Surat ‘Abasa Ayat 19

مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ فَقَدَّرَهُۥ

Arab-Latin: Min nuṭfah, khalaqahụ fa qaddarah

Artinya: Dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukannya.

« 'Abasa 18'Abasa 20 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Berkaitan Dengan Surat ‘Abasa Ayat 19

Paragraf di atas merupakan Surat ‘Abasa Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah penting dari ayat ini. Terdapat variasi penjelasan dari banyak ahli tafsir berkaitan isi surat ‘Abasa ayat 19, antara lain seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

17-23. Manusia kafir dilaknat dan diazab, betapa besar kekafirannya kepada tuhannya. Tidakkah dia melihat dari apa Allah menciptakannya pertama kali? Allah menciptakannya dari air yang sedikit (yaitu sperma),lalu allah menciptakannya dalam beberapa tahapan, Kemudian Allah menjelaskan baginya jalan kebaikan dan jalan keburukan, Kemudian Allah mematikannya dan menjadikan baginya satu tempat yang ia dikubur di dalamnya. Kemudian jika Allah berkehendak Dia akan menghidupkan kembali dan membangkitkannya untuk menghadapi perhitungan amal dan balasan. Perkaranya tidak sebagaimana yang diucapkan dan dilakukan oleh orang kafir ini,dia tidak menunaikan perintah Allah,yaitu beriman kepada NYA dan mentaati NYA.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

19. Dari air yang sedikit Allah menciptakannya lalu Allah mentakdirkan penciptaannya fase demi fase.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

19. مِن نُّطْفَةٍ خَلَقَهُۥ (Dari setetes mani, Allah menciptakannya)
Yakni dari air yang hina. Lalu mengapa makhluk yang keluar dari saluran kencing dua kali dapat bersikap sombong?

فَقَدَّرَهُۥ(lalu menentukannya)
Yakni kemudian Allah menyempurnakan dan melengkapinya dengan anggota badan untuk kebaikannya, Allah menciptakan baginya dua tangan, dua kaki, dua mata, dan anggota tubuh dan panca indra lainnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

