Surat Al-Hajj Ayat 35

ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَٱلصَّٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَهُمْ وَٱلْمُقِيمِى ٱلصَّلَوٰةِ وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ

Arab-Latin: Allażīna iżā żukirallāhu wajilat qulụbuhum waṣ-ṣābirīna 'alā mā aṣābahum wal-muqīmiṣ-ṣalāti wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn

Artinya: (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.

« Al-Hajj 34Al-Hajj 36 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Hajj Ayat 35

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Hajj Ayat 35 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjelasan dari berbagai mufassirin terhadap isi surat Al-Hajj ayat 35, misalnya seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Orang-orang yang tawadhu lagi takut kepada Allah, di antara sifat mereka adalah, bila disebut nama Allah semata, mereka takut siksaanNya dan waspada jangan sampai menyelisihiNya. dan apabila tertimpa musibah dan kesulitan, mereka bersabar menghadapinya, dengan berharap pahala dari Allah dan menjalankan ibadah shalat dengan sempurna. Selain itu, mereka membelanjakan sebagian yang Allah karuniakan kepada mereka untuk hal-hal yang wajib atas mereka, seperti menunaikan zakat dan menafkahi keluarga dan nafkah orang yang menjadi kewajiban mereka, berinfak di jalan Allah dan infak-infak sunnah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

35. Yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah, mereka pun merasa takut akan azab-Nya, sehingga mereka pun menjauhi larangan-larangan-Nya, mendirikan salat secara sempurna, bersabar bila ditimpa musibah, dan menginfakkan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah pada mereka dalam hal-hal yang baik.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

35. الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ ((yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka)
Yakni benar-benar takut dan khawatir akan menyelisihi-Nya karena mereka memiliki keyakinan yang sempurna dan keimanan yang kuat.

وَالصّٰبِرِينَ عَلَىٰ مَآ أَصَابَهُمْ(orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka)
Berupa ujian dan cobaan dalam menjalani ketaatan kepada Allah.

وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنفِقُونَ (dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka)
Mereka menyedekahkannya pada berbagai jenis kebaikan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

34-35

1 ). Ayat ini menjadi dalil paling kuat bahwa tingginya kedudukan suatu ibadah diantara ibadah-badah yang ada bagaimana ia disyari'atkan di semua syariat yang pernah ada, dan hal ini ada pada perintah berqurban: { وَلِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنسَكًا لِّيَذْكُرُوا۟ ٱسْمَ ٱللَّهِ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلْأَنْعَٰمِ ۗ } "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)" maka apakah seorang muslim mampu menunaikan syi'ar ini semampu mereka?!

2 ). Tatkala Allah menjelaskan bagaimana berqurban diantara umat-ummat yang ada menjadi satu syari'at yang sama, Allah kemudian menutup ayat-Nya dengan: { فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَٰحِدٌ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ } "maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya" maka ayat ini menjadi bukti yang jelas bahwa tujuan utama disatukannya ummat-ummat ini adalah untuk mentauhidkan Allah, dan meninggikan segala kewajiban-kewajiban baik dari segi akhlaq ataupun amalan-amalan.

3 ). { وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ , الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ } Ibnu 'Athiyyah menjelaskan bahwa al-Ikhbat berarti tunduk dan takut; beliau kemudian berkata: dan ini adalah contoh yang mulia dari akhlak seorang mukmin yang lembuh sejuk

4 ). Ibadah haji mengajarkan tentang kethawadu'an, dan bagaiman kita berserah diri kepada Allah, ia juga mengajarkan agar sesorang tidak pernah menyombongkan diri kepada hamba Allah yang lainnya, perhatikan firman Allah: { وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ } "Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)".

5 ). Keadaan terbaik dari jiwa dan jasmani seorang muslim saat melaksanakan ibadah haji adalah dengan senantiasa tunduk dan takut dihadapan Allah, hatinya selalu condong kepada-Nya, dan hal ini merupakan penolong yang paling baik dalam kehidupan seseorang; mengingat dosa-dosa yang ditutupi oleh Allah dihadapan orang lain, terus mengingat kebaikan dan kasih sayang Allah terhadap dirinya.

6 ). Allah berfirman: { وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ , الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَالصَّابِرِينَ عَلَىٰ مَا أَصَابَهُمْ وَالْمُقِيمِي الصَّلَاةِ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ } "Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah) , (yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka" di dalam ayat disebutkan untuk al-mukhbitin ada empat ciri-ciri: hati-hati mereka gemetar ketika disebutkan nama Allah, dan mereka sabar terhadap semua taqdir yang ditetapkan untuknya, dan mendirikan shalat dengan semua rukunnya baik zhahir maupun bathin, dan mereka senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia melaui infaq dan sedekah dari harta yang diberikan oleh Allah.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

