. Tanaman hidup tumbuh dari biji kering yang berasal dari tanaman hidup, dan telur itu berasal dari hewan. Orang mukmin juga bisa keluar dari orang kafir melalui kelahiran, begitu juga orang kafir bisa keluar dengan orang mukmin (dengan ingkar). Sang pembuat ciptaan yang menakjubkan itu hanyalah Allah, lalu bagaimana bisa kalian malah berpaling dari kebenaran (yang bisa dilakukan) dengan menyembah Allah sang Pencipta segala sesuatu, dan malah menyembah sesuatu yang tidak memberi mudharat dan manfaat?! (Tafsir al-Wajiz)

إِنَّ اللهَ فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَىٰ ۖ (Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan) Yakni yang membelah biji-bijian agar keluar darinya tumbuhan, dan membelah biji kurma sehingga keluar darinya pohon kurma. Kata (النوى) adalah bentuk jamak dari kata (النواة), kata ini dipakai untuk penyebutan segala buah-buahan berbiji keras seperti buah kurma, apricot, dan prem. يُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ (Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati) Yakni mengeluarkan hewan-hewan dari sperma dan telur yang keduanya merupakan makhluk mati. وَمُخْرِجُ الْمَيِّتِ مِنَ الْحَىِّ ۚ( dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup) Dan mengeluarkan sperma dan telur yang keduanya merupakan makhluk mati dari makhluk hidup. Atau maknanya adalah mengeluarkan orang beriman dari orang kafir lewat kelahiran keturunan mereka dan mengeluarkan orang kafir dari orang mukmin demikian pula. ذٰلِكُمُ اللهُ ۖ( demikian ialah Allah) Yakni yang melakukan hal menakjubkan tersebut adalah Allah. فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ (maka mengapa kamu masih berpaling?) Yakni bagaimana kalian berpaling dari kebenaran setelah melihat keluarbiasaan ciptaan-Nya dan kesempurnaan kuasa-Nya. (Zubdatut Tafsir)

وَلَوْ أَنَّ قُرْءَانًا سُيِّرَتْ بِهِ ٱلْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ ٱلْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ ٱلْمَوْتَىٰ ۗ بَل لِّلَّهِ ٱلْأَمْرُ جَمِيعًا ۗ أَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن لَّوْ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَهَدَى ٱلنَّاسَ جَمِيعًا ۗ وَلَا يَزَالُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ تُصِيبُهُم بِمَا صَنَعُوا۟ قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِّن دَارِهِمْ حَتَّىٰ يَأْتِىَ وَعْدُ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَ

Arab-Latin: walau anna qur`ānan suyyirat bihil-jibālu au quṭṭi'at bihil-arḍu au kullima bihil-mautā, bal lillāhil-amru jamī'ā, a fa lam yai`asillażīna āmanū al lau yasyā`ullāhu laḥadan-nāsa jamī'ā, wa lā yazālullażīna kafarụ tuṣībuhum bimā ṣana'ụ qāri'atun au taḥullu qarībam min dārihim ḥattā ya`tiya wa'dullāh, innallāha lā yukhliful-mī'ād

Artinya: Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Allah membantah orang-orang kafir yang menuntut diturunkannya mukjizat pada diri nabi yang dapat mereka tangkap dengan pancaindra mereka. Dia berfirman kepada mereka, ”Dan sekiranya ada satu bacaan(kitab) yang dibaca, yang kemudian menyebabkan gunung-gunung runtuh dari tempat-tempatnya, atau bumi terbelah menjadi sungai-sungai atau orang-orang mati hidup dan dapat berkomunikasi, sebagaimana mereka memintanya kepadamu, maka bacaan yang memiliki sifat-sifat demikian adalah kitab al-qur’an, yang tidak ada pada bacaan lainnya, tetapi mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Akan tetapi, semua perkara adalah hak Allah terkait diturunkannya mukjizat-mukjizat dan perkara lainnya. Apakah kaum mukminin belum mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki, niscaya semua penduduk bumi akan beriman tanpa melihat mukjizat? Dan orang-orang kafir akan terus-menerus tertimpa musibah disebabkan kekafiran mereka, berupa terbunuh dan menjadi tawanan dalam peperangan kaum muslimin, atau musibah turun pada mereka di dekat tempat tinggal mereka, sampai akhirnya datanglah janji Allah berupa pertolongan (bagi kaum muslimin) atas mereka. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (Tafsir al-Muyassar)

Seandainya di antara ciri khas suatu kitab dari kitab-kitab Ilahiyah adalah menyingkirkan gunung-gunung dari tempatnya atau membelah bumi sehingga ia berubah menjadi sungai-sungai dan mata air-mata air atau dibacakan kepada orang-orang mati sehingga mereka bangkit hidup kembali, niscaya kitab tersebut adalah Al-Qur`ān yang diturunkan kepadamu -wahai Rasul-. Kitab ini jelas buktinya, besar efeknya seandainya mereka adalah orang-orang yang berhati bersih, sayangnya mereka adalah orang-orang yang mengingkari. Akan tetapi segala urusan, menurunkan mukjizat atau lainnya kembali kepada Allah. Apakah orang-orang yang beriman kepada Allah belum mengetahui bahwa seandainya Allah berkehendak memberi hidayah kepada manusia semuanya tanpa menurunkan mukjizat niscaya Allah melakukannya, tetapi Allah tidak berkehendak demikian. Dan orang-orang yang kafir kepada Allah akan senantiasa ditimpa musibah berat yang mengetuk hati mereka dengan keras karena apa yang mereka lakukan berupa kekufuran dan kemaksiatan, atau malapetaka itu turun di dekat negeri mereka sehingga terwujud janji Allah tentang turunnya azab yang terus-menerus. Sesungguhnya Allah tidak melalaikan janji yang Dia janjikan manakala waktunya sudah tiba. (Tafsir al-Mukhtashar)

