Surat Muhammad Ayat 33
۞ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوٓا۟ أَعْمَٰلَكُمْ
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanū aṭī'ullāha wa aṭī'ur-rasụla wa lā tubṭilū a'mālakum
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Terkait Dengan Surat Muhammad Ayat 33
Paragraf di atas merupakan Surat Muhammad Ayat 33 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir penting dari ayat ini. Diketemukan kumpulan penjelasan dari kalangan ahli tafsir mengenai makna surat Muhammad ayat 33, antara lain sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasulNya serta melaksanakan syariatNYa, taatilah Allah dan taatilah RasulNya dalam perintah dan larangan keduanya, dan janganlah kalian membatalkan pahala amal-amal kalian dengan kekafiran dan kemaksiatan.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
33. Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk mentaati-Nya dan mentaati rasul-Nya dalam syariat, al-Qur’an, dan sunnah yang telah dia sampaikan kepada mereka. Dan Allah melarang mereka menghapus amalan-amalan shalih yang telah mereka kerjakan akibat kembali kepada kekafiran.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
33. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengamalkan apa yang disyariatkan untuknya, taatilah Allah dan taatilah Rasul dengan mengerjakan segala perintah-perintah keduanya dan menjauhi larangan-larangan keduanya dan janganlah kalian batalkan amal perbuatan kalian dengan kekufuran dan riya`.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
33. يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ اللهَ وَأَطِيعُوا۟ الرَّسُولَ (Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul)
Dalam syariat-syariat yang diperintahkan kepada kalian yang terkandung dalam kitabullah dan sunnah Rasulullah.
وَلَا تُبْطِلُوٓا۟ أَعْمٰلَكُمْ(dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu)
Yakni janganlah kalian menghanguskan kebaikan kalian dengan kemaksiatan, seperti dengan riya’ dan sum’ah serta mengungkit-ungkit pemberian.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
33. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya: Patuhilah perintah Allah dan rasul-Nya yang telah disampaikan kepada kalian, baik itu syariat dari Alquran maupun sunnah (hadis nabi). Jangan kalian rusak pahala amal kalian dengan mengiringinya dengan riya’, mencari popularitas, juga kemunafikan. Jangan kalian rusak pahala amal kalian dengan maksiat dan melawan perintah Allah dan rasul-Nya. Ayat ini turun untuk beberapa sahabat, sebagai pengingat. Sehingga mereka takut bahwa dosa mereka dapat merusak pahala amal mereka
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul serta jangan batalkan amal-amal kalian
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
33. Allah memerintahkan orang-orang Mukmin dengan suatu perintah yang merupakan pelengkap segala urusan mereka dan agar kebahagiaan mereka, baik di dunia maupun di akhirat tercapai, yaitu menaati Allah dan RasulNya di berbagai masalah-masalah pokok Agama maupun cabang-cabangnya. Taat adalah menunaikan perintah Allah dan menjauhi semua yang dilarang sebagaimana yang diperintahkan dengan ikhlas dan mengikuti Sunnah Rasulullah secara sempurna.
Firman Allah, “dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu,” mencakup larangan untuk merusak amal setelah dilakukan, seperti dengan cara selalu membicarakannya, membangga-bangakannya, serta mempublikasikannya kepada orang lain, juga berbagai kemaksiatan yang bisa menggugurkan pahala amal baik. Larangan ini juga mencakup larangan untuk merusak amalan pada waktu dilakukan dengan cara diputus atau dengan melakukan hal-hal yang bisa merusaknya. Semua hal yang bisa membatalkan shalat, puasa, haji, dan lainnya termasuk dalam hal ini dan juga dilarang.
Dengan ayat ini para ulama fikih berdalil atas haramnya membatalkan amalan wajib serta makruhnya membatalkan amalan Sunnah tanpa alasan yang mewajibkan pembatalan tersebut. Karena Sunnah tanpa alasan yang mewajibkan pembatalan tersebut. Karena Allah melarang kita untuk membatalkan amalan, maka larangan tersebut sebagai perintah bagi kita untuk memperbaiki serta menyempurnakan amalan serta menunaikannya secara layak, baik dari segi ilmu maupun praktik.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 32-35
Allah SWT memberitahukan tentang orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah, menentang dan memusuhi rasul, serta menolak dari keimanan setelah jalan petunjuk jelas baginya, bahkan sikap mereka itu sama sekali tidak merugikan Allah sedikit pun, dan sesungguhnya hanya akan memberikan mudharat kepada dirinya sendirim dan dia akan kecewa pada hari kemudian. Dan Allah akan menghapuskan amal-amalnya dan tidak memberikan pahala atas apa yang telah dia lakukan bahkan tidak ada sedikitpun kebaikan, karena dia murtad. bahkan Dia menghapus semuanya. Sebagaimana amal kebaikan, amal keburukan juga bisa lenyap.
Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hambaNya yang beriman agar taat kepadaNya dan taat kepada rasulNya, karena hal ini akan membawa mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan Allah melarang mereka murtad dimana itu dapat menghapuskan semua amal. Oleh karena itu Allah berfirman: (dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu) yaitu dengan murtad. Oleh karena itu Allah berfirman sesudahnya (Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang, (manusia) dari jalan Allah, kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampun kepada mereka (34)) sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya) (Surah An-Nisa: 48)
Kemudian Allah berfirman kepada hamba-hambaNya yang beriman: (Janganlah kamu lemah) yaitu janganlah bersikap lemah dalam menghadapi musuh (dan minta damai) yaitu memilih gencatan senjata, perdamaian, di antara kalian dan orang-orang kafir yang memusuhi kalian, padahal kalian kuat, jumlah kalian banyak dan senjata kalian lengkap. Oleh karena itu Allah berfirman: (Janganlah kamu lemah dan minta damai, padahal kamulah yang di atas) yaitu dalam keadaan kalian di atas musuh kalian. Adapun jika keadaan orang-orang kafir memiliki kekuatan yang lebih besar dan lebih banyak daripada orang-orang muslim, sedangkan iman orang-orang muslim memandang bahwa mengadakan gencatan senjata mengandung kemaslahatan , maka dia boleh melakukan itu. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW ketika orang-orang kafir Quraisy melarangnya memasuki Makkah. Dan mereka mengajak Rasulullah SAW untuk berdamai dan menghentikan peperangan di antara mereka selama sepuluh tahun. Maka Rasulullah SAW menyetujuinya.
Firman Allah (dan Allah (pun) beserta kamu) Ini mengandung berita gembira yang besar, berupa pertolongan dan kemenangan atas musuh (dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu) yaitu tidak akan menghapuskan, menggugurkan, dan menghilangkannya, bahkan Dia akan memenuhi pahalanya tanpa menguranginya sedikit pun
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Muhammad ayat 33: Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan membenarkan Rasul-Nya ﷺ, tetaplah di atas ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ dalam perbuatan yang diperintahkan dan menjauhi larang-larangan-Nya, dan jangan merusak amalan-amalan kalian, sehingga menjadikan amalan-amalan kalian hilang karena sebab riya dan syirik serta kemaksiatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan kaum mukmin dengan sesuatu yang dapat menyempurnakan urusan mereka, dan akan menghasilkan kebahagiaan, yaitu taat kepada Allah dan taat kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam baik dalam ushul (dasar-dasar agama) maupun furu’nya. Taat artinya melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan ikhlas dan mengikuti Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dengan berbagai maksiat. Menurut Syaikh As Sa’diy, ayat ini mencakup larangan membatalkannya setelah mengerjakannya, yaitu dengan mengerjakan sesuatu yang merusaknya, seperti menyebut-nyebutnya dan merasa ujub dengannya, berbangga dan sum’ah (ingin didengar), mengerjakan maksiat yang membuat amalnya terhapus dan menghapuskan pahalanya. Termasuk pula merusak saat mengerjakannya, yaitu dengan memutuskannya atau mengerjakan hal yang merusak atau membatalkan amalannya, seperti pembatal shalat, pembatal puasa, pembatal haji dsb. Semuanya masuk ke dalam larangan ini, dan bahwa hal itu dilarang. Para fuqaha’ berdalih dengan ayat ini untuk menerangkan haramnya memutuskan amalan wajib dan makruhnya memutuskan amalan sunat tanpa ada hal yang mengharuskan untuk diputuskan. Jika Allah Subhaanahu wa Ta'aala melarang membatalkan amalan, maka berarti Dia memerintahkan untuk memperbaikinya, menyempurnakannya dan mengerjakannya dengan cara yang dapat menjadikannya baik; yang berupa ilmu maupun amal.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Muhammad Ayat 33
Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya! taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dengan cara melaksanakan perintah yang tercantum di dalam Al-Qur'an dan sunnah dan janganlah kamu merusakkan segala amalmu dengan melakukan maksiat kepada Allah. 34. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yang mengingkari keesaan Allah dan menghalang-halangi orang lain dari jalan Allah kemudian mereka mati dalam keadaan kafir, maka Allah tidak akan mengampuni mereka. Allah tidak akan menghapus dosa mereka bahkan Allah akan menghukum mereka dan memperlihatkan keburukan mereka di hadapan para saksi kelak di hari kiamat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penafsiran dari beragam ulama tafsir terkait kandungan dan arti surat Muhammad ayat 33 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita bersama. Dukunglah kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.