Surat Al-Anbiya Ayat 31

وَجَعَلْنَا فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ

Arab-Latin: Wa ja'alnā fil-arḍi rawāsiya an tamīda bihim wa ja'alnā fīhā fijājan subulal la'allahum yahtadụn

Artinya: Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.

« Al-Anbiya 30Al-Anbiya 32 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Tentang Surat Al-Anbiya Ayat 31

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 31 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran mendalam dari ayat ini. Ditemukan beragam penafsiran dari banyak mufassirin terhadap makna surat Al-Anbiya ayat 31, misalnya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan Kami menciptakan di muka bumi gunung-gunung untuk mengokohkannya sehingga tidak bergoncang. Dan Kami menjadikan di bumi itu jalan-jalan yang luas, supaya makhluk-makhluk dapat mendapat petunjuk menuju tempat mencari penghidupan mereka dan petunjuk untuk mengesakan Pencipta mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

31-32. Dan Kami menciptakan gunung-gunung yang kokoh di bumi agar dapat mengokohkannya, dan Kami jadikan di bumi itu jalan-jalan yang luas agar mereka dapat mendapat petunjuk dalam perjalanan mereka dan sebagai kemaslahatan mereka, serta Kami jadikan langit dunia sebagai atap bagi bumi yang terjaga dari keruntuhan dan dari setan. Namun orang-orang kafir tidak pedulu dan tidak memikirkan ayat-ayat kauniyah ini.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

31. Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh sehingga ia beserta apa yang ada diatasnya tidak mudah guncang, dan Kami jadikan pula di atasnya jalan-jalan yang luas agar dalam perjalanan mereka bisa mendapat petunjuk untuk mencapai tujuan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

31. وَجَعَلْنَا فِى الْأَرْضِ رَوٰسِىَ (Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh)
Yakni pegunungan yang kokoh.

أَن تَمِيدَ بِهِمْ(supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka)
Yakni agar bumi tidak goncang bersama mereka.

وَجَعَلْنَا فِيهَا(dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu)
Yakni di bumi.

فِجَاجًا(sesuatu yang luas)
Yakni jalan-jalan. Menurut az-Zajjaj makna (الفجاج) adalah celah diantara dua gunung.

سُبُلًا(berupa jalan-jalan)
Yakni jalan-jalan yang terbuka.

لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُونَ(agar mereka mendapat petunjuk)
Petunjuk menuju berbagai maslahat kehidupan mereka.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

31. Dan Kami jadikan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh supaya tidak bergetar dan terguncang oleh mereka (manusia). Dan Kami jadikan di gunung-gunung itu jalan-jalan yang terbuka lebar supaya mereka mendapat petunjuk menuju kesejahteraan mereka dalam bepergian


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kami telah menjadikan di bumi gunung-gunung yang kokoh} gunung-gunung yang kokoh {agar (tidak) bergoncang} agar tidak bergoncang {bersama mereka dan Kami menjadikan di sana jalan-jalan yang luas} jalan-jalan dan lintasan yang luas {agar mereka mendapat petunjuk


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

31. Di antara bukti kekuasaanNya dan kesempurnaan keesaan dan rahmatNya, yaitu bahwa tatkala bumi tidak dapat diam kecuali dengan keberadaan gunung-gunung, maka Allah memancangkannya, dan menempatkannya sebagai pasak padanya, agar bumi tidak bergerak-gerak, hingga manusia tidak bisa menenangkan diri padanya, tidak dapat membajak (tanah) nya dan tidak bisa menghuninya. Selanjutnya, Allah memancangkannya dengan gunung-gunung. Dengan itu, terwujudlah berbagai masalahat dan kemanfaatan yang dapat dinikmati.
Ketika keberadaan gunung-gunung yang saling menyambung dengan bagian lainnya, dalam bentuk barisan yang begitu banyak sekali, bila tetap dalam bentuknya, gunung-gunung yang tinggi, puncak-puncaknya menjulang, tentulah menyebabkan kelumpuhan hubungan antara banyak wilayah. Di antara (cerminan) hikmah Allah dan rahmatNya, Allah menjadikan antara gunung-gunung tersebut “jalan-jalan yang luas,” yaitu jalan-jalan yang mudah dilalui tanpa ada kesulitan dalam menempuhnya.
“Agar mereka mendapat petunjuk,” menuju negeri-negeri yang diinginkan. Semoga mereka mendapatkan petunjuk dengan itu tentang keesaan al-Mannan (Allah Dzat Yang Maha Memberi).