31 Alquran itu sendiri adalah sebuah mukjizat atau tanda kebenaran jika kalian mau berfikir. Sekiranya ada suatu bacaan kitab suci yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau bisa menjadikan orang-orang yang sudah mati dapat hidup kembali, maka tentulah itu adalah Al Quran. Adapun ketika penduduk Makkah mau beriman sesudah menyaksikan kandungan Alquran, namun sesungguhnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki semua manusia beriman, tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Meskipun mereka telah diperlihatkan mukjizat dengan mata telanjang, maka pasti para kafir Makkah itu akan tetap dalam kekafiran dan mendustakan rasul mereka. Orang-orang yang kafir itu senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. Dan tidak ada pertentangan dalam firmanNya (Tafsir al-Wajiz)

وَلَوْ أَنَّ قُرْءَانًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ (Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan) Terdapat pendapat mengatakan bahwa kalimat ini merupakan sambungan dari jawaban atas perkataan orang-orang kafir “tidakkah diturunkan kepadanya mukjizat dari Tuhannya?”. Yakni al-Qur’an sendiri sudah merupakan mukjizat seandainya saja mereka memikirkannya. Makna dari potongan ayat ini adalah seandainya ada suatu ucapan yang jika diucapkan kepada gunung maka gunung tersebut akan sirna dari tempatnya. أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ(atau bumi jadi terbelah) Yang menjadikan orang yang mengucapkannya terlempar ke tempat yang jauh. أَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتَىٰ ۗ( atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara) Yakni orang-orang mati itu menjadi hidup kembali setelah dibacakan ucapan tersebut, sehingga dapat memahami apa yang diucapakan kepada mereka seperti orang yang hidup. Yakni seandainya terdapat ucapan yang seperti itu maka itu pasti al-Qur’an. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata: orang-orang kafir berkata kepada Nabi: “jika itu memang seperti yang kamu katakan maka tunjukkanlah kepada kami nenek monyang kami yang telah mati agar kami dapat berbicara dengan mereka, dan hilangkanlah perbukitan Makkah yang telah mempersempit kami”. Maka turunlah ayat ini. بَل لِّلّٰهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا ۗ( Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah) Yakni seandainya terdapat bacaan yang dapat melakukan hal itu maka al-Qur’an pasti dapat melakukannya, namun Allah tidak menghendakinya dan menghendaki apa yang terjadi sekarang. Seandainya Allah berkehendak agar mereka beriman niscaya mereka akan beriman, namun jika Allah tidak berkehendak agar mereka beriman maka tidak akan bermanfaat gunung yang dijadikan berjalan, atau mukjizat-mukjizat lainnya yang mereka usulkan, karena mereka akan tetap pada kekafiran mereka. أَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟( Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui) Yakni tidakkah mereka mengetahui dan jelas bagi mereka. أَن لَّوْ يَشَآءُ اللهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا (bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya) Tanpa harus menyaksikan terlebih dahulu mukjizat-mukjizat. وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا۟ تُصِيبُهُم بِمَا صَنَعُوا۟ قَارِعَةٌ(Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri) Ini merupakan ancaman bagi orang-orang kafir Makkah bahwa mereka akan ditimpa bencana akibat kekafiran dan kedustaan mereka terhadap para Rasul. Yakni musibah besar yang menimpa mereka dari para pasukan Islam berupa pembunuhan atau penyanderaan. أَوْ تَحُلُّ(atau bencana itu terjadi) Atau bencana tersebut turun. قَرِيبًا مِّن دَارِهِمْ(dekat tempat kediaman mereka) Sehingga mereka ketakutan. حَتَّىٰ يَأْتِىَ وَعْدُ اللهِ ۚ( sehingga datanglah janji Allah) Yakni datang kematian mereka atau datang hari kiamat. (Zubdatut Tafsir)

إِنَّمَآ أَمْرُهُۥٓ إِذَآ أَرَادَ شَيْـًٔا أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ

Arab-Latin: innamā amruhū iżā arāda syai`an ay yaqụla lahụ kun fa yakụn

Artinya: Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.

sesungguhnya urusan Allah saat Dia menghendaki sesuatu adalah hanya dengan mengatakan, ”jadilah” maka iapun jadi, termasuk dalam hal ini mematikan, menghidupkan, membangkitkan dan mengumpulkan. (Tafsir al-Muyassar)

Perintah Allah, bila Dia hendak mengadakan sesuatu, hanya dengan mengucapkan kepadanya, "Jadilah!" Maka ia pun jadi sebagaimana yang Allah kehendaki. Termasuk dalam hal ini adalah apa yang Allah kehendaki berupa menghidupkan, mematikan, membangkitkan dan sebagainya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Sesungguhnya perintah Allah saat berkehendak menciptakan sesuatu itu hanya berkata kepadanya: Jadilah, maka terjadilah wujud ciptaan itu. Maknanya jika Dia menentukan sesuatu maka Dia akan memberlakukannya dengan sangat cepat. (Tafsir al-Wajiz)

