Surat Al-Kahfi Ayat 1

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ ٱلْكِتَٰبَ وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا ۜ

Arab-Latin: Al-ḥamdu lillāhillażī anzala 'alā 'abdihil-kitāba wa lam yaj'al lahụ 'iwajā

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Kitab (Al-Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya;

« Al-Isra 111Al-Kahfi 2 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Menarik Berkaitan Surat Al-Kahfi Ayat 1

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Kahfi Ayat 1 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan menarik dari ayat ini. Diketemukan berbagai penafsiran dari para ulama terhadap makna surat Al-Kahfi ayat 1, di antaranya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

segala sanjungan hanya bagi Allah dengan sifat-sifatNya yang kesemuanya adalah sifat-sifat kesempurnaan, dan juga karena nikmat-nikmatNya yang tampak maupun yang tidak tampak, nikmat agama maupun duniawi, yang telah memberi karunia dengan menurunkan al-qur’an pada hamba dan rasulNya, Muhammad , dan tidak mengadakan sesuatupun ajaran yang melenceng dari kebenaran di dalamnya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

1-4. Pujian dan syukur yang sempurna hanya bagi Allah, Tuhan yang berhak disembah yang telah menurunkan kepada hamba dan rasul-Nya, Muhammad, Al-Qur’an yang tersusun dengan kalimat-kalimat yang benar dan makna-makna yang fasih, yang tidak berbelok dari kebenaran, ia adalah kitab yang lurus dan jelas, yang isinya tidak saling bertentangan; ia digunakan sebagai peringatan orang-orang kafir dari azab neraka, dan sebagai kabar gembira bagi orang-orang beriman yang senantiasa mengerjakan amal-amal shalih bahwa mereka akan mendapat surga dan segala kenikmatan yang ada di dalamnya, mereka akan berada dalam kenikmatan itu selama-lamanya; dan al-Qur’an juga sebagai peringatan bagi orang-orang musyrik yang mendustakannya dan berkata: ‘Allah memiliki seorang anak’.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

1. Ungkapan pujian dengan sifat kesempurnaan dan kemuliaan, serta nikmat lahir dan batin hanya ditujukan kepada Allah semata yang telah menurunkan Al-Qur`ān kepada hamba dan utusan-Nya Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, dan sama sekali tidak menjadikan Al-Qur`ān ini bengkok dan menyimpang dari kebenaran.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

1. الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِىٓ أَنزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ (Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya)
Yakni kepada Nabi Muhammad.
Allah mengajarkan hamba-hamba-Nya untuk memuji-Nya atas bertambahnya kenikmatan yang diberikan kepada mereka, dan diantara kenikmatan tersebut adalah diturunkannya al-Qur’an kepada Rasulullah, dengan al-Qur’an tersebut Allah mengabarkan beliau rahasia-rahasia tauhid, berita-berita tentang para malaikat dan para nabi, dan hukum-hukum syariat yang digunakan beliau dan umatnya untuk menyembah Allah.

وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا (dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya)
Yakni tidak menjadikan suatu kekurangan dalam lafadz maupun maknanya, serta tidak menjadikannya saling berbenturan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1-2

Pada lafadz { قَيِّمًا } yakni : mustaqim (lurus) tidak berkelok dan menyimpang; lafadz ini sebagai penekanan untuk ayat sebelumnya: { وَلَمْ يَجْعَل لَّهُۥ عِوَجَا } "dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya" karena kebanyakan sesuatu yang nampak lurus, namun hakikatya tidak terlepas dari lengkungan, oleh karena itu al-Qur'an menggabungkan antara penafian penyimpangan, dan penetapan kelurusan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Keutamaan: Disebutkan dalam hadis shahih tentang keutamaan surat ini, diantaranya: “Barangsiapa menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al-kahfi, dia akan dijaga dari Dajjal.” Lalu : “Barangsiapa membaca sepuluh ayat dari akhir surat Al-kahfi maka dijaga dari fitnah Dajjal.”

