Surat An-Nisa Ayat 51
أَلَمْ تَرَ إِلَى ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ نَصِيبًا مِّنَ ٱلْكِتَٰبِ يُؤْمِنُونَ بِٱلْجِبْتِ وَٱلطَّٰغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا۟ هَٰٓؤُلَآءِ أَهْدَىٰ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ سَبِيلًا
Arab-Latin: A lam tara ilallażīna ụtụ naṣībam minal-kitābi yu`minụna bil-jibti waṭ-ṭāgụti wa yaqụlụna lillażīna kafarụ hā`ulā`i ahdā minallażīna āmanụ sabīlā
Artinya: Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Tentang Surat An-Nisa Ayat 51
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 51 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir penting dari ayat ini. Didapati variasi penjabaran dari kalangan mufassir terhadap isi surat An-Nisa ayat 51, misalnya seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Tidakkah kamu mengetahui (wahai rasul) perihal orang-orang yahudi yang telah diberi bagian dari ilmu,mereka membenarkan semua yang disembah selain Allah, seperti berhala-berhala, setan-setan dari jenis manusia dan jin dengan pembenaran yang membawa mereka kepada berhukum dengan selain syariat Allah, dan mereka mengatakan kepada orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasulNYA, Muhammad ,”orang-orang kafir itu lebih lurus dan lebih benar jalan mereka daripada orang-orang yang beriman itu.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
51. Hai Muhammad, Lihatlah keburukan orang-orang Yahudi; mereka telah beriman kepada segala peribadatan untuk selain Allah dan mereka telah mengambil hukum dengan selain hukum yang disyariatkan oleh Allah, Bahkan mereka berkata dengan perkataan yang sangat buruk, yaitu berkata, "sesungguhnya agama orang-orang musyrik lebih baik daripada agama Muhammad dan pengikutnya, dan orang-orang musyrik lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman kepada kitab Allah dan Rasulullah."
Namun hal ini bukanlah hal yang mengherankan dari orang-orang Yahudi, itulah yang selalu mereka lakukan dalam menyikapi kebenaran dan kebatilan, dan menyikapi pengikut kebenaran dan kebatilan. mereka memiliki sifat tamak yang tiada habisnya, hawa nafsu yang tak berkesudahan, dan rasa dengki yang tiada henti. mereka tidak mendapatkan bantuan dan pertolongan dari kebenaran dan pengikutnya dalam memuaskan ketamakan dan hawa nafsu mereka, akan tetapi Bantuan dan pertolongan Hanya mereka dapatkan dari kebatilan dan pengikutnya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
51. Tidakkah kamu -wahai Rasul- mengetahui dan merasa heran terhadap ulah orang-orang Yahudi yang telah Allah beri karunia sebagian dari ilmu pengetahuan, tetapi mereka justru percaya kepada segala sesembahan selain Allah, dan secara basa-basi berkata kepada orang-orang musyrik, “Sesungguhnya mereka itu lebih benar jalannya daripada sahabat-sahabat Muhammad -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
51. أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا۟ نَصِيبًا مِّنَ الْكِتٰبِ (Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab?)
Mereka adalah orang-orang Yahudi.
يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ (Mereka percaya kepada jibt)
Yakni sihir.
Dan pendapat lain mengatakan yakni berhala-berhala.
وَالطّٰغُوتِ (dan thaghut)
Yakni para dukun dan semua yang rela untuk disembah selain Allah, atau orang yang ditaati dalam kemasiatan.
وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا۟ (dan mengatakan kepada orang-orang Kafir)
Yakni orang-orang Yahudi mengatakan kepada orang-orang kafir quraisy.
هٰٓؤُلَآءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا۟ سَبِيلًا (bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman)
Yakni yang beriman kepada Nabi Muhammad.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
51. Tidakkah kamu melihat ulama’ Yahudi yang diberi bagian dari ilmu tentang Taurat, mereka mempercayai Jibt (yaitu setiap sesuatu yang disembah selain Allah dari golongan setan, penyihir, atau dukun) dan Thaghut (yaitu setiap sesembahan selain Allah dan mereka nyaman dengan itu) dan mereka berkata kepada para musyrik Quraisy: “Sesungguhnya mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman kepada Muhammad” Ayat ini turun untuk Huyay bin Akhthab dan Ka’b bin Asyraf yang keduanya berkata penduduk Mekah yang menyebutkan keutamaan orang mukmin berupa jamuan, memberi minum orang-orang yang berhaji dan melepaskan tahanan: “Tetapi kalian lebih baik dan lebih benar jalannya daripada dia (daripada Muhammad)”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Tidakkah kamu lihat orang-orang yang telah diberi bagian dari Kitab (Taurat), mereka percaya kepada jibt dan tagut} sesuatu yang disembah dan ditaati selain Allah {serta mengatakan kepada orang-orang kafir bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman} orang-orang Yahudi berkata kepada orang-orang kafir Quraisy, bahwa kalian jalannya lebih benar daripada orang-orang yang beriman kepada Muhammad
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
51. Ini adalah di antara keburukan-keburukan orang-orang Yahudi dan kedengkian mereka terhadap Nabi dan kaum Mukminin, bahwa akhlak mereka yang tercela dan kebiasaan atau tabiat mereka yang kotor membawa mereka kepada tindakan meninggalkan iman kepada Allah dan RasulNya kemudian menggantikannya dengan iman kepada jibt dan thagut, artinya beriman kepada segala peribadahan (yang ditujukan) kepada selain Allah atau berhukum dengan selain syariat Allah, dan termasuk dalam hal itu adalah sihir, perdukunan, dan peribadahan kepada selain Allah, dan para penyembah berhala daripada jalan kaum Mukminin, Allah berfirman, “Dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Makkah)” yaitu karena mereka menjadikannya sebagai suatu jalan untuk menjilat dan mencari muka serta benci terhadap keimanan, “Bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.” Betapa jeleknya mereka, betapa kerasnya kedurhakaan mereka, dan betapa kerdilnya akal pikiran mereka! Bagaimana bisa mereka menempuh jalan yang berbahaya dan jurang yang menjerumuskan?! Apakah mereka mengira bahwa hal ini tersamar (tidak diketahui) oleh orang-orang yang berakal atau akan masuk ke dalam akal orang-orang yang bodoh?!
Apakah sebuah agama yang dibangun atas ajaran penyembahan terhadap berhala dan patung-patung, terus-menerus dalam mengharamkan hal-hal yang baik, membolehkan hal-hal yang kotor, dan menghalalkan jumlah yang banyak dari hal-hal yang diharamkan, kezhaliman di antara makhluk serta penyamaan antara pencipta dan para makhluk yang di ciptakan, kufur kepada Allah, Rasul-rasulNya dan kitab-kitabNya, lebih utama daripada sebuah agama yang tegak di atas ajaran peribadatan kepada Yang Maha Penyayang, keikhlasan kepadaNya dalam (amal perbuatan yang dilakukan) ketika sendirian maupun di tengah-tengah khalayak, pengingkaran terhadap segala sembahan selainNya berupa patung-patung, tandingan-tandingan dan para pendusta, dan di atas ajaran menyambung silaturahim, berbuat baik kepada seluruh makhuk hingga kepada binatang sekalipun, menegakkan keadilan di antara manusia, mengharamkan segala yang buruk dan mengandung kezhaliman serta jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan! Tidakkah apa yang mereka perbuat tersebut melainkan karean kebingungan?! Dan orang yang berkata seperti itu merupakan orang yang paling bodoh dan paling lemah akalnya, atau merupakan orang yang paling keras kedurhakaan, pembangkangan, dan penolakannya terhadap kebenaran, dan inilah yang teradi.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 49-52
Al-Hasan dan Qatadah berkata: “Ayat ini turun yaitu (Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?) terkait orang-orang Yahudi dan Nasrani ketika mereka berkata,"(Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya) (Surah Al-Ma'idah: 18).
Ibnu Zaid berkata: Ayat ini turun terkait perkataan mereka,( Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani) (Surah Al-Baqarah: 111).
Mujahid berkata yaitu mereka menghadapkan anak-anak kecil di depan mereka dalam doa dan shalat mereka dan mengklaim bahwa mereka tidak memiliki dosa. Demikian juga dikatakan oleh 'Ikrimah dan Abu Malik. Ibnu Jarir.