19. Allah menciptakan mereka dari air mani yang hina dan sepele. Allah lalu menumbuhkan dari mani itu wujud raganya dalam beberapa proses yang berbeda. Allah juga menjadikan berbagai anggota tubuh untuk keperluaan hidupnya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia menciptakannya dari setetes mani} air yang sedikit {lalu menentukan takdirnya} menentukan kadarnya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 17-23
Meski seperti itu, manusia tetap saja kufur. Karena itu Allah berfirman, “Binasalah manusia; alangkah amat sangat keakfirannya” terhadap nikmat Allah, dan alangkah hebat pembangkangannya pada kebenaran setelah kebenaran itu jelas, padahal sendiri apa? Dia hanyalah makhluk paling lemah yang diciptakan Allah dari air hina kemudian ditentukan wujudnya serta disempurnakan menjadi manusia sempurna lalu Allah menyempurnakan kekuatan lahir dan batinnya. “Kemudian dia memudahkan jalannya,” yakni Allah memudahkan baginya sebab-sebab agama dan dunia dan menunjukan pada jalan lurus serta menjelaskannya. Allah mengujinya dengan perintah dan larangan. “Kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur,” yakni, memuliakannya dengan disemayamkan dan tidak dijadikan seperti hewan yang bangkainya dibiarkan saja tergeletak diatas tanah. “Kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya setelah kematian untuk pembalasan amal. Hanya Allah semata yang mengatur manusia dan mengarahkannya pada hal-hal tersebut. Tidak ada satu sekutu pun yang menyertai Allah dalam hal itu. Meski demekian, manusia tetap saja tidak mau menunaikan perintah Allah dan tidak mau menunaikan kewajiban yang dibebankan padanya. Bahkan senantiasa bermalas-malasan tapi banyak meminta.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 17-32
Allah SWT berfirman seraya mencela orang yang memngingkari hari kebangkitan dan penghidupan anak cucu Adam (Binasalah manusia; alangkah amat sangat kekafirannya (17)) ini untuk jenis manusia yang mendustakan karena sangat banyak kedustaannya yang tanpa sandaran, bahkan hanya menurut ilusi yang menganggap hal itu mustahil dan tidak adanya pengetahuan.
Kemudian Allah SWT menjelaskan kepadanya tentang bagaimana Dia menciptakannya dari sesuatu yang hina? dan bahwa Dia mampu untuk mengembalikannya hidup sebagaimana saat Dia memulai penciptaannya; jadi Allah SWT berfirman: (Dari apakah Allah menciptakannya? (18) Dari setetes mani, Allah menciptakannya, lalu menentukannya (19)) yaitu menentukan ajal, rezeki, dan amalnya, apakah dia termasuk orang yang berbahagia atau orang yang celaka (Kemudian Dia memudahkan jalannya (20)) kemudian Allah memudahkannya keluar dari perut ibunya. Demikian juga dikatakan Qatadah, dan As-Suddi, dan dipilih Ibnu Jarir.
Mujahid berkata bahwa ini semakna dengan firman Allah SWT: (Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir (3)) (Surah Al-Insan) yaitu, Kami telah menerangkan kepadanya, menjelaskannya kepadanya, dan mumudahkan baginya untuk mengamalkannya. Demikian juga dikatakan Al-Hasan dan Ibnu Zaid, dan pendapat inilah yang paling kuat; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (kemudian Dia mematikannya dun memasukkannya ke dalam kubur (21)) yaitu setelah Allah menciptakannya, lalu mematikannya dan menguburnya, yaitu Allah menjadikannya mempunyai kuburan. Bangsa Arab berkata “qabartu ar-rajula” jika kamu mengurusi hal itu, dan dikatakan “aqbarahullah” (Allah menjadikannya memiliki kuburan). Dikatakan pula : “'adhabtu qarna ats-tsauru” (aku memotong tanduk banteng itu”. Bisa juga “a’dhabahullah”, (Allah menjadikan tanduknya terpotong”. Dikatakan “batartu dzanabal ba'iri”, (aku potong ekor unta itu) bisa juga dikatakan “abtarahullah” (Allah menjadikan ekor unta itu terputus). Dikatakan “taradtu fulanan 'anni” (aku mengusir Fulan dariku). Dikatakan “atradahullah”, Allah menjadikannya terusir
Firman Allah: (kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali (22)) yaitu membangkitkannya setelah mati. dan termasuk ke dalamnya ini kata kebangkitan dan berkembang biak (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kalian dari tanah, kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak (20)) (Surah Ar-Rum) dan (dan lihatlah kepada tulang belulang keledai itu, kemudian Kami menyusunnya kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging) (Surah Al-Baqarah: 259)
Firman Allah SWT: (sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya (23)) Ibnu Jarir berkata bahwa Allah SWT berfirman, "Kalla," yaitu perkaranya tidak seperti apa yang dikatakan manusia yang kafir itu, bahwa dia telah menunaikan hak Allah yang ada pada dirinya dan hartanya (manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya) Allah SWT berfirman bahwa dia masih belum menunaikan kewajiban Allah SWT atas dirinya.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (sekali-kali jangan; manusia itu belum melaksanakan apa yang diperintahkan Allah kepadanya (23)) yaitu tidak ada seorangpun yang ditetapkan dapat menunaikan apa yang diwajibkan atas dirinya. Al-Baghawi meriwayatkan hal yang serupa dari Hasan Al-Bashri.
Demikianlah yang saya dapati dari pendapat ulama terdahulu tentangnya, tidak ada hal lainnya. Tetapi menurut saya, makna yang dimaksud hanya Allahlah yang lebih mengetahui (kemudian bila Dia menghendaki, Dia membangkitkannya kembali (22)) yaitu Dia membangkitkannya (tidaklah demikian; Allah masih belum menunaikan apa yang telah ditetapkan-Nya itu (23)) yaitu Allah tidak akan melakukannya sekarang sebelum masa yang telah Dia tetapkan atas anak cucu Adam yang akan menjalaninya habis dan dikeluarkan di dunia, sedangkan di pundaknya telah terbebani perintah dari Allah secara takdir. Maka ketika hal yang telah ditetapkan Allah itu habis, Allah membangkitkan semua makhluk dan menghidupkan kembali mereka sebagaimana Dia memulai penciptaannya.
Firman Allah SWT (maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya (24)) Ini merupakan penyebutan nikmat Allah dan merupakan bukti yang menunjukkan bahwa jasad-jasad ini setelah menjadi tulang belulang yang hancur menjadi tanah dan tercerai-berai dengan menggunakan perumpamaan penghidupan tumbuhan dari tanah yang mati. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit) (25)) yaitu Kami menurunkan hujan dari langit ke bumi (kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya (26)) yaitu, Kami menempatkan air itu dalam bumi dan masuk melalui celah-celahnya, kemudian meresap ke dalam biji-bijian yang disimpan dalam tanah. Maka biji-bijian itu tumbuh menjadi tumbuhan yang muncul di permukaan bumi (lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu (27) anggur dan sayur-sayuran (28)) Kata “Al-habbu” adalah biji-bijian, “al-’inabu” adalah anggur. dan “al-qadhbu” adalah sayuran yang dimakan ternak dengan mentah-mentah. Hal itu juga disebut “Al-Qattu” Demikianlah menurut Ibnu Abbas dan Qatadah. Hasan Al-Bashri berkata bahwa “al-qadhbu” adalah makanan ternak.
(dan zaitun) yaitu sesuatu yang sudah dikenal dan dapat dijadikan lauk, begitu pula minyaknya. Bahkan minyaknya dapat digunakan untuk meminyaki tubuh dan bahan bakar (dan buah kurma) yang dapat dimakan dalam keadaan muda, atau masak, bisa juga basah, kering, belum masak, dan sudah masak, dan perasannya dapat dijadikan minuman dan cuka (kebun-kebun (yang) lebat (30)) yaitu kebun-kebun. Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa (ghulban) adalah pohon kurma yang besar dan rindang.
Ibnu Abbas juga berkata bahwa (ghulban) adalah pohon yang dapat dijadikan naungan.
DIriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (kebun-kebun (yang) lebat (30)) yaitu yang tinggi-tinggi.
Firman Allah SWT: (dan buah-buahan dan rumput-rumputan (31)) Adapun kata “Al-fakihah” adalah semua jenis buah-buahan yang dimakan. Ibnu Abbas berkata bahwa “Al-fakihah” adalah buah yang dimakan dalam keadaan segar, dan “al-abb” adalah tumbuhan yang hanya dimakan binatang ternak dan tidak dimakan manusia.
Mujahid berkata bahwa “al-abb” adalah rumput-rumputan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa “al-abb” adalah tumbuhan yang dimakan hewan dan tidak dimakan manusia.
Diriwayatkan dari Anas bahwa Umar bin Khattab membaca firmanNya: (Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling (1)) Ketika bacaannya sampai ayat: (dan buah-buahan dan rumput-rumputan (31)) dia berkata, "Kami telah mengetahui apa yang dimaksud dengan “Al-fakihah” , tetapi apakah itu “al-abb”?" dia berkata, "Demi usiamu, wahai Ibnu Al-Khattab, sesungguhnya ini benar-benar merupakan memaksakan diri" Sanad hal ini shahih, banyak ulama telah meriwayatkannya dari Anas. Hal ini mengandung penafsiran bahwa Umar bermaksud untuk mengetahui bentuk, jenis dan barangnya, karena sesungguhnya dia dan semua orang yang membaca ayat ini mengetahui bahwa “al-abb” adalah sejenis tumbuhan bumi karena firmanNya: (lalu Kami tumbuhkan biji-bijian dl bumi itu (27) anggur, dan sayur-sayuran (28) zaitun dan pohon kurma (29) kebun-kebun (yang) lebat (30) dan buah-buahan serta rumput-rumputan (31)) dan firman Allah SWT: (untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian (32)) yaitu untuk makanan kalian dan binatang ternak kalian di dunia ini sampai hari kiamat


