Surat Al-Qashash Ayat 28

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

قَالَ ذَٰلِكَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ ۖ أَيَّمَا ٱلْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ فَلَا عُدْوَٰنَ عَلَىَّ ۖ وَٱللَّهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌ

Arab-Latin: Qāla żālika bainī wa bainak, ayyamal-ajalaini qaḍaitu fa lā 'udwāna 'alayy, wallāhu 'alā mā naqụlu wakīl

Artinya: Dia (Musa) berkata: "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan".

« Al-Qashash 27Al-Qashash 29 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Terkait Surat Al-Qashash Ayat 28

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir mendalam dari ayat ini. Terdokumentasikan aneka ragam penjelasan dari berbagai ulama mengenai makna surat Al-Qashash ayat 28, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Musa berkata, “Apa yang kamu katakan tadi berlaku antara aku dan kamu. Maksudnya, mana saja dari kedua tempo waktu yang aku jalani dalam bekerja, maka aku sudah memenuhi kewajiban kepadamu. Maka aku tidak akan dituntut untuk melakukan yang lebih dari itu. Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan, lagi Maha Pemelihara yang menyertai kita, dan Mengetahui perjanijian yang kita buat bersama.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

28. Musa menyetujui tawaran Syuaib beserta akadnya, dan membiarkan pilihan tetap ada pada dirinya apakah mengambil delapan atau sepuluh tahun, sehingga jika dia menyelesaikan salah satu tenggang waktu maka dia tidak melanggar ketentuan. Allah Maha Menyaksikan apa yang mereka berdua sepakati.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

28. Musa berkata, “Itulah perjanjian antara diriku dan dirimu yang mengikat kita. Tenggat mana saja yang aku tunaikan; delapan tahun atau sepuluh tahun, maka aku telah menunaikan apa yang menjadi kewajibanku, maka janganlah engkau meminta tambahan lagi kepadaku, dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita sepakati dan Dia senantiasa memantaunya.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

28. قَالَ (Dia berkata)
Yakni Musa.

ذٰلِكَ بَيْنِى وَبَيْنَكَ ۖ( Itulah antara aku dan kamu)
Ini adalah isyarat yang ditujukan kepada perjanjian yang mereka berdua sepakati.

أَيَّمَا الْأَجَلَيْنِ قَضَيْتُ(Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan)
Baik itu delapan tahun maupun sepuluh tahun.

فَلَا عُدْوٰنَ عَلَىَّ ۖ( maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi))
Maka janganlah ada kezaliman kepadaku dengan memintaku menambah apa yang telah kamu tetapkan dengan dua waktu itu.
Musa menyebutkan kedua waktu itu agar mengisyaratkan bahwa delapan tahun sudah merupakan penepatan perjanjian yang telah sempurna.

وَاللهُ عَلَىٰ مَا نَقُولُ وَكِيلٌ(Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan”)
Yakni saksi dan pengawas atas syarat-syarat yang belaku yang kita utarakan ini, sehingga kita berdua tidak dapat keluar dari syarat-syarat tersebut.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

28. Nabi Musa berkata: "Itulah perjanjian antara aku dan engkau. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan yang harus aku penuhi lagi lebih atau kurang dari perjanjian itu. Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan, dan perjanjian itu menjadi ketetapan".


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia berkata} Musa berkata {“Itu antara aku dan kamu. Yang mana saja dari kedua waktu itu} mana saja dari dua waktu itu, baik delapan maupun sepuluh tahun {aku sempurnakan} aku penuhi dan sempurnakan {maka tidak ada tuntutan atas diriku} sehingga aku tidak dizalimi dengan diminta untuk melakukan lebih lama dari kedua waktu itu {Allah menjadi saksi} saksi {atas apa yang kita ucapkan”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

