Surat Az-Zukhruf Ayat 13
لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا ٱسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا۟ سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ
Arab-Latin: Litastawụ 'alā ẓuhụrihī ṡumma tażkurụ ni'mata rabbikum iżastawaitum 'alaihi wa taqụlụ sub-ḥānallażī sakhkhara lanā hāżā wa mā kunnā lahụ muqrinīn
Artinya: Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya,
« Az-Zukhruf 12 ✵ Az-Zukhruf 14 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Tentang Surat Az-Zukhruf Ayat 13
Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zukhruf Ayat 13 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah berharga dari ayat ini. Terdokumentasi beragam penafsiran dari kalangan ulama mengenai isi surat Az-Zukhruf ayat 13, antara lain sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
13-14 Agar kalain duduk nyaman di atas punggung hewan kendaraan kalian, kemudian kalian mengingat nikmat tuhan kalian bila kalian mengendarainya dan kalian mengucapkan, ”segala puji bagi Allah yang telah menundukan ini bagi kami dan kami sendiri tidak mampu menundukannya.” Dan agar kalain mengucapkan Sesungguhnya kami akan kembali dan berpulang kepada tuhan kami setelah kami mati.”. Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah yang memberikan nikmat kepada manusia dengan berbagai bentuknya, itulah yang berhak untuk disembah dalam kondisi apapun.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
13. Allah menjadikan itu semua dengan harapan kalian dapat stabil di atas punggung hewan yang kalian tunggangi di dalam safar kalian, lalu kalian mengingat di hati kalian nikmat Rabb terhadap diri kalian yang telah menundukkannya untuk kalian saat kalian telah mantap di atas punggungnya, dan kalian mengucap dengan lisan-lisan kalian, “Mahasuci dan bersih Żat yang telah menundukkan tunggangan ini bagi kami sehingga kami mampu menguasainya, dan sebelumnya kami tidak mampu melakukannya kalaulah Allah tidak menundukkannya.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
13. لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ (Supaya kamu duduk di atas punggungnya)
Yakni agar kalian dapat berada di atas hewan atau kapal yang kalian kendarai.
ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ(kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya)
Yakni agar kalian mengingat nikmat yang telah diberikan kepada kalian yang berupa penundukan kendaraan darat dan laut untuk kalian.
وَتَقُولُوا۟ سُبْحٰنَ الَّذِى سَخَّرَ لَنَا هٰذَا(dan supaya kamu mengucapkan: “Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami)
Yakni yang telah menundukkan kendaraan ini.
وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ (padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya)
Yakni kami sebelumnya tidak dapat menundukannya kalaulah bukan karena Allah yang menundukkannya bagi kami.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Hendaknya orang mukmin – ketika membaca ayat ini – berlindung dari kedudukan orang yang berkata kepada teman-temannya: Marilah kita berangkat dengan menunggang kuda atau naik perahu; Maka mereka berkendaraan sambil membawa bejana-bejana berisi anggur dan alat-alat musik, dan mereka terus-terusan minum hingga leher mereka bersandar pada punggung binatang, atau di dalam perut kapal ketika mereka berlari bersamanya, mereka tidak mengingat apa-apa kecuali syaithon saja, dan mereka hanya menuruti perintahnya!
2) Karena berkendara secara langsung berbahaya dan bertemu dengan salah satu penyebab kerusakan; Penumpang berhak untuk tidak lupa bahwa ia sedang berpaling kepada Allah ta'ala tanpa menghindari penghakiman-Nya, dan tidak lalai menyebutkan hal itu dalam hati dan lisannya. Sehingga ia siap bertemu Allah dengan memperbaiki dirinya.
3 ). Ketika Allah Al-Bari menyebutkan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan kemudahan dalam mengendarai hewan ternak dan kapal, Dia berfirman: { لِتَسْتَوُۥا۟ عَلَىٰ ظُهُورِهِۦ ثُمَّ تَذْكُرُوا۟ نِعْمَةَ رَبِّكُمْ إِذَا ٱسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُولُوا۟ سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقْرِنِينَ } "Supaya kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan: "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya" [13], { وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ } "Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami" [14], Dia (Allah) menyebutkan tiga rukun syukur, yaitu:
- Pengakuan dan ingatan akan nikmat Allah.
- Dan menggunakannya untuk beribadah kepada-Nya.
