Surat Al-Anbiya Ayat 30
أَوَلَمْ يَرَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ أَنَّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَٰهُمَا ۖ وَجَعَلْنَا مِنَ ٱلْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ أَفَلَا يُؤْمِنُونَ
Arab-Latin: A wa lam yarallażīna kafarū annas-samāwāti wal-arḍa kānatā ratqan fa fataqnāhumā, wa ja'alnā minal-mā`i kulla syai`in ḥayy, a fa lā yu`minụn
Artinya: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?
« Al-Anbiya 29 ✵ Al-Anbiya 31 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Menarik Berkaitan Surat Al-Anbiya Ayat 30
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Anbiya Ayat 30 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan menarik dari ayat ini. Didapatkan bermacam penjelasan dari beragam ulama tafsir terhadap isi surat Al-Anbiya ayat 30, sebagiannya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Apakah orang-orang kafir itu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu keduanya merupakan suatu obyek yang saling menyatu, tanpa ada pemisah antara keduanya? Maka Tidak ada hujan dari langit dan tidak ada tanaman dari muka bumi. Kemudian Kami memisahkan keduanya dengan Kuasa Kami. Dan Kami turunkan hujan dari langit dan Kami keluarkan tanaman dari dalam tanah, serta Kami menjadikan segala sesuatu hidup dari air. Apakah orang-orang yang ingkar itu tidak mau beriman, lalu mengimani apa yang mereka saksikan dengan menghususkan ibadah bagi Allah saja?
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
30. Allah menegur orang-orang kafir yang tidak mengambil manfaat dari ayat-ayat kauniyah: “Tidakkah mereka mengetahui langit dan bumi dahulu adalah sesuatu yang menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya. Dan Kami jadikan air sebagai asal seluruh makhluk hidup dan sebab dari kehidupan; apakah mereka tidak beriman kepada ayat-ayat kauniyah ini yang menjadi petunjuk atas keesaan Allah?”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
30. Dan apakah orang-orang yang kafir kepada Allah itu belum mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulu menyatu, tidak ada celah dan ruang di antara keduanya yang bisa dilalui turunnya air hujan, kemudian Kami pisahkan antara keduanya, dan menjadikan segala makhluk berupa hewan dan tumbuhan berasal dari air yang turun dari langit ke bumi. Apakah mereka tidak mengambil pelajaran darinya, dan beriman kepada Allah semata?!
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
30. أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ (Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui)
Yakni tidakkah mereka memikirkan dan mengetahui.
أَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا(bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu)
Terdapat pendapat mengatakan yang dimaksud adalah bahwa dahulu langit-langit hanyalah satu kemudian dipisahkan; begitu juga bumi-bumi.
Pendapat lain mengatakan bahwa dahulu langit dan bumi merupakan benda yang satu yang saling menempel.
فَفَتَقْنٰهُمَا ۖ( kemudian Kami pisahkan antara keduanya)
Yakni Kami pisahkan keduanya.
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَآءِ كُلَّ شَىْءٍ حَىٍّ ۖ(Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup)
Yakni Kami hidupkan seluruh makhluk hidup dengan air yang Kami turunkan dari langit atau dengan air yang di lautan. Hal ini meliputi hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Dan maknanya adalah air merupakan sebab kehidupan segala makhluk hidup yang ada di bumi.
أَفَلَا يُؤْمِنُونَ(Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?)
Padahal tanda-tanda dari Allah telah cukup untuk menjadikan mereka beriman.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
30. Apakah orang-orang kafir dan musyrik yang menyekutukan Allah dengan tuhan lain tidak mengetahui bahwa sesungguhnya langit dan bumi itu merupakan dua hal yang melekat menjadi satu satuan. Kemudian Kami memisahkan keduanya dan memberi jarak satu sama lain dengan gumpalan udara. Dan Kami ciptakan setiap sesuatu berupa hewan, tumbuhan dan makhluk lain selain keduanya dari air. Apakah mereka tetap tidak membenarkan kekuasaanKu dan keesaanKu?!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Apakah orang-orang kafir itu tidak melihat} mengetahui {bahwa langit dan bumi, keduanya dahulu menyatu} menyatu tidak ada pemisah di antara keduanya {kemudian Kami memisahkan keduanya} Kemudian memisahkan keduanya dengan udara {dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air. Maka apakah mereka tidak beriman
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
30. Apakah mereka (yang kafir terhadap Rabb mereka dan mengingkari pengikhlasan ibadah bagiNya) tidak menyaksikan sebuah obyek kasat mata yang akan mengantarkan mereka menuju keyakinan bahawa Allah, Dia-lah Rabb segala sesuatu, Dzat Yang Maha Terpuji, Dzat Yang Mahamulia dan Dzat yang disembah semata. Dengan menyaksikan langit dan bumi, maka mereka akan menjumpainya dalam keadaan “suatu yang padu,” bagian ini (langit) tidak terlihat adanya mendung maupun hujan. Sementara itu, bagian yang lain (bumi) terlihat diam mati, tanpa tumbuh-tumbuhan padanya. “Kemudian Kami pisahkan,” langit dengan hujan dan bumi dengan tumbuhan. Bukankah Dzat yang menciptakan mendung di langit, setelah kondisi cuaca cerah tanpa ada awan-awan tipis, dan menempatkan air yang deras di dalamnya, kemudian menghalaunya menuju daerah yang mati, yang penjuru-penjuru wilayahnya sudah penuh dengan debu dan airnya sudah semakin menipis, selanjutnya Dia menurunkan hujan di tempat itu, sehingga tanah menjadi bergoyang dan begerak serta berkembang dan menumbuhkan tanaman indah dari setiap jenisnya, yang beragam bentuk dan manfaatnya, bukankah demikian itu merupakan petunjuk bahwa Dia-lah Dzat yang Mahabenar, sedangkan selainNya merupakan sesembahan yang batil. Dia-lah Dzat Yang Menghidupkan orang-orang yang mati dan Dia-lah Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang? Karena itu, Allah berfirman, “Maka mengapa mereka tiada juga beriman,” dengan keimanan yang benar, tanpa diselipi unsur keraguan dan kesyirikan.