28. Maka “berkata” Musa menjawab permintaan orang itu, “Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu,” maksudnya, persyaratan yang engkau sebutkan tadi, maka aku rela (menerimanya), dan sudah sempurna akad antara aku denganmu, “Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku,” sama saja bagiku, apakah yang aku tunaikan itu yang delapan tahun atau aku dengan suka rela melebihinya, “dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan,” menjadi penjaga yang selalu mengawasi kita dan mengetahui apa yang kita sepakati.
Lelaki, si ayah gadis ini adalah penguasa negeri Madyan, dia bukan Syu’aib, sang nabi yang terkenal itu, sebagaimana dikenal di kalangan banyak orang. Sesungguhnya pendapat yang demikian itu sama sekali tidak mempunyai dalil. Yang ada adalah bahwa negeri syua’ib adalah Madyan, dan peristiwa (yang sedang dibicarakan) ini terjadi di Madyan. Lalu di mana keterkaitan antara kedua perkara ini? Dan juga, tidak diketahui adanya informasi bahwa Musa mengalami masa hidupnya Syu’aib, apa lagi dengan pribadinya? Kalau sekiranya lelaki itu adalah Syu’aib, tentu Allah menyebutnya dan tentu kedua gadis tersebut menyebut namanya.
Dan pula, sesungguhnya kaumnya Syu’aib telah dimusnahkan oleh Allah karena mereka telah mendustakannya, tidak ada yang tersisa kecuali orang-orang yang beriman kepadanya. Dan Allah sudah pasti melindungi kaum Mukminin dari sikap rela mereka terhadap perbuatan menghalang-halangi dua putri nabi mereka untuk meminumkan ternaknya, sehingga harus datang seorang lelaki asing lalu berbaik hati kepada mereka berdua dan membantu meminumkan hewan ternaknya. Dan tentu Syu’aib tidak rela kalau Musa bekerja sebagai penggembala untuknya dan menjadi pembantunya, padahal Musa lebih utama dan lebih tinggi derajatnya daripadanya, kecuali kalau dikatakan bahwa hal ini terjadi sebelum kenabian Musa, maka tidak terjadi kontradiksi. Yang jelas, ia tidak bisa dijadikan sandaran klaim bahwa lekaki adalah Nabi Syu’aib tanpa dasar hadits shahih dari Nabi. Walllahu a’lam.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 25-28
Setelah keduanya pulang dengan cepat kepada ayah mereka dengan membawa kambing mereka, maka ayah mereka heran dengan keadaan keduanya karena kedatangan keduanya sangat cepat, lalu menanyai terkait keadaan mereka, Maka keduanya menceritakan apa yang telah dilakukan nabi Musa. Kemudian ayah mereka mengutus salah seorang dari keduanya untuk memanggil nabi Musa menghadap kepadanya. Allah SWT berfirman: (Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu berjalan kemalu-maluan) yaitu jalannya orang yang ramah,
(Ia berkata, "Sesungguhnya bapakku memanggil kamu agar ia memberi balasan terhadap (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami") Ini adalah adab dalam menyampaikan ungkapkan dimana dia tidak mengundangnya secara langsung agar tidak menimbulkan kecurigaan, bahkan dia berkata:"Sesungguhnya ayahku memanggilmu agar dia memberi balasan kepadamu karena kamu memberi minum ternak kami”, yaitu untuk memberimu imbalan atas jasamu memberi minum terhadap domba-domba kami (Maka tatkala Musa mendatangi bapaknya dan menceritakan kepadanya kisah (tentang dirinya)) nabi Musa menyebutkan kepadanya apa yang terjadi kepadanya yang menyebabkan dirinya keluar meninggalkan negerinya (Syu’aib berkata, "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu”) dia berkata,”Tenangkanlah dirimu dan bergembiralah, sesungguhnya kamu telah keluar dari wilayah kekuasaan mereka, maka tidak ada kekuasaan bagi mereka di negeri kami. Oleh karena itu Allah berfirman: (Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim itu)
Para mufasir berbeda pendapat tentang laki-laki ini, siapakah dia, dalam beberapa pendapat,
Salah satunya adalah bahwa lelaki itu adalah nabi Syu'aib yang diutus Allah kepada penduduk negeri Madyan. Ini adalah pendapat yang terkenal di kalangan mayoritas ulama. Pendapat ini dikatakan oleh Hasan Al-Bashri dan lainnya