Dikatakan ayat ini turun terkait orang-orang yang terlalu memuji diri sendiri. Disebutkan dala hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Al-Miqdad bin Al-Aswad, dia berkata:"Rasulullah SAW. memerintahkan kami untuk melempar pasir ke wajah orang yang memuji diri sendiri."
Kemudian Allah SWT berfirman, (dan mereka tidak dianiaya sedikitpun). Yaitu bahwa tidak ada sedikitpun yang tertinggal dari pahala yang takarannya ditimbang. Ibnu Abbas, Mujahid, 'Ikrimah, 'Atha', Al-Hasan, Qatadah, dan ulama’ salaf lainnya berkata bahwa kata "sedikitpun" itu dalam ayat ini mengacu pada biji kurma. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas juga, bahwa itu adalah sesuatu jarak antara dua jarimu. Kedua pendapat ini memiliki arti yang saling berdekatan.
Firman Allah, (Perhatikanlah, bagaimana mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah). Yaitu mereka mensuikan diri sendiri dan megklaim bahwa mereka adalah anak-anak dan kekasih-kekasih Allah, dengan ucapan mereka (Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani ) (Surah Al-Baqarah: 111) dan (Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung) (Surah Ali 'Imran: 24) Keperayaan mereka atas amal shalih nenek moyang mereka. Allah SWT telah menentukan bahwa amal perbuatan nenek moyang mereka itu tidak bisa menolong kepada anak-anaknya sedikitpun dalam firmanNya (Itu adalah umat yang telah lalu; baginya apa yang diusahakannya dan bagimu apa yang kamu usahakan; dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan (141)) (Surah Al-Baqarah). Dia bersabda (Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata) yaitu cukuplah perbuatan mereka ini merupakan dusta, sesuatu yang dibuat-buat yang nyata.
Diriwayatkan dari Umar bin Khattab bahwa dia berkata, “Al-Jibtu” adalah sihir, dan “Ath-Thagut” adalah setan.
Firman Allah, (dan mengatakan kepada orang-orang Kafir bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman) yaitu mereka lebih memilih orang-orang kafir daripada orang-orang muslim karena kejahilan mereka, kelemahan agama mereka, dan kekufuran mereka terhadap kitab Allah yang ada pada mereka.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Ketika Ka'ab bin Al-Asyraf datang ke Makkah, kaum Quraisy berkata, “Apakah kamu tidak melihat orang ini, biji kurma yang terpisah dari kaumnya, mengklaim bahwa dia lebih baik dari kit. Padahal kita adalah orang-orang yang melakukan perjalanan haji, yang menjaga Ka'bah, dan yang bertugas memberi minuman” Ka'ab menjawab, “Kalian lebih baik.” Maka turunlah ayat, (Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus (3)) (Surah Al-Kautsar), dan turunlah ayat (Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab?) hingga (penolong baginya).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “Mereka adalah orang-orang membentuk pasukan untuk perang Ahzab dari suku Quraisy, Ghatfan, Bani Quraizhah, Huyai bin Akhtab, Salam bin Abu Al-Huqaiq, Ar-Rabi’ bin Ar-Rabi’ bin Abu Al-Huqaiq, Abu ‘Ammar, Wahwah bin Ammar, dan Haudzah bin Qais. Adapun Wahwah bin Abu Ammar dan Haudzah berasal dari Wali Wail, dan kebanyakan mereka berasal dari Bani Nadhir. Lalu ketika mereka mendatangi suku Quraisy, lalu mereka berkata,”Mereka adalah para rahib Yahudi dan orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab yang pertama” Lalu mereka menanyai mereka,”Apakah agama kalian lebih baik ataukah agama Muhammad?” lalu mereka berkata,”Bahkan agama kalian lebih baik daripada agamanya, dan kalian lebih mendapatkan petunjuk daripada dia dan orang yang mengikutinya” Lalu Allah SWT menurunkan ayat (Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman (51) Mereka itulah orang yang dikutuki Allah. Barangsiapa yang dilaknat Allah, niscaya kamu sekali-kali tidak akan memperoleh penolong baginya (52)) sampai firmanNya (dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar) (Surah An-Nisa’: 54)
Ini adalah laknat bagi mereka dan pemberitahuan bahwa tidak ada penolong bagi mereka di dunia maupun di akhirat, karena mereka meminta pertolongan kepada orang-orang musyrik. Mereka mengatakan hal itu kepada mereka agar mendapatkan dukungan mereka, tetapi mereka menjawab dan datang bersama mereka pada hari perang Al-Ahzab, sehingga Nabi SAW dan para sahabatnya membuat parit di sekitar Madinah. Maka cukuplah Allah yang membalas kejahat mereka, (Dan Allah menghalau orang-orang yang kafir itu yang keadaan mereka penuh kejengkelan, (lagi) mereka tidak memperoleh keuntungan apapun. Dan Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan. Dan adalah Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa (25)) (Surah Al-Ahzab).
📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna Kata:
{بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ} bil jibti wath thoguut: Jibt adalah suatu sebutan untuk yang disembah selain Allah, Thogut pun artinya sama. Jibt dan Thogut bisa berupa manusia ataupun berhala.
أهدى سبيلا ahdaa sabiilaa: lebih banyak hidayah di kehidupan dan perilaku mereka.
Makna Ayat:
Diriwayatkan, bahwasanya ada sekelompok kaum Yahudi diantaranya adalah Ka’b bin Al Asyraf dan Yuyai bin Akhthob mengumpulkan pasukan untuk menyerang Rasulullah. Tatkala mereka sampai di Mekkah, kaum Quraisy berkata, “Kami bertanya kepada mereka -karena mereka adalah ahli kitab- tentang agama kita dan agama Muhammad, yang mana yang lebih baik?” Maka Kaum Yahudi berkata, “Agama kalian itu lebih baik daripada agama Muhammad. Kalian itu lebih dekat dengan petunjuk daripada Muhammad dan yang mengikutinya.”, maka Allah menurunkan ayat-ayat ini sampai dengan firman {عَظِيماً}. Berikut ini adalah penjelasannya, {أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيباً مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ} “Apakah kalian tidak melihat orang-orang ahli kitab yang beriman kepada Jibt dan Thoghut”, apakah tidak kamu ketahui, wahai Muhammad, bahwa orang-orang ahli kitab yang telah diberi Taurat percaya dengan keabsahan dari ibadah kepad Jibt dan Thoghut, menetapkan dan memutuskan bahwa ibadah kepada Jibt dan Thoghut itu lebih utama dari pada ibadah kepada Allah {وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا} “mereka berkata orang-orang kafir”, adalah kepada musyrikin Quraisy, “Agama kalian lebih baik daripada agama Muhammad. Dan kalian itu lebih mendapatkan petunjuk dalam kehidupan kalian di bidang agama dan sosial.” Bukankan sikap para Yahudi itu aneh dan mencengangkan orang-orang yang mengetahui, mengerti dan memahami agama yang benar. Kaum Yahudi telah menetapkan sebuah kebatilan dan membenarkannya.
Pelajaran dari ayat :
• Wajibnya mengingkari Jibt dan thoghut.
• Penjelasan mengenai makar dan curangnya kaum Yahudi dan mereka tidak akan puas dari perbuatan curang, dusta dan penyesatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat An-Nisa ayat 51: Tidakkah engkau lihat mereka yang telah diberi sebagian daripada Kitab? Mereka beriman kepada kesesatan dan apa-apa yang melewati batas, dan mereka berkata di tentang orang- orang kafir, bahwa mereka ini lebih terpimpin di jalan yang lurus daripada orang-orang yang beriman itu.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ayat ini turun berkenaan Ka'ab bin Al Asyraf dan ulama Yahudi semisalnya, yakni ketika mereka datang ke Mekah dan menyaksikan orang-orang musyrik yang terbunuh dalam perang Badar, mereka pun membangkitkan semangat kaum musyrik untuk melakukan tindakan pembalasan dan memerangi Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas ia berkata, "Ketika Ka'ab bin Al Asyraf tiba di Mekah, orang-orang Quraisy berkata kepadanya, "Kamu adalah penduduk Madinah terbaik dan tokoh mereka." Ka'ab berkata, "Ya." Mereka berkata, "Tidakkah kamu melihat kepada laki-laki yang lemah ini yang terputus keturunannya dari kaumnya, yang menyangka bahwa dirinya lebih baik daripada kita, padahal kami orang-orang yang melakukan haji, para pelayan (ka’bah) dan para pemberi minum (jamaah haji)." Ka'ab berkata, "Kalian lebih baik daripadanya." Maka turunlah ayat, "Inna syaani'aka huwal abtar."(Al Kautsar: 3) dan turun pula ayat, "Alam tara ilalladziina…sampai, "Falan tajida lahuu nashiiraa." (lihat ayat 51-52 di atas). Hadits ini disebutkan pula oleh Ibnu Katsir, ia berkata: Imam Ahmad berkata, "Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abi 'Addi hadits itu." Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya sebagaimana dalam Mawaarid hal. 428, dan para perawinya adalah para perawi kitab shahih, hanya saja yang rajih adalah mursal sebagaimana disebutkan dalam Takhrij Tafsir Ibnu Katsir.
