Surat Ali ‘Imran Ayat 53
رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلْتَ وَٱتَّبَعْنَا ٱلرَّسُولَ فَٱكْتُبْنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ
Arab-Latin: Rabbanā āmannā bimā anzalta wattaba'nar-rasụla faktubnā ma'asy-syāhidīn
Artinya: Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".
« Ali 'Imran 52 ✵ Ali 'Imran 54 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Mengenai Surat Ali ‘Imran Ayat 53
Paragraf di atas merupakan Surat Ali ‘Imran Ayat 53 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam kandungan berharga dari ayat ini. Diketemukan aneka ragam penjabaran dari berbagai mufassirun berkaitan isi surat Ali ‘Imran ayat 53, antara lain seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Ya tuhan kami, kami beriman kepada apa yang Engakau telah turunkan dari kitab injil, dan kami mengikuti rosul-Mu Isa , maka jadikanlah kami dari orang-orang yang bersaksi bahwa milik Mu lah keesaan itu dan milik nabi Mu lah risalah itu, dan mereka umat nabi Muhammad yang mepersaksiakn kepada rosul-rosul bahwasanya mereka telah menyampaikan kepada umat-umat mereka.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
53. Dan mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, kami beriman kepada wahyu yang Engkau turunkan dan kami mentaati segala perintah rasul-Mu, Isa. Maka jadikanlah kami orang-orang yang bersaksi atas keesaan-Mu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
53. Orang-orang Hawariyun (pengikut setia Isa) juga berkata, “Ya Rabb kami, kami beriman kepada kitab Injil yang telah Engkau turunkan, dan kami pun mengikuti Isa -'alaihissalām-, maka masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang bersaksi dengan benar dan beriman kepada-Mu dan kepada Rasul-Mu.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
53. فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِينَ ( karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi)
Yakni bersama golongan orang-orang yang bersaksi untuk-Mu atas ke-esaan dan bersaksi untuk Rasul-Mu atas risalah.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
53 Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada wahyu yang telah Engkau turunkan kepada nabimu. Maka jadikanlah kami sebagai orang yang bersaksi atas keesaan-Mu pada hari kiamat, dan juga bersaksi atas rasul-Mu dengan benar
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Wahai Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan} dari kitabMu Injil {dan kami telah mengikuti Rasul} Isa AS {Maka tetapkanlah kami bersama orang-orang yang memberikan kesaksian.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
33-55 Allah memiliki hamba-hamba pilihan dari seluruh hamba-hambaNya. Dia memilih mereka memilah mereka dan mengaruniakan atas mereka keutamaan-keutamaan yang tinggi, sifat-sifat yang luhur, ilmu-ilmu yang bermanfaat, amal perbuatan yang shalih dan keistimewaan-keistimewaan yang bermacam-macam. Dan Allah menyebutkan keluarga-keluarga besar tersebut dan apa yang di dalamnya berupa manusia-manusia agung yang memiliki sifat kesempurnaan, dan bahwasannya keutamaan dan kebaikan itu telah diwariskan secara turun temurun oleh anak cucu mereka yang mencakup laki-laki maupun wanita di antara mereka. Dan ini merupakan karuniaNya yang paling utama dan tempat-tempat kemurahan dan kebaiknNYa yang paling utama “dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui” Dia mengetahui siapa yang berhak menerima keutamaan dan penghormatan, Hingga Dia meletakkan KeutamaanNya itu yang didasari oleh hikmahNya yang pasti.