أَن يَقُولَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ (Dia hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia) Yakni jika Allah hendak melakukan sesuatu maka Dia akan mengatakan ‘kun’, tiba-tiba sesuatu itu telah tercipta tanpa harus menunggu hal lain. (Zubdatut Tafsir)

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Arab-Latin: al-ḥamdu lillāhi rabbil-'ālamīn

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Pujian kepada Allah dengan  sifat-sifatnya yang semuanya merupakan sifat-sifat kesempurnaan dan karena nikmat-nikmat nya yang nampak maupun yang tersembunyi, yang bersifat agamawi maupun duniawi, yang didalamnya terkandung perintah bagi para hambanya untuk memuji-Nya karena Dialah satu-satunya yang berhak mendapat pujian. Sebab Dialah yang mengadakan semua makhluk, yang menangani urusan-urusan mereka, yang mengatur seluruh makhlukNya dengan nikmat-nikmat nya dan membimbing para wali-Nya dengan iman dan amal sholeh. (Tafsir al-Muyassar)

Segala bentuk pujian berupa keagungan dan kesempurnaan hanya bagi Allah semata, karena Dia Tuhan segala sesuatu, Pencipta dan Pengaturnya. "Al-'Ālamūn" adalah bentuk plural dari "Ālam" yaitu segala sesuatu selain Allah -Ta'ālā-. (Tafsir al-Mukhtashar)

Pujian lisan dan hati (tercurah) atas kesempurnaan nikmat Allah. (Dialah) Sebenar-benar Dzat yang disembah, Pengayom alam semesta yang terdiri dari manusia, jin, malaikat, dan setan, sekaligus Raja dan Pengatur urusan-urusan mereka. Dialah Dzat yang paling berhak menerima segala pujian hati maupun lisan (Tafsir al-Wajiz)

الْحَمْدُ لِلَّهِ (الحمد) merupakan pujian dengan lisan kepada sesuatu yang indah, yang dilakukan kerena kesempurnaan yang ada pada sesuatu yang dipuji meskipun bukan merupakan balasan dari sebuah kenikmatan. Sedangkan (الشكر) merupakan pujian dengan lisan, hati, serta perbuatan yang tidak dilakukan kecuali sebagai bentuk balasan dari sebuah kenikmatan. Sehingga Allah Ta’ala adalah Dzat yang berhak atas (الحمد) dan (الشكر). رَبِّ الْعَالَمِينَ Ar-Rabb merupakan salah satu nama Allah yang tidak disematkan kepada selain-Nya kecuali bila disandangkan dengan kata yang lain, misal: (الرجل رب المنزل) orang ini adalah pemilik rumah. Dan ar-Rabb berarti Pemilik, Tuhan, Pengatur, dan yang Disembah. Sedangkan kata (العالمين) adalah bentuk jamak dari kata (العالم) yang berarti segala sesuatu kecuali Allah Ta’ala; dan menurut pendapat lain berarti makhluk yang berakal yakni manusia, jin, malaikat, dan setan. (Zubdatut Tafsir)

أَفَعَيِينَا بِٱلْخَلْقِ ٱلْأَوَّلِ ۚ بَلْ هُمْ فِى لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ

Arab-Latin: a fa 'ayīnā bil-khalqil-awwal, bal hum fī labsim min khalqin jadīd

Artinya: Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru.

Apakah Kami tidak sanggup memulai penciptaan pertama yang sebelumnya bukan sesuatu lalu Kami pun juga tidak sanggup mengembalikan mereka sebagai makhluk baru sesudah mereka fana? Semua itu tidak melemahkan Kami, sebaliknya Kami mampu melakukannya. Tetapi mereka dalam kebimbangan dan kebingungan tentang perkara kebangkitan kembali dan dikumpulkan (pada Hari Kiamat). (Tafsir al-Muyassar)

Apakah Kami lemah dalam menciptakan kalian yang pertama sehingga Kami menjadi lemah dalam membangkitkan kalian? Justru mereka berada dalam keraguan tentang penciptaan yang baru setelah penciptaan mereka yang pertama. (Tafsir al-Mukhtashar)

Apakah kami tidak mampu memulai penciptaan makhluk, sehingga kami tidak mampu mengembalikan mereka lagi setelah mati? Itu adalah ejekan bagi orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan dan sebagai jawaban atas untuk meniadakan argument mereka tentang kebangkitan kembali (Tafsir al-Wajiz)

أَفَعَيِينَا بِالْخَلْقِ الْأَوَّلِ ۚ (Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama?) Yakni Kami telah menciptakan mereka dahulu sebelum mereka menjadi sesuatu apapun, maka apakah Kami menjadi tidak mampu untuk membangkitkan mereka? بَلْ هُمْ فِى لَبْسٍ مِّنْ خَلْقٍ جَدِيدٍ(Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan yang baru) Yakni mereka dalam keraguan dan kebingungan tentang penciptaan mereka kembali, yaitu kebangkitan orang-orang mati. (Zubdatut Tafsir)

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ ۚ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلْأَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيهَا ۖ وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Arab-Latin: huwallażī khalaqas-samāwāti wal-arḍa fī sittati ayyāmin ṡummastawā 'alal-'arsy, ya'lamu mā yaliju fil-arḍi wa mā yakhruju min-hā wa mā yanzilu minas-samā`i wa mā ya'ruju fīhā, wa huwa ma'akum aina mā kuntum, wallāhu bimā ta'malụna baṣīr

