Surat Thaha Ayat 82
وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ
Arab-Latin: Wa innī lagaffārul liman tāba wa āmana wa 'amila ṣāliḥan ṡummahtadā
Artinya: Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Menarik Terkait Surat Thaha Ayat 82
Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 82 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam hikmah menarik dari ayat ini. Didapati bermacam penafsiran dari para mufassirun terhadap kandungan surat Thaha ayat 82, sebagiannya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan sesungguhnya Aku itu Maha Pengampun bagi siapa saja yang bertaubat dari dosa dan kekafirannya dan beriman kepadaKu serta beramal shalih, kemudian meraih hidayah menuju kebenaran dan tetap berada di atasnya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
82. Dan sungguh, Aku memiliki banyak ampunan dan maaf kepada orang yang bertobat dan beriman kepada-Ku, dan mengerjakan amalan saleh, lalu tetap istikamah di atas kebenaran.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
JIka diperhatikan dari luarnya ayat ini menunjukkan sebuah harapan namun hakikatnya ia bermaksud untuk menmbulkan rasa takut dalam diri seorang hamba, firman Allah : { وَإِنِّى لَغَفَّارٌ لِّمَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ صَٰلِحًا ثُمَّ ٱهْتَدَىٰ } "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar" ; karena ampunan pada ayat ini disandarkan kepada empat syarat yang sulit untuk ditegakkan oleh mereka yang tidak bersungguh-sungguh.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
82. Sesungguhnya Aku Maha Pengampun dan menutup dosa-dosa orang yang mau bertaubat dari kesyirikan, beriman hanya kepada Allah dan sesuatu yang wajib diimani berupa Malaikat, kitab-kitab, para rasul dan hari kiamat, serta mengerjakan amal shalih yang diperintahkan oleh syari’at, lalu beristiqamah melakukannya sampai mati.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi yang bertaubat, beriman, dan beramal shalih, kemudian tetap dalam petunjuk} tetap dan teguh atas kebenaran
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
82. Walaupun demikian, kesempatan bertaubat masih ditawarkan, meskipun seseorang telah berbuat maksiat. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun,” maksudnya, yang banyak ampunan dan rahmatNya “bagi orang yang bertaubat,” dari kekufuran, bid’ah, dan tindakan fasik, “dan beriman,” kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, para rasulNya dan Hari Akhir “dan beramal shalih,” dari amalan-amalan hati, jasmani dan ucapan-ucapan lisan, “Kemudian tetap di jalan yang benar,” maksudnya dia menempuh jalan yang lurus, mengikuti Rasulullah yang mulia dan mengikuti ajaran agama yang lurus. Orang ini, Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya dan memafkan dosa-dosa dan kenakalannya yang silam. Pasalnya, dia telah memenuhi syarat terpenting untuk meraih ampunan dan rahmatNya. Bahkan semua sebab-sebabnya terfokuskan pada perkara-perkara ini.
Sesungguhnya taubat menutup kesalahan sebelumnya. Iman dan Islam menghancurkan dosa-dosa silam. Dan amalan shalih yang merupakan rangkaian kebaikan (dapat) melenyapkan kesalahan-kesalahan. Menempuh jalan-jalan hidayah dengan berbagai macamnya, berupa belajar ilmu agama, merenungi ayat atau hadits hingga maknanya jelas baginya adalah dapat memberikan hidayah. Seruan kepada agama yang benar, penolakan bid’ah, kekufuran atau kesesatan dan melaksanakan jihad, hijrah dan lain-lain, yang termasuk bagian terperinci dari hidayah. Semua itu akan menghapuskan dosa-dosa dan memmbuahkan tujuan yang ingin dicapai.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 80-82
Allah SWT menyebutkan tentang nikmat-nikmat dan karuniaNya yang Dia berikan kepada Bani Israil, bahwa Dia menyelamatkan mereka dari musuh mereka yaitu Fir'aun dan menenangkan hati mereka yaitu mereka melihat mayat Fir'aun dan tentaranya yang tenggelam di pagi hari, sehingga tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya, sedangkan kalian sendiri menyaksikan) (Surah Al-Baqarah: 50)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi yang sedang melakukan puasa Asyura, lalu beliau bertanya kepada mereka. Lalu mereka menjawab,”Hari itu adalah Allah memenangkan nabi Musa atas Fir'aun” Lalu Rasulullah SAW bersabda,”Kami lebih berhak terhadap nabi Musa (daripada mereka), maka berpuasalah kalian”
