Surat Al-Qashash Ayat 25

فَجَآءَتْهُ إِحْدَىٰهُمَا تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ ٱلْقَصَصَ قَالَ لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab-Latin: Fa jā`at-hu iḥdāhumā tamsyī 'alastiḥyā`ing qālat inna abī yad'ụka liyajziyaka ajra mā saqaita lanā, fa lammā jā`ahụ wa qaṣṣa 'alaihil-qaṣaṣa qāla lā takhaf, najauta minal-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu".

« Al-Qashash 24Al-Qashash 26 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Mengenai Surat Al-Qashash Ayat 25

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 25 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai hikmah penting dari ayat ini. Didapatkan pelbagai penafsiran dari beragam mufassirin berkaitan isi surat Al-Qashash ayat 25, sebagiannya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Kemudian salah seorang wanita yang telah ia gantikan untuk meminumkan air bagi ternaknya berjalan ke arahnya dengan malu-malu. Wanita itu berkata, “Sesungguhnya ayahku memanggil kamu untuk memberimu imbalan atas bantuanmu memberi minum bagi (ternak) kami.” Lalu Musa berjalan bersamanya menuju ayahnya. Ketika Musa sampai pada ayah wanita itu dan menceritakan kepadanya kisah dirinya bersama Fir’aun dan kaumnya, ayah wanita itu berkata, “Janganlah takut. Kamu telah selamat dari kaum yang zhalim. Yaitu, Fir’aun dan kaumnya. Sebab, ia tidak memiliki kekuasaan atas negeri kami.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

25. Dua wanita itu kembali kepada ayah mereka, Syuaib, dan menceritakan bantuan Musa bagi mereka. Maka Syuaib memerintahkan salah satu putrinya untuk mengundangnya ke rumah.

Pergilah wanita itu datang kepada Musa di sumber air dengan penuh rasa malu dan segan, ia berkata: “Ayahku memintamu untuk mendatanginya, dia ingin membalas kebaikan yang telah kamu lakukan.”

Musa bersedia menerima balasan Syuaib meski hanya sekedar suguhan bagi tamu. Pergilah Musa ke rumah Syuaib bersama wanita itu; dan bertemulah Musa dengan Syuaib, kemudian dia menceritakan kezaliman yang terjadi di negeri Fir’aun, dan bagaimana peristiwa yang terjadi setelah perselisihan antara orang Qibthi dan orang Bani Israil, serta bagaimana mereka menghalalkan darah Musa.

Syuaib berkata kepadanya: “Kamu telah aman dari musuhmu, kamu tidak akan tertangkap oleh orang-orang zalim.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

25. Ketika kedua wanita itu pulang dan mengabarkan tentang Musa kepada ayah mereka. Lalu ayah mereka mengutus salah seorang dari putrinya kepada Musa dan mengundangnya. Maka wanita itu berjalan mendatanginya dengan tersipu malu dan berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk menemuinya guna membalas kebaikanmu karena telah memberi minum (ternak) kami.” Ketika Musa mendatangi ayah kedua wanita itu dan menceritakan kepadanya tentang dirinya, maka ayah kedua wanita itu berkata kepada Musa untuk menenangkannya, “Jangan takut! Engkau telah selamat dari kaum yang zalim, yaitu Fir'aun dan bala tentaranya. Sesungguhnya mereka tidak mempunyai kekuasaan atas negeri Madyan, maka mereka tidak akan mencelakaimu.”


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

25. قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا ۚ (ia berkata: “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami”)
Yakni kemudian keduanya bergegas menuju ayah mereka dan bercerita kepadanya tentang orang yang membantu mereka memberi minum kambing-kambing mereka. Maka ayah mereka menyuruh salah satu putrinya itu untuk memanggilnya, maka ia mendatanginya.
Mayoritas ahli tafsir mengatakan bahwa dua wanita itu adalah putri Nabi Syu’aib. Namun dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dalil yang menunjukkan bahwa dia adalah Nabi Syu’aib.

فَلَمَّا جَآءَهُۥ وَقَصَّ عَلَيْهِ الْقَصَصَ(Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya))
Yakni Musa menceritakan segala yang terjadi padanya, mulai dari kejadian pembunuhannya terhadap orang Mesir sampai ketika ia menuju sumber air penduduk Madyan.

