Surat Az-Zukhruf Ayat 51

وَنَادَىٰ فِرْعَوْنُ فِى قَوْمِهِۦ قَالَ يَٰقَوْمِ أَلَيْسَ لِى مُلْكُ مِصْرَ وَهَٰذِهِ ٱلْأَنْهَٰرُ تَجْرِى مِن تَحْتِىٓ ۖ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Arab-Latin: Wa nādā fir'aunu fī qaumihī qāla yā qaumi a laisa lī mulku miṣra wa hāżihil-an-hāru tajrī min taḥtī, a fa lā tubṣirụn

Artinya: Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?

« Az-Zukhruf 50Az-Zukhruf 52 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Dengan Surat Az-Zukhruf Ayat 51

Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zukhruf Ayat 51 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Didapatkan kumpulan penjabaran dari banyak mufassir terhadap kandungan surat Az-Zukhruf ayat 51, di antaranya sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

51-52 Fir’aun mengumumkan di depan para pembesar kaumnya dengan penuh kebangggan dan kesombongan sebagai penguasa mesir, ”bukanlah kerajaan mesir ini adalah milikku, cabang-cabang nil mengalir di bawah istanaku di sela-sela kebunku, apakah kalian tidak melihat keagunganku dan kekuatanku serta kelemahan dan kemiskinan musa? lebih dari itu aku lebih baik daripada orang yang tidak punya kemuliaan ini. dia merendahkan dirinya demi menutupi kebutuhan-kebutuhannya karena kerendahan dan kemiskinannya, dia juga hampir tidak bisa berbicara dengan jelas karena cacat pada lisannya.” Firaun mengatakan semua itu karena terdorong oleh kekafiran dan penentangannya demi menghalang-halangi manusia dari jalan Allah.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

51-53. Fir’aun berseru kepada kaumnya dengan penuh kesombongan: “Bukankah negeri Mesir adalah milikku, dan sungai Nil mengalir di bawah istana-istanaku? Tidakkah kalian melihat betapa besarnya kuasaku?”

Kemudian dia melanjutkan perkataannya: “Bahkan aku lebih baik daripada Musa yang tidak memiliki kehormatan itu, dan tidak dapat berbicara dengan fasih. Mengapa Musa tidak mendapat gelang-gelang dari emas jika dia benar-benar orang agung, atau datang bersamanya para malaikat yang berbondong-bondong untuk bersaksi atas kebenaran risalahnya.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

51. Dan Fir'aun menyeru di tengah kaumnya menyombongkan kerajaannya, “Wahai kaumku! Bukankah aku memiliki kerajaan Mesir dan sungai-sungai Nil ini mengalir di bawah istanaku? Tidakkah kalian melihat kerajaanku dan mengakui kebesaranku?


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

51. وَنَادَىٰ فِرْعَوْنُ فِى قَوْمِهِۦ (Dan Fir’aun berseru kepada kaumnya)
Fir’aun khawatir kaumnya akan condong kepada Musa, maka ia mengumpulkan mereka dengan berseru kepada mereka. Atau ia memerintah sambil berseru:
قَالَ يٰقَوْمِ أَلَيْسَ لِى مُلْكُ مِصْرَ(berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku)
Tidak ada yang menyaingiku dan menyelisihiku dalam kerajaan ini.

وَهٰذِهِ الْأَنْهٰرُ تَجْرِى مِن تَحْتِىٓ ۖ( dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku)
Yakni dibawah kerajaanku. Dan yang dimaksud adalah sungai nil dan cabang-cabangnya.

أَفَلَا تُبْصِرُونَ (maka apakah kamu tidak melihat(nya)?)
Apakah kalian tidak menyaksikannya dan menjadikannya tanda atas kuatnya kerajaanku dan besarnya kedudukanku, serta lemahnya Musa untuk melawanku.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

51. Fir’aun memberi pengumuman kepada kaumnya dengan berkata: “Wahai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini adalah milikku, tidak ada perdebatan lagi? Bukankah sungai-sungai yang mengalir di bawah istanaku (sungai Nil) ini dengan kehendakku? Apakah kalian tidak melihat kebesaran dan kekuatan kerajaanku ini?