Kemudian Allah SWT menjanjikan kepada nabi Musa dan Bani Israil sesudah pembinasaan Fir'aun untuk bertemu di sebelah kanan bukit Thur. Itu adalah tempat Allah mengajak berbicara dengan nabi Musa secara langsung dan nabi Musa meminta kepada Allah untuk melihatNya. Lalu Allah memberinya kitab Taurat di sana. Saat itu kaum Bani Israil menyembah anak sapi, sebagaimana Allah baru saja menyebutkan kisah itu. Adapun tentang Manna dan Salwa, maka pembahasan tentang itu telah disebutkan di surah Al-Baqarah dan surah lainnya. Manna adalah makanan manis yang diturunkan kepada mereka dari langit. Salwa adalah burung yang berjatuhan kepada mereka, lalu mereka mengambilnya sesuai dengan keperluan mereka sampai besok, sebagai kelembutan, rahmat dan kebaikan Allah kepada mereka. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepada kalian, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaanKu menimpa kalian) yaitu makanlah sebagian dari rezeki yang Aku berikan kepada kalian ini, dan janganlah rakus dalam rezekiKu sehingga kalian mengambilnya melebihi kebutuhan, dan kalian melanggar apa yang Aku perintahkan kepada kalian (yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpa kalian) yaitu Aku murka kepada kalian
(Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya binasalah ia) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa maknannya adalah celaka.
Firman Allah: (Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh) yaitu, setiap orang yang bertaubat kepadaKu, Aku menerima taubatnya dari semua dosanya, sehingga Dia menerima taubat orang yang menyembah anak sapi dari kalangan Bani Israil. Firman Allah SWT: (orang yang bertaubat) yaitu kembali dari apa dia lakukan sebelumnya berbupa mengingkari, menyekutukan, durhaka, berbuat munafik kepada Allah.
Firman Allah: (dan beriman) yaitu dengan hatinya (dan beramal saleh) yaitu dengan anggota tubuhnya.
Terkait firman Allah (kemudian tetap di jalan yang benar) Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa kemudian tidak meragukannya.
Qatadah berkata tentang firmanNya (kemudian tetap di jalan yang benar) yaitu harus memeluk agama Islam sampai mati
Kata “Tsumma” untuk menunjukkan pengertian berurutan, sebagaimana firmanNya: (Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (17)) (Surah Al-Balad)
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Thaha ayat 82: Meskipun demikian, yakni seseorang sampai mengerjakan berbagai kemaksiatan, tetapi pintu tobat tetap terbuka selama ajal belum tiba.
Dari syirk, bid’ah dan kefasikan.
Yakni mentauhidkan Allah, atau beriman kepada rukun iman yang enam.
Sampai akhir hayat. Orang yang seperti ini, yakni bertobat, beriman, beramal saleh dan istiqamah di atas petunjuk akan Allah ampuni dosa-dosanya, karena ia telah mengerjakan sebab terbesar untuk diampuni dosa dan diberi rahmat. Bahkan sebab-sebab diampuni dosa terletak pada semua ini; tobat menghapuskan kesalahan yang telah lalu, Islam dan Iman menghilangkan perbuatan buruk yang telah berlalu, amal saleh yang merupakan kebaikan dapat menghilangkan keburukan, dan menempuh jalan hidayah dengan segala macamnya (seperti belajar, mentadabburi ayat dan hadits sehingga paham maksudnya, mengajak manusia kepada Allah, membantah kekafiran, kebid’ahan, dan kesesatan, berjihad, berhijrah dsb. yang termasuk bagian hidayah) semuanya menghapuskan dosa-dosa.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 82
Dan sungguh, aku maha pengampun bagi siapa saja yang bertobat dari kekafiran yang dilakukannya, dan beriman kepada-ku serta selalu berbuat kebajikan sesuai tuntunan-ku dan rasul-ku, kemudian tetap konsisten dalam petunjuk dan teguh melaksanakannya. '83. Allah menegur nabi musa karena tergesa-gesa meninggalkan kaumnya. Mendapat janji Allah yang sangat menggembirakan itu, nabi musa bergegas menuju tempat yang ditetapkan sehingga Allah menegurnya, 'dan mengapa engkau datang lebih cepat daripada kaummu, wahai musa' bukanlah akan lebih baik bila engkau datang bersama mereka''.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjabaran dari kalangan mufassirin berkaitan isi dan arti surat Thaha ayat 82 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk kita bersama. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.