Kemudian Allah menyebutkan sejumlah dalil cakrawala seraya berfirman,
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 30-33
Allah SWT berfirman seraya mengingatkan atas kekuasaanNya yang sempurna dan agung dalam menciptakan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepada kekuasaanNya. Maka Allah berfirman: (Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui) yaitu orang-orang yang mengingkari ketuhananNya dan menyembah tuhan lain bersama Dia. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa Allah Maha sendiri dalam menciptakan makhlukNya, dan Maha Kuasa dalam mengatur makhlukNya. Maka bagaimana bisa Dia disembah bersama dengan yang selain Dia, atau menyekutukanNya dengan selain Dia? Apakah mereka tidak melihat bahwa langit dan bumi itu pada asalnya menyatu? Yaitu semuanya saling terhubung satu sama lain menyatu dan bertumpuk-tumpuk pada awalnya. Lalu yang ini dipisahkan dari yang itu, lalu Dia menjadikan langit menjadi tujuh lapis, dan bumi menjadi tujuh lapis. Dia memisahkan antara langit yang terdekat dan bumi dengan udara, sehingga langit menurunkan hujannya dan bumi menumbuhkan sesuatu. Oleh karena itu Allah berfirman: (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?) yaitu mereka menyaksikan semua makhluk tumbuh sedikit demi sedikit dengan jelas. Semua itu menunjukkan adanya Pencipta, Dzat yang berbuat, memilih, dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
“Pada segala sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan kekuasaanNya, bahwa Dia Maha Esa”
Al-Hasan dan Qatadah berkata bahwa langit dan bumi merupakan sesuatu yang bersatu, lalu dipisahkan antara keduanya dengan udara.
Firman Allah: (Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup) yaitu asal dari semua kehidupan itu berasal darinya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata,"Wahai Rasulullah SAW, ketika aku melihatmu jiwaku menjadi nyaman dan pandanganku menjadi tenang. Maka ceritakanlah kepadaku tentang segala sesuatu" Beliau bersabda,”Segala sesuatu diciptakan dari air”
Firman Allah: (Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung) yaitu gunung-gunung yang dipancangkan di bumi untuk meneguhkan dan memperkokohnya, agar tidak guncang bersama manusia. yaitu agar bumi tidak berguncang dan bergerak sehingga manusia tidak bisa tenang di permukaannya, karena bumi itu tenggelam di dalam air kecuali hanya seperempat bagiannya saja yang tampak di atas untuk mendapatkan udara dan sinar matahari, agar penduduknya bisa melihat langit dan segala sesuatu yang ada padanya berupa tanda-tanda yang luar biasa, hikmah-hikmah dan dalil-dalil atas kekuasaanNya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (supaya bumi itu (tidak) guncang bersama mereka) yaitu, agar bumi tidak mengguncang mereka.
Firman Allah (dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas) yaitu celah di gunung-gunung itu yang mereka tempuh sebagai jalan-jalan dari suatu daerah ke daerah lain dan dari suatu kawasan ke kawasan lain. Sebagaimana hal itu bisa disaksikan, bahwa gunung itu menjadi pembatas alam antara satu negeri dengan negeri lain. Maka Allah menjadikan padanya celah dan lereng agar manusia dapat menempuhnya dari sini ke sana. Oleh karena itu Allah berfirman: (agar mereka mendapat petunjuk)
Firman Allah: (Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara) yaitu di atas bumi, langit bagaikan kubah di atasnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (47)) (Surah Adz-Dzariyat) dan (dan langit serta pembinaannya (5)) (Surah Asy-Syams) Kata “Al-bina’” adalah pilar kubah, Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,”Islam dibangun di atas lima pilar” yaitu, lima pilar penyangga. Hal ini tidak lain karena bangunan kemah seperti kebiasaan orang-orang Arab.