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Fir‘aun berseru kepada kaumnya dan berkata,“Wahai kaumku, bukankah Kerajaan Mesir itu milikku dan sungai-sungai itu mengalir di bawahku} di bawah istana-istanaku {Apakah kalian tidak melihat


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H


51. “dan fir’aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata,” dengan rasa tinggi hati karena kebatilannya, kekuasaan membuatnya tertipu, harta dan bala tentara membuatnya melampaui batas, “hai kaumku, bukankah kerajaan mesir ini kepunyaanku,” yaitu, bukankah aku penguasa dan yang mengaturnya? “dan sungai-sungai ini mengalir dibawahku,” yaitu sungai-sungai yang mengalir dari sungai nil ditengah istana dan kebun, “apakah kalian tidak memandang,” kerajaan yang panjang dan luas ini? Inilah puncak kebodohan fir’aun karena merasa bangga dengan sesuatu yang berada diluar kuasa dirinya, bukan bebangga diri dengan sifat-sifat yang terpuji atau tindakan –tindakan lurus.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 51-55
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan keadaan, pembangkangan, kesewenang-wenangan, kekafiran, dan keingkaran Fir’aun bahwa dia mengumpulkan kaumnya, lalu berseru kepada mereka seraya membangga-banggakan dirinya sebagai raja negeri Mesir dan yang mengaturnya: (Bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku) Qatadah berkata bahwa mereka mempunyai taman-taman dan sungai-sungai.
(maka apakah kamu tidak melihat (nya)?) yaitu tidakkah kalian melihat kebesaran dan kerajaan yang aku miliki? yaitu nabiMusa dan para pengikutnya adalah orang-orang fakir dan lemah. Ini sebagaimana firmanNya: (Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya), lalu berseru memanggil kaumnya (23) (seraya) berkata, "Akulah Tuhanmu yang paling tinggi” (24) Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (25)) (Surah An-Nazi'at)
Ucapan Fir'aun: (Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?) As-Suddi berkata bahwa Fir'aun berkata,"Tidak, aku lebih baik daripada orang ini yang hina ini" Demikian juga dikatakan sebagian ulama Nahwu Bashrah, bahwa huruf “am” di sini mengandung makna “bal”. Dan pendapat ini dikuatkan dengan adanya apa yang diriwayatkan Al-Farra dari sebagian ulama’ qira'ah, bahwa dia membacanya: “Ama ana khairun min hadzal ladzi huwa muhin”
Ibnu Jarir berkata bahwa seandainya bacaan ini benar, maka maknanya juga benar dan jelas, tetapi ini bertentangan dengan bacaan semua ulama yang ada di kota-kota besar Islam, karena mereka membacanya: (Am ana khairun min hadzal ladzi huwa muhin) dengan memakai istifham.
Saya berkata, berdasarkan setiap bentuknya maka maknanya adalah bahwa sesungguhnya yang dimaksud Fir'aun (semoga dilaknat Allah) adalah bahwa dia lebih baik daripada nabi Musa padahal dia berdusta dalam ucapannya ini dengan jelas dan terang. Semoga laknat Allah terus menimpanya sampai hari kiamat.
Dan yang dimaksud dengan firmanNya (mahin), menurut Sufyan adalah rendah.
Qatadah dan As-Suddi berkata bahwa maknanya adalah lemah.
Ibnu Jarir berkata bahwa maknannya adalah tidak memiliki kerajaan, pengaruh, dan harta (dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)) yaitu hampir tidak dapat berbicara dengan fasih, karena lisannya pelat.
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (dan hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)) yaitu, hampir saja tidak dipahami.
Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Jarir berkata bahwa maknannaya adalah lisan pelat.
Apa yang dikatakan Fir'aun (semoga dilaknat Allah) ini adalah dusta dan buat-buatannya. Sesungguhnya yang mendorongnya berkata demikian adalah kekufuran dan keingkarannya, sehingga dia memandang nabi Musa dengan pandangan kekafiran dan kerendahan. Padahal sesungguhnya nabi Musa itu sangat anggun, mulia dan berwibawa sehingga memukau pandangan orang-orang yang berakal sehat.
Ucapannya (yang hina) adalah dusta, tetapi dia sendiri yang hina dan rendah, baik dari segi penampilan, akhlak, dan agamanya. Dan nabi Musa adalah orang yang mulia, seorang yang benar, berbuat baik, dan mendapat petunjuk.
Dan ucapannya (dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?) merupakan buat-buatan juga. Sesungguhnya nabi Musa sekalipun lisannya benar mengalami sesuatu pada masa kecilnya, maka sesungguhnya dia telah memohon kepada Allah SWT agar Dia melepaskan kesulitan lisannya, supaya mereka dapat memahami perkataannya, Dan Allah SWT memperkenankan permintaannya itu dalam firmanNya: (Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa) (Surah Thaha: 36) Seandainya masih ada sesuatu yang membekas pada lisannya itu karena dia tidak meminta agar dilenyapkan, sebagaimana yang dikatakan Hasan Al-Bashri, maka sesungguhnya dia telah memohon kepada Allah agar dirinya dibebaskan dari apa yang ada padanya agar dia bisa menyampaikan (risalah) dan memberi pengertian. Karena hal-hal dari penciptaan yang bukan kekuasaan seorang hamba, maka itu tidak dicela dan dicaci. Sedangkan Fir'aun jika dia memiliki pemahaman dan akal, maka dia akan menyadari hal ini. Dan sesungguhnya dia bermaksud mengelabui rakyatnya karena mereka terdiri dari orang-orang yang tidak mengerti. Demikian juga ucapan Fir'aun: (Mengapa tidak dipakaikan kepadanya gelang dari emas) yaitu perhiasan yang dikenakan di tangan, Pendapat ini dikatakan Qatadah dan lainnya. Dan ucapannya (atau malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringkannya) yaitu yang meliputinya dengan maksud melayani, dan menjadi saksi atas kebenarannya. Fir'aun memandang penampilan lahirnya saja dan tidak memahami rahasianya yang jauh lebih jelas dan terang daripada yang dia lihat, seandainya dia memahami. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maka Fir’aun mempengaruhi kaumnya (dengan perkataan itu), lalu mereka patuh kepadanya) Akal mereka dangkal. Maka Fir'aun menyeru mereka kepada kesesatan, lalu mereka menyambutnya (Karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik) Allah SWT berfirman: (Maka tatkala mereka membuat Kami murka, Kami menghukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut) (55)) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya, (mereka membuat Kami murka) yaitu mereka membuat Kami murka
Firman Allah SWT: (dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran dan contoh bagi orang-orang yang kemudian (56))
Abu Mijlaz berkata tentang firmanNya (salafan) bahwa maknannya aadalah sebagai contoh bagi orang yang melakukan hal perbuatan mereka. Mujahid berkata tentang firmanNya (matsalan) bahwa maknannya adalah pelajaran bagi orang-orang setelah mereka.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Az-Zukhruf ayat 51: (Dan Firaun berseru) dengan nada penuh kesombongan (kepada kaumnya seraya berkata, "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan sungai-sungai ini) yaitu sungai Nil dan anak-anaknya (mengalir di bawahku) di bawah keraton-keratonku, adalah kepunyaanku juga (maka apakah kalian tidak melihat) keagungan dan kebesaranku?


