Surat Al-‘Ankabut Ayat 65

فَإِذَا رَكِبُوا۟ فِى ٱلْفُلْكِ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ

Arab-Latin: Fa iżā rakibụ fil-fulki da'awullāha mukhliṣīna lahud-dīn, fa lammā najjāhum ilal-barri iżā hum yusyrikụn

Artinya: Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)

« Al-'Ankabut 64Al-'Ankabut 66 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Mengenai Surat Al-‘Ankabut Ayat 65

Paragraf di atas merupakan Surat Al-‘Ankabut Ayat 65 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah berharga dari ayat ini. Didapati variasi penafsiran dari banyak mufassirun terkait isi surat Al-‘Ankabut ayat 65, di antaranya seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

65-66. Apabila orang-orang kafir naik menumpang kapal-kapal di laut, dan mereka khawatir tenggelam, mereka mengesakan Allah dan mengikhlaskan doa hanya kepadaNya dalam keadaan sulit mereka. Tatkala Allah telah menyelamatkan mereka ke daratan dan kesulitan mereka telah sirna, mereka kembali kepada kesyirikan mereka. Dengan sikap demikian ini, mereka itu telah melakukan dua hal yang saling kontradiktif; mengesakan Allah dalam kesulitan, dan menyekutukan Allah dalam kondisi nyaman. Dan perbuatan syirik mereka setelah curahan nikmat Kami pada mereka berupa keselamatan dari (mara bahaya) lautan, agar kesudahannya berwujud kekafiran terhadap kenikmatan yang telah Kami berikan kepada mereka dalam diri mereka, harta benda mereka; dan agar mereka menghabiskan kesenangan mereka di dunia ini. Lalu mereka akan mengetahui rusaknya perbuatan-perbuatan mereka dan siksaan pedih yang Allah sediakan bagi mereka di Hari Kiamat. Dalam ayat ini termuat satu peringatan keras dan ancaman bagi mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

65-66. Salah satu sifat orang-orang kafir adalah senantiasa mengingkari kenikmatan. Jika mereka menaiki perahu di lautan, kemudian mereka terancam tenggelam, niscaya mereka akan bersimpuh kepada Allah dengan doa yang hanya ditujukan kepada-Nya. Namun ketika Allah menyelamatkan mereka dari tenggelam dan bahaya telah pergi dari mereka, ternyata mereka kembali menyekutukan Allah!

Itu semua agar mereka mengingkari kenikmatan-kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka dan agar mereka bersenang-senang dengan kehidupan dunia di sisa hidup mereka; namun kelak mereka akan mengetahui akibat dari perbuatan mereka.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

65. Dan ketika orang-orang musyrik naik kapal di lautan, mereka berdoa kepada Allah semata dengan mengikhlaskan doa hanya untuk-Nya agar menyelamatkan mereka dari tenggelam. Namun tatkala Allah telah menyelamatkan mereka dari tenggelam, mereka kembali menjadi musyrik dengan berdoa kepada tuhan-tuhan mereka bersamaan dengan doanya kepada Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

65. فَإِذَا رَكِبُوا۟ فِى الْفُلْكِ دَعَوُا۟ اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ (Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya)
Yakni jika harapan mereka telah habis saat mereka naik perahu di lautan, ketika angin berhembus kencang, ombak sangat besar dan mereka takut tenggelam, maka mereka akan kembali ke fitrah mereka, sehingga mereka hanya berdoa kepada Allah dan tidak berdoa kepada berhala-berhala mereka, sebab mereka mengetahui bahwa tidak ada yang mampu menyingkap mara bahaya yang begitu besar yang menimpa mereka itu kecuali Allah.

فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ(maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah))
Yakni mereka segera kembali kepada kemusyrikan mereka dan menyembah selain Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

65. Ketika orang-orang kafir menaiki perahu (Al-fulku digunakan untuk manamai satu perahu atau lebih) mereka memurnikan doa kepada Allah dengan penuh permohonan dan kerendah hatian, dan meninggalkan berhala dan patung. Mereka berangan-angan bahwa tidak ada yang menghilangkan kesusahan dan beban kecuali Allah SWT. Saat Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, mereka kembali kepada kesyirikan dan berdoa kepada selain Allah SWT. {Idza} adalah huruf yang menunjukkan secara langsung hasil dari sesuatu setelahnya sebagai akhir dari sesuatu sebelumnya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

