Surat Asy-Syura Ayat 51

۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ ٱللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ

Arab-Latin: Wa mā kāna libasyarin ay yukallimahullāhu illā waḥyan au miw warā`i ḥijābin au yursila rasụlan fa yụḥiya bi`iżnihī mā yasyā`, innahụ 'aliyyun ḥakīm

Artinya: Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.

« Asy-Syura 50Asy-Syura 52 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Kandungan Mendalam Mengenai Surat Asy-Syura Ayat 51

Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syura Ayat 51 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai kandungan mendalam dari ayat ini. Didapati berbagai penjelasan dari kalangan ahli ilmu mengenai kandungan surat Asy-Syura ayat 51, misalnya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Tidak patut bagi seorang anak cucu adam diajak berbicara oleh Allah kecuali dalam bentuk wahyu yang Dia wahyukan kepadanya atau Allah berbicara kepadanya di balik hijab, sebagaimana Allah bicara kepada Musa atau Allah mengutus seorang utusan, sebagaimana jibril, turun kepada para rasul, lalu dia memberikan wahyu dengan izin tuhan-Nya (bukan sekedar keinginan nafsunya) apa yang hendak Allah wahyukan. Sesungguhnya Allah maha tinggi dengan Dzat Nya, nama-namaNya, sifat-sifatNya dan perbuatan-perbuatanNya Dia mengalahkan segala sesuatu dan para makhlukpun tunduk kepadaNYa, maha bijaksana dalam segala pengaturanNYa terhadap urusan makhkukNYa.
Ayat ini menetapkan sifat “kalam” (berbicara) bagi Allah sesuai dengan kebesaran dan keagunganNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

51. Tidak mungkin manusia dapat Allah firmankan kepadanya melainkan melalui wahyu yang diturunkan kepadanya, atau Allah berfirman kepadanya dibalik tabir, atau dengan mengutus malaikat kepadanya untuk menyampaikan wahyu dengan izin Tuhannya. Allah Maha Tinggi Dzat, nama, dan sifat-Nya; dan Maha Bijaksana dalam mengatur urusan makhluk-makhluk-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

51. Tidak patut bagi manusia berbicara dengan Allah kecuali melalui wahyu yang diturunkan kepadanya atau berbicara dengannya secara langsung, akan tetapi berada di belakang tabir tanpa bisa melihat-Nya, atau Dia mengirim malaikat sebagai utusan seperti Jibril, lalu dia mewahyukan kepada rasul dari kalangan manusia dengan izin Allah apa yang dikehendaki-Nya untuk diwahyukan kepadanya. Sesungguhnya Dia -Subḥānahu- Mahatinggi Żat-Nya dan sifat-sifat-Nya, Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya dan syariat-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

51. وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُكَلِّمَهُ اللهُ إِلَّا وَحْيًا (Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu)
Yakni dengan wahyu yang diberikan kepadanya sehingga ia menjadi terilhami dan dimasukkan ke dalam hatinya sebagaimana diilhamkan kepada ibu Nabi Musa, dan kepada Nabi Ibrahim tentang penyembelihan anaknya.
Wahyu adalah pengilhaman dengan cepat dan tersembunyi.

أَوْ مِن وَرَآئِ حِجَابٍ(atau dibelakang tabir)
Sebagaimana Allah mewahyukan kepada Nabi Musa. Yakni suara-Nya terdengar namun Dzat-Nya tidak terlihat.

أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ ۚ( atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki)
Yakni mengutus malaikat untuk mewahyukan kepada seorang rasul dengan perintah dan bantuan Allah dengan wahyu yang Dia kehendaki.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

51. Tidak mungkin bagi manusia dapat diajak berbicara Allah kecuali melalui wahyu yang diturunkan kepadanya (wahyu adalah kalam tersembunyi yang disadari dengan cepat) atau diajak berbicara dari balik satir (penutup), sebagaimana Musa AS berbicara, atau dengan mengirimnya utusan dari golongan malaikat seperti Jibril AS untuk menyampaikan wahyu atau menyampaikan sesuatu yang dikirim kepadanya dengan perintah yang dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah SWT adalah Dzat yang Maha Luhur dan terbebas dari sifat-sifat makhlukNya. Dia bertindak sesuai kebijaksanaanNya dengan meletakkan setiap sesuatu pada tempatnya yang tepat. Ayat ini diturunkan saat orang Yahudi berkata kepada nabi SAW: “Jika kamu benar-benar nabi, Apakah kamu tidak berbicara dan melihat Allah layaknya Musa berbicara (denganNya)?” Kemudian turunlah ayat ini dan Nabi SAW bersabda: “Musa belum pernah melihat Allah SWT.”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Tidak mungkin} Tidak benar {bagi seorang manusia untuk diajak berbicara (langsung) oleh Allah, kecuali dengan wahyu} ilham atau melihat dalam mimpi {dari belakang tabir} mendengar kalamNya tetapi tidak melihatNya sebagaimana Dia berfirman kepada Musa AS {atau dengan mengirim utusan} malaikat seperti Jibril AS {lalu mewahyukan kepadanya dengan izinNya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha tinggi lagi Maha bijaksana


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

51. setelah orang-orang yang mendustakan para utusan Allah, yang kafir kepada Allah itu berkata, ”kenapa Allah tidak langsung bebicara kepada kami atau datang kepada kami bukti,” (al-baqarah:118), karena kesombongan dan kecongkakan mereka, maka Allah menjawab (membantah) mereka dengan ayat suci ini. (dan Dia jelaskan) bahwa Dia hanya berkata-kata langsung kepada manusia tertentu, yaitu para nabi yang diutus dan manusia pilihanNYa. Dan pembicaraan itu terjadi melalui beberapa cara: berbicara kepadanya melalui wahyu, Dia tiupkan wahyu tesebut kepada hati seorrang rasul tanpa perantara seorang malaikat atau tanpa pembicaraan langsung dengan rasul itu, “atau” Dia berbicara kepadanya secara langsung akan tetapi “dari belakang tabir”sebagaimana terjadi pada nabi musa bin iman (yang dijuluki) kalimur-rahman “atau” Allah berbicara kepadanya melalui perantara utusan dari kalangan malaikat, “dengan mengutus seorang utusan,” seperti malaikat jibril atau malaikat-malaikat lainnya.”lalu diwahyukan kepadanya dengan seizinNya, ”maksudnya, seizin tuhannya, tidak berdasarkan kemauannya sendiri.”
Sesungguhnya Allah mehatinggi dzatNya. Mahatinggi sifat-sifatNya, lagi mahaagung, lagi mahatinggi perbuatan-perbuatanNya. dia telah mengalahkan segala sesuatu, seluruh makhluk tunduk kepadaNYa, ”lagi mahabijaksana,” di dalam penempatan segala sesuatu dari berbagai makhluk dan ketetapan hukum masing-masing pada tempatnya,