Ketika Allah menetapkan keagungan keluarga tersebut lalu Allah menyebutkan kisah Maryam dan putranya isa dan bagaimana silih bergantinya keadaan keduanya dari awal hingga akhirnya, dan bahwa istri Imran berkata seraya tunduk kepada Rabb nya dengan mendekatkan diri kepadaNya dengan persembahan yang Dia cintai yang mengandung pengagungan terhadap rumahNya dan konsistensi dalam ketaatanNya, (istri Imran berkata), ”Sesungguhnya aku menadzarkan kapadaMu anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang sahlih dan berhidmat di baitul makdis” yakni, sebagai pelayan rumah ibadah yang di penuhi dengan ahli ibadah. ”Karena itu terimalah nadzar itu dari padaku,” yakni perbuatan ini, maksudnya, jadikanlah ia di atas dasar keimanan yang membuahkan kebaikan dan pahala. ”Sungguhnya engkaulah yang maha mendengar lagi maha mengetahui. Maka tatkala istri imron melahirkan anaknya, dia pun berkata, ’ya tuhanku, sesungguhnya aku melahirkanya anak perempuan; ’dan Allah telah mengetahui apa yang dilahirkanya;’ dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan,” seolah-olah dalam perkataan itu menyimpan makna ketundukan dan jiwa yang pasrah, dimana nadzarnya itu di dasari oleh harapan anak laki-laki yang memiliki kekuatan dan pelayanan, serta pelaksanaan hal itu sebagaimana yang di laksanakan orang-orang yang kuat, sedang anak wanita itu tidak seperti itu, lalu Allah menguatkan hatinya dan nadzarnya. Maka anak perempuan ini tumbuh sempurna bahkan menjadi lebih sempurna dan lebih baik dari kebanyakan anak laki-laki, bahkan dari mayoritas mereka, lalu maksud-maksud yang dikehendaki tercapai dengan lebih baik daripada yang diperoleh anak laki-laki. Oleh karena itu Allah berfirman, ”Maka Rabbnya menerimanya sebagai nadzar dan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan penglihatan yang baik, ” artinya ia dididik dengan dididkan yang mengagumkan, baik agama, akhlak maupun bahasanya, dimana dengan sempurnalah kodisinya, baiklah perkataan dan perbuatan, kesempurnaannya tumbuh padanya, lalu Allah memudahkan dengan Zakaria sebagai pemaliharanya. ia merupakan karunia atas hambaNya yaitu menjadikan orang yang mejadi pemeliharanya dari orang-orang yang terbaik dan shalih.
Kemudian Allah memuliakan Maryam dan Zakaria sebagaiman Allah memudahkan bagi Maryam rezezi yang di peroleh tanpa keringat dan lelah, hal itu merupakan sebuah karamah sebagai kemuliaan dari Allah untuknya karena, ”setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab,” yakni terpat untuk ibadah, dan di sini terkandung isyarat akan banyaknya shalat yang dilakukan Maryam dan konsistennya kepada tempat ibadah tersebut, ”maka dia mendapatkan makanan di sisinya” dengan nikmat yang tersedia. Zakaria berkata ”Hai Maryam dari mana kamu mendapatkan makanan ini?” “Maryam menjawab, ’ makan itu dari sisi Allah.’ Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa yang dikehendakinya tanpa hisab.” Ketika Zakaria melihat kondisi tersebut, kebaikan dan seperti itulah kasih Allah terhadap Maryam, maka itu mengingatkan dirinya untuk memohon kepada Allah seorang anak laki-laki, dalam kondisinya yang hampir putus asa seraya berkata ”ya tuhanku, berilah aku dari sisimu seorang anak yang baik. sesungguhnya enkau maha pendengar doa.” “kemudian malaikat jibril memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat maihrab, katanya “sesungguhnya Allah mengembirakan kamu dengan kelahiran seorang putramu Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah, ” yakni namanya Yahya, dan kalimat yang datangnya dari Allah adalah isa ibnu Maryam, berita gembira itu adalah dengan Nabi yang mulia tersebut yang mengandung juga berita gembira dengan isa ibnu Maryam, sebagai pembenaran dan kesaksian tentang kerasulannya. Kalimat tersebut dari Allah, merupakan kalimat yang mulia dimana Allah menghususkan isa ibnu Maryam dengannya, bila tidak demikian, maka kalimat merupakan kalimat salah satu milikinya, dimana dengannya Allah menciptakan salah segala makluk, sebagaimana Allah berfirman,
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia." QS -Ali-imran:59-
Dan firmannya, ”menjadi ikutan dan menahan diri dari hawwa nafsu,” artinya yang menjadikan objek kabar gembira itu adalah yahya yang merupakan panutan dari Rasul-Rasul yang mulia dan yang terhormat, dan menahan diri, artinya yang tidak bisa punya anak dan tidak berkehendak kepada wanita. pendapat lain mengatakan orang yang dijaga dan di selamatkan dari dosa dan hawa nafsu yang menjerumuskan, dan yang terakhir inilah yang paling sesuai dengan makna tersebut. ”Dan seorang nabi termasuk golongan shalih, ” maksudnya, orang-orang yang mencapai puncak ketinggian dalam kesholehan.
