Surat Al-Kahfi Ayat 6

فَلَعَلَّكَ بَٰخِعٌ نَّفْسَكَ عَلَىٰٓ ءَاثَٰرِهِمْ إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهَٰذَا ٱلْحَدِيثِ أَسَفًا

Arab-Latin: Fa la'allaka bākhi'un nafsaka 'alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

Artinya: Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran).

« Al-Kahfi 5Al-Kahfi 7 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Terkait Dengan Surat Al-Kahfi Ayat 6

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan beragam penafsiran dari banyak pakar tafsir berkaitan makna surat Al-Kahfi ayat 6, di antaranya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Mungkin saja (engkau wahai rasul), akan membinasakan dirimu sendiri lantaran kedukaan dan kesedihan akibat penolakan kaummu dan mereka berpaling darimu, ketika mereka belum mau beriman kepada Al-qur’an ini dan mengamalkannya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

6. Hai Nabi, janganlah kamu membinasakan dirimu karena kesedihan akibat mereka berpaling dari dakwahmu dan kedustaan mereka terhadap al-Qur’an.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

6. Maka boleh jadi engkau -wahai Rasul- akan mencelakakan dirimu karena kecewa dan bersedih hati bila mereka tidak beriman kepada Al-Qur`ān ini. Maka janganlah engkau melakukannya sebab pemberian hidayah itu bukanlah tanggung jawabmu, akan tetapi engkau hanya bertugas untuk menyampaikan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

6. فَلَعَلَّكَ بٰخِعٌ نَّفْسَكَ (Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu)
Yakni membinasakan dirimu sendiri.

عَلَىٰٓ ءَاثٰرِهِمْ(setelah mereka berpaling)
Yakni setelah keberpalingan mereka.

إِن لَّمْ يُؤْمِنُوا۟ بِهٰذَا الْحَدِيثِ(sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini)
Yakni kepada al-Qur’an.

أَسَفًا (karena bersedih hati)
Yakni rasa jengkel atau sedih atas perkataan mereka dan kekafiran mereka yang lain.
Yakni maksud dari ayat ini adalah, wahai Muhammad, janganlah kamu terlalu membesarkan urusan ini, sebab tugasmu dalam pengutusan ini adalah agar kamu menyampaikan risalah kepada mereka, dan kamu tidak dituntut untuk memasukkan keimanan ke dalam hati mereka; oleh sebab itu janganlah kamu merusak dirimu karena kesedihan atas kekafiran mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

6. Maka apakah barangkali kamu akan membinasakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling dari keimanan, sekiranya mereka tidak beriman kepada Al-Quran. Maka jangan sedih atas sikap mereka sebab tugas utamamu adalah menyampaikan risalah Allah, dan kamu tidak dimintai pertanggungjawaban atas beriman atau tidaknya mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Boleh jadi kamu akan mencelakakan} menghancurkan {dirimu karena bersedih} bersedih atas kekufuran mereka {keberpalingan mereka jika mereka tidak beriman kepada keterangan ini} Al-Qur’an