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 30-33
Allah SWT berfirman seraya mengingatkan atas kekuasaan­Nya yang sempurna dan agung dalam menciptakan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepada kekuasaanNya. Maka Allah berfirman: (Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui) yaitu orang-orang yang mengingkari ketuhananNya dan menyembah tuhan lain bersama Dia. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah Maha sendiri dalam menciptakan makhlukNya, dan Maha Kuasa dalam mengatur makhlukNya. Maka bagaimana bisa Dia disembah bersama dengan yang selain Dia, atau menyekutukanNya dengan selain Dia? Apakah mereka tidak melihat bahwa langit dan bumi itu pada asalnya menyatu? Yaitu semuanya saling terhubung satu sama lain menyatu dan bertumpuk-tumpuk pada awalnya. Lalu yang ini dipisahkan dari yang itu, lalu Dia menjadikan langit menjadi tujuh lapis, dan bumi menjadi tujuh lapis. Dia memisahkan antara langit yang terdekat dan bumi dengan udara, sehingga langit menurunkan hujannya dan bumi menumbuhkan sesuatu. Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) yaitu mereka menyaksikan semua makhluk tumbuh sedikit demi sedikit dengan jelas. Semua itu menunjukkan adanya Pencipta, Dzat yang berbuat, memilih, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
“Pada segala sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan kekuasaanNya, bahwa Dia Maha Esa”
Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa langit dan bumi merupakan sesuatu yang bersatu, lalu dipisahkan antara keduanya dengan udara.
Firman Allah: (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup) yaitu asal dari semua kehidupan itu berasal darinya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata,"Wahai Rasulullah SAW, ketika aku melihatmu jiwaku menjadi nyaman dan pandanganku menjadi tenang. Maka ceritakanlah kepadaku tentang segala sesuatu" Beliau bersabda,”Segala sesuatu diciptakan dari air”
Firman Allah: (Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung) yaitu gunung-gunung yang dipancangkan di bumi untuk meneguhkan dan memperkokohnya, agar tidak guncang bersama manusia. yaitu agar bumi tidak berguncang dan bergerak sehingga manusia tidak bisa tenang di permukaannya, karena bumi itu tenggelam di dalam air kecuali hanya seperempat bagiannya saja yang tampak di atas untuk mendapatkan udara dan sinar matahari, agar penduduknya bisa melihat langit dan segala sesuatu yang ada padanya berupa tanda-tanda yang luar biasa, hikmah-hikmah dan dalil-dalil atas kekuasaan­Nya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka) yaitu, agar bumi tidak mengguncang mereka.
Firman Allah (dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas) yaitu celah di gunung-gunung itu yang mereka tempuh sebagai jalan-jalan dari suatu daerah ke daerah lain dan dari suatu kawasan ke kawasan lain. Sebagaimana hal itu bisa disaksikan, bahwa gunung itu menjadi pembatas alam antara satu negeri dengan negeri lain. Maka Allah menjadikan padanya celah dan lereng agar manusia dapat menempuhnya dari sini ke sana. Oleh karena itu Allah berfirman: (agar mereka mendapat petunjuk)
Firman Allah: (Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara) yaitu di atas bumi, langit bagaikan kubah di atasnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (47)) (Surah Adz-Dzariyat) dan (dan langit serta pembinaannya (5)) (Surah Asy-Syams) Kata “Al-bina’” adalah pilar kubah, Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,”Islam dibangun di atas lima pilar” yaitu, lima pilar penyangga. Hal ini tidak lain karena bangunan kemah seperti kebiasaan orang-orang Arab.
(yang terpelihara) yaitu tinggi dan terjaga agar tidak dapat dicapai.
Mujahid berkata bahwa maknanya adalah ditinggikan
Firman Allah: (sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya) sebagaimana firmanNya: (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedangkan mereka berpaling dari padanya (105)) (Surah Yusuf) yaitu mereka tidak memikirkan apa yang diciptakan Allah padanya, berupa keluasannya yang sangat besar dan ketinggiannya yang sangat luar biasa, dan apa yang menghiasnya berupa bintang-bintang yang tetap maupun yang beredar pada malam dan siang harinya dari matahari ini yang menempuh cakrawala langit seluruhnya dalam waktu sehari semalam, maka matahari beredar dengan kecepatan yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Allah yang telah menakdirkan, menundukkan dan memperjalankannya.
Kemudian Allah berfirman seraya memperingatkan tentang sebagian ayat-ayatNya (Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang) yaitu ini dalam kegelapan dan ketenangannya, dan itu dalam cahaya dan keramaiannya. Terkadang yang ini lebih panjang, dan yang lainnya lebih pendek, dan sebaliknya (matahari dan bulan) Matahari mempunyai cahaya dan garis edarnya sendiri, serta waktu dan pergerakan tersendiri. Dan Bulan mempunyai cahaya, garis edar, dan waktu yang lain (Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya) (Surah Yasin: 40) yaitu beredar
Mujahid berkata, maka tidaklah berputar kecuali jika bandulnya berputar, begitu juga bandul alat tenun itu tidak berputar kecuali jika alat tenunnya berputar. Demikian juga bintang-bintang, matahari dan bulan, yang beredar hanya pada garis edarnya masing-masing. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Anbiya ayat 31: Selanjutnya Allah menyebutkan kembali dalil-dalil yang ada di alam semesta yang menunjukkan keesaan-Nya, kekuasaan-Nya, rahmat-Nya dan keberhakan-Nya untuk diibadahi tidak selain-Nya.

