Sepuluh (10) Ayat Pertama Surat al-Kahfi

Sepuluh (10) ayat pertama dari surat al-Kahfi adalah salah satu serial ayat yang sangat istimewa. Mengapa demikian? Sebab dalam salah satu hadits yang shahih, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyatakan bahwa pelakunya akan terbebas dari fitnah Dajjal. Maka, banyak sekali orang yang rutin menghafal dan menjaga untuk membaca surat tersebut.

Mengapa bisa menghafal surat al-Kahfi lalu terbebas dari fitnah Dajjal? Sebagian ulama menyatakan karena agungnya kandungan sepuluh (10) ayat pertama surat al-Kahfi tersebut, sehingga jika direnungi maka tidak akan tertipu oleh tipuan dari Dajjal. Dan berikut sepuluh ayat tersebut:

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ

Arab-Latin: al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

قَيِّمًا لِّيُنذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِّن لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ ٱلْمُؤْمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعْمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

Arab-Latin: qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya'malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

Artinya: sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Sepuluh (10) Ayat Pertama Surat al-Kahfi

Didapatkan beragam penafsiran dari para ulama tafsir berkaitan isi sepuluh (10) ayat pertama surat al-kahfi, misalnya sebagaimana berikut:

Allah menjadikannya kitab yang lurus, tidak ada pertentangan dan kontradiksi di dalamnya; untuk memberikan peringatan kepada orang-orang kafir dari siksaan yang pedih yang berasal dari sisiNya, dan memberi kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya yang beramal shalih bahwa sesungguhnya bagi mereka pahala melimpah, yaitu surga. Mereka akan berdiam dalam kenikmatan tersebut, tidak akan pergi terpisah darinya selamanya. (Tafsir al-Muyassar)

Tetapi Dia menjadikannya sebagai kitab yang lurus, tidak saling bertentangan dan berbeda, untuk memperingatkan orang-orang kafir akan azab yang sangat pedih dari Allah -yang telah menanti mereka, dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengerjakan amal saleh bahwa mereka akan mendapatkan ganjaran pahala yang baik, yang tidak akan ditandingi oleh jenis ganjaran apapun. (Tafsir al-Mukhtashar)

Untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik berupa surga dan pahala baik. (Tafsir al-Wajiz)

قَيِّمًا (sebagai bimbingan yang lurus) Makna (القيم) yakni yang lurus lagi tidak berbelok. Atau sebagai kitab yang menjadi acuan bagi kitab-kitab samawi sebelumnya. لِّيُنذِرَ(untuk memperingatkan) Yakni memperingatkan orang-orang kafir. بَأْسًا شَدِيدًا(siksaan yang sangat pedih) Makna (البأس) yakni azab. مِّن لَّدُنْهُ(dari sisi Allah) Yakni diturunkan oleh Allah. وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصّٰلِحٰتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا(dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik) Yakni berupa balasan surga yang segala yang ada didalamnya adalah kebaikan. (Zubdatut Tafsir)

مَّٰكِثِينَ فِيهِ أَبَدًا

Arab-Latin: mākiṡīna fīhi abadā

Artinya: mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

Mereka akan kekal abadi dalam ganjaran pahala ini, dan tak akan pernah terputus dari mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)

3. Mereka kekal di dalam surga untuk selama-lamanya. (Tafsir al-Wajiz)

مّٰكِثِينَ فِيهِ (mereka kekal di dalamnya) Yakni dalam balasan tersebut yang berupa surga. أَبَدًا(untuk selama-lamanya) Tinggal di dalamnya selamanya tanpa terputus. (Zubdatut Tafsir)

وَيُنذِرَ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ ٱتَّخَذَ ٱللَّهُ وَلَدًا

Arab-Latin: wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

Artinya: Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang anak".

Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang musyrik yang berkata, ”Allah mengambil seorang anak. ” (Tafsir al-Muyassar)

Dan Al-Qur`ān juga memperingatkan kaum Yahudi, Nasrani dan sebagian kaum musyrikin yang menyatakan, "Allah mengambil seorang anak." (Tafsir al-Mukhtashar)

4. Untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata bahwa Allah mempunyai anak dan sekutu" (Tafsir al-Wajiz)

وَيُنذِرَ الَّذِينَ قَالُوا۟ اتَّخَذَ اللهُ وَلَدًا (Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: “Allah mengambil seorang anak”) Mereka adalah orang-orang Yahudi dan Nasrani, serta sebagian orang kafir Quraisy yang menganggap para malaikat adalah anak-anak perempuan Allah. (Zubdatut Tafsir)

مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Arab-Latin: mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

Artinya: Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

Kaum musyrikin sama sekali tidak memiliki pengetahuan sedikitpun pada mereka atas apa yang mereka dakwakan bagi Allah, yaitu mengambil seorang anak, sebagaimana para pendahulu mereka yang mereka ikuti. Alangkah parah ungkapan buruk yang keluar dari mulut-mulut mereka. Apa yang mereka ucapkan hanyalah ucapan dusta saja. (Tafsir al-Muyassar)

Orang-orang yang menebarkan fitnah itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan bukti atas klaim mereka bahwa Allah memiliki anak, begitu pula nenek moyang yang mereka ikuti tidak memiliki pengetahuan tentang itu. Sungguh betapa besar kejelekan kata-kata yang terlontar tanpa ilmu dari mulut mereka, tidaklah mereka menyatakannya kecuali sebagai kedustaan yang tidak berdasar dan tidak pula memiliki bukti. (Tafsir al-Mukhtashar)

Namun hanya karena meniru atau dusta. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu kecuali dusta (Tafsir al-Wajiz)

مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ (Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu) Yakni tentang Allah yang menjadikan baginya seorang anak. وَلَا لِاٰبَآئِهِمْ ۚ (begitu pula nenek moyang mereka) Yakni dan tidak ada dalil yang benar yang menunjukkan hal itu dari para pendahulu mereka. كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوٰهِهِمْ ۚ( Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka) Karena besarnya keberanian mereka mengucapkan tuduhan itu kepada Allah. إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا(mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta) Tidak mengandung kebenaran sedikitpun. (Zubdatut Tafsir)

فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

Arab-Latin: fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

Artinya: Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

Mungkin saja (engkau wahai rasul), akan membinasakan dirimu sendiri lantaran kedukaan dan kesedihan akibat penolakan kaummu dan mereka berpaling darimu, ketika mereka belum mau beriman kepada Al-qur’an ini dan mengamalkannya. (Tafsir al-Muyassar)

Maka boleh jadi engkau -wahai Rasul- akan mencelakakan dirimu karena kecewa dan bersedih hati bila mereka tidak beriman kepada Al-Qur`ān ini. Maka janganlah engkau melakukannya sebab pemberian hidayah itu bukanlah tanggung jawabmu, akan tetapi engkau hanya bertugas untuk menyampaikan. (Tafsir al-Mukhtashar)

Maka jangan sedih atas sikap mereka sebab tugas utamamu adalah menyampaikan risalah Allah, dan kamu tidak dimintai pertanggungjawaban atas beriman atau tidaknya mereka (Tafsir al-Wajiz)

فَلَعَلَّكَ بٰخِعٌ نَّفْسَكَ (Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu) Yakni membinasakan dirimu sendiri. عَلَىٰٓ ءَاثٰرِهِمْ(setelah mereka berpaling) Yakni setelah keberpalingan mereka. إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهٰذَا الْحَدِيثِ(sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini) Yakni kepada al-Qur’an. أَسَفًا (karena bersedih hati) Yakni rasa jengkel atau sedih atas perkataan mereka dan kekafiran mereka yang lain. Yakni maksud dari ayat ini adalah, wahai Muhammad, janganlah kamu terlalu membesarkan urusan ini, sebab tugasmu dalam pengutusan ini adalah agar kamu menyampaikan risalah kepada mereka, dan kamu tidak dituntut untuk memasukkan keimanan ke dalam hati mereka; oleh sebab itu janganlah kamu merusak dirimu karena kesedihan atas kekafiran mereka. (Zubdatut Tafsir)

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى ٱلْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا

Arab-Latin: innā ja'alnā mā 'alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum aḥsanu 'amalā

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.