- Dan selalu menceritakannya, dan memuji Allah karenanya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
13. Supaya kalian dapat stabil di atas kendaraan-kendaraan tersebut, lalu kalian mengingat nikmat Allah saat stabil menaiki kendaraan itu, kemudian memujiNya, dan mengagungkanNya. Setelah turun, kalian berkata: “Maha suci Dzat yang mengendalikan kendaraan ini dari kekurangan dan aib untuk kami. Kami tidak akan bisa menggunakannya dan mengendarainya dengan seimbang jika Allah tidak mengontrolnya untuk kami”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Agar kalian dapat duduk} agar kalian dapat menetap {di atas punggungnya} di atas punggung hewan yang kalian tunggangi {Kemudian kalian mengingat nikmat Tuhan kalian, jika sudah duduk di atasnya} jika kalian sudah menetap di atas punggu apa yang kalian naiki baik di darat maupun di laut {dan kalian akan berkata,“Maha suci} Maha suci {Dzat yang telah menundukkan} menundukkan dan menaklukkan {untuk kami tunggangan ini {dan kami sebelumnya tidak mampu menguasainya} terhadap hewan yang ditunggangi menahan kekuatannya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
13-14. “supaya kamu duduk di atas punggungnya,” ini mencakup punggung kapal dan binatang. Artinya, agar kalian tegak diatasnya. “kemudian kamu ingat nikmat Rabbmu apabila kamu telah duduk di atasnya,” dengan mengakui nikmat Dzat yang menundukkannya dan memujiNya atas hal itu. Karena itu Allah berfirman,”dan supaya kamu mengucapkan,’Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal sebelumnya kami tidak mampu menguasainya,” maksudnya, andaikan Allah tidak menundukkan kapal dan binatang bagi kami, pasti kami tidak kuasa dan mampu atasnya. Tapi karena kelembutan dan kemuliaanNya, Allah menundukkan dan memudahkan sebab-sebabnya.
Maksud dari semua ini adalah penjelasan bahwa Rabb yang disifati sebagai yang memberi nikmat kepada para hamba itulah yang berhak disembah, shalat, dan sujud kepadaNya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 9-14
Allah SWT berfirman,"Wahai Muhammad, jika kamu menanyakan kepada orang-orang yang musyrik kepada Allah, yang menyembah tuhan selain Dia bersamaNya (Siapakah yang menciptakan langit dan bumi? 'Niscaya mereka akan menjawab, 'Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui) yaitu sungguh mereka akan mengakui bahwa Dzat yang Maha Menciptakan semuanya adalah hanya Allah, tidak ada sekutu bagiNya. Tetapi sekalipun begitu mereka menyembah selainNya bersama Dia, berupa berhala-berhala dan tandingan-tandingan. Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang menjadikan bumi untuk kamu sebagai tempat menetap) yaitu terhampar dengan kuat dan kokoh sehingga kalian bisa berjalan, berdiri, tidur, dan dapat melakukan perjalanan di atasnya. Padahal bumi itu diciptakan di atas arus air, tetapi Dia mengukuhkannya dengan gunung-gunung agar tidak berguncang, baik ke sana maupun ke sini (dan Dia membuat jalan-jalan di atas bumi untuk kamu) yaitu jalan-jalan di antara gunung-gunung dan lembah-lembah (supaya kamu mendapat petunjuk) dalam perjalanan kalian dari suatu negeri ke negeri lain, dari suatu kawasan ke kawasan lain, dan dari suatu wilayah ke wilayah lain.
(Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar) yang dibutuhkan untuk tanaman dan buah-buahan kalian, serta untuk minum kalian dan ternak kalian.
Firman Allah: (lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati) yaitu bumi yang mati. Maka ketika hujan diturunkan padanya, maka bumi menjadi subur dan menumbuhkan berbagai macam tanaman yang indah. Kemudian melalui penghidupan tanah yang mati, Allah SWT mengingatkan tentang penghidupan jasad yang mati di hari kiamat. Maka Allah SWT berfirman: (seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)) Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan Yang menciptakan semua yang berpasang-pasangan) dari apa yang ditumbuhkan bumi berupa beragam tanaman, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan beragam bunga dan hal lainnya, serta berbagai macam hewan yang beragam jenis dan macamnya (dan menjadikan untukmu kapal) yaitu bahtera-bahtera (dan binatang ternak yang kamu tunggangi) yaitu Allah menjinakkan, menundukkan, serta memudahkannya bagi kalian agar kalian dapat memakan dagingnya dan meminum air susunya serta mengendarainya di punggungnya. Oleh karena itu Allah berfirman: (Supaya kamu duduk di atas punggungnya) yaitu agar kalian dapat duduk dengan tenang (di atas punggungnya) yakni punggung jenis hewan ini (kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu) yang telah menundukkannya untuk kalian (apabila kamu telah duduk di atasnya; dan supaya kamu mengucapkan.”Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak menguasainya”) yaitu tidak dapat mengendalikannya, seandainya Allah tidak menundukkan ini untuk kita, maka kita tidak akan mampu menguasainya.