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

6. Ketika Rasulullah mempunyai animo tinggi untuk memberikan hidayah kepada manusia, berupa sekuat tenaga untuk mencapainya, maka beliau bergembira dan bersuka cita dengan tercapanya kesadaran hidayah pada orang-orang, dan (sebaliknya) bersedih hati serta berduka cita terhadap orang-orang yang mendustakan lagi sesat karena rasa iba dan kasihan beliau kepada mereka, maka Allah membimbing beliau supaya tidak menyibukkan dirinya dengan rasa iba kepada orang-orang yang tidak beriman terhadap al-Quran ini. Sebagaimana Allah berfirman dalam (ayat) yang lain, "Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman." (Asy-Syuara:3), dan Allah berfirman, "maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (Fathir:8).
Di sini Allah berfirman, “maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu,” maksudnya membinasakan dirimu disebabkan kegalauan hati dan rasa prihatin kepada mereka. Padahal pahalamu sudah pasti ditanggung oleh Allah, sedangkan merekka itu, seandainya Allah mengetahui ada kebaikan pada diri mereka, niscaya Allah akan memberi petunjuk. Akan tetapi, Allah mengetahui bahwa mereka tidak pantas kecuali untuk api neraka saja. Oleh karena itu, Allah menelantarkan mereka, tidak memberikan hidayah kepada mereka. Maka, perhatianmu (yang menyita) dirimu lantaran kepedihan hati dan keprihatinan kepada mereka tidak ada gunanya bagimu.
Dalam ayat ini dan ayat yang semisalnya terdapat pelajaran, bahwa orang yang diperintahkan menyeru manusia ke jalan Allah, wajib baginya menyampaikan dan berupaya menempuh cara yang dapat mengantarkan menuju jalan hidayah, menutup semua jalan kesesatan dan kebinasaan dengan kemampuan maksimalnya, dilandasi dengan bertawakal kepada Allah. Jika mereka mendapatkan petunjuk, maka alangkah indahnya kenikmatan hidayah itu. Kalau tidak, maka tidak perlu bersedih dan berduka cita. Sebab, perasaan itu dapat melemahkan jiwa dan menghancurkan kekuatan. Tidak ada faidahnya. Justru, (sebaiknya) tetap meneruskan pekerjaan yang dibebankan kepadanya dan berjalan kea rah sana. Adapun selain itu, maka di luar batas kemampuannya. Jika nabi Muhammad saja diberi Firman oleh Allah, "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi," (Al-Qashash:56), dan Musa berkata, ""Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu" (Al-Maidah:25), maka orang-orang selain mereka termasuk yang lebih utama (untuk memahami hal itu). Allah berfirman, "Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,"(Al-Ghasyiah:21-22).


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 6-8
Allah SWT berfirman seraya menghibur RasulNya SAW dalam kesedihan beliau dalam menghadapi orang-orang musyrik, karena mereka enggan beriman dan menjauhi dari beliau, sebagaimana Allah SWT berfirman: (maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap me­reka) (Surah Fathir: 8) dan (dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka) (Surah Al-Hijr: 88 serta (Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, kare­na mereka tidak beriman (3)) (Surah Asy-Syu'ara) membinasakan yaitu membinasakan dirimu sendiri dengan kesedihanmu atas mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini) yaitu Al-Qur'an. (kecewa) yakni janganlah membinasakan dirimu sendiri karena kecewa.
Qatadah berkata bahwa yang dimaksud adalah membu­nuh dirimu sendiri karena marah dan bersedih hati terhadap mereka.
Mujahid berkata bahwa maknanya adalah kecewa. yaitu "Janganlah kamu kecewa terhadap mereka, melainkan sampaikanlah risalah Allah. Barangsiapa yang menjadikannya petunjuk, maka hal itu untuk dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang sesat, maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan ter­hadap mereka"
Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa Dia telah menjadikan dunia ini sebagai rumah yang fana yang dihiasi dengan perhiasan yang fana. Sesungguhnya Dia menjadikannya sebagai tempat ujian, bukan tempat untuk mene­tap. Maka Allah berfirman: (Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan untuknya, agar Kami menguji mereka, siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya (7))
Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa dunia itu pasti lenyap, fana, habis, lenyap dan hancur. Maka Allah berfirman: (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus (8)) yaitu sesungguhnya sesudah menghiasinya Kami benar-benar akan men­jadikan dunia rusak dan hancur, dan Kami akan menjadikan segala sesuatu yang ada di atasnya binasa, rata dan tandus yang tidak dapat menumbuhkan tanaman apapun dan tidak bermanfaat.
Mujahid berkata terkait firmanNya: (tanah rata lagi tandus) yaitu tandus
Qatadah berkata bahwa ”ash-sha’id” adalah tanah yang tidak ada pohon dan tanaman di atasnya.
Ibnu Zaid berkata bahwa ”ash-sha’id” adalah tanah yang tidak ada apapun sama sekali di atasnya. Tidakkah kamu memperhatikan firman Allah SWT: (Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami meng­halau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus. Lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang darinya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan? (27)) (Surah As-Sajdah)
Muhammad bin Ishaq berkata tentang firman Allah: (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus (8)) yaitu bumi dan apa yang ada di atasnya pasti akan lenyap dan binasa. Dan sesungguhnya temoat kembali adalah kepada Allah. Maka janganlah membuatmu bersedih apa yang kamu dengar dan kamu lihat