قَالَ(Syu’aib berkata)
Yakni ayah kedua wanita itu berkata.

لَا تَخَفْ ۖ نَجَوْتَ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِينَ(“Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”)
Yakni selamat dari Fir’aun dan kaumnya, sebab Fir’aun tidak memiliki kekuasaan atas negeri Madyan.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Disebutkan sifat jalannya yang malu secara khusus, dan ini merupakan nasihat bagi kaum wanita muslimah, karena sifat jalannya seorang wanita menunjukkan kepripadiannya bahkan ciri-ciri kesederhanaan dirinya. Maka berhati-hatilah anda saudariku yang mulia ketika berjalan karena sesungguhnya ia bukanlah perkara yang mudah dikesampingkan dalam hidup seorang wanita muslimah melainkan ia adalah perkata yang penting disebutkan oleh Allah dalam kitabNya. Kemudian wanita itu berkata: { إِنَّ أَبِى } "sesungguhnya bapakku", dan ia tidak mengatakan: sesungguhnya kami memanggilmu; karena inilah yang pantas diucapkan seorang wanita muslimah yang lembut ketika berbicara dengan orang asing dari lawan jenisnya.

2 ). { تَمْشِى عَلَى ٱسْتِحْيَآءٍ } "berjalan kemalu-maluan" begitu indah sifat ini! dikarenakan rasa malu yang ada padanya seakan-akan ia berjalan tidak menggunakan kedua kakinya, melainkan berjalan dengan rasa malunya, kemalu-maluan (kesopanan) dalam berucap dan memandang dan gerakan pada seorang wanita adalah bagai kulit ranting bagi mawar yang tidak dapat mekar tanpanya.

3 ). { إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا } "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami" sikap saling menghargai menyebabkan kelembutan hati, dan menggerakkan hati untuk saling memberi.

4 ). Ibnu katsir berkata dalam tafsinya pada firman Allah ta'ala tentang dua anak perempuan Syu'aib: { قَالَتْ إِنَّ أَبِى يَدْعُوكَ لِيَجْزِيَكَ أَجْرَ مَا سَقَيْتَ لَنَا }. Ini merupakan adab dalam berbicara ia tidak memintanya secara mutlak; agar tidak ada sangkaan yang meragukan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

25. Kemudian, kedua wanita itu bergegas pulang kepada bapaknya dengan sangat cepat. Bapak mereka bertanya ada apa gerangan, sehingga keduanya bercerita tentang siapa yang membantunya memberi minum hewan ternaknya. Sehingga bapaknya memerintahkan salah satu dari dua putrinya itu untuk mengundang nabi Musa. Kemudian salah satu putrinya datang kepada nabi Musa, dia berjalan dengan malu-maul, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku memanggil engkau, beliau bermaksud memberi balasan terhadap kebaikanmu membantu kami untuk memberi minum ternak kami". Maka tatkala nabi Musa mendatangi bapaknya yang tidak lain adalah nabi Syu´aib. Nabi Musa tidak mengharap balasa itu, kemudian nabi Musa memperkenalkan dirinya serta menceritakan apa yang telah beliau alami sebelumnya mengenai peristiwa pembunuhan dan ketakutannya kepada Fir’aun. Kemudian nabi Syu´aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu. Fir’aun tidak mempunyai kekuasaan atas negeri Madyan"


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Lalu salah seorang dari dua perempuan itu datang kepada Musa sambil berjalan dengan malu-malu. Dia berkata,“Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan karena telah memberi minum (ternak) kami” Ketika dia mendatanginya dan menceritakan kepadanya kisahnya, dia berkata,“Jangan takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