Ibnu Abbas, Qatadah, As-Suddi, dan Ibnu Zaid berkata bahwa “muqrinin” adalah menguasai (dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (14)) yaitu akan dikembalikan kepadaNya setelah kematian kita dan hanya kepadaNyalah perjalanan kita yang paling besar. Ini termasuk ke dalam bagian "Pengingat perjalanan akhirat dengan perjalanan dunia", sebagaimana diserupakan bekal akhirat dengan bekal di dunia di dalam firmanNya SWT: (Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal itu adalah takwa) (Surah Al-Baqarah: 197) dan pakaian akhirat dengan pakaian dunia dalam firmanNya: (dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik) (Surah Al-A'raf: 26)
Diriwayatkan dari Ali bin Rabi'ah, dia berkata,”Aku pernah melihat Ali sedang menaiki unta. Ketika telah menginjak-injakkan kakinya, dia mengucapkan “Dengan menyebut nama Allah”. Dan setelah duduk tegak di atas punggung kendaraannya, dia mengucapkan doa, "Segala puji bagi Allah" (Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya (13) dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (14)) Kemudian Ali mengucapkan “hamdalah” tiga kali dan “takbir” tiga kali. Lalu mengucapkan, "Maha Suci Engkau, tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku menganiaya diriku sendiri, maka ampunilah aku"
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Az-Zukhruf ayat 13: (Supaya kalian dapat duduk) tetap (di atas punggungnya) Dhamir yang ada pada ayat ini dimudzakkarkan, dan lafal Zhahr dikemukakan dalam bentuk jamak sehingga menjadi Zhuhur; hal ini karena memandang makna yang terkandung di dalam lafal Ma (kemudian kalian ingat nikmat Rabb kalian apabila kalian telah duduk di atasnya dan supaya kalian mengatakan, "Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya) tidak dapat menguasainya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Baik punggung kapal maupun punggung binatang ternak.
Yaitu mengakui nikmat Allah, karena Dia telah menundukkannya, serta memuji-Nya.
Yakni kalau bukan karena penundukkan-Nya kepada kami baik kapal maupun hewan ternak, tentu kami tidak akan sanggup menguasainya. Akan tetapi, karena kelembutan dan kemurahan-Nya Dia menundukkannya dan memudahkan sebab-sebabnya.
Maksud ayat ini adalah bahwa Tuhan yang memiliki sifat itu, yaitu melimpahkan berbagai nikmat kepada hamba-hamba-Nya, Dialah yang berhak diibadahi, ditujukan shalat dan sujud serta doa.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 13
12-13. Dan kekuasaan-Nya yang lain adalah bahwa dia pulalah yang menciptakan semuanya, yaitu semua makhluk-Nya berpasang-pasangan dan dengan keberpasangannya itu mereka saling menyempurnakan satu sama lain. Dan dialah yang menjadikan kapal sebagai alat transportasi laut untukmu yang dapat mengantar kamu dan kebutuhan kamu ke tempat tujuanmu di laut dengan aman dan atas izin-Nya dan hewan ternak sebagai alat transportasi darat yang kamu tunggangi, agar kamu duduk di atas punggungnya dengan aman dan atas izin-Nya dan menjadikannya sebagai pengangkut barang-barang kebutuhanmu. Kemudian kamu ingat dengan pikiran dan hatimu nikmat tuhanmu, yaitu ditundukkannya hewan-hewan itu untuk kamu apabila kamu telah duduk dengan aman dan mantap dan melihat barang-barangmu aman di atasnya; dan agar kamu mengucapkan dengan lidahmu sebagai peng-akuan atas kekuasaan Allah menundukkannya dengan mengatakan, 'mahasuci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya, yakni sebelum Allah menundukkannya, tidak mampu menguasainya. "14. Dan sesungguhnya sesudah kehidupan di dunia ini, kami pasti akan kembali kepada tuhan kami, untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan kami. '.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penjabaran dari para mufassirun mengenai makna dan arti surat Az-Zukhruf ayat 13 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita bersama. Bantulah perjuangan kami dengan memberi tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.