Artinya: Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Dia Mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi berupa biji-bijian, hujan dan lainnnya, dan apa yang turun dari langit, yaitu hujan dan lainnya, dan apa yang naik kepadanya, yaitu para malaikat dan amal-amal. Dan Allah bersama kalian dengan ilmuNya di mana pun kalian berada. Allah Maha Melihat amal-amal kalian yang kalian kerjakan dan akan membalas kalian atasnya. (Tafsir al-Muyassar)

Dia lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, dimulai dari hari Ahad dan berakhir pada hari Jumat, dan Dia Mahakuasa untuk menciptakannya lebih cepat dari kedipan mata. Kemudian Dia -Subḥānahu- bersemayam di atas Arasy dengan cara semayam yang patut bagi-Nya. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi seperti hujan, benih-benih dan selain keduanya, apa yang keluar dari bumi seperti tumbuh-tumbuhan, barang-barang tambang dan selain keduanya, dan apa yang turun dari langit seperti hujan, wahyu dan selain keduanya serta mengetahui apa yang naik ke langit seperti malaikat, amal perbuatan manusia dan roh-roh mereka. Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada -wahai manusia- dengan ilmu-Nya, tidak ada dari kalian sesuatu yang tersembunyi dari-Nya, dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan, tidak ada dari amal perbuatan kalian yang tersembunyi dari-Nya, dan Dia akan membalas kalian atas amal perbuatan kalian itu. (Tafsir al-Mukhtashar)

Allah adalah Dzat yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian beristiwa’ di atas ‘Arsy (Singgasana Raja), Istiwa’ yang sesuai dengan keagunganNya. Dia mengetahui apa yang memasuki bumi berupa hujan, hama dan hal lainnya. Dia juga mengetahui apa yang keluar dari permukaan bumi berupa tumbuh-tumbuhan, air, logam dan lainnya. Dia mengetahui apa yang turun dari langit berupa hujan, rahmat, malaikat, azab dan lain-lain. Dia juga mengetahui apa yang menaiki langit, yaitu asap, malaikat, amal perbuatan hamba dan doa-doa mereka. Dengan kuasa dan ilmuNya, dia bersama makhluk-makhlukNya dan tidak terpisah sedikitpun dari kalian. Maknanya adalah tidak bersama secara Dzat. Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan sehingga tidak ada satupun yang luput dariNya dan akan membalas kalian atas hal itu. (Tafsir al-Wajiz)

هُوَ الْأَوَّلُ (Dialah Yang Awal) Yakni sebelum ada segalanya. وَالْاٰخِرُ(dan Yang Akhir) Yakni akhir dari segalanya. Yakni Yang tetap ada setelah kehancuran seluruh makhluk-Nya. وَالظّٰهِرُ(Yang Zhahir) Yang berkuasa atas segala sesuatu. وَالْبَاطِنُ ۖ( dan Yang Bathin) Yakni yang mengetahui segala yang disembunyikan. Pendapat lain mengatakan, yakni Yang tidak dapat terlihat. (Zubdatut Tafsir)

لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَنزَلْنَا ٱلْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِٱلْغَيْبِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌ

Arab-Latin: laqad arsalnā rusulanā bil-bayyināti wa anzalnā ma'ahumul-kitāba wal-mīzāna liyaqụman-nāsu bil-qisṭ, wa anzalnal-ḥadīda fīhi ba`sun syadīduw wa manāfi'u lin-nāsi wa liya'lamallāhu may yanṣuruhụ wa rusulahụ bil-gaīb, innallāha qawiyyun 'azīz

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Sungguh Kami telah mengutus para Rasul Kami dengan hujjah-hujjah yang jelas. Kami menurunkan bersama mereka kitab tentang hukum-hukum dan syariat-syariat. Kami menurunkan timbangan agar manusia bermuamalat di antara mereka dengan adil. Kami juga menurunkan besi yang memilki kekuatan besar dan beragam manfaat bagi manusia, agar Allah mengetahui dengan pengetahuan yang tampak bagi makhluk, siapa yang menolong agamaNya dan rasul-rasulNya, walaupun (Allah) tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat yang tidak terkalahkan, juga Maha perkasa yang tidak dapat ditundukkan. (Tafsir al-Muyassar)

Sungguh Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan hujah-hujah yang jelas dan bukti-bukti yang nyata, dan Kami turunkan bersama mereka kitab-kita serta Kami turunkan bersama mereka neraca agar manusia melaksanakan keadilan. Dan kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat, darinya diciptakan senjata. Dan di dalamnya terdapat manfaat bagi manusia di dalam berbagai industri dan profesi mereka, dan agar Allah mengetahui dengan sebenarnya serta ditampakkan kepada para hamba siapa yang menolong-Nya secara diam-diam. Sesungguhnya Allah Mahakuat dan Maha Perkasa, tidak ada sesuatu pun yang mampu mengalahkan-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang melemahkan-Nya. (Tafsir al-Mukhtashar)

Demi Allah kami telah mengutur utusan-utusan Kami yaitu para nabi kepada umat-umat itu dengan hujjah dan mukjizat yang jelas. Kami juga menurunkan bersama mereka kitab-kitab dari langit yang mengandung syariat-syariat. Dan kami turunkan timbangan, yaitu standar-standar keadilan dalam menentukan hukum, agar manusia dapat adil dalam berinteraksi. Dan kami menjadikan besi itu sesuatu yang memiliki kekuatan dan kekerasan. Di dalamnya terdapat banyak manfaat untuk membangun, bercocok tanam dan membuat kerajinan baik dalam keadaan damai atau perang. Dan sungguh Allah akan mengajarkan kepada orang yang menolong agamaNya dan utusan-utusanNya yang telah meninggalkan mereka di dunia. Sesungguhnya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu dan Maha Menang sehingga tidak ada yang mengunggulinya dan tidak butuh pertolongan hamba-hambaNya (Tafsir al-Wajiz)

وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتٰبَ (dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab) Yakni kitab-kitab samawiyah. وَالْمِيزَانَ(dan neraca (keadilan)) Yakni keadilan, dan salah satu lambang keadilan adalah neraca. لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ ۖ( supaya manusia dapat melaksanakan keadilan) Yakni agar mereka mengikuti keadilan yang diperintahkan kepada mereka. وَأَنزَلْنَا الْحَدِيدَ(Dan Kami ciptakan besi) Yakni Kami ciptakan besi di bumi dan Kami ajari manusia cara membuatnya. فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ(terdapat kekuatan yang hebat) Karena besi itu dibuat untuk alat perang sebagai perisai atau pedang karena kekuatan dan kekerasannya. وَمَنٰفِعُ لِلنَّاسِ(dan berbagai manfaat bagi manusia) Yakni dimanfaatkan dalam berbagai kebutuhan manusia, seperti dipakai untuk membuat pisau, kapak, jarum, alat pertanian, alat berat, mesin produksi, bahan bangunan, dan lain sebagainya. وَلِيَعْلَمَ اللهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِالْغَيْبِ (dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya) Dengan menggunakan besi untuk alat perang di jalan Allah, barangsiapa menolong agama Allah dan rasul-Nya maka ia akan diketahui dengan orang yang menolong agama-Nya, dan barangsiapa yang menyelisihi-Nya, maka ia diketahui sebagai orang yang menyelisihi-Nya. (Zubdatut Tafsir)

ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Arab-Latin: allāhu lā ilāha illā huw, wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn

Artinya: (Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja.

hanya kepada Allah semata hendaknya orang-orang yang beriman kepada keesaaNya menyerahkan segala urusan mereka. (Tafsir al-Muyassar)

Allah adalah Żat yang berhak disembah, tiada sesembahan lain yang berhak disembah selain-Nya, dan kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang yang beriman bersandar di dalam setiap urusan mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)

Dialah Allah, Tiada Tuhan selain Dia, tiada yang patut disembah selain Dia, maka bertauhidlah kepadaNya, dan hanya kepadaNyalah orang-orang yang beriman itu berserah diri dan menyerahkan semua urusan-urusannya (Tafsir al-Wajiz)

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Arab-Latin: wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal 'alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja'alallāhu likulli syai`ing qadrā

Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

Persaksikanlah dua orang yang adil di antara kalian atas rujuk dan perpisahan. Tunaikanlah wahai para saksi, kesaksian karena Allah semata, bukan karena yang lainnya. Apa yang Allah perintahkan kepada kalian ini merupakan nasihat kepada siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat. Barangsiapa takut kepada Allah lalu dia melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi apa yang Allah larang, niscaya Allah memberinya jalan keluar dari segala kesempitan. Dan memudahkan sebab-sebab rizki baginya dari arah yang tidak terbetik dalam pikirannya dan tidak pernah diduganya. Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan mencukupinya dari segala apa yang membuatnya bersedih dari seluruh urusannya. Sesungguhnya Allah menguasai urusanNYa, tidak ada yang luput dari Allah dan tidak ada yang melemahkannya. Allah telah menetapkan bagi segala sesuatu masa akhir sebagai ajalnya dan takdir yang tidak dilampauinya. (Tafsir al-Muyassar)

Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak terdetik di dalam hatinya dan tidak ada dalam perhitungannya. Barangsiapa bersandar kepada Allah dalam segala urusannya, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya, tidak lemah untuk berbuat sesuatu dan tidak ada sesuatu yang luput dari-Nya. Allah sudah membuat batasan untuk segala sesuatu yang akan selesai pada batasnya. Kesusahan ada batasnya, kesenangan ada batasnya, masing-masing dari keduanya tidak kekal menimpa manusia. (Tafsir al-Mukhtashar)

Dan memberinya rejeki dengan berbagai persiapan melalui arah yang tidak diketahui. Barangsiapa menyerahkan urusannya kepada Allah, maka Dia akan mencukupinya. Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang menerapkan hukum, kehendak, dan takdirNya terhadap makhlukNya. Sungguh Allah telah menciptakan bagi tiap-tiap sesuatu kesejahteraan yang sudah ditakdirkan, jumlah dan masanya tidak lebih dari takdir yang telah ditentukan itu. (Tafsir al-Wajiz)

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ (Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya) Yakni dari arah yang tidak pernah terpikir olehnya dan tidak pernah ia kira. Maka barangsiapa yang bercerai kemudian disaksikan perceraiannya saat masa iddah telah selesai atau disaksikan rujuknya, maka Allah akan memberinya jalan keluar. Dan kesempitan hanya bagi orang yang menyelisihi hukum-hukum Allah pada saat bercerai atau rujuk. وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ (Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya) Yakni barangsiapa yang mempercayakan Allah dalam apa yang ia serahkan kepada-Nya niscaya Allah akan memberinya apa yang ia harapkan. إِنَّ اللَّـهَ بٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ( Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya) Tidak ada yang terlewat dari-Nya dan tidak ada keinginan yang sulit bagi-Nya. قَدْ جَعَلَ اللَّـهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا(Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu) Yakni Allah menjadikan bagi segala kesulitan batas waktu, begitu pula menjadikan bagi segala kesejahteraan batas waktu. Imam as-Suddy berpendapat: yang dimaksud adalah batas waktu haidh dan iddah. (Zubdatut Tafsir)

