Surat Al-Baqarah Ayat 155
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
Arab-Latin: Wa lanabluwannakum bisyai`im minal-khaufi wal-jụ'i wa naqṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt, wa basysyiriṣ-ṣābirīn
Artinya: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
« Al-Baqarah 154 ✵ Al-Baqarah 156 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Al-Baqarah Ayat 155
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 155 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah penting dari ayat ini. Diketemukan beragam penjabaran dari para ulama terkait kandungan surat Al-Baqarah ayat 155, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan kami akan benar-benar menguji kalian dengan sedikit rasa takut, kelaparan dan kekurangannya harta karena kesulitan dalam mendapatkannya atau hilang sama sekali. Dan dari jiwa dengan terjadinya kematian atau mati syahid dijalan Allah, dan dengan berkurangnya buah-buahan kurma, anggur, dan biji-bijian karena sedikitnya hasil panen atau rusak. Dan berilah kabar gembira -wahai nabi- kepada orang-orang yang bersabar dalam menghadapi persoalan ini dan persoalan-persoalan yang serupa dengan apa-apa yang membahagiakan mereka dan menyenangkan mereka berupa kesudahan yang baik di dunia dan akhirat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
155-156. Allah bersumpah kepada orang-orang beriman bahwa Dia akan menguji mereka dengan beberapa jenis cobaan; seperti rasa takut dari musuh, kelaparan, kehilangan harta benda, kehilangan orang-orang yang dicintai, dan kekurangan buah-buahan. Hai Rasulullah, berilah kabar gembira bagi orang-orang yang bersabar atas cobaan tersebut dengan surga.
Kemudian Allah menyifati orang-orang yang sabar bahwa saat mereka mendapatkan musibah mereka akan mengingat Allah dengan mengatakan: “Kami adalah hamba-hamba Allah, Dia berbuat atas kami sesuai kehendak-Nya, dan kami akan dibangkitkan pada hari pembalasan.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
155. Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian dengan aneka musibah. Yakni dengan sedikit rasa takut kepada musuh, rasa lapar karena kekurangan makanan, kekurangan harta benda karena hilang atau sulit mendapatkannya, berkurangnya jiwa akibat bencana yang menelan korban jiwa atau gugur di medan jihad fi sabilillah, dan berkurangnya buah-buahan yang tumbuh di muka bumi. Dan berikanlah -wahai Nabi- kabar gembira kepada orang-orang yang sabar menghadapi musibah tersebut, bahwa mereka akan mendapatkan sesuatu yang menyenangkan hati mereka di dunia dan di akhirat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
155. وَلَنَبْلُوَنَّكُم (Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu)
Yakni Kami akan menguji kalian.
الْخَوْفِ (ketakutan)
Yakni apa yang kalian takutkan dari bahaya musuh dan yang lainnya.
وَالْجُوعِ (kelaparan)
Yakni kelaparan dan kekeringan.
وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوٰل (kekurangan harta)
Yakni berkurangnya harta ketika kalian mengeluarkan zakat dan lainnya.
وَالْأَنفُسِ (jiwa)
Yakni kematian dan pembunuhan yang terjadi di medan jihad.
وَالثَّمَرٰتِ (dan buah-buahan)
Yakni yang disebabkan oleh penyakit.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah kematian anak keturunan.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
155-156
1 ). Ridho atas takdir-taqdir yang tidak disenangi adalah hal yang sangat dianjurkan, dan sabar atasnya adalah kewajiban, Hasan al-Bashri mengatakan : "keridhoan itu mulia, tetapi kesabaran adalah sandaran yang lebih utama bagi seorang mukmin".
2 ). Tatkala kamu menjadikan al-Qur'an sebagai tafsir segala kejadian yang menghadapimu dalam kehidupan ini; akan nampak dihadapanmu bahwasanya musibah-musibah itu berganti sejak kejadiannya menjadi kebaikan yang senantiasa menjadi penuntunmu dalam kebaikan dan sabar yang indah. Tadabburilah ayat ini dan ayat setelahnya, agar kamu mengetahui manhaj yang tiada tandingnya yang Allah anugerahkan secara khusus kepada orang-orang beriman : { الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ } "(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun".