Sesungguhnya kami menjadikan apa yang ada di muka bumi berupa makhluk-mahkluk lain sebagai penghias baginya dan kemanfaatan bagi para penghuninya, agar kami dapat menguji mereka, siapakah dari mereka yang terbaik amalannya dengan taat kepada Kami dan siapakah dari mereka yang paling buruk tindakannya dengan berbuat berbagai macam maksiat. Dan kami akan memberi balasan kepada masing-masing mereka dengan balasan yang sesuai. (Tafsir al-Muyassar)

Sesungguhnya Kami telah menjadikan segala apa yang ada di bumi ini berupa makhluk-makhluk yang beragam sebagai perhiasan dan keindahan baginya, dengan tujuan untuk Kami uji mereka; siapakah diantara mereka yang memiliki amalan paling baik lagi diridai Allah, atau siapakah diantara mereka yang memiliki amalan paling buruk, agar setiap dari mereka Kami berikan balasan yang setimpal. (Tafsir al-Mukhtashar)

Sebagai ujian Kami bagi mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Sehingga posisi orang musyrik sebagai ujian dan cobaan (Tafsir al-Wajiz)

إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَّهَا (Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya) Yakni dari segala sesuatu yang layak untuk dijadikan perhiasan seperti hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, atau dari benda mati, serta bangunan-bangunan dan perabotan yang Allah ilhamkan kepada manusia untuk membuatnya. لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا(agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya) Yakni agar Kami menguji mereka, apakah orang tersebut baik amalnya atau tidak? Dan siapakah yang paling layak untuk diberi harta, kedudukan, kekuasaan, dan lain sebagainya. (Zubdatut Tafsir)

وَإِنَّا لَجَٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا

Arab-Latin: wa innā lajā'ilụna mā 'alaihā ṣa'īdan juruzā

Artinya: Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.

Dan sesungguhnya Kami benar-benar menjadikan apa yang terdapat di muka bumi dari perhiasan tersebut ketika dunia berakhir berupa tanah yang tanpa tumbuh-tumbuhan sama sekali di dalamnya. (Tafsir al-Muyassar)

Dan Kami akan merubah segala apa yang ada di atasnya berupa makhluk-makhluk yang beragam menjadi tanah yang tandus lagi kosong dari tumbuhan, dan ini akan terjadi setelah berakhirnya masa kehidupan makhluk-makhluk ini, sebab itu mereka (manusia) hendaknya mengambil pelajaran darinya. (Tafsir al-Mukhtashar)

8. Sesungguhnya pada hari kiamat kelak Kami benar-benar akan menjadikan apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus tanpa tanaman dan hiasan (Tafsir al-Wajiz)

وَإِنَّا لَجٰعِلُونَ مَا عَلَيْهَا (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya) Yakni menjadikan perhiasan ini ketika telah habis umur dunia. صَعِيدًا(menjadi tanah rata) Yakni menjadi tanah. جُرُزًا(lagi tandus) Yang tidak terdapat tanaman dan perhiasan di atasnya. Seperti kebun yang habis dimakan belalang. (Zubdatut Tafsir)

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَٰبَ ٱلْكَهْفِ وَٱلرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايَٰتِنَا عَجَبًا

Arab-Latin: am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā 'ajabā

Artinya: Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?

Janganlah engaku (wahai rasul), menyangka bahwa sesungguhnya kisah para penghuni gua itu dan batu pualam yang tertulis di atasnya nama-nama mereka termasuk tanda-tanda Kami yang menakjubkan lagi aneh. sebab, penciptaan langit dan bumi dan segala isinya lebih menakjubkan dari kisah itu. (Tafsir al-Muyassar)

Dan jangan sekali-kali engkau menyangka -wahai Rasul- bahwa kisah para penghuni gua, dan batu bersurat yang tertulis padanya nama-nama mereka merupakan mukjizat dan tanda-tanda kebesaran Kami yang sangat menakjubkan, akan tetapi mukjizat lainnya lebih menakjubkan dari itu seperti penciptaan langit dan bumi. (Tafsir al-Mukhtashar)

Mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan? Ayat dan kisah ashabul kahfi ini turun ketika kaum Qurays bertanya kepada Nabi tentang tiga hal, diantaranya tentang menghadapi orang Yahudi. (Tafsir al-Wajiz)

