Surat Al-Qashash Ayat 26
قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ
Arab-Latin: Qālat iḥdāhumā yā abatista`jir-hu inna khaira manista`jartal-qawiyyul-amīn
Artinya: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
« Al-Qashash 25 ✵ Al-Qashash 27 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Terkait Surat Al-Qashash Ayat 26
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 26 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan berharga dari ayat ini. Ada beberapa penafsiran dari banyak mufassirin terhadap isi surat Al-Qashash ayat 26, misalnya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Salah seorang wanita itu berkata kepada bapaknya, “Wahai ayah, jadikanlah ia orang yang bekerja menggembala ternak untukmu. Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau pekerjakan untuk menggembalakan ternak adalah orang yang kuat untuk menjaga ternakmu lagi dapat dipercaya yang engkau tidak khawatir ia akan berkhianat dalam urusan yang engkau percayakan kepadanya.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
26. Salah satu putri Syuaib mengusulkan kepada ayahnya agar menjadikan Musa sebagai pekerjanya, sambil mengemukakan alasan bahwa sifat-sifat baik seorang pekerja ada pada diri Musa; dia memiliki tubuh yang kuat dan mampu menjaga amanah.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
26. Salah satu dari putrinya berkata, “Wahai ayahandaku! Pekerjakan dia untuk menggembalakan kambing kita, dia pantas untuk engkau pekerjakan karena dia menggabungkan antara fisik yang kuat dan amanah. Dengan kekuatannya dia menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya dan dengan amanat dia menjaga apa yang diamanatkan kepadanya.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
26. قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يٰٓأَبَتِ اسْتَـْٔجِرْهُ ۖ (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita))
Untuk menggembalakan kambing untuk kita.
إِنَّ خَيْرَ مَنِ اسْتَـْٔجَرْتَ الْقَوِىُّ الْأَمِينُ(karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”)
Yakni ia layak untuk kamu ajak bekerja karena ia memiliki dua sifat baik, yaitu kuat dan amanah; dua sifat ini jika terdapat pada seseorang maka ia akan menjadi orang yang paling layak untuk melakukan pekerjaan itu, baik itu sebagai buruh, wakil, pegawai, pengawas, atau lainnya. Sifat pertama adalah amanah, sehingga ia tidak berkhianat dalam barang orang lain yang diserahkan kepadanya. Dan kedua adalah kekuatan untuk menjalankan pekerjaan itu, termasuk di dalamnya adalah pengalaman dan semangat dalam bekerja serta kebugaran badannya. Dua sifat ini terdapat pada diri Musa.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Pilar utama dalam memimpin sebuah pemerintahan ada dua: kekuatan dan dapat dipercaya, { قَالَ عِفْرِيتٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ أَنَا۠ ءَاتِيكَ بِهِۦ قَبْلَ أَن تَقُومَ مِن مَّقَامِكَ ۖ وَإِنِّى عَلَيْهِ لَقَوِىٌّ أَمِينٌ } "Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya." [ An-Naml : 39 ], maka diantara sebab-sebab keadilan bahwa tidak seorang pun diangkat ke suatu posisi kecuali dia layak untuk itu dalam kekuatan dan kejujurannya; dan jika seseorang diangkat pada suatu posisi dan ia bukan orang yang ahli dalam hal itu padahal ada orang lain yang layak dan ahli dalam bidangnya, maka tidak ada keadilan di dalamnya.
2 ). Perhatikan betapa banyak disebutkan dalam al-Qur'an sifat kuat dan dapat dipercaya pada hamba-hamba pilihan sang pencipta: seperti Jibril, Musa, Yusuf, dan selain dari mereka! sesungguhnya ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendidik anak-anak kita mengenai makna dari ayat yang mulia ini -sedang mereka tengah mempersiapkan ujian- dan menjadi pengingat bagi mereka akan kebutuhan umat akan pelajar yang kuat dalam keilmuan dan pencapaiannya, sungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaannya, dan bahwasanya keunggulan dalam akademik bukan sekedar tuntutan dalam sosial namun ia juga tuntutan syari'at, namun dalam hal ini sangat banyak orang-orang yang masih malas untuk mendapatkannya!