Jibt dan Thaghut ialah setan dan apa saja yang disembah selain Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Hal ini termasuk perilaku buruk orang-orang Yahudi dan kedengkian mereka kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum mukmin. Akhlak mereka yang buruk dan tabi'at mereka yang jelek membuat mereka tidak beriman kepada Allah dan rasul-Nya, bakan menggantinya dengan beriman kepada jibt dan thagut, yakni malah percaya dengan peribadatan kepada selain Allah atau menetapkan sesuatu dengan selain syari'at Allah. Termasuk ke dalam jibt dan thagut pula sihir, perdukunan, beribadah kepada selain Allah dan menaati setan. Demikian juga kekafiran dan sifat dengki mereka membuat mereka mengutamakan jalan orang-orang kafir para penyembah berhala.
Yakni ketika Abu Sufyan dan kawan-kawannya berkata kepada mereka (ulama Yahudi), "Apakah kami lebih benar jalannya, di mana kami memberi minum jama'ah haji, menjamu tamu, membebaskan tawanan dan melakukan lainnya ataukah Muhammad, di mana ia menyelisihi agama nenek moyangnya, memutuskan tali silaturrahim dan berpisah dari tanah haram?", maka ulama Yahudi menjawab, "Kalian (musyrik Mekah) lebih lurus jalannya daripada orang-orang yang beriman." Ucapan ini disampaikan sebagai tindakan pendekatan mereka dengan orang-orang kafir Mekah dan karena benci kepada keimanan.
Bagaimana mungkin agama yang tegak di atas peribadatan kepada patung dan berhala, mengharamkan hal yang baik-baik, menghalalkan yang kotor, menghalalkan banyak hal yang haram, berlaku zalim kepada manusia, menyamakan antara Pencipta dengan makhluk, ingkar kepada Allah, rasul-rasul dan kitab-kitab-Nya sama atau lebih baik daripada agama yang tegak di atas peribadatan kepada Allah, berbuat ikhlas baik secara sembunyi maupun terang-terangan, mengingkari segala sesuatu yang disembah selain Allah, memerintahkan menyambung tali silaturrahim, berbuat baik kepada semua manusia, bahkan kepada hewan pula, menegakkan keadilan di antara manusia, mengharamkan kezaliman dan perkara kotor serta memerintahkan kejujuran? Tentu tidak sama, dan agama yang tegak di atas peribadatan kepada Allah dan memerintahkan berbuat ihsan tentu lebih baik, lebih benar dan lebih lurus jalannya.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 51
Di samping mengada-ada kedustaan, mereka juga melakukan kedurhakaan yang lain, yaitu percaya kepada jibt dan thagut. Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari kitab taurat, yakni orang-orang yahudi itu' mereka percaya kepada jibt yakni berhala atau penyihir, dan thagut, yakni selain syariat Allah, dan mengatakan kepada orang-orang kafir musyrik mekah dengan penuh kesombongan, bahwa mereka itu lebih benar jalan-Nya daripada orang-orang yang beriman dari kaum muslimin mereka itulah orang-orang yang sangat jauh kedurhakaannya serta dilaknat oleh Allah. Dan barang siapa yang dilaknat oleh Allah, niscaya engkau tidak akan mendapatkan penolong baginya yang akan menyelamatkannya di mana pun dan kapan pun ia berada.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penjabaran dari berbagai mufassirun terkait isi dan arti surat An-Nisa ayat 51 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk ummat. Sokonglah usaha kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.