25. Dan Musa terus dalam kondisi seperti itu, memohon kepada Allah sambil berbolak-balik, sedangkan kedua perempuan tadi pulang menuju ayahnya dan memberitakan apa yang telah terjadi. Kemudian sang ayah menyuruh salah satu dari dari gadis iiu untuk mendatangi Musa, lalu dia pun mendatanginya “berjalan dengan malu-malu.” Ini menunjukkan keluhuran jiwanya dan akhlaknya yang mulia, sebab rasa malu itu termasuk akhlak yang terpuji, terutama bagi kaum wanita. Hal ini juga membuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh Musa, yaitu memberikan minum ternak kedua gadis itu bukan berkedudukan sebagai kuli atau pembantu yang biasanya tidak dimalui, malah sebaliknya, Musa berbesar jiwa, si perempuan itu, melihat sesuatu yang membuatnya sangat merasa malu kepada Musa, “dia berkata” kepada Musa, “Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar dia memberi balasan terhadap (kebaikan) mu memberi minum (ternak) kami.” Maksudnya, bukan untuk mengungkit-ungkit kebaikanmu, melainkan engkaulah yang terlebih dahulu melakukan kebaikan kepada kami. Sesungguhnya maksud ayahku hanya memberimu imbalan atas kebaikanmu. Musa kemudian memenuhi panggilan itu. “Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya (Syu’aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai dirinya),” dari permulaan sebab yang telah mengharuskannya melarikan diri hingga sampai kepadanya, Syua’ib berkata dengan maksud menenangkan rasa takutnya dan mengobati hatinya, “Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zhalim itu.” Maksudnya, biarkan rasa takut dan rasa cemasmu pergi, karena sesungguhnya Allah telah menyelamatkanmu dari mereka, karena engkau telah sampai di tempat ini, tempat yang mereka tidak mempunyai kekuasaan atasnya.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 25-28
Setelah keduanya pulang dengan cepat kepada ayah mereka dengan membawa kambing mereka, maka ayah mereka heran dengan keadaan keduanya karena kedatangan keduanya sangat cepat, lalu menanyai terkait keadaan mereka, Maka keduanya menceritakan apa yang telah dilakukan nabi Musa. Kemudian ayah mereka mengutus salah seorang dari keduanya untuk memanggil nabi Musa menghadap kepadanya. Allah SWT berfirman: (Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) yaitu jalannya orang yang ramah,
(Ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami") Ini adalah adab dalam menyampaikan ungkapkan dimana dia tidak mengundangnya secara langsung agar tidak menimbulkan kecurigaan, bahkan dia berkata:"Sesungguhnya ayahku memanggilmu agar dia memberi balasan kepadamu karena kamu memberi minum ternak kami”, yaitu untuk memberimu imbalan atas jasamu memberi minum terhadap domba-domba kami (Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya dan menceritakan kepadanya kisah (tentang dirinya)) nabi Musa menyebutkan kepadanya apa yang terjadi kepadanya yang menyebabkan dirinya keluar meninggalkan negerinya (Syu’aib berkata, "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”) dia berkata,”Tenangkanlah dirimu dan bergembiralah, sesungguhnya kamu telah keluar dari wilayah kekuasaan mereka, maka tidak ada kekuasaan bagi mereka di negeri kami. Oleh karena itu Allah berfirman: (Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu)
Para mufasir berbeda pendapat tentang laki-laki ini, siapakah dia, dalam beberapa pendapat,
Salah satunya adalah bahwa lelaki itu adalah nabi Syu'aib yang diutus Allah kepada penduduk negeri Madyan. Ini adalah pendapat yang terkenal di kalangan mayoritas ulama. Pendapat ini dikatakan oleh Hasan Al-Bashri dan lainnya
Ulama lainnya lagi berkata bahwa nabi Syu'aib hidup jauh sebelum masa nabi Musa dalam jangka waktu yang lama, karena disebutkan nabi Syu'aib berkata kepada kaumnya: (sedangkan kaum Luth tidak (pula) jauh dari kamu) (Surah Hud: 89) Dan kebinasaan kaum nabi Luth terjadi di masa nabi Ibrahim berdasarkan nas Al-Qur'an. Telah diketahui bahwa jarak antara masa nabi Ibrahim dan nabi Musa cukup jauh, lebih dari empat abad, sebagaimana yang disebutkan banyak ulama. Dan terkait pendapat bahwa nabi Syu'aib hidup dalam masa yang lama, tidak lain (hanya Allah yang lebih Mengetahui) hanya untuk menghindari masalah ini. Kemudian hal yang menguatkan bahwa lelaki itu bukan nabi Syu'aib adalah seandainya dia adalah nabi Syu'aib maka sudah namanya dinaskan dalam Al-Qur'andalam kisah ini. dan apa yang disebutkan dalam beberapa hadits yang menjelaskan bahwa nama lelaki itu dalam kisah nabi Musa itu sanadnya tidak shahih
Firman Allah SWT: (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (26)) yaitu salah seorang anak perempuan lelaki ini berkata kepada ayahnya. Dikatakan bahwa wanita itu berjalan di belakang nabi Musa. Lalu dia berkata kepada ayahnya: (Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)) Untuk menggembalakan kambing ini.
Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al-Qadhi, Abu Malik, Qatadah, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya berkata bahwa ketika wanita itu berkata: (karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya) Maka ayahnya bertanya kepadanya,"Apakah yang membuatmu berkata demikian?" dia menjawab, "Sesungguhnya dia dapat mengangkat batu besar yang tidak dapat diangkat kecuali hanya sepuluh laki-laki. Dan sesungguhnya ketika aku berjalan bersamanya, aku berada di depannya, namun dia mengatakan kepadaku,"Berjalanlah di belakangku. Jika aku salah jalan, maka beritahulah aku dengan lemparan batu kerikil, agar aku mengetahui manakah jalannya agar aku mendapatkan petunjuk"
Dia berkata: (Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu dia diminta lelaki itu untuk menggembalakan ternak kambingnya, dan dia akan mengawinkannya dengan salah satu anak perempuannya.
Firman Allah: (atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun; dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu) yaitu dengan syarat bahwa kamu menggembalakan kambingku selama delapan tahun. Dan jika kamu menambah dua tahun lagi secara sukarela, maka itu adalah kebaikanmu. Tetapi jika tidak, maka delapan tahun sudah cukup (maka aku tidak hendak memberatkanmu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik) yaitu, aku tidak akan memberatkanmu, mengganggumu, dan mendebatmu.
Firman Allah SWT yang memberitahukan tentang nabi Musa: (Dia (Musa) berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan” (28)) Sesungguhnya nabi Musa berkata kepada mertuanya,"Perkaranya sesuai dengan apa yang telah engkau katakan bahwa engkau mempekerjakanku selama delapan tahun, jika aku menyempurnakan selama sepuluh tahun maka itu dariku. Dan ketika aku menyelesaikan yang terpendek di antara keduanya, maka aku telah memenuhi janjiku dan bebas dari syarat" Oleh karena itu dia berkata (Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku) yaitu tidak ada beban lagi atas diriku, sekalipun masa yang sempurna itu adalah sesuatu yang mubah namun itu lebih utama daripada yang lain berdasarkan dalil lain, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya) (Surah Al-Baqarah; 203)
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair, dia berkata:”Aku pernah ditanya oleh orang Yahudi dari penduduk Hirah,"Manakah di antara kedua masa itu yang diselesaikan oleh nabi Musa?" Aku menjawab,"Tidak tahu", hingga aku mendatangi orang Arab yang paling pandai, Lalu aku bertanya kepada Ibnu Abbas, maka dia menjawab,"Sesungguhnya nabi Musa menunaikan masa yang paling sempurna di antara kedua masa itu, karena sesungguhnya utusan Allah itu apabila berkata pasti menunaikannya"