3 ). Jadikan pekerjaanmu dan pergaulanmu sebagai saksi bahwa anda adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya: { قَالَ مَا خَطْبُكُمَا } "Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?", { فَسَقَىٰ لَهُمَا } "Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong) keduanya"... { قَالَتْ إِحْدَىٰهُمَا يَٰٓأَبَتِ ٱسْتَـْٔجِرْهُ ۖ إِنَّ خَيْرَ مَنِ ٱسْتَـْٔجَرْتَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْأَمِينُ } "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
26. Salah seorang dari kedua putri yang lebih tua itu berkata: "Wahai bapakku, jadikanlah dia sebagai orang yang merawat ternak kita, karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau jadikan pekerja kita ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
26. “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata.” Maksudnya, salah satu putrinya, “Wahai ayahku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja,” maksudnya jadikanlah dia sebagai karyawanmu untuk menggembala domba dan memberinya minum, “karena sesungguhnya dia orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya,” maksudnya, sesungguhnya Musa adalah yang paling pantas untuk dijadikan sebagai pekerja, karena dia mempunyai dua sifat, yaitu kuat dan terpercaya, dan sebaik-baik pekerja adalah orang yang memiliki dua sifat itu. Yaitu kekuatan dan kemampuan untuk melakukan apa yang dibebankan kepadanya, dan amanah di dalam pekerjaannya diwujudkan dengan cara tidak berkhianat. Dua sifat ini pantas untuk dijadikan pertimbangan bagi setiap orang yang akan menyerahkan suatu pekerjaan untuk orang lain dengan upah atau lainnya. Sebab, kesalahan tidak akan terjadi kecuali karena ketiadaan dua sifat ini atau ketiadaan salah satunya. Adapun kalau keduanya ada, maka pekerja pasti akan sempurna dan terlaksana. Sebenarnya dia mengatakan hal itu karena dia telah menyaksikan sendiri kekuatan Musa pada saat meminumkan ternak keduanya dan kegigihannya yang dengannya dia dapat mengetahui kekuatan Musa. Dan dia pun menyaksikan keamanahan dan kereligiannya dan (dia merasakan pula) bahwa Musa merasa kasihan kepada mereka berdua tanpa mengharapkan imbalan dari mereka berdua, dan tujuan Musa hanyalah memperoleh Wajah Allah semata.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 25-28
Setelah keduanya pulang dengan cepat kepada ayah mereka dengan membawa kambing mereka, maka ayah mereka heran dengan keadaan keduanya karena kedatangan keduanya sangat cepat, lalu menanyai terkait keadaan mereka, Maka keduanya menceritakan apa yang telah dilakukan nabi Musa. Kemudian ayah mereka mengutus salah seorang dari keduanya untuk memanggil nabi Musa menghadap kepadanya. Allah SWT berfirman: (Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) yaitu jalannya orang yang ramah,
(Ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami") Ini adalah adab dalam menyampaikan ungkapkan dimana dia tidak mengundangnya secara langsung agar tidak menimbulkan kecurigaan, bahkan dia berkata:"Sesungguhnya ayahku memanggilmu agar dia memberi balasan kepadamu karena kamu memberi minum ternak kami”, yaitu untuk memberimu imbalan atas jasamu memberi minum terhadap domba-domba kami (Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya dan menceritakan kepadanya kisah (tentang dirinya)) nabi Musa menyebutkan kepadanya apa yang terjadi kepadanya yang menyebabkan dirinya keluar meninggalkan negerinya (Syu’aib berkata, "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”) dia berkata,”Tenangkanlah dirimu dan bergembiralah, sesungguhnya kamu telah keluar dari wilayah kekuasaan mereka, maka tidak ada kekuasaan bagi mereka di negeri kami. Oleh karena itu Allah berfirman: (Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu)
Para mufasir berbeda pendapat tentang laki-laki ini, siapakah dia, dalam beberapa pendapat,
Salah satunya adalah bahwa lelaki itu adalah nabi Syu'aib yang diutus Allah kepada penduduk negeri Madyan. Ini adalah pendapat yang terkenal di kalangan mayoritas ulama. Pendapat ini dikatakan oleh Hasan Al-Bashri dan lainnya
Ulama lainnya lagi berkata bahwa nabi Syu'aib hidup jauh sebelum masa nabi Musa dalam jangka waktu yang lama, karena disebutkan nabi Syu'aib berkata kepada kaumnya: (sedangkan kaum Luth tidak (pula) jauh dari kamu) (Surah Hud: 89) Dan kebinasaan kaum nabi Luth terjadi di masa nabi Ibrahim berdasarkan nas Al-Qur'an. Telah diketahui bahwa jarak antara masa nabi Ibrahim dan nabi Musa cukup jauh, lebih dari empat abad, sebagaimana yang disebutkan banyak ulama. Dan terkait pendapat bahwa nabi Syu'aib hidup dalam masa yang lama, tidak lain (hanya Allah yang lebih Mengetahui) hanya untuk menghindari masalah ini. Kemudian hal yang menguatkan bahwa lelaki itu bukan nabi Syu'aib adalah seandainya dia adalah nabi Syu'aib maka sudah namanya dinaskan dalam Al-Qur'andalam kisah ini. dan apa yang disebutkan dalam beberapa hadits yang menjelaskan bahwa nama lelaki itu dalam kisah nabi Musa itu sanadnya tidak shahih
Firman Allah SWT: (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (26)) yaitu salah seorang anak perempuan lelaki ini berkata kepada ayahnya. Dikatakan bahwa wanita itu berjalan di belakang nabi Musa. Lalu dia berkata kepada ayahnya: (Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)) Untuk menggembalakan kambing ini.
Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al-Qadhi, Abu Malik, Qatadah, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya berkata bahwa ketika wanita itu berkata: (karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya) Maka ayahnya bertanya kepadanya,"Apakah yang membuatmu berkata demikian?" dia menjawab, "Sesungguhnya dia dapat mengangkat batu besar yang tidak dapat diangkat kecuali hanya sepuluh laki-laki. Dan sesungguhnya ketika aku berjalan bersamanya, aku berada di depannya, namun dia mengatakan kepadaku,"Berjalanlah di belakangku. Jika aku salah jalan, maka beritahulah aku dengan lemparan batu kerikil, agar aku mengetahui manakah jalannya agar aku mendapatkan petunjuk"
Dia berkata: (Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu dia diminta lelaki itu untuk menggembalakan ternak kambingnya, dan dia akan mengawinkannya dengan salah satu anak perempuannya.
Firman Allah: (atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun; dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu) yaitu dengan syarat bahwa kamu menggembalakan kambingku selama delapan tahun. Dan jika kamu menambah dua tahun lagi secara sukarela, maka itu adalah kebaikanmu. Tetapi jika tidak, maka delapan tahun sudah cukup (maka aku tidak hendak memberatkanmu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik) yaitu, aku tidak akan memberatkanmu, mengganggumu, dan mendebatmu.
Firman Allah SWT yang memberitahukan tentang nabi Musa: (Dia (Musa) berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan” (28)) Sesungguhnya nabi Musa berkata kepada mertuanya,"Perkaranya sesuai dengan apa yang telah engkau katakan bahwa engkau mempekerjakanku selama delapan tahun, jika aku menyempurnakan selama sepuluh tahun maka itu dariku. Dan ketika aku menyelesaikan yang terpendek di antara keduanya, maka aku telah memenuhi janjiku dan bebas dari syarat" Oleh karena itu dia berkata (Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku) yaitu tidak ada beban lagi atas diriku, sekalipun masa yang sempurna itu adalah sesuatu yang mubah namun itu lebih utama daripada yang lain berdasarkan dalil lain, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya) (Surah Al-Baqarah; 203)
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair, dia berkata:”Aku pernah ditanya oleh orang Yahudi dari penduduk Hirah,"Manakah di antara kedua masa itu yang diselesaikan oleh nabi Musa?" Aku menjawab,"Tidak tahu", hingga aku mendatangi orang Arab yang paling pandai, Lalu aku bertanya kepada Ibnu Abbas, maka dia menjawab,"Sesungguhnya nabi Musa menunaikan masa yang paling sempurna di antara kedua masa itu, karena sesungguhnya utusan Allah itu apabila berkata pasti menunaikannya"
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Qashash ayat 26: Kemudian berkata salah satu dari perempuan tersebut kepada bapaknya : Wahai bapakku, berikan Musa upah, agar dia dapat mengembalakan dan memberikan minum ternak kami kembali, dengan sebaik-baik balasan karena kekuatan dirinya dan amanahnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Untuk menggembala kambing dan memberi minumnya.
Kedua sifat ini, “Kuat dan amanah” perlu diperhatikan ketika memilih seseorang sebagai karyawannya. Jika kedua-duanya berkumpul bersamaan, maka akan sempurnalah pekerjaan. Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al Qaadhiy, Abu Malik, Qatadah dan lain-lain mengatakan, “Ketika wanita itu mengatakan seperti itu, ayahnya bertanya kepadanya, “Dari mana kamu tahu demikian?” wanita itu menjawab, “Sesungguhnya dia mampu mengangkat batu besar yang tidak mungkin diangkat kecuali oleh sepuluh orang, juga pada saat aku datang (kemari) bersamanya, aku berjalan di depannya, namun ia mengatakan, “Berjalanlah di belakangku, jika hendak melewati jalan lain, lemparlah batu kecil ini agar aku tahu jalan.”
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 26
Anak perempuan orang tua itu kagum kepada musa, melihat kekuatan fisiknya dan kewibawaannya ketika mengambil air minum ternak, serta kesantunannya ketika berjalan menuju rumah. Dan selanjutnya salah seorang dari kedua perempuan itu yang datang mengundang musa berkata, "wahai ayahku! jadikanlah dia sebagai pekerja pada kita antara lain menggembalakan ternak kita, karena sesungguhnya dia adalah orang yang kuat dan terpercaya, dan sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja pada kita untuk pekerjaan apa pun ialah orang yang kuat fisik dan mentalnya dan dapat dipercaya. "27. Sang ayah memahami kekaguman anak perempuannya terhadap musa dan memang orang seperti musalah yang didambakan setiap perempuan untuk menjadi suami. Dengan tanpa segan dia berkata, "sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini yang telah engkau lihat dan kenal sejak di tempat sumber air. Pernikahan itu dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan yang delapan tahun itu menjadi sepuluh tahun secara sukarela maka itu adalah suatu kebaikan darimu, bukan sebuah kewajiban yang mengikat, dan kendati itu adalah usulan dariku tetapi ketahuilah bahwa aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Aku akan selalu berusaha menjadi orang yang menepati janji. Lnsya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik. ".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah kumpulan penjabaran dari banyak ulama mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 26 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi ummat. Support kemajuan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.