لِّيَعْلَمَ أَن قَدْ أَبْلَغُوا۟ رِسَٰلَٰتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَىْءٍ عَدَدًۢا

Arab-Latin: liya'lama ang qad ablagụ risālāti rabbihim wa aḥāṭa bimā ladaihim wa aḥṣā kulla syai`in 'adadā

Artinya: Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang kafir itu, “Aku tidak tahu apakah azab yang diancamkan kepada kalian ini sudah dekat masanya ataukah Tuhanku menetapkan masa tenggat yang lama?” Allah mengetahui apa yang ghaib dari pandangan mata, Dia tidak memperlihatkannya kepada seorang pun dari makhlukNya, kecuali siapa yang Dia pilih untuk mengemban risalahNYa dan Dia ridhai, maka Dia membukakan sebagian hal ghaib. Allah mengirimkan para malaikat di depan dan dibelakang Rasul untuk menjaganya dari para jin, agar mereka tidak mengupingnya lalu membisikannya kepada para dukun, agar Rasul tahu bahwa para Rasul sebelumnya sama dengan dirinya, yaitu mereka menyampaikan kebenaran dengan jujur, dan bahwa dia dijaga sebagaimana para rasul dijaga dari jin. Dan bahwa ilmu Allah mencakup segala apa yang ada pada mereka, baik lahir maupun batin, berupa syariat-syariat, hukum-hukum dan lainnya, tidak ada sesuatu pun yang terlewatkan olehNya, dan juga bahwa Allah menghitung jumlah segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi Allah. (Tafsir al-Muyassar)

Dengan tujuan agar Rasul tahu bahwa para Rasul sebelumnya telah menyampaikan risalah-risalah Rabb mereka yang diperintahkan kepada mereka untuk menyampaikannya karena perhatian-Nya meliputi risalah-risalah itu dan ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada para Malaikat dan para Rasul, tidak ada sesuatu pun dari hal itu yang luput dari-Nya, dan Allah menghitung jumlah segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun dari bilangan itu yang luput dari-Nya -Subḥānahu-. (Tafsir al-Mukhtashar)

Agar Allah mengetahui dan menyaksikan bahwa para utusan-Nya telah menyampaikan risalah-Nya. Ilmu Allah meliputi apapun yang telah mereka laksanakan dan Dia menghitung segala sesuatu dengan sangat rinci dan teliti (Tafsir al-Wajiz)

لِّيَعْلَمَ أَن قَدْ أَبْلَغُوا۟ رِسٰلٰتِ رَبِّهِمْ (Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya) Yakni agar Allah mengetahui bahwa para rasul-Nya telah menyampaikan risalah dari-Nya. yakni dengan mengetahuinya secara nyata, bukan lewat ilmu-Nya. وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ (sedang (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka) Yakni Allah meliputi para malaikat yang menjaga rasul, ata mengetahui para rasul yang menyampaikan risalah-Nya dan mengetahui apa yang terjadi dengan mereka. (Zubdatut Tafsir)

رَّبُّ ٱلْمَشْرِقِ وَٱلْمَغْرِبِ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ فَٱتَّخِذْهُ وَكِيلًا

Arab-Latin: rabbul-masyriqi wal-magribi lā ilāha illā huwa fattakhiż-hu wakīlā

Artinya: (Dialah) Tuhan masyrik dan maghrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung.

Sebutlah (wahai Nabi) Nama Tuhanmu, panggilah Dia dengannya, menghadaplah secara total kepadaNya dalam beribadah dan bertakwalah kepadaNya. Dia-lah pemilik timur dan barat, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia, bersandarlah kepadaNya, dan serahkanlah segala urusanmu kepadaNya. (Tafsir al-Muyassar)

Pemilik timur dan Pemilik barat, tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya, maka jadikan Dia sebagai pelindung-Mu, engkau bersandar kepada-Nya dalam segala urusanmu. (Tafsir al-Mukhtashar)

Allah adalah Tuhan kerajaan timur dan barat, atau Penguasa seluruh alam. Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia, maka jadikanlah Allah sebaik-baik pengurus urusanmu. Hanya kepada-Nya urusanmu engkau serahkan dan pasrahkan (Tafsir al-Wajiz)

فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا (maka ambillah Dia sebagai pelindung) Yakni serahkanlah segala urusanmu kepada-Nya. (Zubdatut Tafsir)

يَوْمَ يَقُومُ ٱلرُّوحُ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ لَّا يَتَكَلَّمُونَ إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ ٱلرَّحْمَٰنُ وَقَالَ صَوَابًا

Arab-Latin: yauma yaqụmur-rụḥu wal-malā`ikatu ṣaffal lā yatakallamụna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā

Artinya: Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar.