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qashash ayat 25: Maka kembalilah kedua perempuan tersebut menuju bapaknya dan kedua anaknya tersebut bercerita akan Musa yang memberi minum ternaknya. Maka bapaknya menyuruh salah satu dari anaknya untuk memanggil Musa. Kemudian sampailah perempuan tersebut kepada Musa dan berkata dengan penuh malu : Sungguh bapakku mengundangmu untuk membalas atas kebaikanmu memberikan minum ternak kami. Ketika Musa datang di sisi bapak kedua perempuan tersebut, Musa bercerita atas kejadian yang dia alami. Setelah selesai Musa bercerita, bapaknya berkata : Jangan takut wahai Musa dan tenangkan hatimu, sungguh Allah akan memenangkan engkau atas kaummu yang dzalim yang menyimpang dari syariat Allah, sebab mereka tidak ada kekuatan di sisi mereka di negeri yang engkau telah menginjakkan kakimu di sini (Madyan).


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Hal ini menunjukkan kepribadiannya yang mulia dan akhlaknya yang terpuji, karena malu termasuk akhlak utama, terlebih bagi wanita. Ayat ini juga menunjukkan bahwa sikap Nabi Musa ‘alaihis salam memberi minum kepada keduanya tidaklah sebagai pekerja atau pelayan yang biasanya tidak memiliki rasa malu, bahkan Beliau terhormat. Oleh karena itulah, wanita ini ketika melihat akhlak Musa yang mulia, membuatnya merasa malu dengannya.