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dari tetesan mani ! , yaitu air yang hina dan lemah , itulah asal mereka Allah menciptakan mereka dari air mani kemudian Dia menentukan anggota badannya, dan urat-urat syarafnya, dan tulang-tulangnya, dan akalnya, dan Allah juga menentukan ajal mereka, Dia juga menentukan amalan mereka, bahkan Allah pun menetukan nasib seseorang kebahagiaan atau kesengsaraan yang akan ia hadapi, semua telah Allah tentukan sebelum manusia dilahirkan kebumi, Allah telah memperhatikan dan mementingkan penciptaan manusia, berbeda dengan penciptaan binatang dan makhluk-makhluk lainnya yang diciptakan untuk kepentingan sesaat dan selesai, adapun penciptaan manusia akan ada tanggung jawab dari masing-masing indifidu, oleh karena itu Allah menjadikan makhluk-makhluk itu tunduk kepada manusia, hanya untuk kemaslahatan manusia, , Allah telah melimpahkan kepada manusia begitu banyak rezeki, dan mengutus kepada mereka Rasul-Nya, dan diturunkan kepada mereka kitab-Nya, sungguh Allah benar-benar memperhatikan keberadaan manusia dimuka bumi, akan tetapi mereka kufur akan semua nikmat yang Allah berikan.

