Surat Al-Kahfi Ayat 5

مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِءَابَآئِهِمْ ۚ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَٰهِهِمْ ۚ إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا

Arab-Latin: Mā lahum bihī min 'ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

Artinya: Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.

« Al-Kahfi 4Al-Kahfi 6 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Surat Al-Kahfi Ayat 5

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 5 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah penting dari ayat ini. Ada beragam penjelasan dari beragam ahli ilmu berkaitan makna surat Al-Kahfi ayat 5, di antaranya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kaum musyrikin sama sekali tidak memiliki pengetahuan sedikitpun pada mereka atas apa yang mereka dakwakan bagi Allah, yaitu mengambil seorang anak, sebagaimana para pendahulu mereka yang mereka ikuti. Alangkah parah ungkapan buruk yang keluar dari mulut-mulut mereka. Apa yang mereka ucapkan hanyalah ucapan dusta saja.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

5. Mereka dan nenek moyang mereka tidak memiliki dalil yang benar dalam kedustaan mereka ini. Sungguh sangat besar kedustaan dengan kalimat busuk yang keluar dari mulut orang-orang kafir tersebut; hampir-hampir langit dan bumi tergoncang karenanya. Sungguh perkataan mereka itu adalah kedustaan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

5. Orang-orang yang menebarkan fitnah itu sama sekali tidak memiliki pengetahuan dan bukti atas klaim mereka bahwa Allah memiliki anak, begitu pula nenek moyang yang mereka ikuti tidak memiliki pengetahuan tentang itu. Sungguh betapa besar kejelekan kata-kata yang terlontar tanpa ilmu dari mulut mereka, tidaklah mereka menyatakannya kecuali sebagai kedustaan yang tidak berdasar dan tidak pula memiliki bukti.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

5. مَّا لَهُم بِهِۦ مِنْ عِلْمٍ (Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu)
Yakni tentang Allah yang menjadikan baginya seorang anak.

وَلَا لِاٰبَآئِهِمْ ۚ (begitu pula nenek moyang mereka)
Yakni dan tidak ada dalil yang benar yang menunjukkan hal itu dari para pendahulu mereka.

كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوٰهِهِمْ ۚ( Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka)
Karena besarnya keberanian mereka mengucapkan tuduhan itu kepada Allah.

إِن يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا(mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta)
Tidak mengandung kebenaran sedikitpun.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

5. Mereka mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Namun hanya karena meniru atau dusta. Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan sesuatu kecuali dusta


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, tidak pula nenek moyang mereka. sangat besar} sangat besar kejelekan dan keburukan {perkataan yang keluar dari mulut mereka. Mereka tidak berkata kecuali kebohongan


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

4-5. . “ Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata, ‘Allah mengambil seorang anak’ ,” dari kalangan Yahudi, Nasrani dan orang-orang musyrik yang mengatakan perkataan keji ini. Sesunggguhnya mereka tidak mengatakan hal itu atas dasar ilmu dan keyakinan, mereka tidak memiliki ilmu, tidak pula memiliki ilmu dari nenek moyang mereka yang mereka ikuti. Bahkan, mereka hanyalah mengikuti prasangka dan keinginan-keinginan yang disukai oleh hawa nafsunya.
“Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka,” maksudnya amat besar kekejiannya dan amat parah hukumannya. Manakah kekejian yang lebih besar daripada menyandangi Allah dengan sifat bahwa Dia mengambil seorang anak yang menimbulkan konsekuensi kekuranganNya dan peran serta pihak lain (dari makhluk) kepadaNYa dalam sifat-sifat khusus rububiyah dan uluhiyah, dan mengadakan kedustaan atas namaNya?! "Siapakah yang lebih lalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?" (Al-Kahfi:15).
Oleh karena itu, Allah disini berfirman, “Mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta,” yaitu kedustaan murni, tidak ada kebenaran sedikit pun padanya. Perhatikanlah, bagaimana Allah menggugurkan perkataan ini sedikit demi sedikkit dan berpindah dari suatu kebatilan yang lebih parah.
Pertama, Allah mengabarkan bahwa, “mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka.” Berkata atas nama Allah tanpa ilmu, tidak diragukan lagi larangan dan kebatilannya.
Kemudian kedua, Allah mengabarkan bahwa perkataan tersebut adalah perkataan buruuk lagi keji. Maka Allah berfirman, “Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut merekka,” selanjutnya ketiga, Allah menyebutkan tingkat kejelekannya yaitu kedustaan yang meniadakan kebenaran