Ahli tafsir berbeda pendapat tentang ayah perempuan itu siapakah dia? Ada yang berpendapat, bahwa ayah itu adalah Nabi Syu’aib inilah yang masyhur, dan di antara ulama yang menyatakan demikian adalah Al Hasan Al Bashri dan Malik bin Anas, bahkan ada hadits yang menegaskan demikian, namun dalam isnadnya perlu dipertimbangkan. Ada pula yang berpendapat bahwa Nabi Syu’aib berumur panjang setelah kaumnya dibinasakan sehingga masih hidup di zaman Nabi Musa dan menikahkan puterinya dengan Musa.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Al Hasan Al Bashri bahwa ayah itu bernama Syu’aib, namun bukan Nabi kaum Madyan. Ada pula yang berpendapat bahwa bapak itu adalah putera saudara Syu’aib. Ada pula yang mengatakan, “Putra pamannya,” dan ada pula yang berpendapat, bahwa ia adalah salah seorang dari kaum Nabi Syu’aib yang beriman, ada pula yang berpendapat bahwa namanya “Yatsarun.” Wallahu a’lam (lihat Qashashul Anbiya’ oleh Ibnu Katsir). Syaikh As Sa’diy dalam tafsirnya lebih cenderung menguatkan, bahwa ayah kedua wanita itu bukanlah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam.

Sehingga Beliau sampai di tempat ini.

Menenangkan rasa kekhawatirannya.

Karena engkau telah berada di tempat yang mereka tidak memiliki kekuasaan terhadapnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 25

Kedua perempuan yang dibantu oleh musa menceritakan kebaikan musa kepada ayah mereka. Sang ayah memerintahkan salah seorang dari putrinya untuk mengundang musa ke rumah. Kemudian datanglah kepada musa salah seorang dari kedua perempuan yang baru saja ia bantu itu. Ia datang dalam keadan berjalan dengan malu-malu karena ditugaskan bertemu muka seorang diri dengan pemuda tampan dan berwibawa yang telah membantunya untuk mengundangnya ke rumah. Menyampaikan pesan sang ayah, dia berkata, "sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas kebaikanmu memberi minum ternak kami. Dengan segera musa yang sedang memerlukan bantuan menceritakan kepadanya kisah mengenai dirinya dan fir'aun serta masyarakat mesir, dia yakni bapak perempuan itu berkata, "janganlah engkau takut kekuasaan fir'aun tidak sampai ke wilayah ini, dan tuhan tidak akan mencelakakan orang-orang yang selalu berbuat baik dan dekat dengan-Nya. Tenanglah, engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu. "26. Anak perempuan orang tua itu kagum kepada musa, melihat kekuatan fisiknya dan kewibawaannya ketika mengambil air minum ternak, serta kesantunannya ketika berjalan menuju rumah. Dan selanjutnya salah seorang dari kedua perempuan itu yang datang mengundang musa berkata, "wahai ayahku! jadikanlah dia sebagai pekerja pada kita antara lain menggembalakan ternak kita, karena sesungguhnya dia adalah orang yang kuat dan terpercaya, dan sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja pada kita untuk pekerjaan apa pun ialah orang yang kuat fisik dan mentalnya dan dapat dipercaya. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah pelbagai penjelasan dari kalangan mufassir terhadap makna dan arti surat Al-Qashash ayat 25 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Sokong perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Sering Dicari

Kami memiliki banyak konten yang sering dicari, seperti surat/ayat: Al-Ahzab 21, Al-Baqarah 2, Ar-Ra’d, Ali ‘Imran 133, Al-Baqarah 30, Az-Zariyat 56. Ada pula Ali ‘Imran 134, Al-Infithar, Al-Jumu’ah 9, Al-Baqarah 186, Al-Isra 23-24, Al-Isra 1.

  1. Al-Ahzab 21
  2. Al-Baqarah 2
  3. Ar-Ra’d
  4. Ali ‘Imran 133
  5. Al-Baqarah 30
  6. Az-Zariyat 56
  7. Ali ‘Imran 134
  8. Al-Infithar
  9. Al-Jumu’ah 9
  10. Al-Baqarah 186
  11. Al-Isra 23-24
  12. Al-Isra 1

Pencarian: al baqarah 1 10, surah al baqarah ayat 191, arti surat al alaq ayat 1, surat pendek al lahab, sabbihisma rabbikal a'la lanjutan nya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.