Surat Muhammad Ayat 21
طَاعَةٌ وَقَوْلٌ مَّعْرُوفٌ ۚ فَإِذَا عَزَمَ ٱلْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا۟ ٱللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ
Arab-Latin: ṭā'atuw wa qaulum ma'rụf, fa iżā 'azamal-amr, falau ṣadaqullāha lakāna khairal lahum
Artinya: Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Terkait Dengan Surat Muhammad Ayat 21
Paragraf di atas merupakan Surat Muhammad Ayat 21 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan mendalam dari ayat ini. Didapatkan beraneka penjelasan dari para ulama berkaitan kandungan surat Muhammad ayat 21, sebagiannya seperti tercantum:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
20-21. Orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulNya berkata, “Mengapa tidak diturunkan satu surat dari Allah yang memerintahkan kami berjihad melawan orang-orang kafir?” maka apabila satu ayat yang muhkam penjelasannya dan hukum-hukumnya turun dengan membawa perintah jihad, kamu melihat orang-orang yang memendam keraguan dan kemunafikan dalam hati mereka kepada agama Allah, memandang kepadamu (wahai Nabi) dengan pandangan orang yang hendak pingsan karena takut mati. Maka yang lebih utama bagi orang-orang yang memendam kebimbangan dalam hati mereka, adalah menaati Allah dan mengucapkan kata-kata yang sejalan dengan syariatNya. Bila perang telah wajib, maka perintah Allah yang mewajibkannya telah datang, orang-orang munafik itu membencinya. Seandainya mereka membenarkan Allah dalam beriman dan beramal, niscaya itu lebih baik bagi mereka daripada maksiat dan menentang.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
21. Mereka menaati perintah Allah dan mengucapkan perkataan baik yang tidak mengandung kemungkaran itu lebih baik bagi mereka. Maka jika peperangan telah diwajibkan atas mereka dan kesungguhan telah dibebankan (niscaya mereka tidak menyukainya). Seandainya mereka benar dalam keimanan mereka kepada Allah dan ketaatan mereka kepada-Nya, niscaya itu lebih baik bagi mereka daripada kemunafikan dan kemaksiatan terhadap perintah-perintah Allah.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Bersiaplah! Setelah Anda membuka hati, bertekadlah untuk melaksanakan perintah apa pun yang Anda terima, dan menahan diri dari apa yang Anda lalui dari hal-hal yang dilarang, karena kejujuran di awal ini akan berpengaruh di akhir, dan ingatlah: { فَلَوْ صَدَقُوا اللَّهَ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ } "Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka", dan ingatlah bahwa jika Anda mengambil langkah maju di jalan ini, Tuhanmu lebih pemurah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
21. Ketaatan dalam melaksanakan perintah Allah dan rasul, juga perkataan yang baik serta mulia, yang menunjukkan kebaikan bagi mereka adalah lebih baik. Kata tha’at menjadi awal kalimat disebabkan kata itu adalah maushuf yang sifatnya tersirat, kalimat aslinya adalah tha’atun mukhlishatun: taat yang ikhlas. Apabila perintah dan keharusan itu benar-benar diturunkan, maka akan lebih baik jika iman mereka benar-benar teguh
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Ketaatan dan tutur kata yang baik} itu lebih baik bagi mereka {Apabila perintah itu ditetapkan} perintah perang itu dikuatkan {Maka jika mereka benar (beriman) kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
21. Selanjutnya Allah mengajak mereka kepada apa yang lebih sesuai dengan kondisi mereka seraya berfirman, “dan lebih utama bagi mereka, taat dan mengucapkan perkataan yang baik.” Artinya, lebih baik mereka mengerjakan perintah yang ada, yang harus dikerjakan oleh mereka serta memusatkan perhatian mereka untuk melaksanakannya dan jangan terburu-buru mengharapkan sesuatu yang berat, supaya mereka merasa senang dengan keselamatan dan ampunan yang diberikan Allah.
“Apabila telah tetap perintah,” yakni perintah serius dan mengharuskan, maka dalam kondisi seperti ini, “mereka benar (imannya) terhadap Allah,” dengan meminta pertolongan kepadaNya serta mencurahkan segenap tenaga untuk menunaikannya, “niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka,” daripada kondisi sebelumnya karena beberapa hal, di antaranya adalah:
pertama, seorang hamba yang kurang di berbagai halnya tidak memiliki kemampuan apa pun kecuali jika Allah memberinya pertolongan, karena itulah jangan meminta lebih dari perintah yang ada.
Kedua, seorang hamba jika jiwanya bergantung pada sesuatu yang akan datang, maka amalnya akan lemah dan tidak mampu menunaikan tugasnya yang ada karena memikirkan tugas yang akan datang, sebab –dalam kaitannya dengan tugas yang ada- idealismenya telah berpindah pada yang lain di mana aktivitas seseorang itu mengikuti idealismenya. Sedangkan berkaitan dengan yang akan datang, tidaklah perintah datang melainkan idealismenya telah menurun dan lemah untuk mengerjakannya sehingga tidak bisa ditolong.
Ketiga, orang yang banyak memiliki berbagai angan untuk masa mendatang, padahal malas untuk meengerjakan tugas yang ada sama seperti pemimpi yang bertekad untuk mengerjakan semua tugas yang akan di hadapi pada waktu yang akan datang, sehingga orang seperti ini patut dicela karena tidak mau menunaikan tugas yang dikiranya bisa ditunaikan. Sepatutnya seorang hamba mengonsentrasikan idealisme, pikiran dan kegiatannya untuk menghadapi tugas yang ada dan menunaikan tugasnya berdasarkan kemampuan.
Kemudian setiap kali waktu tiba selalu dihadapi dengan semangat, idealisme tinggi yang terkonsentrasi dan tidak tercerai berai, disertai dengan meminta pertolongan para rabbNya dalam menghadapi semua itu. Dan orang seperti ini layak mendapatkan pertolongan di berbagai halnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 20-23
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang mukmin, bahwa mereka mengharapkan agar jihad disyariatkan atas diri mereka. Tetapi setelah Allah SWT mewajibkan hal itu dan memerintahkannya, tiba-tiba kebanyakan dari mereka menolaknya, sebagaimana firmanNya: (Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, "Tahanlah tanganmu (dari perang), dirikanlah shalat, dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh) seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata, "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun (77)) (Surah An-Nisa’)
Dan di sini Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang beriman berkata, "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?”) yaitu mengandung hukum perang. Oleh karena itu Allah berfirman: (Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati) yaitu karena kaget dan takut dalam menghadapi musuh.
Kemudian Allah berfirman seraya mendorong mereka: (alangkah baiknya bagi mereka (20) taat dan mengucapkan perkataan yang baik) Sebenarnya lebih baik bagi mereka jika mendengar dan taat saat itu yaitu dalam keadaan dijamin (Apabila telah ditetapkan perintah perang) yaitu keadaannya menjadi sungguh-sungguh dan perang telah datang (sekiranya saja mereka membenarkan imannya kepada Allah)
yaitu, mereka mengikhlaskan niat (niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka)
Firman Allah: (Maka apakah kiranya jika kamu berpaling) yaitu dari jihad dan menolaknya (kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan) yaitu kalian akan kembali kepada kejahiliyahan kalian di masa lalu dimana kalian mengalirkan darah dan memutus hubungan kekeluargaan? Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Mereka itulah orang-orang yang dilaknati oleh Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka (23)) Larangan membuat kerusakan di muka bumi ini bersifat umum dan larangan memutuskan hubungan kekeluargaan bersifat khusus, bahkan Allah memerintahkan untuk berbuat kebaikan di muka bumi dan menyambung kekeluargaan, yaitu dengan berbuat baik kepada kerabat melalui ucapan, perbuatan dan bersedekah.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Muhammad ayat 21: 20-21. Allah menyebutkan bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah dan mereka yang membenarkan Rasul-Nya ﷺ, mereka menginginkan untuk diperintah memerangi musuh, oleh karenanya mereka berkata : Tidakkah telah turun wahai Rasulullah ﷺ surat baru yang memerintahkan kami untuk berjihad melawan kafir. Adapun orang-orang munafik mereka memiliki sikap lain yang tidak memiliki permisalan yang disifatkan Allah pada ayat ini; Maka jika turun ayat yang berkenaan dengan jihad engkau akan melihat hati-hati mereka ragu akan agama Allah dan terdapat kemunafikan, mereka melihat jihad seolah-olah maut di hadapan mereka, mereka sangat takut untuk berperang. Maka seandainya benar mereka berihad melawan kafir, sungguh kebaikan bagi mereka di dunia dan akhirat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yakni yang patut bagi mereka adalah melaksanakan perintah pada saat itu dan mengerahkan kemampuan mereka untuknya serta tidak meminta disyariatkan hal yang masih berat bagi mereka dan agar mereka bergembira atas perlindungan Allah dan maaf-Nya.
Dengan memohon pertolongan kepada-Nya dan mengerahkan kemampuan untuk menaati-Nya.
Daripada keadaan mereka pertama tadi. Hal itu dikarenakan beberapa sebab, di antaranya:
- Seorang hamba adalah lemah dari berbagai sisi dan tidak mempunyai kemampuan kecuali orang yang dibantu Allah. Oleh karena itu, janganlah ia meminta lebih dari itu.
- Jika jiwa seseorang sudah terikat dengan masa mendatang, maka ia akan lemah beramal dengan amal hariannya dan amal untuk masa mendatang. Hal itu, karena perhatiannya pindah kepada yang lain, sedangkan amal tergantung pada perhatiannya, adapun masa mendatang, maka tidaklah datang kecuali setelah semangatnya menjadi lemah sehingga ia tidak terbantu.
- Seorang hamba yang mengharapkan sesuatu di masa mendatang dengan keadaannya yang malas pada waktu itu, maka mirip dengan orang yang bersumpah yang sudah menetapkan dengan kemampuannya terhadap perkara di masa mendatang sehingga berpeluang besar ia tidak dapat meraihnya dan tidak dapat melakukan hal yang telah ditekadkannya.
Oleh karena itu, hal yang patut dilakukan oleh seorang hamba adalah mengumpulkan cita-cita, pikiran dan semangatnya terhadap perkara pada saat itu dan mengerjakannya sesuai kesanggupan, lalu setiap kali datang waktu, ia menghadapinya dengan semangat dan cita-cita tinggi sambil meminta pertolongan kepada Tuhannya, maka orang ini layak memperoleh taufiq dalam semua urusannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Muhammad Ayat 21
Sesungguhnya yang lebih baik bagi orang yang beriman adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan bertutur kata yang baik sebagai bukti dari keimanan mereka. Sebab apabila perintah perang ditetapkan mereka tidak menyukainya. Padahal jika benar-benar beriman kepada Allah, pastilah mereka ikut berperang di jalan Allah, dan niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. 22. Allah mengecam sifat orang munafik yang enggan melaksanakan perintah-Nya dalam bentuk pertanyaan yang disertai ancaman, maka apakah sekiranya kamu berkuasa, atau jika kamu berpaling dari iman, kamu akan berbuat kerusakan di bumi, menumpahkan darah, dan memutuskan hubungan kekeluargaan sehingga kamu saling membenci satu sama lain' ayat ini mencela kaum munafik yang selalu mengejar ke-senangan hidup di dunia. Seandainya orang munafik berkuasa pastilah mereka berbuat aniaya dengan menumpahkan darah, merampas harta dan memutuskan hubungan silaturahmi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah beragam penjelasan dari para ahli tafsir terhadap makna dan arti surat Muhammad ayat 21 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat bagi kita bersama. Sokonglah dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.