35. Orang-orang yang taat dan tunduk yaitu orang-orang yang apabila disebut nama Allah maka gemetarlah hati mereka. Orang-orang yang takut untuk membangkang kepada-Nya, juga orang-orang yang sabar terhadap cobaan dan kesulitan yang menimpa mereka. Serta orang-orang yang mendirikan sholat dengan rukun dan sesuai waktunya. Juga orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka dalam kebaikan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Orang-orang yang apabila disebut nama Allah, hati mereka bergetar} takut {sabar atas apa yang menimpa mereka, mendirikan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

35. Selanjutnya, Allah menerangkan karakteristik orang-orang yang tunduk. Allah berfirman,”(Yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, niscaya gemetarlah hati mereka,” lantaran takut dan pengagungan terhadapNya. Karena itu, mereka meninggalkan perkara-perkara yang diharamkan, lantaran rasa takut dan kekhawatiran mereka kepada Allah semata. “Orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka,” berupa malapetaka, bahaya dan berbagai macam gangguan, sehingga tidak menyeret mereka untuk geram terhadap salah satu peristiwa yang terjadi. Mereka bersabar untuk mencari Wajah Rabb mereka, mengharapkan ganjaran dariNya dan menunggu-nunggu pahalaNya. “Dan orang-orang yang mendirikan shalat,” yaitu orang-orang yang mengaplikasikannya secara tegak, lurus lagi sempurna, dengan cara, melaksanakan perkara-perkara yang wajib dan mustahab serta ubudiyah (penghambaan diri kepada Allah) yang lahiriah maupun batiniah di dalamnya. “Dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rizkikan kepada mereka.” Keterangan ini mencakup seluruh jenis nafkah yang wajib (dibayarkan), seperti zakat, kaffarah (denda), nafkah bagi para istri, budak dan kaum kerabat (dan mencakup) nafkah-nafkah yang mustahab, misalnya mengeluarkan sedekah dengan berbagai caranya.
Allah mengemukakannya dengan kata (min) yang mengandung pengertian tab’idh (sebagian dari harta), agar diketahui kemudahan esensi perintah Allah dan anjuranNya. Kadarnya (berjumlah) sebagian kecil saja dari limpahan rizki dari Allah. Seorang hamba tidak mempunyai kemampuan untuk menghasilkannya kalau tidak ada orang yang diberi rizki yang Allah karuniakan kepadamu, niscaya Allah akan mencurahkan rizki kepadamu dan menambahi kemurahanNya kepadamu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 34-35
Allah SWT memberitahukan bahwa penyembelihan hewan kurban dengan menyebut nama Allah itu telah disyariatkan di semua agama.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)) dia berkata bahwa yang dimaksud adalah hari raya. Ikrimah berkata bahwa maknannya adalah menyembelih hewan kurban. Zaid bin Aslam berkata tentang firmanNya: (Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban)) Sesungguhnya yang dimaksud adalah Makkah. Allah sama sekali belum pernah menjadikan bagi suatu umat suatu tempat peribaatan pun selain Makkah.
Firman Allah: (supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka) Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Anas, dia berkata bahwa telah didatangkan kepada Rasulullah SAW dua ekor domba yang berbulu putih, berbelang hitam lagi bertanduk, lalu beliau menyebut nama Allah dan bertakbir, serta meletakkan kakinya pada lambung kedua domba itu”
Imam Ahmad bin Hanbal telah meriwayatkan dari Zaid bin Arqam, dia berkata,”Aku bertanya, atau mereka pernah bertanya,"Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan hewan-hewan kurban ini?” Rasulullah SAW menjawab:"Ini adalah sunnah bapak moyang kalian, yaitu nabi Ibrahim” Mereka bertanya, "Lalu apakah yang kami dapatkan darinya?” Rasulullah SAW menjawab,"Pada setiap helai bulunya terdapat satu pahala kebaikan” Mereka bertanya,"Bagaimanakah dengan bulunya?” Rasulullah SAW menjawab,"Pada setiap helai bulunya terdapat satu pahala kebaikan” Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah meriwayatkan hadits ini dalam kitab sunannya melalui hadits Salam bin Miskin dengan sanad yang sama.
Firman Allah: (maka Tuhan kalian ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kalian kepadanya) yaitu sembahan kalian adalah satu, sekalipun syariat para nabi itu bermacam-macam, dan sebagian ini menghapuskan sebagian yang lain; tetapi semuanya menyeru untuk menyembah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagiNya. (Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku" (25)) (Surah Al-Anbiya’) Oleh karena itu Allah berfirman: (karena itu berserah dirilah kalian kepadaNya) yaitu ikhlas dan berserah dirilah kalian kepada hukumNya dan taat kepadaNya (Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah))
Mujahid berkata bahwa, yang dimaksud adalah orang-orang yang tenang.
Qatadah berkata bahwa maksudnya adalah orang-orang yang tunduk.
Pendapat yang terbaik adalah apa yang dijelaskan setelahnya, yaitu firman Allah: ((yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka) yaitu, hati mereka bergetar karena takut kepada Allah. (orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka) yaitu musibah-musibah yang menimpa mereka.
Hasan Al-Bashri berkata,”Demi Allah bahwa hendaknya kita bersabar dalam menghadapi musibah atau kita binasa”
(Orang-orang yang mendirikan shalat) Mayoritas ulama membacanya dengan dimudhafkan. Dan ulama QIra’ah sab'ah dan ulama 'asyrah membacanya juga demikian. Ibnus Samaiqa' membacanya “Wal Muqimiina Ash-Shalata dengan menjadi nashab.
(dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka)
yaitu, mereka membelanjakan apa yang diberikan Allah kepada mereka berupa rezeki yang baik kepada keluarga, kerabat, orang-orang fakir dan orang-orang miskin mereka. Mereka berbuat baik kepada semua makhluk, juga memelihara batasan-batasan Allah. Hal ini berbeda dengan sifat-sifat orang-orang munafik, mereka berkebalikan dari ini, sebagaimana yang telah disebutkan dalam surah At-Taubah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Hajj ayat 35: Karena takut dan ta’zhim (mengagungkan) kepada-Nya, sehingga karenanya mereka meninggalkan perbuatan-perbuatan haram.

