Surat An-Nur Ayat 47
وَيَقُولُونَ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَبِٱلرَّسُولِ وَأَطَعْنَا ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِّنْهُم مِّنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ ۚ وَمَآ أُو۟لَٰٓئِكَ بِٱلْمُؤْمِنِينَ
Arab-Latin: Wa yaqụlụna āmannā billāhi wa bir-rasụli wa aṭa'nā ṡumma yatawallā farīqum min-hum mim ba'di żālik, wa mā ulā`ika bil-mu`minīn
Artinya: Dan mereka berkata: "Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami mentaati (keduanya)". Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Tentang Surat An-Nur Ayat 47
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 47 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir penting dari ayat ini. Terdokumentasi kumpulan penjelasan dari banyak ahli ilmu terhadap makna surat An-Nur ayat 47, antara lain sebagaimana tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Orang-orang munafik berkata, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang dibawa oleh RasulNya, dan kami menaati perintah keduanya.” Kemudian sebagian golongan dari mereka berpaling setelah itu, tidak mau menerima putusan hokum Rasul. Dan mereka itu bukanlah orang-orang beriman.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
47. Allah memberi peringatan terhadap dosa-dosa orang-orang munafik, dan memuji kebaikan orang-orang beriman. Orang-orang munafik mengaku telah beriman dan patuh kepada Allah dan rasul-Nya, namun sebagian mereka menolak ketetapan hukum dari Rasulullah setelah pengakuan mereka itu; orang-orang yang jauh dari kebenaran itu sebenarnya bukanlah orang-orang beriman.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
47. Dan mereka orang-orang munafik itu berkata, "Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami mentaati Allah dan Rasul-Nya". Kemudian sekelompok dari mereka berpaling sesudah itu, mereka sama sekali tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya dalam perintah jihad di jalan Allah atau selainnya, padahal sebelumnya mereka mengklaim bahwa diri mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta taat kepada keduanya. Dan sungguh sekali-kali orang-orang yang berpaling itu bukanlah orang-orang yang beriman meskipun mereka mengaku bahwa mereka beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
47. وَيَقُولُونَ ءَامَنَّا بِاللهِ وَبِالرَّسُولِ وَأَطَعْنَا (Dan mereka berkata: “Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami mentaati)
Mereka adalah orang-orang munafik yang menampakkan keimanan dan menyembunyikan kekafiran mereka. Mereka mengatakan perkataan yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hati mereka, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya hanya di lisan mereka saja bukan berdasarkan kepercayaan mereka yang sebenarnya.
ثُمَّ يَتَوَلَّىٰ فَرِيقٌ مِّنْهُم(Kemudian sebagian dari mereka berpaling)
Yakni sebagian orang munafik berpaling dan tidak mentaati Rasulullah dalam apa yang diperintahkan kepada mereka, seperti perintah berjihad dan lainnya.
مِّنۢ بَعْدِ ذٰلِكَ ۚ( sesudah itu)
Yakni setelah mengklaim keimanan dan ketaatan ada pada diri mereka.
وَمَآ أُو۟لٰٓئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ(sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman)
Kalimat ini ditujukan pada orang-orang yang bepaling tersebut.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
47. Dan orang-orang munafik berkata: “Kami beriman kepada Allah dan rasulNya Muhammad” Kemudian sebagian dari mereka menolak dan enggan menerima hukum rasulullah setelah menampakkan keimanannya. Dan orang-orang yang menolak itu bukanlah orang-orang mukmin karena penolakan mereka terhadap hukum rasulallah.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mereka berkata,“Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul, dan kami menaati (keduanya)” Kemudian sebagian dari mereka berpaling} berpaling {setelah itu} setelajh perkataan mereka,”Kami beriman dan taat” {Mereka itu bukanlah orang-orang mukmin
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
47 Allah mengabarkan keadaan orang-orang yang zhalim, (yaitu) orang-orang yang di dalam hatinya terdapat penyakit, kelemahan iman, nifak, keraguan dan kelesuan. Allah mengetahui bahwa mereka mengucapkan dengan lisan-lisan mereka, (berencana) berpegang teguh dengan beriman dan taat kepada Alllah. Tapi, kemudian mereka tidak melaksanakan apa yang telah mereka katakan. Sekelompok dari mereka berpaling secara keterlaluan, berdasarkan Firman Allah, “sedang mereka berpaling,” sesungguhnya orang yang berpaling terkadang punya niatan untuk kembali pada sesuatu yang telah dia tinggalkan. Namun, orang yang telah berpaling ini (benar-benar) telah membelok, tidak ada (niat) untuk menoleh dan melihat apa yang telah dia campakkan. Anda memperhatikan keadaan ini bersesuaian dengan kondisi mayoritas orang yang mengklaim diri beriman dan taat kepada Allah, padahal dia seorang yang lemah imannya. Anda menyaksikannya tidak mau melaksanakan kebanyakan dari ibadah-ibadah, khususnya ibadah yang memberatkan banyak orang seperti membayar zakat, infak yang wajib dan Sunnah, jihad di jalan Allah, dan lain-lain.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 47-52
Allah SWT memberitahukan tentang sifat-sifat orang munafik yang mereka menampakkan apa yang berbeda dengan apa yang mereka simpan. Mereka mengatakan suatu ucapan dengan lisan mereka: (Kami telah beriman kepada Allah dan rasul, dan kami menaati (keduanya)” Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu) yaitu ucapan mereka berbeda dengan perbuatannya, dan mereka mengatakan apa yang tidak mereka lakukan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman)