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-5
Telah dijelaskan sebelumnya di permulaan kitab tafsir telah bahwa Allah SWT memuji DzatNya Yang Maha Suci pada permulaan dan akhir segala sesuatu. Sesungguhnya Dialah Dzat yang Maha Terpuji dalam semua keadaan; bagiNyalah sesala puji, di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu Dia memuji DzatNya dalam menurunkan Kitab­Nya yang mulia kepada rasulNya yang mulia, yaitu nabi Muham­mad SAW. Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah nikmat paling besar yang Dia anugerahkan kepada penduduk bumi, karena dengan itu Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju kepada cahaya, yang mana Allah menjadikannya sebagai kitab yang iurus, tidak ada kebengkokan dan penyimpangan di dalamnya, bahkan Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia menuju jalan yang lurus, terang, dan jelas, dan memberikan peringatan terhadap orang-orang kafir serta menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya) yaitu. Allah tidak menjadikannya mengandung kebengkokan, dan penyimpangan, melainkan menjadikannya pertengahan dan lurus. Oleh karena itu Allah berfirman: (sebagai bimbingan yang lurus) yaitu lurus (untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah) bagi orang yang menentangNya, mendustakanNya dan tidak beriman kepadaNya. serta memperingatkan mereka (akan pembalasan yang keras) dan siksaan yang disegerakan di dunia serta ditangguhkan sampai hari akhir (dari sisi Allah) yaitu dari sisi Allah yang berupa siksaan yang tidak ada seorang pun dapat mengazab seperti azabNya, dan tidak ada seorang pun dapat mengikat seperti ikatanNya (dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman) yaitu, dengan Al-Qur'an ini yang imannya dibuktikan de­ngan amal shalih (bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik) yaitu pahala yang baik dari sisi Allah (mereka kekal di dalamnya) pahala di sisi Allah, yaitu surga yang mereka kekal di dalamnya (untuk selama-lamanya) abadi selamanya, tidak pernah hilang dan habis.
Firman Allah: (Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak” (4)) Ibnu Ishaq berkata,”Mereka adalah orang-orang musyrik Arab, yang berkata,"Kami menyembah malaikat-malaikat, dan mereka adalah anak-anak perempuan Allah"
(Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan) yaitu dengan ucapan yang mereka buat-buat dan mereka dustakan dari diri mereka sendiri itu (begitu pula nenek moyang mereka) yaitu para pendahulu mereka,
(Alangkah jeleknya kata-kata) yaitu dinasab sebagai tamyiz, bentuknya adalah “Alangkah buruk kalimat mereka ini”. Dikatakan, bahwa ini adalah bentuk takjub, bentuknya adalah,”Alangkah buruknya kata-kata mereka itu”, seperti kamu berkata, "Akrim bi zaidin rajulan" (alangkah mulianya Zaid) Pendapat ini dikatakan sebagian ulama Bashrah, dan sebagian ulama’ qiraah Makkah, yaitu “kaburat kalimatan” sebagaimana dikatakan “Alangkah buruknya ucapanmu” dan “Alangkah buruknya perkaramu” Makna yang dimaksud berdasarkan bacaan mayoritas ulama lebih jelas, bah­wa sesungguhnya ungkapan ini untuk ucapan mereka, dan kebohongan mereka yang besar. Oleh karena itu Allah berfirman: (Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka) yaitu tidak berdasarkan kepada suatu bukti apapun melainkan berdasarkan ucapan mereka sendiri yang mereka buat-buat sebagai kedustaan mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Kahfi ayat 5: Yang mereka ikuti hanyalah persangkaan dan hawa nafsu; bukan ilmu.

Dan alangkah besar hukuman untuknya. Karena menyifati-Nya dengan mengambil anak sama saja mencacatkan-Nya, menyertakan yang lain dalam hal rububiyyah-Nya (mengatur alam semesta) dan uluhiyyah-Nya (keberhakan untuk diibadahi), serta berdusta terhadap-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 5

Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, yak-ni apa yang mereka ucapkan bahwa Allah mempunyai anak, begitu pula nenek moyang mereka, yang menjadi panutan mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang apa yang mereka ucapkan. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, itulah kata-kata yang menyatakan kekufuran dan mereka dengan ucapannya itu tidak lain hanya mengatakan kebohongan belaka. Tidak ada dasar sedikit pun dan tidak ada alasan yang membenarkan apa yang diucapkannya. Maka akibat ucapan dan perbuatan kaum musyrikin itu, barangkali engkau wahai nabi Muhammad akan membunuh dirimu sendiri karena bersedih hati dan sangat kecewa setelah mereka berpaling dari dirimu dan menolak tuntunan yang engkau sampaikan, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini, yakni Al-Qur'an. Wahai nabi Muhammad, janganlah bersedih hati karena perkataan dan perbuatan mereka. Engkau hanya diutus menyampaikan wahyu kepada mereka, dan tidak dibebankan kepadamu menjadikan mereka beriman.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah bermacam penafsiran dari banyak ulama tafsir terkait isi dan arti surat Al-Kahfi ayat 5 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi ummat. Sokonglah usaha kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Terbanyak Dikaji

Kaji banyak konten yang terbanyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 83, Al-Mujadalah 11, Yunus 40-41, Asy-Syams, At-Takatsur, Al-Ma’idah 2. Serta An-Nur 2, Al-Baqarah 286, Ali Imran, Al-Isra 23, Al-Hujurat 12, Az-Zalzalah.

  1. Al-Baqarah 83
  2. Al-Mujadalah 11
  3. Yunus 40-41
  4. Asy-Syams
  5. At-Takatsur
  6. Al-Ma’idah 2
  7. An-Nur 2
  8. Al-Baqarah 286
  9. Ali Imran
  10. Al-Isra 23
  11. Al-Hujurat 12
  12. Az-Zalzalah

Pencarian: albaqarah ayat 1, 99 asmaul husna beserta artinya, surah an nur ayat 35, al inshirah, al muzzammil ayat 4

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.