(yang terpelihara) yaitu tinggi dan terjaga agar tidak dapat dicapai.
Mujahid berkata bahwa maknanya adalah ditinggikan
Firman Allah: (sedangkan mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya) sebagaimana firmanNya: (Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedangkan mereka berpaling dari padanya (105)) (Surah Yusuf) yaitu mereka tidak memikirkan apa yang diciptakan Allah padanya, berupa keluasannya yang sangat besar dan ketinggiannya yang sangat luar biasa, dan apa yang menghiasnya berupa bintang-bintang yang tetap maupun yang beredar pada malam dan siang harinya dari matahari ini yang menempuh cakrawala langit seluruhnya dalam waktu sehari semalam, maka matahari beredar dengan kecepatan yang tidak ada seorang pun yang mengetahuinya selain Allah yang telah menakdirkan, menundukkan dan memperjalankannya.
Kemudian Allah berfirman seraya memperingatkan tentang sebagian ayat-ayatNya (Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang) yaitu ini dalam kegelapan dan ketenangannya, dan itu dalam cahaya dan keramaiannya. Terkadang yang ini lebih panjang, dan yang lainnya lebih pendek, dan sebaliknya (matahari dan bulan) Matahari mempunyai cahaya dan garis edarnya sendiri, serta waktu dan pergerakan tersendiri. Dan Bulan mempunyai cahaya, garis edar, dan waktu yang lain (Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya) (Surah Yasin: 40) yaitu beredar
Mujahid berkata, maka tidaklah berputar kecuali jika bandulnya berputar, begitu juga bandul alat tenun itu tidak berputar kecuali jika alat tenunnya berputar. Demikian juga bintang-bintang, matahari dan bulan, yang beredar hanya pada garis edarnya masing-masing. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Anbiya ayat 30: Ada pula yang mengartikan dengan “melihat,” yakni apakah orang-orang kafir tidak melihat bahwa langit dan bumi keduanya sama-sama rekat (tidak terbelah), kemudian Kami belah langit sehingga menurunkan hujan, dan Kami belah bumi sehingga menumbuhkan tumbuh-tumbuhan…dst.” Bukankah yang mengadakan awan di langit yang sebelumnya bersih tanpa gumpalan dan menyimpan di dalamnya air yang banyak, lalu diarahkan ke negeri yang mati yang sebelumnya kering dan berhamburan debu, kemudian diturunkan hujan sehingga tumbuh berbagai tanaman dengan beraneka macam menunjukkan bahwa Allah adalah yang hak dan selain-Nya batil, dan bahwa Dia mampu menghidupkan orang yang telah mati, dan bahwa Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?
Yakni lalu Kami jadikan langit berjumlah tujuh, dan bumi pun tujuh. Atau maksudnya, dibelah langit yang sebelumnya tidak menurunkan hujan menjadi dapat menurunkan hujan, dan dibelahnya bumi yang sebelumnya tidak dapat menumbuhkan, menjadi dapat menumbuhkan.
Dengan iman yang benar tanpa ada keraguan dan kemusyrikan di dalamnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Anbiya Ayat 30
Orang-orang kafir tidak berpikir jernih dalam mengamati fenomena alam, padahal peristiwa yang ada di alam ini merupakan bukti adanya Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak. Allah bertanya, "dan apakah orang-orang kafir, kapan dan di mana saja mereka hidup, tidak memperhatikan secara mendalam bahwa langit dan bumi sebelum terjadi ledakan besar, keduanya dahulu menyatu, kemudian kami pisahkan antara kedua-Nya dengan mengangkat langit ke atas dan membiarkan bumi seperti apa adanya; dan kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; 'kehidupan dimulai dari air (laut), makhluk hidup berasal dari cairan sperma dan air bagian yang penting bagi makhluk hidup' maka mengapa mereka, orang-orang kafir itu tidak tergerak hatinya untuk beriman kepada Allah'"31. Pada ayat ini Allah mengarahkan pandangan manusia kepada gunung-gunung dan jalan-jalan, serta daratan yang luas di bumi. Dan kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh dengan maksud agar ia, bumi dengan putarannya yang cepat sekali itu, tetap mantap, tidak terjadi guncangan bersama mereka, manusia dan makhluk hidup lainnya. Dan kami jadikan pula di bumi jalan-jalan yang luas supaya semua makhluk dapat dengan tenang menjalani kehidupan, dan pada akhirnya agar mereka mendapat petunjuk Allah, baik yang diberikan melalui wahyu maupun petunjuk Allah berupa fenomena alam yang membentang luas ini.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian aneka ragam penjabaran dari banyak ahli ilmu mengenai kandungan dan arti surat Al-Anbiya ayat 30 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita. Sokonglah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.