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Merasa tinggi dengan kebatilannya dan telah tertipu oleh kerajaannya. Harta dan tentaranya juga telah membuatnya bersikap melampaui batas.

Yakni aku rajanya dan yang berkuasa bertindak di dalamnya.

Yang berasal dari sungai Nil.

Yakni di bawah istanaku.

Kebesaran dan kerajaanku yang panjang dan lebar. Hal ini termasuk kebodohannya yang dalam, karena ia berbangga dengan sesuatu yang berada di luar dirinya dan tidak berbangga dengan sifat-sifat terpuji dan perbuatan yang baik.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 51

Dan fir'aun dengan penuh kesombongan dan keangkuhan berseru kepada kaumnya seraya berkata, 'wahai kaumku! bukankah kerajaan mesir itu milikku sendiri, bukan milik orang lain, dan bukankah sungai-sungai ini yang mengalir di bawah istanaku juga menjadi milikku dan ke kayaanku; apakah kamu tidak melihat betapa hebatnya aku dan betapa besar ke kuasaanku dan betapa lemahnya musa'52. Bukankah dengan kehebatan, kekayaan, dan kekuasaanku itu aku lebih baik dan lebih tinggi kedudukannya dari orang yang hina ini, yaitu musa, yang tidak memiliki kekuasaan apa pun dan dia juga adalah orang yang hampir tidak dapat menjelaskan perkataannya dengan kalimat-kalimat yang baik' tentulah aku lebih baik daripada musa.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian bermacam penafsiran dari beragam mufassirun berkaitan kandungan dan arti surat Az-Zukhruf ayat 51 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk ummat. Dukunglah syi'ar kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Sering Dikaji

Terdapat banyak konten yang sering dikaji, seperti surat/ayat: Ali Imran 26-27, Al-Baqarah 285, Ar-Rahman 33, Al-Hujurat 11, Al-Qalam, Al-Baqarah 261. Ada juga Al-Anbiya 19, Al-‘Ashr 3, Al-Baqarah 282, Ar-Ra’d 31, Al-Ahzab 43, An-Najm 39-42.

  1. Ali Imran 26-27
  2. Al-Baqarah 285
  3. Ar-Rahman 33
  4. Al-Hujurat 11
  5. Al-Qalam
  6. Al-Baqarah 261
  7. Al-Anbiya 19
  8. Al-‘Ashr 3
  9. Al-Baqarah 282
  10. Ar-Ra’d 31
  11. Al-Ahzab 43
  12. An-Najm 39-42

Pencarian: surah al isra ayat 30, surah al baqarah ayat 128, surat annur ayat 30, surat al kausar latin, al qasas ayat 76

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.