Surat Asy-Syura Ayat 19
ٱللَّهُ لَطِيفٌۢ بِعِبَادِهِۦ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْقَوِىُّ ٱلْعَزِيزُ
Arab-Latin: Allāhu laṭīfum bi'ibādihī yarzuqu may yasyā`, wa huwal-qawiyyul-'azīz
Artinya: Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.
« Asy-Syura 18 ✵ Asy-Syura 20 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Terkait Surat Asy-Syura Ayat 19
Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syura Ayat 19 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah menarik dari ayat ini. Didapatkan aneka ragam penafsiran dari berbagai ahli ilmu terkait kandungan surat Asy-Syura ayat 19, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Allah maha lembut kepada hamba-hamabNya Dia melapangkan rizki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki sesuai dengan hikmahNya. Dia maha kuat yang memiliki seluruh kekuatan, maha perkasa dalam pembalasanNya terhadap orang-orang yang bermaksiat kepadaNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
19. Allah Maha Lembut kepada hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dari mereka. Dia Maha Kuat, tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya, dan Dia Maha Perkasa dalam memberi balasan bagi musuh-musuh-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
19. Allah Mahalembut kepada para hamba-Nya, memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya, melapangkan rezeki baginya dan menyempitkan rezeki atas orang yang dikehendaki-Nya sebagai kasih sayang kepadanya meski nampaknya tidak demikian. Dia Mahakuat, tidak ada yang mengalahkan-Nya dan Maha Perkasa yang membalas para musuh-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
19. اللهُ لَطِيفٌۢ بِعِبَادِهِۦ (Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya)
Yakni Allah sangat lembut dan mengasihi mereka. Dan salah satu bentuk kasih sayang Allah adalah Dia memberi rezeki kepada mereka untuk kehidupan mereka di dunia.
يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ ۖ (Dia memberi rezeki kepada yang di kehendaki-Nya)
Dengan cara yang Allah kehendaki. Dia meluaskan rezeki sebagian hamba-Nya dan menyempitkan bagi hamba-Nya yang lain.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Ibnu Qudamah menasihati salah satu saudaranya dengan mengatakan: Dan ketahuilah bahwa orang yang berada di laut – di atas kapal – tidak lebih membutuhkan Allah dan kebaikan-Nya daripada orang yang tinggal di rumahnya di antara keluarga dan hartanya. Jika Anda mencapai hal ini dalam hati Anda, maka bersandarlah kepada Allah seperti orang yang ambang tenggelam yang tidak mengetahui sebab keselamatannya selain Allah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
19. Allah itu lembut dan bermurah hati kepada hamba-hambaNya, sehingga Dia tidak mempercepat azab mereka. Dia juga Dzat yang banyak kebaikanNya terhadap mereka. Dia memberi rejeki orang dikehendaki di antara mereka sesuai kebijaksanaanNya, baik melimpah atau sedikit. Dialah Dzat yang luas kekuasaanNya lagi Maha Kuat dan tak terkalahkan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Allah Maha lembut terhadap hamba-hambaNya. Dia memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki. Dia Maha kuat lagi Maha perkasa
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
19. Allah menyampaikan sikap lembutNya terhadap hamba-hambaNya agar mereka mengenal dan mencintainya dan agar mereka membicarakan kelembutan dan kemurahaNya. Kelembutan itu merupakan bagian dari sipat-sipatNya yang artinya adalah: Dia yang mengetahui segala yang tersembunyi dan rahasia, yang mengantarkan hamba-hambaNya terutama orang-orang yang beriman kepada apasaja yang mengandung kebaikan bagi mereka tanpa mereka ketahui dan tanpa mereka duga.
Diantara kelembutaNya terhadap hamba-hambaNya yang beriman adalah dia menunjuki mereka kepada kebaikan dengan petunjuk yang tidak pernah terlintas di benak mereka, dengan memudahkan baginya sebab-sebab yang mengarakan mereka kepada kebaikan tersebut dari dalam fitrah mereka melalui kecintaanya kepada yang benardan kepatuhanya kepada kebenaran itu serta perintahnya kepada para malaikatyang mulia untuk meneguhkan hamba-hambaNya yang beriman dan merangsang mereka untuk melakukan kebaikan dan meniupkan di dalam hati mereka ketertarikan kepada yang benar sehingga menjadi pemicu untuk mengikutinya.
Dan termasuk kelembutaNya juga adalah Dia memerintahkan kepeda orang-orang yang beriman untuk melakukan berbagai ibadah sosial yang denganya tekad mereka menjadi kuat dan gairah mereka mengeliat serta menjadi perlombaan di antara mereka untuk melakukan kebajikan dan menyenanginya serta menjadi teladan di antara yang satu sama lainya.