1. Segala puji yang indah hanya bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran kepada hamba-Nya Muhammad sallallahu ‘alaihi wasallam dan Dia tidak mengadakan kebengkokan/cacat di dalamnya;


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kitab kepada hambaNya dan Dia tidak menjadikan untuknya kebengkokan} kebengkokan dan penyimpangan dari kebenaran


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1. Adalah pujian bagi Allah, dengan sifat-sifatNya yang keseluruhannya merupakan sifat-sifat sempurna, nikmat-nikmatNya yang zahir maupun yang batin, nikmat agama dan dunia. Secara mutlak, nikmat Allah yang paling agung adalah Allah menurunkan al-Quran kepada hamba dan RasulNya, Muhammad. Maka, Allah memuji DzatNya. Dalam pujian tersebut, terkandung panduan bagi para hamba agar mereka memujiNya atas pengiriman seorang rasul dan diturunkannya al-Quran kepada mereka.
Kemudian Allah memberikan predikat pada al-Quran dengan dua sifat yang mengandung pengertian bahwasanya al-Quran itu sempurna dari segala sisi, yaitu penafian kebengkokan dari al-Quran, dan penetapan bahwasanya al-Quran adalah permanen lagi lurus.
Penafian unsur kebengkokan dari al-Quran menunjukkan bahwa tidak ada kedustaan dalam berita-beritanya, tidak ada kezhaliman dan hal-hal yang sia-sia dalam semua perintah dan larangannya. Sedangkan penetapan sifat istiqamah (lurus) menuntut bahwa al-Quran tidak memerintahkan dan tidak pula memberitakan melainkan dengan berita yang paling agung, yaitu berita-berita yang akan membuat hati penuh dengan pengetahuan, keimanan, dan pemahaman. Seperti berita-berita tentang nama-nama Allah, sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Termasuk juga perkara-perkara ghaib yang sudah lewat maupun yang akan datang. (Mengandung makna pula) bahwa perintah-perintah dan larangan-larangannya dapat menyucikan, membersihkan, dan menumbuhkan serta menjadikan jiwa sempurna, lantaran memuat unsur keadilan yang sempurna, keseimbangan, keikhlasan, dan peribadahan kepada Allah, Penguasa alam semesta, sendirian, tiada sekutu bagiNya. Maka, patutlah pada kitab (al-Quran) yang berkarakter demikian, bahwa Allah memuji diriNya lantaran Dia yang menurunkan al-Quran dan mengagungkan DzatNya di hadapan para hambaNya dengan itu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-5
Telah dijelaskan sebelumnya di permulaan kitab tafsir telah bahwa Allah SWT memuji DzatNya Yang Maha Suci pada permulaan dan akhir segala sesuatu. Sesungguhnya Dialah Dzat yang Maha Terpuji dalam semua keadaan; bagiNyalah sesala puji, di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu Dia memuji DzatNya dalam menurunkan Kitab­Nya yang mulia kepada rasulNya yang mulia, yaitu nabi Muham­mad SAW. Sesungguhnya Al-Qur'an itu adalah nikmat paling besar yang Dia anugerahkan kepada penduduk bumi, karena dengan itu Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju kepada cahaya, yang mana Allah menjadikannya sebagai kitab yang iurus, tidak ada kebengkokan dan penyimpangan di dalamnya, bahkan Al-Qur'an memberikan petunjuk kepada manusia menuju jalan yang lurus, terang, dan jelas, dan memberikan peringatan terhadap orang-orang kafir serta menyampaikan kabar gembira kepada orang-orang yang beriman. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya) yaitu. Allah tidak menjadikannya mengandung kebengkokan, dan penyimpangan, melainkan menjadikannya pertengahan dan lurus. Oleh karena itu Allah berfirman: (sebagai bimbingan yang lurus) yaitu lurus (untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah) bagi orang yang menentangNya, mendustakanNya dan tidak beriman kepadaNya. serta memperingatkan mereka (akan pembalasan yang keras) dan siksaan yang disegerakan di dunia serta ditangguhkan sampai hari akhir (dari sisi Allah) yaitu dari sisi Allah yang berupa siksaan yang tidak ada seorang pun dapat mengazab seperti azabNya, dan tidak ada seorang pun dapat mengikat seperti ikatanNya (dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman) yaitu, dengan Al-Qur'an ini yang imannya dibuktikan de­ngan amal shalih (bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik) yaitu pahala yang baik dari sisi Allah (mereka kekal di dalamnya) pahala di sisi Allah, yaitu surga yang mereka kekal di dalamnya (untuk selama-lamanya) abadi selamanya, tidak pernah hilang dan habis.
Firman Allah: (Dan untuk memperingatkan kepada orang-orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak” (4)) Ibnu Ishaq berkata,”Mereka adalah orang-orang musyrik Arab, yang berkata,"Kami menyembah malaikat-malaikat, dan mereka adalah anak-anak perempuan Allah"
(Mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan) yaitu dengan ucapan yang mereka buat-buat dan mereka dustakan dari diri mereka sendiri itu (begitu pula nenek moyang mereka) yaitu para pendahulu mereka,
(Alangkah jeleknya kata-kata) yaitu dinasab sebagai tamyiz, bentuknya adalah “Alangkah buruk kalimat mereka ini”. Dikatakan, bahwa ini adalah bentuk takjub, bentuknya adalah,”Alangkah buruknya kata-kata mereka itu”, seperti kamu berkata, "Akrim bi zaidin rajulan" (alangkah mulianya Zaid) Pendapat ini dikatakan sebagian ulama Bashrah, dan sebagian ulama’ qiraah Makkah, yaitu “kaburat kalimatan” sebagaimana dikatakan “Alangkah buruknya ucapanmu” dan “Alangkah buruknya perkaramu” Makna yang dimaksud berdasarkan bacaan mayoritas ulama lebih jelas, bah­wa sesungguhnya ungkapan ini untuk ucapan mereka, dan kebohongan mereka yang besar. Oleh karena itu Allah berfirman: (Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka) yaitu tidak berdasarkan kepada suatu bukti apapun melainkan berdasarkan ucapan mereka sendiri yang mereka buat-buat sebagai kedustaan mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta)