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
155. Dan supaya Kami bisa membuat kalian berinteraksi dengan ujian untuk mengetahui orang yang kuat dan lemah imannya dengan diselimuti oleh ketakutan (yaitu bahaya dari musuh atau hal lain) kelaparan (kelaparan dan kehausan) atau kekurangan harta yang kalian miliki seperti binatang ternak dan kehilangan nyawa karena mati terbunuh dalam jihad, sakit, serta kekurangan buah karena wabah penyakit. Wahai rasulullah berilah kabar gembira untuk orang-orang yang bersabar dengan kemenangan atas surga, ampunan dan rahmat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian} sungguh Kami benar-benar akan menguji kalian {dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang sabar
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
155. Allah mengabarkan bahwa sudah terjadi keharusan bagi hamba-hambaNya untuk diuji dengan segala cobaan, agar jelas orang yang benar dan orang yang berdosa, orang yang sabar dengan orang yang tidak sabar, dan ini adalah sunnah Allah pada hamba-hambaNya. Karena suatu kesenangan itu bila terus berlanjut bagi orang-orang yang beriman dan tidak diiringi dengan suatu cobaan, niscaya akan terjadi di campur aduk yang merupakan kerusakan baginya, ke mahabijaksanaan Allah memastikan untuk memilah-milah antara orang-orang yang baik dan orang-orang yang jahat. Inilah manfaat dari cobaan dan ujian bukannya untuk menghilangkan keimanan yang ada pada seorang hamba yang beriman, dan tidak pula untuk memalingkan mereka dari agamanya, karena Allah tidak menyia-nyiakan keimanan kaum Mukminin.
Allah mengabarkan dalam ayat ini bahwasanya Dia akan menguji hamba-hambaNya “dengan sedikit ketakutan” dari musuh-musuh “dan kelaparan” Yakni, dengan sesuatu yang sedikit dari keduanya, karena apabila Allah menguji mereka dengan seluruh ketakutan atau seluruh kelaparan niscaya mereka akan binasa, sedangkan cobaan-cobaan itu hanya membersihkan bukannya untuk membinasakan, “dan kekurangan harta” yang meliputi seluruh kekurangan yang bersangkutan dengan harta, baik bencana dari langit, tenggelam, kehilangan, raja-raja yang dholim, dan perompak jalanan yang merampas harta dan sebagainya.
“Dan jiwa” yaitu perginya orang-orang yang dicintai, baik anak-anak, kerabat karib, dan teman sejawat, dan dari berbagai macam penyakit pada tubuh seorang hamba atau tubuh orang yang dicintainya, “dan buah-buahan” yaitu biji-bijian hasil pohon kurma dan segala macam pepohonan serta sayur-mayur dengan adanya hawa dingin, gemuruh, kebakaran dan penyakit dari langit seperti adanya hama belalang atau semacamnya. Hal-hal tersebut pasti akan terjadi karena Allah Maha Mengetahui lagi maha mengamati, telah mengabarkan tentangnya dan akhirnya terjadilah apa yang dia kabarkan, maka apabila semua itu terjadi di bagi lah manusia ke dalam 2 golongan, orang-orang yang berkeluh kesah dan orang-orang yang sabar.
Orang yang tidak sabar mendapatkan dua musibah, hilangnya sesuatu yang dicintai yaitu adanya musibah tersebut dan hilangnya sesuatu yang lebih besar dari hal pertama, yaitu pahala dengan menunaikan perintah Allah yaitu bersabar, akhirnya dia memperoleh kerugian dan kehampaan serta kekurangan iman, yang ada padanya juga kehilangan kesabaran dan rasa syukur, namun yang ia dapatkan hanyalah kemurkaan yang menunjukkan bahwa banyaknya kekurangan.