Sesungguhnya dataran yang kita kelilingi ini di atas perairan yang luas. Agar dataran ini tidak goyang, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala tancapkan gunung-gunung.

Ke tempat yang mereka tuju.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 31

Pada ayat ini Allah mengarahkan pandangan manusia kepada gunung-gunung dan jalan-jalan, serta daratan yang luas di bumi. Dan kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh dengan maksud agar ia, bumi dengan putarannya yang cepat sekali itu, tetap mantap, tidak terjadi guncangan bersama mereka, manusia dan makhluk hidup lainnya. Dan kami jadikan pula di bumi jalan-jalan yang luas supaya semua makhluk dapat dengan tenang menjalani kehidupan, dan pada akhirnya agar mereka mendapat petunjuk Allah, baik yang diberikan melalui wahyu maupun petunjuk Allah berupa fenomena alam yang membentang luas ini. 32. Allah mengarahkan manusia agar memperhatikan benda-benda langit yang diciptakan-Nya dengan teratur. Dan kami menjadikan langit sebagai atap yang terpelihara, tanpa tiang, tetapi tidak jatuh bergugur-an atau bertabrakan satu sama lainnya, namun mereka, orang-orang yang pikiran dan sanubarinya tertutup, tetap berpaling dari tanda-tanda kebesaran Allah itu berupa matahari, bulan, angin, awan, dan lain-lain sehingga mereka tetap tidak beriman kepada Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah variasi penafsiran dari kalangan ahli tafsir mengenai isi dan arti surat Al-Anbiya ayat 31 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat bagi kita. Sokong usaha kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Banyak Dilihat

Ada ratusan konten yang paling banyak dilihat, seperti surat/ayat: Fatir 37, Al-Buruj, Ar-Rum 21, Al-Qashash 77, Al-Baqarah 177, Innallaha Ma’ash Shabiriin. Ada juga Ibrahim 7, An-Nisa 36, Yasin 82, Ayat 15 (Lima Belas), Al-Isra, Ar-Rahman 13.

  1. Fatir 37
  2. Al-Buruj
  3. Ar-Rum 21
  4. Al-Qashash 77
  5. Al-Baqarah 177
  6. Innallaha Ma’ash Shabiriin
  7. Ibrahim 7
  8. An-Nisa 36
  9. Yasin 82
  10. Ayat 15 (Lima Belas)
  11. Al-Isra
  12. Ar-Rahman 13

Pencarian: surat maryam 1-6, quran surat al-baqarah ayat 2, bunyi ayat ke 3 surat al-fil adalah, arti ar rahman ayat 33, laqad kana lakum

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.