Firman Allah SWT: (Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka….), hingga akhir ayat. yaitu ketika mereka diseru untuk mengikuti petunjuk sesuai dengan apa yang diturunkan Allah kepada rasulNya, maka mereka berpaling dari seruan itu dan enggan untuk mengikutinya. Ini sebagaimana firmanNya SWT: (Tidakkah engkau (Nabi Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman pada apa yang diturunkan kepadamu (Al-Qur'an) dan pada apa yang diturunkan sebelummu? Mereka hendak bertahkim kepada tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkarinya (60) Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu (61)) (Surah An-Nisa’)
Firman Allah SWT: (Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada rasul dengan patuh (49)) yaitu apabila keputusan itu untuk mereka, bukan melawan mereka, maka mereka datang dengan patuh, yaitu makna firmanNya (dengan patuh). Apabila keputusannya melawan mereka, maka mereka berpaling dan mengajak kepada selain kebenaran, serta lebih suka mencari keputusan hukum dari selain Nabi SAW agar kebathilannya menang. Kepatuhanya pada mulanya bukan timbul dari keyakinan bahwa Nabi SAW itu benar, melainkan sesuai dengan hawa nafsunya. Oleh karena itu setelah kebenaran itu bertentangan dengan keinginan mereka, maka dia berpaling darinya kepada yang lainnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Apakah (ketidakdatangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit….) hingga akhir ayat. yaitu sikap mereka itu tidak lain muncul dari dorongan penyakit hati mereka sudah lazim, atau hati mereka dihinggapi keraguan kepada agama, atau mereka khawatir jika Allah dan rasulNya berbuat aniaya dalam hukum terhadap mereka. Bagaimanapun alasannya, itu merupakan kekufuran murni; Allah Maha Mengetahui masing-masing orang dari mereka, dan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka dari sifat-sifat itu
Firman Allah SWT: (Sebenarnya mereka itulah orang-orang yang zalim) yaitu mereka adalah orang-orang yang zalim dan melampaui batas, Allah dan rasulNya bersih dari apa yang mereka sangka dan apa yang mereka curigai, berupa perbuatan tidak adil dan sewenang-wenang. Maha tinggi Allah dan rasulNya dari perbuatan itu.
Kemudian Allah SWT memberitahukan sifat-sifat orang-orang mukmin yang memenuhi seruan Allah dan RasulNya yang tidak menginginkan dalam agamanya selain dari kitab Allah dan sunnah RasulNya. Jadi Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan, "Kami mendengar dan kami patuh”) yaitu patuh dan taat. Oleh karena itu Allah SWT menyebutkan mereka dengan keberuntungan. dia memperoleh apa yang diinginkan dan selamat dari apa yang ditakuti. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung)
Firman Allah: (Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya) dalam mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang Allah (dan takut kepada Allah) atas dosa-dosa yang telah dia lakukan (serta bertakwa kepada Allah) dalam menghadapi sesuatu yang akan datang.
Firman Allah: (maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan) yaitu orang-orang yang berhasil meraih semua kebaikan dan selamat dari semua keburukan di dunia dan akhirat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nur ayat 47: Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan keadaan orang-orang zalim yang dalam hatinya ada penyakit atau kelemahan iman atau ada kemunafikan, keraguan dan kelemahan ilmu, bahwa mereka mengatakan bahwa diri mereka memegang teguh keimanan kepada Allah dan ketaatan, namun kenyataannya mereka tidak melakukan apa yang mereka katakan, dan sebagian dari mereka berpaling jauh dari ketaatan sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, “mu’ridhuun” (berpaling), karena orang yang meninggalkan terkadang memiliki niat untuk kembali, namun orang ini malah berpaling. Kita dapat menemukan keadaan seperti ini, yakni mengaku beriman dan taat namun tidak melakukan banyak ketaatan, khususnya ibadah yang berat bagi jiwa, seperti zakat, nafkah yang wajib maupun yang sunat, jihad fii sabilillah, dsb.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 47
Dan mereka, yakni orang-orang munafik, berkata, 'kami telah beriman kepada Allah yang maha esa dan rasul Muhammad, dan kami menaati perintah dan tuntunan keduanya. ' kemudian sungguh mengherankan, apabila mereka diperintahkan untuk melaksanakan suatu kewajiban maka sebagian dari mereka berpaling setelah ucapan dan pengakuannya itu. Sekali-kali mereka itu bukanlah orang-orang beriman karena keeng-ganan mereka menerima hukum yang ditetapkan oleh rasulullah. 48-49. Demikianlah perilaku kaum munafik. Dan apabila mereka diajak oleh siapa pun kepada tuntunan dan hukum Allah dan rasul-Nya agar rasul memutuskan perkara di antara mereka, yaitu mengadili perselisihan di antara mereka, maka tiba-tiba dan tanpa berpikir panjang sebagian dari mereka menolak menerima hukum yang ditetapkan oleh rasulullah jika itu merugikan mereka. Tetapi, jika kebenaran itu di pihak mereka dan mendatangkan keuntungan, mereka akan datang kepada rasulullah dengan patuh dan sangat gembira.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah kumpulan penafsiran dari berbagai mufassir berkaitan kandungan dan arti surat An-Nur ayat 47 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita semua. Bantu kemajuan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.