Maka bukanlah manusia itu sendiri yang menciptakan dirinya, dan tiada pencipta selain Allah, lalu kemudian mereka mengingkari dan berbuat kufur terhadap semua nikmat itu, mereka membangkang kepada Allah yang menciptakannya dan berlaku sombong, terhadap-Nya, oleh karenanya Hasan Al-Bashri mengatakan : "Bagaimana mungkin manusia itu berlaku sombong sedangkan dia dilahirkan kemuka bumi melalui saluran air seni laki-laki dan perempuan ?! karena bahwasanya penciptaan manusia dari mani seorang laki-laki dan mani seorang perempuam, bagaimana mungkin dia menyombongkan diri ?!


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

yaitu pada firman-Nya:مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ “Dari setetes mani, Allah menciptakannya” Maknanya: Kamu wahai manusia yang tidak meyakini kebangkitan? Dari apa kamu tercipta? Bukankah kamu tercipta dari tiada, sesuatu yang tidak dapat disebutkan sebelumnya, kemudia kamu diadakan dan kamu menjadi manusia, maka bagaimana mungkin kamu kafir terhadap kebangkitan? Oleh karenanya Allah berfirman: مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ Nutfah makna asalnya adalah air yang sedikit, yang dimaksudkan dengan nutfah di sini adalah : air (mani) laki-laki yang memancar yang keluar dari tulang belakang dan tulang dada, yang diteteskan ke rahim perempuan sehingga ia hamil.
فَقَدَّرَهُ " lalu menentukannya." Maknanya: Allah menjadikannya terukur ada tahapan-tahapan: dari setetes mani, segumpal darah, segumpal daging, sebagaimana dalam hadits shahih, dari Ibnu Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu ia berkata: Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan kepada kami, diala orang yang jujur dan terpercaya (dibenarkan):
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمَاً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ المَلَكُ فَيَنفُخُ فِيْهِ الرٌّوْحَ،وَيَؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَالله الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلاذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَايَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إلا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari berbentuk nutfah(setetes mani), kemudian menjadi 'alaqoh (segumpal darah) selama itu juga, kemudian menjadi mudghoh (segumpal daging) selama itu juga, kemudian diutuslah kepadanya seorang malaikat lalu ia meniupkan nyawa kepadanya dan diperintahkan untuk menuliskan empat kalimat; menuliskan rejekinya, ajalnya, perbuatannya dan apakah akan sengsara atau bahagia. Maka demi Allah yang tidak ada sesembahan yang benar selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kalian telah berbuat dengan perbuatan penduduk surga hingga tidak ada jarak antara dia dengan surga kecuali satu hasta, namun catatan (takdir) telah mendahuluinya, lalu ia berbuat dengan perbuatan penduduk neraka maka ia akan masuk neraka, dan sesungguhnya salah seorang dari kalian telah berbuat dengan perbuatan penduduk neraka hingga tidak ada jarak antara dia dengan neraka kecuali satu hasta, namun catatan (takdir) telah mendahuluinya, lalu ia berbuat dengan perbuatan penduduk surga maka ia akan masuk surga. (1)

Manusia ada tahapan ciptaannya di perut ibunya, siapakah yang membuat tahapan-tahapan itu? Siapakah yang menghubungkan sesuatu yang dapat menumbuhkannya melalui pusar dari darah ibunya? Dialah Allah ‘Azza Wa Jalla.

