Surat Ar-Ra’d Ayat 28
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
Arab-Latin: Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
Artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Berharga Terkait Surat Ar-Ra’d Ayat 28
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Ra’d Ayat 28 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan aneka ragam penjabaran dari berbagai ulama terkait kandungan surat Ar-Ra’d ayat 28, antara lain seperti termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan Allah memberikan petunjuk bagi orang-orang yang hatinya tentram dengan tauhidullah dan mengingatNYa, sehingga menjadi tenang dengannya. Ingatlah dengan ketaatan kepada Allah dan mengingatNya serta dengan pahala dariNya, hati menjadi tenang dan damai.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
28. Orang-orang yang Allah beri petunjuk adalah orang-orang yang beriman, hati mereka merasa tenang dengan mengingat Allah, bertasbih dan bertahmid kepada Allah, membaca dan mendengar Kitab-Nya, ingatlah bahwa ketenangan hati diwujudkan dengan mengingat Allah, sudah selayaknya ia demikian.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
28. الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ((yaitu) orang-orang yang beriman)
Mereka adalah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan yang bertaubat kepada-Nya.
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ ۗ( dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah)
Yakni yang menjadi tenang dan tentram dengan berzikir kepada Allah dengan lisan mereka, seperti membaca al-Qur’an, bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, atau dengan mendengarkan zikir tersebut dari orang lain.
أَلَا بِذِكْرِ اللهِ(Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah)
Tanpa menyebut selain-Nya.
تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ(hati menjadi tenteram)
Meskipun mentafakkuri makhluk-makhluk Allah, ciptaan-ciptaan, dan mukjizat-mukjizat-Nya secara umum menjadikan hati menjadi tentram, namun hasilnya tidak seperti ketentraman dengan berzikir kepada Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
28 Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan kitab-Nya. Hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah dan mengingat janji kepada-Nya.. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah dan kekuasaan-Nya lah hati bisa menjadi tenteram
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram} tenang {dengan mengingat Allah. Ingatlah bahwa dengan mengingat Allah hati akan tenteram
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
28. Berikutnya, Allah menyebutkan tanda kaum Mukminin. Allah berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah,” maksudnya, kegundahan dan kegelisahannya (hati mereka) lenyap dan berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan-kenikmatannya.
“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram,” maksudnya , semestinya dan sudah seyogyanya, kalbu-kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingatNya. Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Penciptanya, berdekatan dan mengenalNya. Berdasarkan tingkat ma’rifah (pengenalan)nya dan kecintaannya kepada Allah-lah tingkat intensitas dzikirnya kepada Allah. Demikian ini, merujuk keterangan bahwa dzikrullah yang dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan lantutan tasbih, tahlil, takbir dan lain-lain. Ada yang menafsirkan bahwa ‘dzikrullah’ maksudnya kitabNya yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi kaum Mukminin. Atas dasar ini, maka thuma’ninah al-Qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni ketika mengenal makna-makna al-Quran dan hukum-hukumnya, hati menjadi tenang dengannya. Sebab, hal-hal itu akan menunjukkannya kepada kebenaran yang nyata yang didukung oleh dalil-dalil dan bukti-bukti.
Dengan itu, hati akan menjadi tentram. Sungguh, hati tidak akan tenang kecuali dengan sebuah keyakinan dan ilmu. Hal ini sudah dijamin dalam KItabullah dengan jaminan dalam bentuk yang paling sempurna dan paripurna. Sedangkan kitab-kitab lainnya yang tidak mengacu kepada dzikir, maka hati tidak merasakan ketentraman dengannya. Bahakan akan senantiasa dilanda kebingungan karena adanya kontradiksi antar dalil dan unsur pertentangan antar hukum yang ada. "Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (An-Nisa:82)
Masalah ini hanya diketahui oleh orang-orang yang menguasai seluk-beluk Kitabullah, menghayatinya dan mencermati kitab-kitab lainnya yang mengandung berbagai jenis ilmu (untuk memperbandingkannya), niscaya dia akan menjumpai perbedaan tajam antara al-Quran dan kitab-kitab lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 27-29
