Surat An-Nisa Ayat 50

ٱنظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلْكَذِبَ ۖ وَكَفَىٰ بِهِۦٓ إِثْمًا مُّبِينًا

Arab-Latin: Unẓur kaifa yaftarụna 'alallāhil-każib, wa kafā bihī iṡmam mubīnā

Artinya: Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).

« An-Nisa 49An-Nisa 51 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 50

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 50 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjabaran dari para ulama berkaitan isi surat An-Nisa ayat 50, misalnya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Lihatlah mereka olehmu (wahai rasul),dengan penuh keheranan terhadap keadaan mereka, bagaimana mereka bisa mengadakan kedustaan atas nama Allah,sedang Dia Maha bersih dari segala yang tidak pantas baginNYa? Dan cukuplah kedustaan ini sebagai dosa yang sangat besar lagi mengungkap rusaknya keyakinan mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

50. setelah Allah menjelaskan bahwa penyucian diri adalah urusan Allah karena keagungan dan ilmu-Nya yang sempurna, maka kemudian Allah berfirman kepada rasulnya: "Hai Muhammad, Lihatlah kedustaan mereka dengan mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Allah dan orang-orang yang suci di sisi-Nya." cukuplah kedustaan mereka ini sebagai dosa, seandainya mereka tidak memiliki dosa kecuali dosa ini maka cukuplah itu sebagai dosa yang amat besar.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

50. Lihatlah -wahai Rasul- bagaimana mereka membuat kebohongan atas nama Allah dengan memuji (menganggap suci) diri mereka sendiri! Dan cukuplah hal itu menjadi dosa yang menunjukkan kesesatan mereka.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

50. انظُرْ كَيْفَ يَفْتَرُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ ۖ (Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah?)
Yakni dengan perkataan mereka yang telah disebutkan.

وَكَفَىٰ بِهِۦٓ إِثْمًا مُّبِينًا (Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata)
Yakni cukuplah kedustaan mereka atas Allah dengan menganggap diri mereka suci dengan mengatakan mereka adalah anak-anak Allah dan kekasih-Nya dan perkataan-perkataan bathil lainnya sebagai bukti atas kekejian dan keburukan pelakunya dan atas kemaksiatan yang mereka kerjakan dengan sengaja.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

50. Wahai rasul lihatlah bagaimana mereka merekayasa kebohongan dengan menganggap bahwa mereka adalah putera-putera dan kekasih Allah, atau mereka bersih dari dosa, maka cukuplah untuk kebohongan ini dosa yang nyata


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Perhatikanlah bagaimana mereka mengada-adakan} mengada-ada {kebohongan terhadap Allah. Cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata} jelas


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

50. Allah berfirman, “Perhatikanlah, betapakah mereka menghada-adakan dusta terhadap Allah?” yaitu dengan cara menyucikan diri mereka sendiri, karena hal itu merupakan pendustaan yang paling besar atas Allah, karena muatan dari penyucian diri mereka itu adalah sebuah kabar bahwa Allah telah menjadikan apa yang mereka lakukan saat itu adalah benar dana pa yang dilakukan kaum Mukminin adalah batil, ini adalah pendustaan yang paling besar dan sebuah pemutarbalikkan kenyataan dan hakikat dengan cara membuat yang haq menjadi batil, dan batil menjadi haq, Karena itulah Allah berfirman, “Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka),” maksudnya, sangat Nampak dan jelas (bahwa perbuatan itu) mengakibatkan hukuman yang keras dan siksa yang pedih.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 49-52
Al-Hasan dan Qatadah berkata: “Ayat ini turun yaitu (Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?) terkait orang-orang Yahudi dan Nasrani ketika mereka berkata,"(Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya) (Surah Al-Ma'idah: 18).
Ibnu Zaid berkata: Ayat ini turun terkait perkataan mereka,( Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani) (Surah Al-Baqarah: 111).
Mujahid berkata yaitu mereka menghadapkan anak-anak kecil di depan mereka dalam doa dan shalat mereka dan mengklaim bahwa mereka tidak memiliki dosa. Demikian juga dikatakan oleh 'Ikrimah dan Abu Malik. Ibnu Jarir.
Dikatakan ayat ini turun terkait orang-orang yang terlalu memuji diri sendiri. Disebutkan dala hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Al-Miqdad bin Al-Aswad, dia berkata:"Rasulullah SAW. memerintahkan kami untuk melempar pasir ke wajah orang yang memuji diri sendiri."
Kemudian Allah SWT berfirman, (dan mereka tidak dianiaya sedikitpun). Yaitu bahwa tidak ada sedikitpun yang tertinggal dari pahala yang takarannya ditimbang. Ibnu Abbas, Mujahid, 'Ikrimah, 'Atha', Al-Hasan, Qatadah, dan ulama’ salaf lainnya berkata bahwa kata "sedikitpun" itu dalam ayat ini mengacu pada biji kurma. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas juga, bahwa itu adalah sesuatu jarak antara dua jarimu. Kedua pendapat ini memiliki arti yang saling berdekatan.
Firman Allah, (Perhatikanlah, bagaimana mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah). Yaitu mereka mensuikan diri sendiri dan megklaim bahwa mereka adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah, dengan ucapan mereka (Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani ) (Surah Al-Baqarah: 111) dan (Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung) (Surah Ali 'Imran: 24) Keperayaan mereka atas amal shalih nenek moyang mereka. Allah SWT telah menentukan bahwa amal perbuatan nenek moyang mereka itu tidak bisa menolong kepada anak-anaknya sedikitpun dalam firmanNya (Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan (141)) (Surah Al-Baqarah). Dia bersabda (Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata) yaitu cukuplah perbuatan mereka ini merupakan dusta, sesuatu yang dibuat-buat yang nyata.
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa dia berkata, “Al-Jibtu” adalah sihir, dan “Ath-Thagut” adalah setan.
Firman Allah, (dan mengatakan kepada orang-orang Kafir bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman) yaitu mereka lebih memilih orang-orang kafir daripada orang-orang muslim karena kejahilan mereka, kelemahan agama mereka, dan kekufuran mereka terhadap kitab Allah yang ada pada mereka.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika Ka'ab bin Al-Asyraf datang ke Makkah, kaum Quraisy berkata, “Apakah kamu tidak melihat orang ini, biji kurma yang terpisah dari kaumnya, mengklaim bahwa dia lebih baik dari kit. Padahal kita adalah orang-orang yang melakukan perjalanan haji, yang menjaga Ka'bah, dan yang bertugas memberi minuman” Ka'ab menjawab, “Kalian lebih baik.” Maka turunlah ayat, (Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (3)) (Surah Al-Kautsar), dan turunlah ayat (Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab?) hingga (penolong baginya).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Mereka adalah orang-orang membentuk pasukan untuk perang Ahzab dari suku Quraisy, Ghatfan, Bani Quraizhah, Huyai bin Akhtab, Salam bin Abu Al-Huqaiq, Ar-Rabi’ bin Ar-Rabi’ bin Abu Al-Huqaiq, Abu ‘Ammar, Wahwah bin Ammar, dan Haudzah bin Qais. Adapun Wahwah bin Abu Ammar dan Haudzah berasal dari Wali Wail, dan kebanyakan mereka berasal dari Bani Nadhir. Lalu ketika mereka mendatangi suku Quraisy, lalu mereka berkata,”Mereka adalah para rahib Yahudi dan orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab yang pertama” Lalu mereka menanyai mereka,”Apakah agama kalian lebih baik ataukah agama Muhammad?” lalu mereka berkata,”Bahkan agama kalian lebih baik daripada agamanya, dan kalian lebih mendapatkan petunjuk daripada dia dan orang yang mengikutinya” Lalu Allah SWT menurunkan ayat (Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman (51) Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dilaknat Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya (52)) sampai firmanNya (dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar) (Surah An-Nisa’: 54)
Ini adalah laknat bagi mereka dan pemberitahuan bahwa tidak ada penolong bagi mereka di dunia maupun di akhirat, karena mereka meminta pertolongan kepada orang-orang musyrik. Mereka mengatakan hal itu kepada mereka agar mendapatkan dukungan mereka, tetapi mereka menjawab dan datang bersama mereka pada hari perang Al-Ahzab, sehingga Nabi SAW dan para sahabatnya membuat parit di sekitar Madinah. Maka cukuplah Allah yang membalas kejahat mereka, (Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa (25)) (Surah Al-Ahzab).