“zakaria berkata, ’ya tuhanku bagaimana aku bisa mendapatkan anak sedangkan aku sudah sangat tua istriku pun seorang yang mandul?” kedua hal itupun merupakan penghalang, karena itu dari jalan manakah wahai tuhan, saya mendapatkan anak tersebut padahal ada pengahalangnya? “Allah berfirman, demikian Allah membuat apa yang dikehendakinya,” sebagaimana telah berlaku hikmahNya dengan berjalannya segala sesuatu itu menurut sebab-sebabnya yang wajar, maka Allah juga kadang merubah hukum alam tersebut karena Allah maha berbuat apa yang dikehendakinya, di mana segala sebab telah patuh kepada kekuasaannya dan keinginanNya dan tidak ada sebab yang menyalahi titahnya walaupun memiliki kekuatan yang besar sekalipun.
“Berkata Zakaria, ’berilah aku suatu tanda bahwa istriku telah mengandung,” agar saya mendapatkan kepercayaan dan rasa senang, walaupun saya yakin apa yang engaku kabarkan wahai Rabbku. akan tetapi agar jiwa ini senang dan hati ini tenang dengan pendahuluan-pendahuluan rahmat dan kasih sayang.
“Allah berfirman, ’Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari kecuali dengan isyarat,” dan dalam masa itu, ”Sebutlah nama tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari,” yakni awal hari dan akhirnya. Zakaria terlarang berbicara dengan orang lain pada masa tersebut, dan itu sesuai dengan apa yang didapatkanya seorang anak dari seoarang suami yang telah tua dan istri yang mandul, keadannya yang tidak mampu berbicara dengan orang lain padahal lisanya lancar berdzkir kepada Allah dan memujinya adalah tanda yang lain. Maka ketika itulah ia mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan tersebut, lalu ia bersyukut kepada Allah, dan ia memperbanyak dzikir dan tasbih saat petang maupun pagi hari.
Dan anak bayi itu merupakan berkah dari Maryam binti Imran terhadap Zakaria. kerena apa yang telah Allah keruniakan terhadap Maryam berupa rezeki yang banyak yang hadir tanpa hisab, mengingatkan dan mengorbankannya untuk bermunajat dan memohon. Sedang Allah maha memberi penyebat mapun akibatnya, namun Allah menentukan beberapa perkara yang di sukai, terjadi kepada orang yang dicintaiNya, agar Allah mengangkat kehormatanya dan melimpahkan pahalanya.
Allah kembali menyebut kisah Maryam, yaitu bahwa Maryam itu telah mencapai puncak ibadah dan kesempurnaan, seraya berfirman, ”Dan ingatlah ketika malaikat jibril berkata ’Hai Maryam sesungghunya Allah telah memilih kamu,” Maksudnya, Allah memilihmu dan meberimu sipat-sipat yang mulia dan akhlak yang luhur, ”dan menyucikan kamu,” dari ahklak-ahklak yang hina, ”dan melebihkan kamu di atas segala wanita di dunia yang semasa dengan kamu.” Karena itu Rasululoh bersabda ”Telah banyak yang mencapai kesempurnaan dibandingkan laki-laki, namun belum mancapai kesempurnaan dari pada wanita kecuali Maryam binti Imran, aisyah binti muzahim, dan Khadijah binti khuwailid dan keutamaan aisyah atas seluruh wanita bagaikan daging di lapisi adonan dan seluruh makanan yang ada.” (HR. Bukhori : 3769)
Kemudian menyeru Maryam atas perintah Allah untuknya agar dia menerima nikmat-nikmat dari Allah dan dia bersyukur kepada Allah, kemudian menunaikan segala hak-hakNya, dan menyibukan diri untuk melayaniNya. Karena itu malaikat berkata, ”Hai Maryam taatlah kepada tuhanmu,” artinya, perbanyaklah ketaatan, ketundukan dan konsistenlah kepada Rabbmu lalu konsistenlah atas hal tersebut, ”dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk, ” yakni, shalatlah bersama orang-orang yang shalat. Lalu ia menunaikan segala perkara yang diperintahkan sehingga ia menjadi mulia dan istimewa dalam kesempurnaanya.