Ulama lainnya lagi berkata bahwa nabi Syu'aib hidup jauh sebelum masa nabi Musa dalam jangka waktu yang lama, karena disebutkan nabi Syu'aib berkata kepada kaumnya: (sedangkan kaum Luth tidak (pula) jauh dari kamu) (Surah Hud: 89) Dan kebinasaan kaum nabi Luth terjadi di masa nabi Ibrahim berdasarkan nas Al-Qur'an. Telah diketahui bahwa jarak antara masa nabi Ibrahim dan nabi Musa cukup jauh, lebih dari empat abad, sebagaimana yang disebutkan banyak ulama. Dan terkait pendapat bahwa nabi Syu'aib hidup dalam masa yang lama, tidak lain (hanya Allah yang lebih Mengetahui) hanya untuk menghindari masalah ini. Kemudian hal yang menguatkan bahwa lelaki itu bukan nabi Syu'aib adalah seandainya dia adalah nabi Syu'aib maka sudah namanya dinaskan dalam Al-Qur'andalam kisah ini. dan apa yang disebutkan dalam beberapa hadits yang menjelaskan bahwa nama lelaki itu dalam kisah nabi Musa itu sanadnya tidak shahih
Firman Allah SWT: (Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, "Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya” (26)) yaitu salah seorang anak perempuan lelaki ini berkata kepada ayahnya. Dikatakan bahwa wanita itu berjalan di belakang nabi Musa. Lalu dia berkata kepada ayahnya: (Ya Bapakku, ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita)) Untuk menggembalakan kambing ini.
Umar, Ibnu Abbas, Syuraih Al-Qadhi, Abu Malik, Qatadah, Muhammad bin Ishaq, dan lainnya berkata bahwa ketika wanita itu berkata: (karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya) Maka ayahnya bertanya kepadanya,"Apakah yang membuatmu berkata demikian?" dia menjawab, "Sesungguhnya dia dapat mengangkat batu besar yang tidak dapat diangkat kecuali hanya sepuluh laki-laki. Dan sesungguhnya ketika aku berjalan bersamanya, aku berada di depannya, namun dia mengatakan kepadaku,"Berjalanlah di belakangku. Jika aku salah jalan, maka beritahulah aku dengan lemparan batu kerikil, agar aku mengetahui manakah jalannya agar aku mendapatkan petunjuk"
Dia berkata: (Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini) yaitu dia diminta lelaki itu untuk menggembalakan ternak kambingnya, dan dia akan mengawinkannya dengan salah satu anak perempuannya.
Firman Allah: (atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun; dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu) yaitu dengan syarat bahwa kamu menggembalakan kambingku selama delapan tahun. Dan jika kamu menambah dua tahun lagi secara sukarela, maka itu adalah kebaikanmu. Tetapi jika tidak, maka delapan tahun sudah cukup (maka aku tidak hendak memberatkanmu. Dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik) yaitu, aku tidak akan memberatkanmu, mengganggumu, dan mendebatmu.
Firman Allah SWT yang memberitahukan tentang nabi Musa: (Dia (Musa) berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas apa yang kita ucapkan” (28)) Sesungguhnya nabi Musa berkata kepada mertuanya,"Perkaranya sesuai dengan apa yang telah engkau katakan bahwa engkau mempekerjakanku selama delapan tahun, jika aku menyempurnakan selama sepuluh tahun maka itu dariku. Dan ketika aku menyelesaikan yang terpendek di antara keduanya, maka aku telah memenuhi janjiku dan bebas dari syarat" Oleh karena itu dia berkata (Mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku) yaitu tidak ada beban lagi atas diriku, sekalipun masa yang sempurna itu adalah sesuatu yang mubah namun itu lebih utama daripada yang lain berdasarkan dalil lain, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Barang siapa yang ingin cepat berangkat (dari Mina) sesudah dua hari, maka tiada dosa baginya. Dan barang siapa yang ingin menangguhkan (keberangkatannya dari dua hari itu), maka tidak ada dosa pula baginya) (Surah Al-Baqarah; 203)
Diriwayatkan dari Sa'id bin Jubair, dia berkata:”Aku pernah ditanya oleh orang Yahudi dari penduduk Hirah,"Manakah di antara kedua masa itu yang diselesaikan oleh nabi Musa?" Aku menjawab,"Tidak tahu", hingga aku mendatangi orang Arab yang paling pandai, Lalu aku bertanya kepada Ibnu Abbas, maka dia menjawab,"Sesungguhnya nabi Musa menunaikan masa yang paling sempurna di antara kedua masa itu, karena sesungguhnya utusan Allah itu apabila berkata pasti menunaikannya"