Mereka mendapatkan semua itu sebagai balasan dan karunia dari Allah,serta sebagai pemberian yang besar dan mencukupi mereka, Tuhan langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Tuhan yang maha pengasih di dunia dan akhirat,mereka tidak punya kewenangan untuk bertanya kepada NYA kecuali dalam apa yang DIA izinkan. Hari itu jibril dan para malaikat berdiri berbaris, mereka tidak memberi syafaat kecuali bagi siapa yang Allah yang maha pengasih izinkan untuknya dan dia hanya mengatakan yang benar dan lurus. Itu adalah haq yang tidak ada keraguan bahwa ia pasti terjadi. Maka barangsiapa ingin selamat dari ketakutan ketakutannya,hendaknya dia mengambil jalan untuk menuju kepada tuhannya dengan melakukan amal shalih. (Tafsir al-Muyassar)

Pada suatu Hari ketika Jibril dan para Malaikat berdiri berbaris, tidak ada di antara mereka yang berbicara tentang syafaat untuk seseorang kecuali bagi yang telah diizinkan oleh Allah untuk memberi syafaat, dan dia berkata lurus seperti kata tauhid. (Tafsir al-Mukhtashar)

Hari itu, hari dimana Jibril dan para malaikat lainnya berdiri dalam barisan-barisan. Mereka tidak berbicara sedikitpun atau menambah ataupun mengurangi pahala/pertolongan kecuali hanya bagi mereka yang diberi izin oleh Allah. Mereka hanya berkata tentang kebenaran dan kejujuran. Dan adapun yang mendapat syafaat atau pertolongan haruslah mengesakan Allah (Tafsir al-Wajiz)

يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلٰٓئِكَةُ صَفًّا ۖ (Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf) Yakni berbaris-beris. Makna (الروح) disini adalah salah seorang malaikat, terdapat pendapat mengatakan bahwa itu adalah Jibril. Namun menurut pendapat lain ia adalah salah satu tentara Allah yang bukan dari golongan malaikat. إِلَّا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ(kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah) Untuk memberi syafaat. Atau mereka tidak berbicara kecuali bagi orang yang telah diizinkan Allah. وَقَالَ(dan ia mengucapkan) Dan orang yang mendapat izin itu adalah orang yang ketika didunia berkata صَوَابًا (dengan perkataan yang benar) Yakni yang bersaksi akan keesaan Allah. (Zubdatut Tafsir)

مِنْ أَىِّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ

Arab-Latin: min ayyi syai`in khalaqah

Artinya: Dari apakah Allah menciptakannya?

Manusia kafir dilaknat dan diazab, betapa besar kekafirannya kepada tuhannya. Tidakkah dia melihat dari apa Allah menciptakannya pertama kali? Allah menciptakannya dari air yang sedikit (yaitu sperma),lalu allah menciptakannya dalam beberapa tahapan, Kemudian Allah menjelaskan baginya jalan kebaikan dan jalan keburukan, Kemudian Allah mematikannya dan menjadikan baginya satu tempat yang ia dikubur di dalamnya. Kemudian jika Allah berkehendak Dia akan menghidupkan kembali dan membangkitkannya untuk menghadapi perhitungan amal dan balasan. Perkaranya tidak sebagaimana yang diucapkan dan dilakukan oleh orang kafir ini,dia tidak menunaikan perintah Allah,yaitu beriman kepada NYA dan mentaati NYA. (Tafsir al-Muyassar)

Dari apa Allah menciptakannya sehingga ia berbuat kesombongan di bumi dan mengingkari Allah? (Tafsir al-Mukhtashar)

Dari apa Allah menciptakan jenis-jenis orang kafir ini? Penjelas atas semua yang telah Allah anugerahkan kepada mereka, dan pertanyaan untuk melecehkan mereka (Tafsir al-Wajiz)

مِنْ أَىِّ شَىْءٍ خَلَقَهُۥ (Dari apakah Allah menciptakannya?) Yakni dari apa Allah menciptakan orang kafir ini? (Zubdatut Tafsir)

مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ

Arab-Latin: min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarah

Artinya: Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.

Dari air yang sedikit Allah menciptakannya lalu Allah mentakdirkan penciptaannya fase demi fase. (Tafsir al-Mukhtashar)

Allah menciptakan mereka dari air mani yang hina dan sepele. Allah lalu menumbuhkan dari mani itu wujud raganya dalam beberapa proses yang berbeda. Allah juga menjadikan berbagai anggota tubuh untuk keperluaan hidupnya (Tafsir al-Wajiz)

مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ (Dari setetes mani, Allah menciptakannya) Yakni dari air yang hina. Lalu mengapa makhluk yang keluar dari saluran kencing dua kali dapat bersikap sombong? فَقَدَّرَهُۥ(lalu menentukannya) Yakni kemudian Allah menyempurnakan dan melengkapinya dengan anggota badan untuk kebaikannya, Allah menciptakan baginya dua tangan, dua kaki, dua mata, dan anggota tubuh dan panca indra lainnya. (Zubdatut Tafsir)

ذِى قُوَّةٍ عِندَ ذِى ٱلْعَرْشِ مَكِينٍ

Arab-Latin: żī quwwatin 'inda żil-'arsyi makīn

Artinya: yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy,

Allah bersumpah dengan bintang-bintang yang cahayanya redup saat siang hari. Yang berjalan dan bersembunyi pada orbit-orbitnya, Juga dengan malam saat datang dengan kegelapannya, Juga dengan waktu shubuh saat datang dengan cahayanya, Sesungguhnya al-qur’an disampaikan oleh utusan yang mulia,yaitu jibril, Pemilik kekuatan dalam melaksankan apa yang diperintahkan kepadanya, pemilik kedudukan tinggi dan mulia di sisi allah, Ditaati oleh para malaikat, dipercaya atas wahyu yang dia bawa turun. (Tafsir al-Muyassar)