Termasuk kelembutanya juga adalah dia telah menetepkan segala sebab yang merintanginya dan mencegahnya dari perbuatan-perbuatan maksiat, hingga apadila Allah telah mengetahui bahwa dunia, harta dan tahta yang serupa dengan akan diperlombakan manusia itu merintangi hambanya dari ketaatan kepadanyaatau membuatnya lalai terhadap Allah atau menyeretnya kepada maksiat, maka Allah menjauhkan hal-hal tersebut darinya dan Allah mempersempit rizkinmya. Maka dari itu di sini dia berfirman, ”Dia memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya,” tergantung tuntunan hikmah (kebijaksanaan) dan kelembutanNya.
“Dan Dia-lah Yang Maha Kuat Lagi Maha Perkasa,” yang milikNyalah seluruh kekuatan, Maka tiada daya dan tiada kekuatan bagi seseorang di antara mahkluk ini kecuali dengan pertolongaNya, yang kepadaNya tunduk segala sesuatu.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 19-22
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kelembutanNya terhadap makhlukNya; Dia memberi rezeki mereka semuanya tanpa melupakan seorang pun di antara mereka, dan sama saja rezekiNya baik orang yang berbuat kebaikan atau orang yang durhaka. sebagaimana firmanNya SWT: (Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz) (6)) (Surah Hud: 6) dan ayat-ayat yang serupa masih banyak.
Firman Allah SWT: (Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya) yaitu Dia meluaskan rezeki siapa saja yang Dia kehendaki (dan Dialah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa) yaitu Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkanNya. Kemudian Allah berfirman: (Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat) yaitu amal perbuatan untuk akhirat (akan Kami tambah keuntungan itu baginya) yaitu, Kami akan menguatkannya dan menolongnya untuk melakukan apa yang menjadi tujuannya, maka Kami akan memperbanyak dan mengembangkannya. Kami akan membalas pahala satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, sampai kelipatan yang dikehendaki Allah (dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tak ada baginya suatu bagian pun di akhirat) yaitu, barangsiapa yang tujuan usahanya hanya mencari suatu keuntungan dunia, sedangkan untuk kepentingan akhiratnya tidak ada sedikit pun, maka Allah mengharamkan baginya keuntungan di akhirat. Sedangkan keuntungan dunia, jika Allah menghendakinya, maka Dia memberinya; dan jika tidak menghendakinya, maka Dia tidak memberikan kepadanya, baik keuntungan yang ini maupun yang itu. Dan orang yang berusaha dengan niat ini memperoleh kerugian di dunia dan di akhirat.
Dalil yang menunjukkan bahwa ayat ini terikat dengan ayat yang ada di dalam surah Al-Isra adalah firman Allah SWT: (Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir (18) Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibatasi dengan baik (19) Kepada masing masing golongan, baik golongan ini maupun golongan itu, Kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu (20) Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya (21)) (Surah Al-Isra’)
Firman Allah: (Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?) yaitu mereka tidak mau mengikuti apa yang disyariatkan Allah kepadamu berupa agama yang lurus, bahkan mereka mengikuti apa yang diperintahkan setan-setan mereka dari kalangan jin dan manusia, berupa mengharamkan apa yang dihalalkan bagi mereka berupa bahirah, saibah, washilah, dan ham. Dan mereka menghalalkan memakan bangkai, darah, berjudi, dan kesesatan-kesesatan lainnya. Itulah kebathilan yang mereka ada-adakan di masa Jahiliyah seperti menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dan menyembah yang bathil dan mengucapkan perkataan yang merusak.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan) yaitu sungguh hukuman itu akan disegerakan kepada mereka sekiranya tidak ada ketetapan untuk menangguhkan bagi mereka sampai hari kiamat (Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih) yaitu siksaan yang sangat menyakitkan di dalam neraka Jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Kamu lihat orang-orang yang zalim sangat ketakutan karena kejahatan-kejahatan yang telah mereka kerjakan) yaitu saat mereka berada di Padang Mahsyar hari kiamat (sedangkan siksaan menimpa mereka) yaitu yang mereka takutkan terjadi pada diri mereka sebagai suatu kepastian. Demikianlah keadaan mereka di hari kiamat, mereka berada dalam ketakutan dan rasa malu (Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh (berada) di dalam taman-taman surga, mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka) Maka alangkah jauh bedanya antara ini dan itu? yaitu betapa jauhnya perbedaan antara orang-orang yang berada di Padang Mahsyar dengan kerendahan, kehinaan, dan ketakutan yang pasti karena kezalimannya, dan keadaan orang-orang yang berada di taman-taman surga yang mendapatkan segala sesuatu yang dia kehendaki berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, pemandangan, istri-istri, dan kenikmatan lainnya yang belum pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbesit di hati manusia.
Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Yang demikian itu adalah karunia yang besar) yaitu keberuntungan yang besar dan nikmat yang lengkap, sempurna, dan menyeluruh
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Asy-Syura ayat 19: (Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya) baik terhadap mereka yang berbakti maupun terhadap mereka yang durhaka, karena Dia tidak membinasakan mereka melalui kelaparan sebab kemaksiatan mereka (Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya) artinya, Dia memberikan kepada masing-masingnya apa yang Dia kehendaki (dan Dialah Yang Maha Kuat) atas semua kehendak-Nya (lagi Maha Perkasa) Maha Menang atas semua perkara-Nya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan kelembutan-Nya kepada hamba-hamba-Nya agar mereka mengenal dan mencintai-Nya dan mencari kelembutan dan kemurahan-Nya. Kelembutan adalah salah satu sifat Allah Ta’ala, maknanya bahwa Dia mengetahui yang tersembunyi maupun yang rahasia, dimana Dia menyampaikan kepada hamba-hamba-Nya –khususnya kaum mukmin- kepada sesuatu yang di sana terdapat kebaikan bagi mereka dari arah yang tidak mereka ketahui dan tidak mereka sangka. Ya Allah, berikanlah kembutan-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah kelembutan-Mu kepadaku. Ya Allah, berikanlah kelembutan-Mu kepadaku.
Di antara kelembutan-Nya kepada hamba-Nya yang mukmin adalah Dia menunjukinya kepada kebaikan dengan petunjuk yang tidak terlintas dalam hatinya karena Dia memudahkan sebab-sebab kepadanya, seperti fitrahnya untuk mencintai yang hak, tunduk kepadanya, ilham Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada para malaikat yang mulia agar mereka mengokohkan hamba-hamba-Nya yang mukmin.dan mendorong mereka kepada kebaikan serta menaruh ke dalam hati mereka indahnya kebenaran yang mendorong mereka untuk mengikutinya.
Termasuk kelembutan-Nya adalah Dia memberintahkan kaum mukmin ibadah yang dilakukan secara jama’i (berjamaah), dimana dengannya niat mereka kuat dan cita-cita mereka bangkit dan terjadilah perlombaan kepada kebaikan serta mencintainya, demikian pula mengikutinya sebagian mereka kepada sebagian yang lain.
Termasuk kelembutan-Nya adalah Dia menetapkan kepada hamba-Nya semua sebab yang menghalanginya berbuat maksiat, sehingga Allah Subhaanahu wa Ta'aala karena Dia mengetahui bahwa dunia, harta dan kepemimpinan dan yang semisalnya -yang biasa dikejar oleh orang-orang yang cinta dunia-, dimana hal itu dapat memutuskan hamba-Nya dari ketaatan kepada-Nya atau membuatnya lalai dari-Nya atau membuatnya jatuh ke dalam maksiat, maka Dia palingkan hamba-Nya dan membatasi rezekinya. Oleh karena itulah Dia berfirman, “Dia memberi rezeki kepada yang Dia kehendaki,” sesuai hikmah (kebijaksanaan) dan kelembutan-Nya.
Dia memiliki kekuatan semuanya, tidak ada daya dan upaya bagi makhluk kecuali dengan pertolongan-Nya, dimana segala sesuatu tunduk kepada-Nya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syura Ayat 19
Ayat ini menggambarkan beberapa sifat Allah. Sifat-sifat itu adalah bahwa Allah mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya dengan melimpahkan banyak rahmat dan kebaikan kepada mereka dengan sangat mudah; dia memberi rezeki, yakni berbagai anugerah kenikmatan kepada siapa yang dia kehendaki tanpa diskriminasi sesuai dengan upaya dan kemaslahatan mereka tanpa dia memperhitungkan sejauh mana kebaikan hamba itu terhadap-Nya dan dia mahakuat terhadap segala anugerah-Nya sehingga tidak ada yang dapat menahan pemberian-Nya, mahaperkasa terhadap segala keinginannya sehingga tidak ada yang dapat menghalanginya. 20. Pada ayat yang lalu, Allah menggambarkan orang-orang yang membantah terjadinya kiamat, sedangkan dalam ayat ini Allah menggambarkan keuntungan di akhirat bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa menghendaki keuntungan di akhirat melalui amal-amal yang dilakukannya di dunia ini dengan niat yang ikhlas, akan kami tambahkan keuntungan itu baginya dengan melipatgandakan keuntungannya, dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia melalui usaha dan kegiatan yang hanya semata-semata ingin mendapatkan keuntungan dunia, kami berikan kepadanya sebagian dari hasil usahanya itu berupa keuntungan dunia sesuai dengan kehendak kami, tetapi dia tidak akan mendapat bagian di akhirat kelak.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah berbagai penjabaran dari beragam ulama mengenai kandungan dan arti surat Asy-Syura ayat 19 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita semua. Support usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.