(1) Dileluarkan Bukhari (3208) dan Muslim (2643)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat ‘Abasa ayat 19: 17-23. Kemudian Allah menyeru kepada orang-orang kafir, Ia berkata : Allah akan perangi orang-orang yang kufur dengan kekufuran yang sangat kepada Allah, (padahal) bersamaan dengan kekufurannya, Allah telah berbuat baik kepadanya. Lalu Allah katakan kepada mereka yang bersikukuh dengan kekufurannya : Bukankan ia (orang-orang kafir) melihat asal penciptaannya yang diciptakan dari setetes mani yang hina ? Sampai-sampai mereka tidak membutuhkan lagi keimanan kepada Rabbnya ? Dengan mani ini Allah jadikan mereka ditakdirkan menempel di rahim ibunya dengan kondisi bertahap sampai menjadi manusia. Kemudian setelah melewati tahap ini yaitu ketika hidup di dalam rahim ibunya, Allah mudahkan baginya untuk keluar (ke dunia), Allah beri petunjuk untuk hidup di bumi, Allah mudahkan untuk mendapatkan petunjuk (kebaikan) jika ia mendambakannya, dan Allah bebaskan bermaksiat jika memang itu dambaannya. Kemudian Allah beri kenikmatan (pada mukmin) ketika mati dan dikuburkan di dalam kubur, Allah berikan kemuliaan atasnya. Kemudian Allah beri kenikmatan ketika Allah berkehendak menghidupkan dan membangkitkannya setelah kematiannya untuk dihisab dan dibalas amalannya ketika dunia; Sedangkan orang-orang kafir Allah berikan cobaan dan diuji atas kesombongan dan keangkuhannya, padahal Allah telah berbuat baik kepadanya (di dunia) dan sama-yaitu dibebankan syariat; Akan tetapi ia tidak menganggap (acuh) atas apa yang telah diwajibkan oleh Rabbnya dari keimanan dan amal yang shalih.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yang dimaksud dengan menentukannya ialah menentukan fase-fase kejadiannya (dari mani menjadi segumpal darah lalu menjadi segumpal daging dst.), umurnya, rezekinya, dan nasibnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat ‘Abasa Ayat 19

Manusia hanyalah makhluk yang sangat lemah. Allah menciptakannya dari sesuatu yang hina, yaitu setetes mani. Dia menciptakannya melalui berbagai tahapan, dari tahap alaqah yang menempel di dinding rahim, lalu berubah menjadi mudgah, kemudian tahap pembentukan tulang, kemudian tahap dibungkusnya tulang itu dengan daging, lalu Allah menentukannya dan mewujudkannya dalam bentuk yang sempurna, dilengkapi dengan panca indera, akal, dan sebagainya. 20. Setelah mewujudkan manusia dalam bentuk yang sempurna, dengan kasih sayang-Nya kemudian jalannya dia mudahkan dengan cara mengeluarkannya dari perut ibunya. Dia juga memberinya kemudahan untuk membedakan kebaikan dan keburukan agar dia memilih jalan hidupnya sendiri.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penjabaran dari berbagai mufassirin terkait kandungan dan arti surat ‘Abasa ayat 19 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita semua. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Sering Dicari

Terdapat berbagai konten yang sering dicari, seperti surat/ayat: Al-Anbiya, Al-Isra 24, Ali ‘Imran 185, Al-Mukminun 1-11, Al-Ahzab 59, Az-Zalzalah 7. Ada juga Al-Baqarah 165, Al-‘Ashr 2, Al-‘Ankabut 45, An-Nisa 1, An-Nur 31, An-Nur.

  1. Al-Anbiya
  2. Al-Isra 24
  3. Ali ‘Imran 185
  4. Al-Mukminun 1-11
  5. Al-Ahzab 59
  6. Az-Zalzalah 7
  7. Al-Baqarah 165
  8. Al-‘Ashr 2
  9. Al-‘Ankabut 45
  10. An-Nisa 1
  11. An-Nur 31
  12. An-Nur

Pencarian: ...

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.