Allah SWT memberitahukan tentang apak yang dikatakan orang-orang musyrik (Mengapa tidak) yaitu mengapa tidak (diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?) sebagaimana firmanNya: (maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus) (Surah Al-Anbiya: 5) Pembahasan tentang hal ini telah disebutkan beberapa kali bahwa Allah mampu memperkenankan apa yang mereka minta. Disebutkan dalam hadits bahwa Allah menurunkan wahyu kepada Rasulallah SAW ketika mereka meminta beliau mengubah bukit Shafa menjadi emas, dan mengalirkan untuk mereka mata air, serta menggeser bukit-bukit yang di sekitar Makkah, lalu menggantinya menjadi kebun-kebun,"Jika kamu mau, wahai Muhammad, Aku akan memberi mereka hal itu. Tetapi jika mereka mengingkarinya, maka Aku akan mengazab mereka dengan azab yang belum pernah Aku timpakan kepada seorang pun di alam semesta. Dan jika kamu mau, maka Aku bukakan atas mereka pintu taubat dan rahmat" Lalu Rasulullah SAW bersabda,”Tidak, bukakanlah untuk mereka pintu taubat dan rahmat” Oleh karena itu Allah SWT berfirman kepada RasulNya: (Katakanlah, "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya”) yaitu, Dia adalah Dzat yang menyesatkan dan memberi petunjuk. Sama saja baik Dia memberikan mukjizat kepada RasulNya sesuai dengan apa yang mereka minta atau tidak memperkenankan permintaan mereka. Sesungguhnya petunjuk dan kesesatan itu tidak ada kaitannya dengan ada dan tidak adanya hal itu. sebagaimana Allah berfirman: (Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman) (Surah Yunus: 101) Oleh karena itu Allah berfirman: (Katakanlah, "Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya”) yaitu Dia memberi petunjuk kepada orang yang bertaubat dan kembali kepadaNya serta memohon pertolongan dan tunduk kepadaNya ((yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah) yaitu, hati mereka senang dan tenang berada di sisi Allah, merasa tenteram ketika mengingatNya, dan ridha kepadaNya sebagai Pelindung dan Penolong. Oleh karena itu Allah berfirman (Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram) yaitu Allah berhak untuk hal itu.
(Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik (29)) Ibnu Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yaitu gembira dan tenang hatinya.
Ibrahim An-Nakha'i berkata yaitu,”Kebaikan bagi mereka”
Qatadah berkata bahwa Ini merupakan kata bahasa Arab. Seseorang berkata,"Thuba Laka" yaitu “Kamu mendapatkan kebaikan”. Dia berkata dalam riwayat lain, (tuba lahum) yaitu kebaikan bagi mereka (tempat kembali yang baik) yaitu tempat kembali. Pendapat-pendapat ini adalah sama, tidak ada pertentangan di antaranya.
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna ayat :
Firman-Nya pada ayat (28) : (ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ) merekalah orang-orang yang kembali kepada-Nya ta’ala dengan keimanan dan tauhid, sehingga Dia memberikan mereka petunjuk menuju jalan yang lurus, (وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم) hati mereka tenang dan tentram dengan berdzikir kepada Allah, mengingat janji-Nya, menyebut orang-orang saleh dari hamba-Nya Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Firman-Nya : (أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ) “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” yaitu hati orang-orang yang beriman, adapun hati orang-orang yang kafir menjadi tenang dengan mengingat dunia dan kenikmatan-kenikmatannya dan orang musyrik menjadi tenang dengan mengingat berhala-berhala mereka.
Pelajaran dari ayat :
• Keutamaan mengingat Allah dan tentramnya hati dengannya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Ar-Ra’d ayat 28: Dan memang patut demikian. Hal itu, karena tidak ada yang lebih nikmat bagi hati dan lebih manis baginya daripada mencintai Tuhannya, dekat dengan-Nya dan mengenal-Nya. Semakin tinggi tingkat ma’rifat(mengenal)nya kepada Allah dan kecintaan kepada-Nya, maka semakin banyak menyebut nama Tuhannya dan mengingat-Nya, seperti dengan bertasih, bertahlil (mengucapkan Laailaahaillallah), bertakbir, dsb. Ada yang menafsirkan “mengingat Allah” di sini dengan mengingat janji Allah Ta’ala. Ada pula yang menafsirkan “mengingat Allah” dengan kitab-Nya yang diturunkan sebagai pengingat bagi orang-orang mukmin. Oleh karena itu, maksud tenteramnya hati karena mengingat Allah adalah ketika mengenali kandungan Al Qur’an dan hukum-hukumnya, karena kandungannya menunjukkan kebenaran kebenaran lagi diperkuat dalil-dalil dan bukti sehingga hati semakin tenteram, karena hati tidaklah tenteram kecuali dengan ilmu dan keyakinan, dan hal itu ada dalam kitab Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Ra’d Ayat 28
Mereka yang mendapat petunjuk adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan hati mereka menjadi tenang dan tenteram dengan banyak mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan banyak mengingat Allah hati menjadi tenteram. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya dan mengerjakan kebajikan serta amal saleh. Mereka pasti mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik di akhirat kelak, berupa surga dan keridaan Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beberapa penjabaran dari banyak pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat Ar-Ra’d ayat 28 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Dukung perjuangan kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.