Berupa musibah dan berbagai penderitaan. Mereka tidak berkeluh kesah, bahkan bersabar sambil mengharapkan keridhaan Allah dan mengharapkan pahalanya.

Pada waktunya. Mereka kerjakan gerakan dan ucapan yang wajib maupun yang sunatnya.



Disebutkan “sebagian (min)” agar diketahui mudahnya perintah Allah, dan bahwa yang diminta tidak banyak-banyak. Oleh karena itu, wahai orang yang mendapatkan rezeki, infakkanlah sebagian dari rezeki itu, niscaya kamu akan diberi nafkah dan diberikan tambahan karunia-Nya.

Mencakup semua infak yang wajib, seperti zakat, kaffarat, menafkahi istri dan budak jika ada, menafkahi kerabat terdekat. Demikian pula infak yang sunat, seperti bersedekah dengan semua macamnya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Hajj Ayat 35

Mereka yang mantap ketauhidan dan ketundukannya kepada Allah adalah orang-orang yang apabila disebut nama Allah hati mereka bergetar karena kerinduan mereka kepada-Nya; orang-orang yang sabar atas apa yang menimpa mereka, meskipun terasa pahit dan memberatkan punggung mereka; dan orang-orang yang melaksanakan salat wajib dan sunah dengan khusyuk; dan orang-orang yang menginfakkan sebagian rezeki yang kami karuniakan kepada mereka, baik waktu lapang maupun waktu kekurangan. 36. Dan unta-unta yang digemukkan dan diberi kalung untuk dikurbankan itu kami jadikan untuk kamu, para tamu Allah, sebagai bagian dari syiar agama Allah, dalam pelaksanaan ibadah haji; kamu banyak memperoleh kebaikan padanya untuk alat transportasi, mengangkut barang, mengambil susu, dan berkurban. Maka sebutlah nama Allah ketika kamu akan menyembelihnya dalam keadaan unta-unta itu berdiri, karena lazimnya unta disembelih dalam posisi berdiri, dan kaki-kaki-Nya telah terikat dengan kuat. Kemudian apabila unta-unta itu telah rebah, selesai disembelih, maka makanlah oleh kamu sebagian dagingnya dan beri makanlah dengan daging unta itu orang-orang fakir dan miskin yang merasa cukup dengan apa yang ada padanya, yang tidak meminta-minta karena menjaga kehormatan dirinya, dan orang-orang fakir dan miskin yang meminta-minta karena kebutuhan mendesak untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Demikianlah kami tundukkan unta-unta itu untukmu, hingga unta-unta itu tidak berontak ketika kamu akan menyembelihnya agar kamu bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya yang diberikan kepada kamu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian bermacam penjabaran dari banyak mufassirin terkait makna dan arti surat Al-Hajj ayat 35 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita bersama. Bantulah kemajuan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Sering Dibaca

Telaah ratusan materi yang sering dibaca, seperti surat/ayat: An-Nisa 36, Al-Baqarah 177, Al-Qashash 77, Ibrahim 7, Al-Isra, Al-Buruj. Juga Innallaha Ma’ash Shabiriin, Fatir 37, Ar-Rum 21, Yasin 82, Ar-Rahman 13, Ayat 15 (Lima Belas).

  1. An-Nisa 36
  2. Al-Baqarah 177
  3. Al-Qashash 77
  4. Ibrahim 7
  5. Al-Isra
  6. Al-Buruj
  7. Innallaha Ma’ash Shabiriin
  8. Fatir 37
  9. Ar-Rum 21
  10. Yasin 82
  11. Ar-Rahman 13
  12. Ayat 15 (Lima Belas)

Pencarian: anisa ayat 36, al furqan ayat 30, terjemahan surat al asr, yunus ayat 13, surat nuh ayat 10-12 latin dan artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.