65-66. kemudian Allah mengharuskan kaum musyrikin dengan ketulusan mereka kepada Allah pada saat dalam keadaan sempit (kepepet) di waktu mereka mengarungi lautan dan menggunungnya gelombang, serta saat mereka sangat takut akan binasa (tenggelam), di mana mereka mengabaikan sesembahan-sesembahan mereka, dan mereka dengan tulus hanya berdoa kepada Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Lalu, tatkala suasana sempit itu ada, -dan Allah telah menyelamatkan mereka ke daratan karena ketulusan doa mereka kepadaNYa-, ternyata mereka mempersekutukan Allah lagi dengan sembahan-sembahan yang tidak dapat menyelamatkan mereka dari kesempitan, dan tidak pula dapat menghilangkan kesulitan dari mereka.
Kenapa mereka tidak menuluskan doa kepada Allah dalam kondisi lapang dan sempit, mudah dan sulit agar mereka bisa benar-benar menjadi orang-orang mukmin sejati, yang berhak mendapat pahala dariNya, diselamatkan dari azabNya.
Akan tetapi, kesyirikan mereka tersebut adalah setelah Kami melimpahkan karunia kepada mereka, yaitu berupa keselamatan dari bahaya lautan agar kesudahannya adalah kufur terhadap apa yang telah kami anugerahkan kepada mereka dan memabalas nikmat dengan sikap buruk, serta agar mereka dapat sepenuhnya bersenang-senang di dunia ini, suatu kesenangan nyang tak ubahnya seperti bersenang-senangnya hewan. Mereka tidak mempunyai visi selain perut dan kemaluan mereka. “kelak mereka akan mengetahui,” di saat mereka berpindah dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat betapa dahsyatnya duka dan betapa pedihnya siksaan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 64-66
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kehinaan, kefanaan dan berakhirnya dunia, bahwa dunia itu tidak kekal, dan kehidupan dunia itu tidak lain hanya senda gurau dan main-main (Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan) yaitu kehidupan abadi yang sebenarnya yang tidak ada kefanaan, bahkan kehidupan akhirat terus berlangsung selamanya.
Firman Allah SWT: (kalau mereka mengetahui) yaitu sungguh mereka lebih memilih sesuatu yang kekal daripada sesuatu yang fana. Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang keadaan orang-orang musyrik ketika mereka terjepit, maka mereka berdoa hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya, kenapa hal ini tidak mereka lakukan selamanya? (Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya) sebagaimana firmanNya SWT: (Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia me­nyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling) (Surah Al-Isra’: 67). Di sini Allah berfirman: (maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) menyekutukan (Allah))
Firman Allah SWT: (agar mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka dan agar mereka (hidup) bersenang-senang (dalam kekafiran)) Lam ini menurut mayoritas ulama bahasa Arab, ulama tafsir dan ulama ushul fiqh sebagai lam al-'aqibah, karena mereka tidak bermaksud demikian, dan tidak diragukan lagi makna ini memang demikian menurut mereka. Tetapi jika sesuai dengan takdir dan ketentuan Allah atas mereka untuk itu, maka itu adalah lam ta'lil. Telah kami sebutkan pembahasan hal ini dalam firman Allah SWT. (yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka) (Surah Al-Qashshash: 8)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-‘Ankabut ayat 65: Allah mengabarkan bahwa orang-orang yang musyrik jika mereka menaiki kapal di lautan dan dihempas gelombang, mereka takut akan tenggelam serta bersedik; Mereka menyeru kepada Allah saja dengan ikhlas dalam beribadah, mereka tinggalkan semua sesembahan selain-Nya dari sesembahan-sesembahan bathil. Maka ketika hilang dari mereka kesedihan dan Allah selamatkan mereka, serta selamat dari tenggelam dan kembali menuju daratan; Mereka kembali menyekutukan Allah dalam beribadah kepada sesembahan-sesembahan yang bathil yang tida memberi manfaat maupun mudharat, mereka menisbatkan keselamatan tersebut kepada pengemudi kapan yang lihai, mereka lupa bahwa semuanya adalah karena Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Lalu kapal itu diterjang oleh ombak yang besar dan mereka takut tenggelam.

Maksudnya, mereka meninggalkan sesembahan mereka selain Allah dan hanya berdoa kepada-Nya, karena mereka tahu tidak ada yang mampu menyelamatkan mereka selain Dia.

Mereka balas nikmat itu dengan keburukan. Mengapa mereka tidak berdoa dan beribadah pula kepada-Nya saja dalam kondisi tenang dan aman agar mereka menjadi orang-orang mukmin, berhak memperoleh pahala dan terhindar dari hukuman-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-‘Ankabut Ayat 65

Padahal, saat menghadapi situasi mencekam di dunia ini, bahkan orang kafir pun akan menaruh harapan kepada tuhan yang selama ini mereka ingkari. Ayat ini memberi gambaran tentang sikap buruk mereka tersebut. Maka apabila mereka naik kapal lalu badai datang menerjang, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian kepada-Nya agar bisa selamat. Akan tetapi, ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka kembali mempersekutukan Allah. Inilah karakter orang kafir dan munafik, berbeda sama sekali dari karakter orang mukmin. 66. Allah membiarkan mereka bergelimang dalam kenikmatan penuh dosa sebagai istidraj. Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah kami berikan kepada mereka, seperti selamat dari bencana, sukses setelah kegagalan, sembuh dari sakit, dan silakan mereka hidup bersenang-senang dalam kekafiran dan dosa. Maka, di akhirat kelak mereka akan mengetahui akibat perbuatan mereka dan merasakan penyesalan yang tidak berguna lagi.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah kumpulan penafsiran dari kalangan mufassirun terhadap isi dan arti surat Al-‘Ankabut ayat 65 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk kita. Sokong dakwah kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Paling Sering Dikunjungi

Telaah banyak topik yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Isra 23-24, Al-Ahzab 21, Al-Infithar, Al-Baqarah 2, Al-Isra 1, Al-Baqarah 30. Ada pula Ar-Ra’d, Ali ‘Imran 133, Al-Baqarah 186, Al-Jumu’ah 9, Az-Zariyat 56, Ali ‘Imran 134.

  1. Al-Isra 23-24
  2. Al-Ahzab 21
  3. Al-Infithar
  4. Al-Baqarah 2
  5. Al-Isra 1
  6. Al-Baqarah 30
  7. Ar-Ra’d
  8. Ali ‘Imran 133
  9. Al-Baqarah 186
  10. Al-Jumu’ah 9
  11. Az-Zariyat 56
  12. Ali ‘Imran 134

Pencarian: arti al zalzalah ayat 2, surat al-falaq ayat 3, surat al mu'minun ayat 49 beserta artinya, surat at tin ayat 1, qs insyirah 5

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.