Adapun orang yang diberi Taufik oleh Allah dengan kesabaran ketika terjadinya musibah, ia akan menahan diri dari mencaci maki baik secara lisan maupun perbuatan. Ia hanya mengharap pahala di sisi Allah dan ia tahu bahwa kesabarannya lebih besar daripada musibah yang menimpa dirinya, bahkan musibah itu menjadi sebuah kenikmatan tersendiri bagi dirinya. Karena musibah itu menjadi Jalan untuknya dalam memperoleh sesuatu yang lebih baik baginya dan lebih bermanfaat dari musibah itu. Sesungguhnya ia telah menunaikan perintah Allah untuk bersabar yang akhirnya ia memperoleh pahala. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang yang bersabar,” maksudnya, kabarkanlah berita gembira bahwa mereka akan mendapat pahala mereka tanpa batas. Orang-orang yang bersabar adalah mereka yang berhasil dengan kabar gembira yang agung dan pemberian yang besar, kemudian Allah menjelaskan tentang mereka dengan firman-Nya
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 155-157
Allah SWT memberitahukan bahwa Dia menguji hamba-hambaNya, sebagaimana Dia berfirman: (Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu (31)) (Surah Muhammad). Kadang-kadang dengan kebahagiaan, dan kadang-kadang dengan kesulitan, berupa ketakutan dan kelaparan, sebagaimana yang Allah SWT berfirman : (karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan) (Surat An-Nahl:112). Karena orang yang kelaparan dan takut, hal itu tampak pada diri mereka, dan itulah sebabnya Allah berfiman (pakaian kelaparan dan ketakutan) dan di sini Dia berfirman: (dengan sedikit ketakutan, kelaparan) yaitu sedikit dari itu, (kekurangan harta) yaitu kegilangan sebagian harta (dan jiwa) seperti kematian teman-teman, kerabat, dan orang-orang yang dicintai, (dan buah-buahan) yaitu kekurangan hasil bumi dan tanaman seperti biasanya, sebagaimana sebagian ulama’ salaf berkata: “sebagian pohon kurma yang hanya menghasilkan satu saja”
Semua ini, dan contoh-contoh tentang hal itu adalah cara Allah menguji hamba-hambaNya. Maka siapa saja yang bersabar, maka Dia akan memberinya pahala; dan siapa saja yang putus asa, maka Dia memberi hukuman atasnya. Karena itu Allah SWT berfirman: (Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar). Beberapa mufasir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ketakutan di sini adalah takut kepada Allah, dan kelaparan adalah berpuasa di bulan Ramadan,
Kekurangan harta maksudnya adalah membayar zakat, dan jiwa adalah penyakit, serta buah-buahan adalah anak-anak. Dalam hal ini terdapat berbagai pendapat, dan hanya Allah yang lebih mengetahui.
Kemudian Allah SWT menjelaskan tentang orang-orang yang bersabar dan disyukuri atas mereka, lalu Allah berfirman: ((yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (156)) yaitu, mereka menghibur diri dengan ucapan ini atas apa yang menimpa mereka, dan mereka mengetahui bahwa mereka adalah milik Allah yang mengatur hambaNya sesuai kehendakNya, serta mereka mengetahui bahwa Dia tidak akan lengah pada sedikit pun hal pada hari akhirat, lalu hal itu mereka sadari bahwa mereka adalah hambaNya dan mereka akan kembali kepadaNya di akhirat. Oleh karena itu, Allah SWT memberitahu tentang apa yang Dia berikan kepada mereka atas hal itu dan berfirman: (Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka) yaitu pujian dan rahmat Allah atas mereka.
Sa'id bin Jubair berkata: yaitu, aman dari siksa"
(dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk) Amirul Mukminin, Umar bin Khattab berkata, "Alangkah nikmatnya dua balasan ini dan alangkah menyenangkan anugerah tambahan ini". (Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka) ini adalah dua balasan (dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk) dan ini adalah anugerah tambahan, yaitu penambahan beban. Begitu pula, mereka diberi pahala dan ditambahkan pula.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{ الابتلاء } al-Ibtilaa’ : Ujian yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan atau kelemahan orang yang diuji.
{ الأموال } al-Amwal : Kata amwal adalah bentuk jamak dari kata Maal yang artinya harta. Bisa berupa sesuatu yang bergerak seperti hewan ternak, atau yang diam seperti emas, perak, dan lainnya.
Makna ayat :
Adapun ayat 155 menerangkan bahwa Allah Ta’ala bersumpah akan menguji hamba-hambaNya dengan sedikit ketakutan, yang berasal dari musuh Allah dan musuh-musuh mereka sendiri. Yaitu orang-orang kafir ketika menyatakan peperangan kepada orang mukmin. Ujian yang lain adalah sedikit kelaparan karena kepungan dari musuh dan sebab-sebab yang lain. Begitu juga ujian dengan berkurangnya harta disebabkan matinya hewan ternak karena peperangan atau paceklik. Allah menguji juga dengan hilangnya jiwa, seperti kematian seseorang, juga dengan rusaknya buah-buahan karena hama. Semua itu demi mengetahui siapakah yang mampu bersabar di atas keimanan dan ketaatannya kepada Allah, dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi larangannya. Bagi orang yang tidak mampu bersabar tidak akan mendapatkan kasih sayang dan pahala dariNya. Lantas Allah memerintahkan rasulNya agar memberikan kabar gembira kepada hamba-hambaNya yang bersabar.
Pelajaran dari ayat :
• Seorang mukmin terkadang diuji dengan musibah dalam diri, keluarga, harta. Maka hendaknya dia bersabar, sehingga kedudukannya terangkat di sisi Rabbnya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Baqarah ayat 155: Allah menjelaskan bahwasannya Allah akan menguji kalian wahai manusia dengan musibah-musibah yang keras.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan bahwa Dia pasti akan menguji hamba-hamba-Nya agar terlihat jelas siapa yang jujur hatinya dan siapa yang dusta, siapa yang sabar dan siapa yang keluh kesah. Ini merupakan sunnatullah yang berlaku pada hamba-hamba-Nya. Hal itu, karena jika kesenangan senantiasa didapatkan oleh mereka yang beriman dan tidak diuji tentu akan terjadi percampuran antara yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Hikmah Allah menghendaki untuk memisahkan siapa orang yang baik dan siapa orang yang buruk. Inilah tujuan dari ujian. Bukan untuk menyingkirkan keimanan yang ada pada diri orang mukmin dan bukan untuk mengeluarkan mereka dari agama, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan iman mereka.
Kata-kata "sedikit" menunjukkan tidak banyak. Karena jika banyak atau seluruh hidupnya adalah ketakutan atau senantiasa lapar, tentu manusia akan binasa. Hal ini, karena ujian bertujuan untuk menyaring, bukan untuk membinasakan.
Seperti ada ancaman dari musuh.
Seperti sulitnya mencari rezki atau hilangnya rezki itu baik karena ada musibah dari langit, hilang, dirampas oleh orang-orang zhalim dsb.
Seperti dicabutnya nyawa orang yang dicintainya baik itu anaknya, kerabatnya, kawannya maupun dengan tertimpa penyakit pada badannya atau badan orang yang dicintainya atau pun syahid fii sabilillah.
Misalnya hasil panennya gagal karena musibah dari langit seperti turunnya hujan yang besar sehingga menggenangkan hasil panennya, atau terbakar atau dimakan belalang dsb.
Ujian-ujian seperti yang disebutkan di atas pasti terjadi karena diberitakan oleh Allah yang Maha Mengetahui. Ketika terjadi, ada dua kelompk manusia dalam hal cara menghadapinya: ada yang keluh kesah dan ada yang bersabar. Orang yang berkeluh kesah akan mendapatkan dua musibah, yaitu: hilangnya apa yang dicintai dan tidak memperoleh pahala yang besar, bahkan ia memperoleh kerugian, imannya melemah, kesabaran, ridha dan rasa syukurnya hilang dan musibah tersebut terasa semakin berat. Adapun orang yang diberi taufiq oleh Allah untuk bersabar ketika mendapatkan musibah ini, ia tidak keluh kesah baik dalam ucapannya maupun dalam tindakannya serta mengharapkan pahala dari Alllah, ia juga mengetahui bahwa pahala yang diperolehnya lebih besar daripada musibah yang menimpanya, maka ia hanya merasakan satu musibah, dan musibah tersebut akan menjadi ringan, bahkan nikmat baginya, karena musibah itu merupakan cara untuk memperoleh hal yang lebih baik dan bermanfa'at. Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyampaikan berita gembira kepada mereka yang sabar, yakni mereka akan memperoleh pahala tanpa tanggung-tanggung serta surga-Nya, dan kemudian Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan ciri mereka seperti yang disebutkan pada ayat selanjutnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 155
Kehidupan manusia memang penuh cobaan. Dan kami pasti akan menguji kamu untuk mengetahui kualitas keimanan seseorang dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buahbuahan. Bersabarlah dalam menghadapi semua itu. Dan sampaikanlah kabar gembira, wahai nabi Muhammad, kepada orang-orang yang sabar dan tangguh dalam menghadapi cobaan hidup, yakni orang-orang yang apabila ditimpa musibah, apa pun bentuknya, besar maupun kecil, mereka berkata, inna' lilla'hi wa inna' ilaihi ra'ji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka berkata demikian untuk menunjukkan kepasrahan total kepada Allah, bahwa apa saja yang ada di dunia ini adalah milik Allah; pun menunjukkan keimanan mereka akan adanya hari akhir. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk sehingga mengetahui kebenaran
📚 Tafsir Tematis / Team Asatidz TafsirWeb
Allah ta’ala memberitahukan bahwa Dia akan menguji hamba-hamba-Nya sebagaimana firman-Nya dalam ayat yang lain :
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS. Muhammad : 31)
Terkadang Dia memberikan ujian berupa kebahagiaan dan pada yang lain Dia memberi ujian berupa kesusahan, seperti rasa takut dan kelaparan. Firman-Nya :
فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl : 112)
Karena orang yang sedang dalam keadaan lapar dan takut, ujian pada keduanya akan sangat terlihat jelas. Oleh karena itu Dia berfirman, “pakaian kelaparan dan ketakutan”.
Dalam surat Al-baqoroh ini Allah menjelaskan kepastian memberikan ujian kepada manusia, ujian-ujian tersebut dirinci menjadi beberapa macam :
Pertama, ujian ketakutan.
Ibnu Abbas mengatakan maksudnya adalah rasa takut oleh musuh dan kegoncangan saat di medan perang.
Imam Syafi’i mengatakan maksudnya rasa takut oleh Allah ‘azza wajalla.
Kedua, ujian kelaparan.
Artinya Allah memberikan ujian dengan rasa lapar yang luar biasa.
Imam Syafii mengatakan ujian rasa lapar pasti akan Allah berikan kepada setiap mukmin saat bulan Romadhan, yakni saat mereka melaksanakan kewajiban ibadah puasa.
Ketiga, ujian kekurangan harta.
Maksudnya kurang harta disebabkan oleh sibuknya berperang memerangi orang kafir, sehingga membuat mereka sedikit memiliki kesempatan untuk berdagang dan bekerja.
Imam syafi’I mengatakan maksudnya adalah berkurangnya harta disebabkan kewajiban mengeluarkan zakat.
Keempat, ujian kekurangan jiwa.
Ibnu Abbas berkata, berkurangnya jiwa karena kematian baik di medan jihad ataupun karena pembunuhan.
Sedangkan Imam Syafii berkata, berkurang jiwa karena kematian yang disebabkan penyakit.
Kelima, ujian kekurangan buah-buahan.
Ibnu katsir berkata, kurangnya buah-buahan diakibatkan kebun-kebun mereka tidak bisa produksi dengan baik sehingga banyak pohon-pohon yang mati dan tidak berbuah.
Imam Syafi’i berpendapat bahwa maksud “buah” dalam ayat ini adalah anak, yakni buah hati. Artinya, akan ada ujian yang ditimpakan dengan meninggalnya buah hati mereka yang sangat mereka cintai.
Ibnu Abbas mengatakan, maksud ayat ini adalah berkurangnya tumbuh-tumbuhan dan hilangnya kebarokahan.
Dan tidaklah Allah menimpakan semua ujian diatas , kecuali sebagai wasilah untuk membedakan kualitas hamba-hamaba-Nya.
Dengan musibah-musibah ini manusia terbagi menjadi dua golongan :
Pertama, orang yang mampu menahan dirinya dari berkata dan berbuat yang menunjukan ketidak relaan akan takdir, maka dia itulah orang yang sabar, dan Allah akan memberikan balasan pahala atas kesabarannya, bahkan balasan yang Allah berikan lebih besar daripada ujian atau musibah yang ditimpakan kepadanya. Bahkan musibah akan berubah jadi anugrah baginya, karena musibah ini menjadi jalan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat baginya dengan melaksanakan perintah Allah untuk bersabar dan meraih pahala yang luar biasa atas kesabarannya.
Kedua, orang yang berputus asa dalam menghadapi ujiannya, maka dia sesungguhnya mendapat dua musibah sekaligus dengan sikaf putus asanya ini. Musibah pertama adalah hilangnya sesuatu yang dicintai dari dirinya baik itu harta ataupun keluarga, dan musibah yang kedua adalah hilangnya sesuatu yang lebih besar dari musibah itu sendiri, yaitu hilangnya pahala kesabaran dalam menghadapi musibah. Maka hilanglah dari dirinya pahala dan dia mendapati kerugian, berkuranglah keimanan dan hilang rasa syukur kepada Allah Ta’ala.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penjabaran dari para mufassirun terhadap kandungan dan arti surat Al-Baqarah ayat 155 (arab-latin dan artinya), moga-moga menambah kebaikan bagi kita bersama. Dukung syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.