أَمْ حَسِبْتَ أَنَّ أَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا۟ مِنْ ءَايٰتِنَا عَجَبًا (Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan?) Yakni wahai Muhammad apakah kamu mengira hanya mereka ayat-ayat Kami yang menakjubkan? Janganlah kamu mengira demikian, sebab seluruh ayat-ayat Kami menakjubkan, dan ada yang lebih menakjubkan dari cerita mereka. Kata (الرقيم) adalah nama dari sebuah lembah atau negeri, atau papan yang tertulis diatasnya nama-nama mereka. (Zubdatut Tafsir)

إِذْ أَوَى ٱلْفِتْيَةُ إِلَى ٱلْكَهْفِ فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Arab-Latin: iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

Artinya: (Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)".

Ingatlah (wahai rasul) ketika sejumlah pemuda yang beriman kepada Allah mencari tempat berlindung ke dalam gua, karena takut menghadapi fitnah dari kaum mereka yang dilancarkan kepada mereka dan paksaan terhadap mereka untuk menyembah berhala-berhala. Mereka berkata, ”wahai tuhan kami, berikanlah kepada kami rahmat dari sisiMu untuk meneguhkan kami dengannya dan melindungi kami dari keburukan. Dan mudahkanlah bagi kami jalan yang benar yang mengantarkan kami untuk melakukan apa yang Engkau cintai, sehinga kami menjadi manusia-manusia yang lurus, bukan orang-orang yang sesat. (Tafsir al-Muyassar)

Ingatlah -wahai Rasul- tatkala beberapa pemuda yang beriman melarikan diri untuk mencari perlindungan demi menyelamatkan agama mereka, lalu mereka menghaturkan doa, "Wahai Tuhan kami! Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dengan mengampuni dosa-dosa kami, dan menyelamatkan kami dari makar musuh-musuh kami, serta jadikanlah iman kami dan hijrahnya kami dari orang-orang kafir sebagai petunjuk dan sikap istikamah menuju jalan kebenaran." (Tafsir al-Mukhtashar)

10. Ingatlah tatkala para pemuda Ashabul Kahfi itu mencari tempat berlindung ke dalam gua agar terhindar dari fitnah, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu secara khusus, yaitu ampunan di akhirat, dan keamanan dari musuh, rizki di dunia, serta mudahkanlah kami mendapat petunjuk yang lurus yang Engkau ridhai dan restui dengan memisahkan diri dari orang kafir" (Tafsir al-Wajiz)

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ ((Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung) Yakni para pemuda ashabul kahfi. فَقَالُوا۟ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً (lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu) Yakni rahmat yang hanya datang dari Engkau, yang berupa ampunan di akhirat, keamanan dari musuh, dan rezeki di dunia. وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا(dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami) Yakni dan perbaikilah urusan yang kami lalui ini, yaitu dalam meninggalkan orang-orang kafir. (Zubdatut Tafsir)

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah variasi penjelasan dari banyak ulama tafsir terhadap kandungan dan arti sepuluh (10) ayat pertama surat al-kahfi (arab, latin, artinya), semoga membawa manfaat untuk kita bersama. Sokonglah usaha kami dengan memberi hyperlink menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Paling Banyak Dibaca

Kaji ratusan konten yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 191, Al-Baqarah 216, Al-Fatihah 7, Al-A’raf, Yasin 40, Ali ‘Imran 104. Juga Luqman 13-14, Al-Baqarah 284-286, Al-Fatihah 1, Al-Fatihah 2, Assalaamualaikum, Yunus 41.

  1. Ali ‘Imran 191
  2. Al-Baqarah 216
  3. Al-Fatihah 7
  4. Al-A’raf
  5. Yasin 40
  6. Ali ‘Imran 104
  7. Luqman 13-14
  8. Al-Baqarah 284-286
  9. Al-Fatihah 1
  10. Al-Fatihah 2
  11. Assalaamualaikum
  12. Yunus 41

Pencarian: sesungguhnya allah swt, menciptakan segala sesuatu menurut ukuran (takdir). hal ini terdapat dalam…, al lail surah, al zalzalah 7-8, bacaan surah al kafirun, ayat ayat alqur an

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.