Yang mempunyai kekuatan dan kedudukan agung di sisi Pemilik Arasy Yang Mahasuci. (Tafsir al-Mukhtashar)

Diturunkan kepada Rasul yang memiliki keahlian yang besar dan ingatan yang istimewa, dan memiliki kedudukan yang mulia di sisi Allah (Tafsir al-Wajiz)

ذِى قُوَّةٍ عِندَ ذِى الْعَرْشِ مَكِينٍ (yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy) Yakni memiliki kekuatan yang besar dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah. (Zubdatut Tafsir)

وَٱللَّهُ مِن وَرَآئِهِم مُّحِيطٌۢ

Arab-Latin: wallāhu miw warā`ihim muḥīṭ

Artinya: padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka.

Apakah kamu sudah mendengar (wahai rasul), kabar orang orang kafir yang mendustakan nabi nabi mereka? Yaitu Fir’aun dan Tsamud dan azab serta hukuman yang menimpa mereka,tetapi mereka tidak mengambil pelajaran darinya, Sebaliknya orang orang kafir itu selalu dalam pendustaan secara berkesinambungan, seperti itulah orang-orang sebelum mereka. Allah meliputi mereka secara pengetahuan dan kekuasaan, tidak ada yang samar bagiNYA dari amal perbuatan mereka sedikitpun. Dan al-Qur’an bukan sebagaimana yang diklaim oleh orang-orang musyrik bahwa ia adalah syair dan sihir, lalu mereka mendustakannya, sebaliknya ia adalah al-qur’an yang agung lagi mulia, Di lauhil mahfuzh, tidak tersentuh perubahan dan penyelewengan. (Tafsir al-Muyassar)

Dan Allah mengetahui dengan pasti amal perbuatan mereka dengan rinci, tidak ada sesuatu pun yang luput dari-Nya dan Dia akan membalas mereka atas perbuatan tersebut. (Tafsir al-Mukhtashar)

Padahal Allah telah mengepung mereka, dan Allah berkuasa berbuat apapun kepada mereka, mereka tidak akan bisa lolos. Mereka berada dalam genggaman dan kekuasaan Allah. Allah akan mengazab mereka seperti para pendahulu mereka (Tafsir al-Wajiz)

وَاللَّـهُ مِن وَرَآئِهِم مُّحِيطٌۢ (padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka) Yakni Allah mampu menimpakan kepada mereka apa yang telah menimpa orang-orang kafir sebelum mereka. (Zubdatut Tafsir)

بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَّجِيدٌ

Arab-Latin: bal huwa qur`ānum majīd

Artinya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia,

Dan Al-Qur`ān itu bukanlah syair dan bukan pula sajak sebagaimana dikatakan oleh para pendusta, justru ia adalah Al-Qur`ān yang mulia. (Tafsir al-Mukhtashar)

Bahkan Alquran ini adalah kitab yang mulia agung dang diagungkan. Tidak seperti yang mereka kira bahwa Alquran hanyalah susunan syair, atau sihir, atau hanya ramalan belaka (Tafsir al-Wajiz)

بَلْ هُوَ قُرْءَانٌ مَّجِيدٌ (Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Quran yang mulia) Yakni sangat mulia dan membawa berkah, dan ia bukan seperti yang dituduhkan orang-orang kafir bahwa itu adalah syair, perdukunan, dan sihir. (Zubdatut Tafsir)

فِى لَوْحٍ مَّحْفُوظٍۭ

Arab-Latin: fī lauḥim maḥfụẓ

Artinya: yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.

Tersimpan dalam Lauḥ Maḥfuẓ yang terjaga dari perubahan, pendistorsian, pengurangan maupun penambahan. (Tafsir al-Mukhtashar)

Yang tertulis dalam Lauh yang terjaga dari setan, bersih dari penambahan atau pengurangan. Tempat Alquran yaitu Lauhul Mahfudh. (Tafsir al-Wajiz)

فِى لَوْحٍ مَّحْفُوظٍۭ (yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh) Yakni tercantum dalam lauhul mahfuzh, yaitu kitab utama yang terjaga di sisi Allah dari setan-setan. (Zubdatut Tafsir)

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian sekumpulan penjelasan dari banyak mufassirun berkaitan isi dan arti ayat 15 (lima belas) (arab, latin, artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita bersama. Sokong syi'ar kami dengan memberikan hyperlink ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Sering Dibaca

Telaah berbagai halaman yang sering dibaca, seperti surat/ayat: Luqman 13-14, Al-Baqarah 284-286, Al-A’raf, Al-Fatihah 1, Al-Fatihah 2, Assalaamualaikum. Serta Yasin 40, Ali ‘Imran 191, Ali ‘Imran 104, Yunus 41, Al-Baqarah 216, Al-Fatihah 7.

  1. Luqman 13-14
  2. Al-Baqarah 284-286
  3. Al-A’raf
  4. Al-Fatihah 1
  5. Al-Fatihah 2
  6. Assalaamualaikum
  7. Yasin 40
  8. Ali ‘Imran 191
  9. Ali ‘Imran 104
  10. Yunus 41
  11. Al-Baqarah 216
  12. Al-Fatihah 7

Pencarian: al baqoroh 183, surat annisa ayat 4, surah al muluk, tentang zina, ayat menuntut ilmu

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: