Surat An-Nur Ayat 16
وَلَوْلَآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّتَكَلَّمَ بِهَٰذَا سُبْحَٰنَكَ هَٰذَا بُهْتَٰنٌ عَظِيمٌ
Arab-Latin: Walau lā iż sami'tumụhu qultum mā yakụnu lanā an natakallama bihāżā sub-ḥānaka hāżā buhtānun 'aẓīm
Artinya: Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar".
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Tentang Surat An-Nur Ayat 16
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nur Ayat 16 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa hikmah berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan beberapa penjabaran dari para mufassirun berkaitan makna surat An-Nur ayat 16, di antaranya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan mengapa kalian tidak mengatakan, ketika mendengar berita bohong itu, “Tidak boleh bagi kami untuk mengatakan kebohongan ini, sebagai penyucian bagiMu (wahai Tuhanku) dari tuduhan tersebut pada istri RasulMu, Muhammad.” Ini adalah satu bentuk kedustaan besar ditinjau dari sisi tanggungan kesalahan dan dosa yang pantas diterima.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
16. Dan mengapa kalian tidak berkata di waktu mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita membicarakan perkara yang keji ini, demi mensucikan-Mu wahai Tuhan kami, dan tuduhan keji terhadap Ummul mukminin ini adalah dusta yang besar".
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
16. وَلَوْلَآ إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُم مَّا يَكُونُ لَنَآ أَن نَّتَكَلَّمَ بِهٰذَا (Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu: “Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini)
Ini merupakan celaan bagi semua orang beriman yang ikut memperbincangkan berita bohong itu.
Yakni mengapa ketika kalian mendengar berita bohong itu kalian tidak mendustakan orang yang memperbincangkannya dengan berkata kepada mereka “kami tidak boleh dan tidak pantas untuk membicarakan hal ini, dan itu tidak mungkin kami lakukan apapun yang terjadi.
سُبْحٰنَكَ(Maha Suci Engkau)
Kalimat ini untuk mengungkapkan rasa heran terhadap mereka yang datang membawa berita bohong itu.
هٰذَا بُهْتٰنٌ عَظِيمٌ (ini adalah dusta yang besar)
Makna (البهتان) adalah membicarakan seseorang apa yang tidak sesuai dengan kenyataannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
16. Mengapa di waktu mendengar berita bohong itu kamu tidak berkata: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita membicarakan ini, Maha Suci Engkau Ya Tuhan kami, ini adalah dusta yang besar" Buhtan adalah mengatakan kepada orang lain tentang berita bohong atas seseorang. Kalimat subhanallah diucapkan oleh orang Arab ketika mereka takjub dengan sesuatu yang langka yang luar biasa.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Mengapa kalian tidak} mengapa tidak {berkata ketika mendengarnya,“Tidak pantas bagi kita} tidak benar bagi kita {untuk membicarakan ini. Maha suci Engkau. Ini adalah kebohongan} kebohongan dan tipu daya {yang besar”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
16 “dan mengapa kamu tidak pada waktu mendengar berita bohong itu,” maksudnya, tidaklah kalian, wahai kaum Mukminin ketika mendengar berita bohong itu “kalian katakan,” untuk mengingkari hal itu dan menganggapnya sebagai persoalan yang besar, “sekali-kali tidaklah pantas bagi kita mengatakan ini,” maksudnya, tidak patut dan tidak layak bagi kami untuk mengucapkan perkataan yang sangat jelas kedustaannya ini. Karena seorang Mukmin, keimannanya akan mencegah dirinya untuk melakukan kenistaan-kenistaan ini. “ini adalah dusta,” kebohongan “yang besar,”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 16-18
Ini merupakan pelajaran lainnya sesudah pelajaran yang pertama, yaitu menganjurkan agar berbaik prasangka. yaitu, apabila disebutkan suatu hal yang tidak pantas menyangkut diri orang-orang baik, maka yang paling utama adalah janganlah mempunyai prasangka terhadap mereka kecuali prasangka yang baik. Janganlah pula mempunyai perasaan lain dalam dirinya; kemudian jika dalam dirinya terpaut sesuatu dari kecurigaan tersebut, maka janganlah membicarakannya. Karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:”Sesungguhnya Allah SWT memaafkan umatku terhadap apa yang dibicarakan dalam dirinya, selama dia tidak membicarakan atau mengerjakannya”
Allah SWT berfirman: (Dan mengapa kalian tidak berkata di waktu mendengar berita bohong itu, "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini”) yaitu tidaklah pantas bagi kita untuk membicarakan hal ini, dan menceritakannya kepada orang lain (Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar) yaitu Maha Suci Allah, jika dikatakan hal ini terhadap istri RasulNya yang paling dicintai.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Allah memperingatkan kalian agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selamanya) yaitu, Allah melarang kalian seraya mengancam dari melakukan hal yang serupa selamanya. Oleh karena itu Allah berfirman (jika kalian orang-orang yang beriman) yaitu jika kalian benar-benar orang-orang yang beriman kepada Allah dan syariatNya serta memuliakan RasulNya. Adapun orang yang digambarkan dengan kekafiran, maka ada ketentuan lainnya. Kemudian Allah SWT berfirman: (dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kalian) yaitu Dia menjelaskan kepada kalian hukum-hukum syariat dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalam takdir (Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana) yaitu, Maha Mengetahui segala sesuatu yang bermanfaat bagi hamba-hambaNya, dan Maha Bijaksana dalam menetapkan syariat dan takdirNya
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat An-Nur ayat 16: Kalimat tasbih disunahkan diucapkan ketika keheranan (takjub). Maksud kalimat, “Mahasuci Engkau (ya Allah),” di sini adalah menyucikan Allah dari semua keburukan dan dari memberikan bala’ kepada hamba-hamba pilihan-Nya dengan menjadikan mereka mengerjakan perkara-perkara keji.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nur Ayat 16
Dan mengapa kamu tidak berkata dengan tegas dan secara langsung ketika mendengarnya, 'tidak pantas bagi kita membicarakan berita bohong ini, lebih-lebih terhadap istri nabi. Mahasuci engkau ya Allah, ini adalah kebohongan yang besar. '17. Demikianlah Allah memperingatkan kamu agar tunduk dan patuh pada ketentuan-Nya, dan melarang kamu kembali mengulangi perbuat-an seperti itu untuk selama-lamanya, jika kamu benar-benar orang ber-iman. Dan Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya serta bentuk-bentuk akhlak yang mulia kepada kamu agar kamu melaksanakannya. Dan Allah maha mengetahui keadaan kamu, mahabijaksana dalam segala aturan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah pelbagai penjelasan dari beragam pakar tafsir terhadap kandungan dan arti surat An-Nur ayat 16 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita bersama. Dukung syi'ar kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.