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Kahfi ayat 6: Oleh karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ingin sekali dan bergembira jika manusia ketika itu mendapat hidayah dan Beliau berusaha sekuat tenaga untuknya, namun ketika manusia berpaling dan mendustakannya, Beliau pun bersedih karena kasihan kepada mereka, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengarahkan Beliau agar tidak menyibukkan dirinya dengan sedih memikirkan sikap mereka. Hal itu, karena pahala Beliau sudah pasti akan diberikan Allah, dan mereka yang berpaling itu, jika sekiranya Allah mengetahui bahwa dalam hati mereka ada kebaikan niscaya Dia akan memberi hidayah, akan tetapi Dia mengetahui, bahwa mereka lebih cocok masuk ke neraka, sehingga Dia telantarkan mereka dan tidak memberinya petunjuk. Oleh karena itu, sibuk dengan sedih memikirkan mereka tidak ada faedahnya bagimu. Dalam ayat ini dan yang semisalnya terdapat pelajaran, bahwa orang yang diperintahkan Allah untuk menyampaikan (seperti rasul dan orang yang diberi ilmu), tugasnya hanyalah menyampaikan dan melakukan segala sebab agar mereka memperoleh hidayah, menutup pintu kesesatan sesuai kemampuan, sambil bertawakkal kepada Allah. Jika mereka mendapatkan petunjuk, maka sungguh bagus sekali, kalau pun tidak maka jangan bersedih, karena hal itu dapat melemahkan jiwa (membuat dirinya lemas), meretakkan kekuatannya dan tidak ada faedahnya, bahkan hendaknya ia teruskan amal yang dibebankan kepadanya. Selebihnya, maka hal itu di luar kemampuan. Jika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam saja dikatakan tidak mampu memberi petunjuk kepada orang yang Beliau cintai, dan Nabi Musa ‘alaihis salam saja mengatakan, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku tidak berkuasa selain terhadap diriku dan saudaraku.” Maka selain mereka lebih tidak mampu lagi. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, ”Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. -Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka,” (Terj. Al Ghaasyiyah: 21-22)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 6

Maka akibat ucapan dan perbuatan kaum musyrikin itu, barangkali engkau wahai nabi Muhammad akan membunuh dirimu sendiri karena bersedih hati dan sangat kecewa setelah mereka berpaling dari dirimu dan menolak tuntunan yang engkau sampaikan, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini, yakni Al-Qur'an. Wahai nabi Muhammad, janganlah bersedih hati karena perkataan dan perbuatan mereka. Engkau hanya diutus menyampaikan wahyu kepada mereka, dan tidak dibebankan kepadamu menjadikan mereka beriman. Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi, yakni beraneka macam hewan, tumbuh-tumbuhan dan kekayaan alam yang tersimpan di dalamnya sebagai perhiasan baginya, yakni bagi bumi dan indah dipandang oleh manusia, untuk kami menguji mereka, di dalam menyikapi keindahan bumi dengan segala isinya. Dengan demikian, kami mengetahui secara nyata siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya, dan siapa yang jahat dan durhaka kepada tuhannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penafsiran dari kalangan ahli ilmu mengenai isi dan arti surat Al-Kahfi ayat 6 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi kita. Bantu usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dicari

Ada berbagai konten yang tersering dicari, seperti surat/ayat: An-Nur 2, Al-Mujadalah 11, Asy-Syams, Al-Baqarah 286, Ali Imran, Al-Baqarah 83. Juga At-Takatsur, Yunus 40-41, Al-Isra 23, Al-Ma’idah 2, Al-Hujurat 12, Az-Zalzalah.

  1. An-Nur 2
  2. Al-Mujadalah 11
  3. Asy-Syams
  4. Al-Baqarah 286
  5. Ali Imran
  6. Al-Baqarah 83
  7. At-Takatsur
  8. Yunus 40-41
  9. Al-Isra 23
  10. Al-Ma’idah 2
  11. Al-Hujurat 12
  12. Az-Zalzalah

Pencarian: surat 7 ayat 8, al baqarah ayat 269, qs mujadalah ayat 11, surat al-baqarah ayat 155, surat al imran ayat 102

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.