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
{الْكَذِبَ} al kadzib: dusta adalah ketidak sesuaian antara kabar dengan kenyataan.

Makna ayat :
Kemudian Allah memerintahkan Rosul-Nya agar merasa aneh dengan keadaan kaum Yahudi dan Nasrani yang mana mereka mendustakan Allah dan membuat-buat kedustaan dengan klaim-klaim yang sudah disebutkan di atas. Cukuplah dosa yang besar dan dijerumuskan ke dalam api neraka adalah ganjaran dari pelaku perbuatan dusta.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 50: Lihatlah bagaimana mereka membikin dusta atas (nama) Allah! padahal cukuplah yang demikian itu (jadi) satu dosa yang nyata


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Dengan anggapan bahwa diri mereka suci, hanya mereka yang berhak masuk surga dan apa yang ditempuh oleh orang mukmin adalah batil.

Yang mengharuskan mereka mendapat siksa yang pedih.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 50

Setelah menjelaskan sifat buruk orang-orang yahudi tersebut, Allah mengingatkan kaum muslim lebih cermat lagi. Perhatikanlah dengan seksama, betapa mereka orang-orang yahudi itu mengada-adakan dusta terhadap Allah! dan cukuplah perbuatan mengada-ada dengan dusta itu menjadi dosa yang nyata bagi merekadi samping mengada-ada kedustaan, mereka juga melakukan kedurhakaan yang lain, yaitu percaya kepada jibt dan thagut. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari kitab taurat, yakni orang-orang yahudi itu' mereka percaya kepada jibt yakni berhala atau penyihir, dan thagut, yakni selain syariat Allah, dan mengatakan kepada orang-orang kafir musyrik mekah dengan penuh kesombongan, bahwa mereka itu lebih benar jalan-Nya daripada orang-orang yang beriman dari kaum muslimin.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah pelbagai penjabaran dari berbagai mufassir mengenai isi dan arti surat An-Nisa ayat 50 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk ummat. Sokong syi'ar kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Cukup Sering Dilihat

Kaji banyak materi yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat: An-Nisa, Al-Anbiya 30, Al-Ma’idah 48, At-Tin 4, Al-Fatihah 4, Al-Humazah. Termasuk Al-Muthaffifin, At-Taubah, An-Nahl 114, Al-A’raf 54, Al-Fatihah 5, Ali ‘Imran 190.

  1. An-Nisa
  2. Al-Anbiya 30
  3. Al-Ma’idah 48
  4. At-Tin 4
  5. Al-Fatihah 4
  6. Al-Humazah
  7. Al-Muthaffifin
  8. At-Taubah
  9. An-Nahl 114
  10. Al-A’raf 54
  11. Al-Fatihah 5
  12. Ali ‘Imran 190

Pencarian: al hujurat ayat 12 dan 13, surat 26 ayat 8, terjemahan al insyirah, ali imron ayat 97, al anam 152

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.