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qashash ayat 28: Dan Musa berkata menjawab tawaran dari bapak kedua perempuan tadi : Sungguh aku setuju atas tawaran akad ini yang telah engkau sebutkan tadi, dan aku juga akan komitmen dengannya, mau berapa lamapun aku akan penuhi perjanjian tersebut, dan Allah menjadi saksi atas perjanjian ini, menjaga perjanjian ini dan mengokohkanku.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Disebutkan dalam tafsir Al Jalaalain, bahwa selanjutnya ayah wanita itu memerintahkan puterinya memberikan tongkat kepada Musa untuk menyingkirkan binatang buas yang akan menerkam kambing-kambingnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 28

Setelah mempertimbangkan segala sesuatunya, musa menerima usulan tersebut, dan dia berkata, "itu adalah perjanjian yang adil antara aku dan engkau. Adapun alternatif waktu yang engkau berikan, aku belum bisa memastikannya sekarang, tetapi pada prinsipnya yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka setelah itu tidak ada tuntutan tambahan atas diriku lagi. Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan. "29. Setelah nabi musa menyetujui untuk menikahi salah seorang perempuan yang ditemuinya di tempat sumber air dengan syarat-syarat yang diajukan ayah perempuan itu, hiduplah ia bersama keluarganya di madyan. Maka ketika musa telah menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditentukan itu, yaitu sepuluh tahun lamanya, dan ketika dia berangkat kembali menuju tempat kelahirannya di negeri mesir bersama de-ngan keluarganya untuk menemui ibunya dan saudara perempuannya, di tengah perjalanan dia melihat dengan sangat jelas api di lereng gunung dari arah bukit sinai. Ketika itu dia berkata kepada keluarganya, 'tunggulah di sini, jangan beranjak dari tempat ini, sesungguhnya aku melihat cahaya api di tengah kegelapan. Aku akan mendatangi api itu, mudah-Mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari tempat api itu mengenai arah jalan yang akan kita tempuh, atau membawa sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan. '.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjelasan dari beragam ahli tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Qashash ayat 28 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Banyak Dilihat

Nikmati banyak topik yang paling banyak dilihat, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 30, Ali ‘Imran 133, Az-Zariyat 56, Al-Baqarah 2, Al-Infithar, Al-Baqarah 186. Ada juga Ali ‘Imran 134, Ar-Ra’d, Al-Ahzab 21, Al-Isra 23-24, Al-Isra 1, Al-Jumu’ah 9.

  1. Al-Baqarah 30
  2. Ali ‘Imran 133
  3. Az-Zariyat 56
  4. Al-Baqarah 2
  5. Al-Infithar
  6. Al-Baqarah 186
  7. Ali ‘Imran 134
  8. Ar-Ra’d
  9. Al-Ahzab 21
  10. Al-Isra 23-24
  11. Al-Isra 1
  12. Al-Jumu’ah 9

Pencarian: surat al a'la ayat 15, ayat al quran tentang pendidikan, an-nisa ayat 3, surah an nahl ayat 68 69, surat 111

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: