Surat An-Nur Ayat 15
إِذْ تَلَقَّوْنَهُۥ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِۦ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُۥ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ
Arab-Latin: Iż talaqqaunahụ bi`alsinatikum wa taqụlụna bi`afwāhikum mā laisa lakum bihī 'ilmuw wa taḥsabụnahụ hayyinaw wa huwa 'indallāhi 'aẓīm
Artinya: (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Penting Mengenai Surat An-Nur Ayat 15
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 15 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa kandungan penting dari ayat ini. Didapati beberapa penjabaran dari beragam ulama tafsir terkait isi surat An-Nur ayat 15, misalnya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Ketika kalian menangkap berita bohong tersebut dan menyebarluaskannya dari mulut ke mulut padahal itu merupakan perkataan yang batil, dan kalian tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang (keakuratan) nya. Dan dua perkara itu terlarang, yaitu mengucapkan kebatilan dan berbicara tanpa dasar pengertahuan (yang benar). Dan kalian mengasumsikannya sebagai perkara yang sederhana, padahal di sisi Allah merupakan perkara besar. Di sini, terkandung larangan tegas dari menyepelekan masalah penyebarluasan kebatilan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
15. Ingatlah di waktu berita bohong itu kalian terima dan kalian sebarkan dari mulut ke mulut meski sesuatu yang batil; padahal kalian tidak mengetahui kebenarannya sedikitpun, dan menganggapnya hal yang ringan saja, padahal ia di sisi Allah adalah besar karena di dalamnya terdapat kedustaan dan tuduhan palsu terhadap orang yang tidak bersalah.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
15. إِذْ تَلَقَّوْنَهُۥ بِأَلْسِنَتِكُمْ ((Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut)
Yakni mereka saling menceritakan berita itu, yakni ketika seseorang dari mereka bertemu dengan orang lain lalu berkata padanya: aku mendengar begini dan begitu. Mereka menceritakannya tanpa memeriksa kebenaran berita itu terlebih dahulu.
وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِۦ عِلْمٌ (dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun)
Yakni berita yang mereka ucapkan itu hanya dari mulut-mulut mereka saja, tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi yang bersumber dari kesaksian langsung atau berita yang benar.
وَتَحْسَبُونَهُۥ هَيِّنًا(dan kamu menganggapnya suatu yang ringan)
Yakni sesuatu yang remeh yang tidak menimbulkan dosa.
وَهُوَ عِندَ اللهِ عَظِيمٌ (Padahal dia pada sisi Allah adalah suatu yang besar)
Yakni besar dosa dan siksanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Abdullah bin Mas'ud pernah berkata: Tiada yang lebih dibutuhkan di muka bumi ini dari memenjarakan lisan dalam waktu yang panjang.
2 ). Diantara manusia ada yang menangkap percakapan dengan cepat tanpa menyaringnya dahulu, dan menyampaikannya tanpa memikirkan kebanaran dan kebohongan ucapan itu, dan tanpa menyesuaikannya dengan hati dan akalnya, Menyangka bahwa hal itu adalah perkara yang biasa, pada mereka ini Allah menurunkan ayatNya: { إِذْ تَلَقَّوْنَهُۥ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِۦ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُۥ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ } "(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar."
3 ). "dan kamu katakan dengan mulutmu" Padahal seseorang tidak berkata apapun melankan dengan lisannya, namun maksud dari kalimat sebagai pengantar untuk kalimat setelahnya: "apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga", dari ayat ini menunjukkan suatu adab yang bernilai tinggi, yaitu: bahwasanya seseorang tidak mengatakan dengan lisannya apa yang tidak ia ketahui dan tanpa memastikan kebanaran suatu ucapan, melainkan ia termasuk dari dua jenis manusia: orang yang sedikit akal, orang yang berucap tanpa tabayyun, sehingga dengan mudahnya ia berdusta, atau orang munafiq yang menyembunyikan kebenaran dan menyampaikan apa yang berbeda dari hakikatnya.
4 ), Seorang pembaca berita menceritakan, suatu ketika datang kepadaku satu pesan di handphone yang akhirnya merubah jalan hidupku, yaitu: { وَتَحْسَبُونَهُۥ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ ٱللَّهِ عَظِيمٌ } "dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar."
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
15. Ingatlah di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun. Lalu kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal kesalahan itu pada sisi Allah adalah besar.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Ketika kalian menyampaikannya} sebagian kalian menceritakan hal itu ke sebagian lain, lalu kalian saling menyampaikannya {dengan lisan kalian; kalian berkata dengan mulut kalian sesuatu yang tidak kalian ketahui sedikit pun; dan kalian menganggapnya} menggapnya {sebagai hal remeh} yang mudah, gampang, dan tidak ada tanggung jawab atas hal tersebut {padahal hal itu di sisi Allah adalah sesuatu yang besar
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
15. “(ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut,” maksudnya, kalian menerima menggunjingkannya antara kalian dan menggencarkan pembicaraan itu, padahal merupakan perkataan yang batil. “dan kamu katakan dengan mulutmu sesuatu yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga,” dua perkara ini terlarang; pembicaraan yang batil dan berkata tanpa dasar ilmu. “dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja.” Oleh sebab itu, orang yang lancang telah berani melakukannya dari kalangan kaum Mukminin yang telah bertaubat darinya, dan mereka membersihkan diri setelahnya. “padahal ia pada sisi Allah adalah besar,” ini mengandung peringatan yang keras tentang membiasakan berbuat sebagian dosa dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele. Sesungguhnya, persepsi seorang hamba tidak memberikan manfaat baginya sama sekali dan tidak (pula) meringankan hukuman dosanya, bahklan akan melipat gandakan dosanya dan dimudahkan untuk tergelincir melakukannya lagi.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 14-15
Allah SWT berfirman: (Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua di dunia dan di akhirat) Wahai orang-orang yang mempergunjingkan tentang Aisyah, yang karena itu taubat kalian kepadaNya diterima di dunia dan Dia memaafkan kalian karena keimanan kalian kepada rumah akhirat (niscaya kalian ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kalian tentang berita bohong itu) yaitu sesuatu yang dibuat-buat (azab yang agung) Hal ini terkait orang yang memiliki iman. Dengan itu Allah menerima taubatnya, seperti Misthah, Hassan bin Tsabit, dan Hamnah binti Jahsy, saudara perempuan Zainab binti Jahsy. Adapun orang-orang yang mempergunjingkan berita ini dari kalangan orang-orang munafik, seperti Abdullah bin Ubay bin Salul dan teman-temannya; maka mereka bukan termasuk orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat ini karena mereka tidak memiliki iman dan amal shalih yang mengimbangi kesalahan mereka dan tidak sesuatu yang dapat menghapusnya. Demikianlah perkara yang menyangkut ancaman melakukan perbuatan tertentu, yang bersifat mutlak dan bersyarat, dengan tanpa adanya taubat, atau taubatnya diterima jika dia mempunyai amal shalih yang seimbang dengannya atau lebih berat daripada kesalahannya.
Kemudian Allah SWT berfirman: ( (Ingatlah) di waktu kalian menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut) Mujahid dan Sa'id bin Jubair berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sebagian kalian membicarakannya dari yang lain, seseorang berkata,”Aku mendengar berita itu dari Fulan, kemudian Fulan beberkata demikian, dan orang lain dan seterusnya berkata demikian”. Sebagian ulama membaca "Taliqunahu bi alsinatikum" Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari dari ‘Aisyah bahwa dia membaca ayat ini dengan bacaan itu. dia berkata bahwa kata itu berasal dari “walaqa al-lisan” yaitu perkataan dusta yang pelakunya terus berpegang kepadanya. Orang-orang Arab berkata, "Walaqa Fulan fis sairi" yaitu ketika dia meneruskan perjalanannya. Bacaan yang pertama lebih terkenal dan dianut oleh mayoritas ulama. Akan tetapi yang kedua diriwayatkan dari Aisyah.
Firman Allah: (dan kalian katakan dengan mulut kalian apa yang tidak kalian ketahui) yaitu kalian mengatakan apa yang tidak kalian ketahui. Kemudian Allah SWT berfirman: (dan kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar) yaitu kalian mengatakan apa yang telah kalian katakan itu tentang ‘Aisyah, sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang ringan dan tidak berarti. Seandainya yang dijadikan bahan pergunjingan kalian itu bukan istri Nabi SAW, maka hal itu tetap bukan hal yang ringan, terlebih lagi dia adalah istri Nabi SAW yang merupakan pemimpin para nabi. Maka alangkah besar dosanya di sisi Allah jika ada sesuatu yang menyangkut diri istri Nabi dan RasulNya. Karena sesungguhnya Allah SWT cemburu dengan hal itu, sangat jauh dari kemungkinan jika ada istri seorang nabi yang melakukan hal itu. Terlebih lagi yang dijadikan pergunjingan itu adalah penghulu istri-istri para nabi, yaitu istri penghulu anak cucu nabi Adam, baik di dunia maupun akhirat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nur ayat 15: Keduanya adalah perkara haram; yaitu membicarakan sesuatu yang batil dan berbicara tanpa ilmu.
Yakni tidak ada dosa di sana. Ulama menjelaskan, bahwa dosa kecil bisa menjadi besar apabila dilakukan terus-menerus, meremehkannya, bangga dalam mengerjakannya atau pun terang-terangan melakukannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 15
Kelompok ayat ini menggambarkan situasi ketika kabar bohong itu tersebar. Ingatlah ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu sendiri, bukan dengan isyarat, apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun duduk persoalannya, dan kamu menganggapnya sesuatu yang remeh dan tidak penting, padahal dalam pandangan Allah berita bohong itu adalah soal besar dan perbuatan yang sangat buruk. 16. Dan mengapa kamu tidak berkata dengan tegas dan secara langsung ketika mendengarnya, 'tidak pantas bagi kita membicarakan berita bohong ini, lebih-lebih terhadap istri nabi. Mahasuci engkau ya Allah, ini adalah kebohongan yang besar. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjabaran dari kalangan mufassirin mengenai isi dan arti surat An-Nur ayat 15 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk ummat. Bantulah dakwah kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.