Ketika kisah ini dan selainnya menjadi diantara dalil yang paling besar atas kerosulan Muhammad sholallohu alaihi wasallam, karena dengannya Nabi memberitakan rincian yang benar tanpa ada tambahan dan pengurangan, dan tidaklah hal itu kecuali wahyu dari Allah yang Maha mulia juga maha bijaksana bukan hasil belajar dari manusia, maka Allah berfirman, ”yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita yang ghaib yang kami wahyukan kepadamu wahai Muhammad; padahal kamu tidak hadir berserta mereka, ketika mereka melempar anak-anak panah mereka untuk mengundi siapa di antara mereka yang memelihara Maryam, ” yaitu ketika ibunya membawa kepada kaumnya, mereka berselisih siapakah di antara mereka yang memelihara Maryam, kerena ia adalah anak pemimpin mereka dan tokoh mereka, serta mereka semua menginginkan kebaikan dan pahala dari Allah, hingga terjadilah perselisihan yang sengit, yang akhirnya mereka harus mengadakan undian padanya, lalu mereka melempar pena-pena dengan seraya mengundi undian itu jatuh kepada Zakaria sebagai suatu rahmat dari Allah untuknya dan untuk anak wanita Imran tersebut.
Maka engkau (wahai Rasul) tidak hadir saat itu hingga engkau mengetahuinya dan meceritakannya kepada manusia, akan tetapi Allah mengabarkan kepadamu tentang kisah tersebut. Inilah maksud terbesar dari adanya kisah-kisah dari Al-Qur’an yaitu bahwasanya ia menjadi pelajaran bagi manusia. Dan pelajaran yang paling agung berdalil dengannya atas tauhid, kerasulan, kebangkitan kembali, dari pokok-pokok agama laiNya.
“Ingatlah kerika malaikat berkata, ’Hai Maryam sesungguhnya Allah mengembitakanmu dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan dengan kalimat yang datang dariNya, namanya Al-masih isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang di dekatkan kepada Allah’.” Maksudnya, ia mempunyai kedudukan dan posisi yang agung di dunia dan di akhirat di antara para mahkluk. Di samping itu, dia termasuk mahkluk Allah yang paling dekat kepadaNya dan paling tinggi derajatnya.
Ini merupakan kabar gembira yang tidak dapat di samakan dengan kabar-kabar gembira lainya. Dan diantara kesempurnaan dari kabar gembira itu adalah bahwa dia, ”berbicara pada manusia dalam buaian, ” sehingga kemamouan berbicara dalam buaian itu tanda kebesaran diantara tanda-tanda kebesaran Allah dan rahmat dariNya kepada ibunya dan kepada manusia seluruhnya. Demikian juga ia berbicara dengan mereka, ”ketika sudah dewasa, ” yaitu saat ia telah besar. Ini merupakan ungkapan kenabian, dakwah dan bingbingan. berbicara saat dalam buaian merupakan tanda kebesaran dan keterangan yang jelas atas kebenarannya, kenabiannya, dan terbebasnya ibunya dari segala sangkaan buruk yang di tundingkan kepadanya. Dan pembicaraannya saat dewasa mengandung manfaat yang besar bagi manusia, dan ia adalah perantara antara manisua dengan tuhan mereka dalam hal wahyunya dan penyampaian agama dan syariatNya.
Disamping itu juga ia “adalah termasuk orang-orang yang sahlih,” yakni, yakni orang yang dalam hati mereka diberikan kesahlihan kepadanya oleh Allah dengan mengenal dan mencintainya, dan lisan mereka diberikan keshalihan dengan pujian atasnya dan dzkir kepadaNYa, dan tubuh mereka diberikan keshalihan dengan ketaatan kepadanya dan melayaniNya
Dan firmanNya, ”Maryam berkata’ya Rabbku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak padahal aku belum pernah disentuh oleh lelaki sekalipun?” Ini merupakan perkara yang aneh.
“Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), ‘Demikiankah Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya’, ” untuk memberitakan kepada hamba-hambaNya bahwa Dia adalah Mahakuasa atas segala sesuatu dan tidak ada penghalang bagi kehendakNya. “Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, ‘Jadilah, ’ maka jadilah dia.”
“Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab yaitu, kitab-kitab terdahulu pada umumnya yang memutuskan hukum di antara manusia, dan Allah memberikan kepadanya kenabian lalu Allah menjadikannya “(sebagai) Rasul kepada Bani Israil.” Allah mengukuhkannya dengan ayat-ayat yang jelas serta dalil-dalil yang tegas dimana dia berkata, “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, ” yang menjelaskan kepada kalian bahwa aku adalah benar-benar seorang Rasul Allah.
Yang demikian itu, “bahwa aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya, ” yakni yang kedua matanya cacat, hilang pandangannya dan buta, “dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu,” yakni hal-hal yang telah disebutkan, “adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku.”