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Kahfi ayat 1: Yakni segala puji bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena sifat-sifat-Nya yang semuanya merupakan sifat sempurna, dan karena nikmat-nikmat-Nya yang nampak maupun yang tersembunyi, baik nikmat agama maupun dunia, dan nikmat yang paling besar secara mutlak adalah karena Dia telah menurunkan Al Qur’an kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Di ayat ini, Dia memuji Diri-Nya, dan di dalamnya mengandung petunjuk bagi para hamba agar mereka memuji-Nya karena telah diutus kepada mereka rasul-Nya dan karena telah diturunkan kepada mereka kitab-Nya.

Tidak ada dalam Al-Quran itu makna-makna yang berlawananan dan tidak ada penyimpangan dari kebenaran. Oleh karena tidak ada kebengkokan dalam kitab-Nya, maka berarti berita-beritanya tidak ada yang dusta, perintah dan larangannya tidak ada yang zalim lagi main-main.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Kahfi Ayat 1

Pada akhir surah al-isra', rasulullah diperintah agar memuji Allah dan menyucikannya dari segala kekurangan. Surah ini dimulai dengan menyampaikan kewajaran Allah menyandang pujian itu dengan mengingatkan tentang keharusan memuji dan menaati perintahnya sesuai dengan yang digariskan agama dalam kitab suci Al-Qur'an. Segala puji hanya tertuju bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya, yaitu nabi Muhammad al-kitab, yakni Al-Qur'an, dan dia tidak membuat padanya kebengkokan, baik redaksi maupun maknanya. Ayat demi ayatnya saling menjelaskan tidak ada pertentangan satu dengan lainnya. Al-qur'an diturunkan sebagai bimbingan yang lurus dan sempurna, tidak berlebihan dan tidak kurang di dalam tuntutan dan hukum-hukumnya, dengan tujuan untuk memperingatkan umat manusia akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya yang menimpa mereka yang tidak percaya, dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang kokoh imannya yang senantiasa mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik, yaitu surga beserta kenikmatannya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penjabaran dari para pakar tafsir mengenai kandungan dan arti surat Al-Kahfi ayat 1 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita bersama. Bantulah kemajuan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Cukup Banyak Dikaji

Nikmati berbagai halaman yang cukup banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Isra 23, Al-Ma’idah 2, Ali Imran, Al-Mujadalah 11, Al-Baqarah 286, Az-Zalzalah. Termasuk Asy-Syams, Al-Baqarah 83, Al-Hujurat 12, At-Takatsur, An-Nur 2, Yunus 40-41.

  1. Al-Isra 23
  2. Al-Ma’idah 2
  3. Ali Imran
  4. Al-Mujadalah 11
  5. Al-Baqarah 286
  6. Az-Zalzalah
  7. Asy-Syams
  8. Al-Baqarah 83
  9. Al-Hujurat 12
  10. At-Takatsur
  11. An-Nur 2
  12. Yunus 40-41

Pencarian: innahu kaana faahisyatan, surat al araf ayat 31, bacaan surat al baqarah, surat ali imran ayat 110, thaha

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.