Allah mengukuhkan beliau dengan dua bentuk ayat dan bukti nyata yaitu hal-hal di luar kebiasaan yang tidak mungkin dilakukan oleh selain nabi untuk menghadirkannya, juga kerasulan dan dakwah serta agama yang dibawa olehnya yang mana ajaran itu adalah agama Taurat dan agama nabi-nabi sebelumnya. Ini merupakan dalil yang paling besar atas kebenaran orang-orang yang benar, karena seandainya ia di antara orang-orang yang dusta, niscaya pasti ia akan menyalahi apa yang dibawa oleh para Rasul sebelumnya dan akan menyimpang dari mereka dalam masalah-masalah akidah dan hukum-hukum mereka. Dengan demikian diketahuilah bahwa beliau adalah Rasulullah dan bahwa apa yang dibawa oleh beliau adalah benar, yang tidak ada keraguan padanya.
Juga perkataannya, “Dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, ” yakni, agar saya meringankan dari kalian beberapa beban dan tanggung jawab. “Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan TUhanmu, karena itu sembahlah Dia.” Ini adalah ajaran yang diserukan oleh seluruh Rasul, yaitu beribadah hanya kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya dan taat kepada mereka, dan inilah jalan yang lurus dimana orang yang menempuhnya akan menghantarkannya kepada surga yang penuh nikmat.
Saat itulah sikap kelompok-kelompok Bani Israil terpecah terhadap Nabi Isa. Di antara mereka ada yang beriman kepada beliau dan mengikuti beliau, dan di antara mereka ada yang kafir kepada beliau, mendustai beliau dan memfitnah ibu beliau sebagai seorang yang melakukan kekejian, sebagaimana (yang dilakukan orang-orang) Yahudi. “Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil)” dan sepakat dalam menolak dakwah beliau, “Isa berkata” seraya menyeru Bani Israil untuk menjadi penolongnya, “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab, ” yakni orang-orang yang membela, “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.”
Ini merupakan anugerah Allah atas mereka dan khususnya atas nabi Isa, dimana Allah telah menjadikan para hawariyyun tersebut beriman kepadaNya, tunduk dalam ketaatan kepadaNya dan membela RasulNya. “Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti rasul.” Ini adalah suatu integritas yang sempurna dalam beriman kepada seluruh hal yang diturunkan oleh Allah dan dalam menaati RasulNya. “Karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi” bagiMu dengan keesaan dan bagi RasulMu dengan kerasulan serta bagi agamaMu dengan kebenaran dan kejujuran.
Adapun orang-orang yang dirasakan oleh Isa pengingkaran mereka, sedang mereka itu adalah sebagian besar Bani Israil, maka mereka “membuat tipu daya” terhadap Nabi Isa, “dan Allah membalas tipu daya itu” terhadap mereka, “dan Allah sebaik- baik pembalas tipu daya.” Mereka bersepakat untuk membunuh dan menyalibnya, namun dijadikan buat mereka orang yang serupa dengan Nabi Isa lalu mereka menangkap orang yang serupa tersebut, dan Allah berfirman kepada Isa, “Sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir.” Lalu Allah mengangkatnya kepadaNya dan membersihkannya dari orang-orang kafir, dan orang-orang kafir itu menyalib orang yang telah mereka bunuh tersebut seraya menduga bahwa orang yang mereka salib itu adalah Isa, dan mereka justru menanggung dosa yang besar.
Dan Isa Ibnu Maryam akan turun kembali di akhir masa umat ini sebagai hakim yang adil, ia akan membunuh babi, mengahncurkan salib dan ia akan mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Orang-orang yang berdusta itu akan mengetahui keterpedayaan dan ketertippuan mereka yaitu bahwa mereka itu telah terperdaya dan tertipu. Dan FirmanNya, “Dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat.” Yang dimaksud orang-orang yang mengikutinya adalah kelompok yang telah beriman kepada beliau, dan Allah membela mereka atas orang-orang yang menyimpang dari agamaNya. Kemudian ketika umat Muhammad tiba, mereka itu benar-benar mengikutinya hingga Allah menguatkan mereka dan membela mereka atas orang-orang kafir secara keseluruhan, dan Allah memenangkan mereka dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad kepada mereka.
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." QS–An-Nur:55-
Akan tetapi hikmah Allah itu adil, yaitu bahwasanya hikmahNya berlaku bagi siapa yang berpegang teguh dengan Agama, niscaya Allah akan membelanya dengan pembelaan yang nyata, dan bahwa orang yang meninggalkan perintahNya dan melanggar laranganNya, melemparkan syariatNya dan berani lancang berbuat kemaksiatan kepadaNya, niscaya Dia akan menghukumnya dan akan membuat musuh-musuhnya menguasainya. Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Dan FirmanNya, “kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya.”
Kemudian Allah menjelaskan tentang apa yang dilakukanNya terhadap mereka, seraya berfirman,
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 52-54
Allah SWT berfirman (Maka tatkala Isa mengetahui) yaitu dia merasakan di antara mereka berencana melakukan kekufuran dan melanjutkan kepada kesesatan. (dia berkata: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?) Mujahid berkata, maknanya yaitu, siapakah yang mencari ridha Allah
Yang jelas bahwa siapakah yang mau menolongku dalam mengajak beribadah kepada Allah? sebagaimana Nabi SAW bersabda dalam musim-musim haji sebelum beliau hijrah,”Adakah seseorang yang melindungi dan membantuku, sehingga aku menyampaikan firman Tuhanku? Sesungguhnya orang Quraisy menghalangiku untuk menyampaikan kalam Tuhanku” sehingga muncullah kaum Anshar. Lalu mereka melindungi dan membantu beliau sehingga beliau hijrah kepada mereka, lalu orang kulit merah dan kulit hitam menghibur dan melindungi beliau. Semoga Allah meridhai keduanya, dan Allah membuat keduanya ridha. Demikian pula keadaan nabi Isa putra Maryam yang menyerahkan dirinya kepada sekelompok orang dari Bani Israil, lalu mereka beriman kepadanya, membantunya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang telah diturunkan kepadanya. Oleh karena itu Allah berfirman seraya memberitahukan (Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri (52) Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)" (53)) Al-Hawariyyun. Dikatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang pendek. Dikatakan juga bahwa mereka disebut begitu karena putihnya pakaian mereka. Dikatakan juga bahwa mereka adalah para pemburu.
Yang benar adalah bahwa “Al-Hawariyyu” yang menolong adalah seperti yang disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim bahwa Rasulullah SAW memberi sebuah anjuran kepada orang-orang pada hari perang Khandaq. Anjuran itu langsung dikerjakan oleh Zubair, lalu Zubair meminta anjuran. Kemudian Nabi SAW bersabda,” Setiap nabi mempunyai pembela, dan pembelaku adalah Zubair”
(masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (53)) Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,”bersama umat nabi Muhammad SAW”
Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang para pemuka Bani Israil, dimana mereka berencana membunuh nabi Isa dan menginginkan sesuatu yang buruk terjadi padanya, dan menyalibnya ketika mereka menangkapnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman (Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya (54))
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ali ‘Imran ayat 53: "Hai Tuhan kami! Kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan, dan kami telah turut Rasul itu. Oleh yang demikian tulislah (nama-nama) kami beserta orang orang yang menyaksikan (kebenarannya)".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ada yang menafsirkan bahwa maksud "menjadi saksi" di sini adalah sama seperti umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang akan menjadi saksi untuk para rasul, bahwa mereka telah menyampaikan risalahnya kepada kaumnya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ali ‘Imran Ayat 53
Kemudian para penolong agama Allah tersebut berdoa, ya tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang engkau turunkan kepada rasulmu, isa, berupa kitab injil, dan kami telah mengikuti ajaran rasul-Mu, karena itu tetapkanlah kami bersama golongan orang yang memberikan kesaksian bahwa isa telah melaksanakan tugas kerasulannya. Setelah ancaman yang ditunjukkan secara terang-terangan tidak membawa hasil, maka mereka melakukan gerakan di bawah tanah. Mereka, yakni orang-orang yang mengingkari nabi isa dan ajarannya, tidak tinggal diam. Mereka membuat tipu daya secara rahasia untuk menghalangi dakwah isa. Maka untuk menghadapi mereka sekaligus membela agama yang dibawa rasul-Nya, isa, Allah pun tidak diam. Dia membalas tipu daya mereka itu sehingga mereka gagal total dalam melaksanakan tipu dayanya. Allah sebaik-baik pembalas tipu daya, bahkan dia menguat-kan dakwah isa dengan rohulkudus (jibril).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penjabaran dari beragam ahli tafsir terkait makna dan arti surat Ali ‘Imran ayat 53 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita. Support dakwah kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.