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 51-53
Ini tentang tingkatan-tingkatan wahyu jika dikaitkan dengan Dzat Allah SWT, yaitu terkadang Dia melemparkan sesuatu ke dalam diri Nabi SAW sesuatu yang tidak diragukan Nabi SAW bahwa hal itu dari Allah SWT
Firman Allah SWT (atau di belakang tabir) Sebagaimana Allah SWT berbicara kepada nabi Musa, lalu nabi Musa meminta kepadaNya. Agar dia dapat melihat DzatNya sesudah pembicaraan itu, tetapi pandangannya terhalang tabir.
Firman Allah: (atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat), lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki) Sebagaimana Dia menurunkan malaikat Jibril dan malaikat lainnya kepada para nabi (Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana) Allah Maha Tinggi, Maha Mengetahui, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana. Firman Allah SWT (Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami) yaitu Al-Qur'an (Sebelumnya tidaklah kamu mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu) yaitu secara rinci, yang telah disyaratkan untukmu dalam Al-Qur'an (tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu) yaitu Al-Qur’an (cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba kami) sebagaimana firmanNya: (Katakanlah, "Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh") (Surah Fushshilat: 44).
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya kamu) wahai Muhammad (benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus) yaitu jalan yang benar lagi lurus. Kemudian dijelaskan dengan firmanNya SWT ((yaitu) jalan Allah) yaitu syariat yang telah diperintahkan Allah SWT (yang kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi) yaitu Tuhan, Dzat yang Merajai, dan Mengatur keduanya, dan Hakim yang tidak ada yang menghalangi keputusanNya (Ingatlah, bahwa kepada Allah-lah kembali semua urusan) yaitu semua urusan akan dikembalikan kepadaNya, lalu Dia akan menjelaskan dan menghukuminya. Maha Tinggi dan Maha Suci Allah dari apa yang dikatakan orang-orang yang zalim dan orang-orang yang ingkar dengan ketinggian yang setinggi-tingginya


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Asy-Syura ayat 51: (Dan tidak mungkin bagi seorang manusia pun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali) dengan perantaraan (wahyu) yang Dia wahyukan kepadanya di dalam tidurnya atau melalui ilham (atau) melainkan (di belakang tabir) seumpamanya Allah memperdengarkan kalam-Nya kepadanya, tetapi dia tidak dapat melihat-Nya, sebagaimana yang telah terjadi pada Nabi Musa a.s. (atau) kecuali (dengan mengutus seorang utusan) yakni malaikat, seperti Jibril (lalu diwahyukan kepadanya) maksudnya, utusan itu menyampaikan wahyu-Nya kepada rasul yang dituju (dengan seizin-Nya) dengan seizin Allah (apa yang Dia kehendaki) apa yang Allah kehendaki. (Sesungguhnya Dia Maha Tinggi) dari sifat-sifat yang dimiliki oleh semua makhluk (lagi Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ketika orang-orang yang mendustakan para rasul berkata, “Mengapa Allah tidak berbicara langsung dengan kami?” karena kesombongan mereka, maka Allah membantah mereka dengan ayat yang mulia ini, dan bahwa pembicaraan Allah Subhaanahu wa Ta'aala hanyalah kepada makhluk pilihan-Nya, dan bahwa caranya sebagaimana yang disebutkan dalam ayat di atas.

Yaitu dengan menyampaikan wahyu ke dalam hati rasul tersebut tanpa mengutus seorang malaikat dan tanpa berbicara secara langsung.

Dari belakang tabir artinya ialah seorang dapat mendengar firman Allah, akan tetapi dia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi pada Nabi Musa ‘alaihis salam.

Seperti malaikat Jibril ‘alaihis salam.

Tinggi zat-Nya, sifat-Nya, tinggi perbuatan-Nya, Dia mengalahkan segala sesuatu dan semua makhluk tunduk kepada-Nya.

Karena menempatkan sesuatu pada tempatnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syura Ayat 51

Ayat-ayat yang lalu berbicara tentang kekuasaan Allah atas makhluk-makhluk-Nya. Ayat ini menjelaskan tentang wahyu Allah yang diturunkan kepada rasul. Dan tidaklah patut, yaitu tidak mungkin terjadi, bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara secara langsung kepadanya kecuali berupa wahyu yang di turunkan kepadanya atau pembicaraan yang disampaikannya dari belakang tabir, seperti yang di alami oleh nabi musa di tur sina atau dengan mengutus utusan, yakni malaikat jibril lalu di wahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang dia kehendaki. Sungguh, dia mahatinggi, mahasuci dari sifat-sifat yang dimiliki makhluk-Nya dan mahabijaksana dalam menempatkan sesuatu secara proporsional sesuai dengan hikmah-Nya. 52. Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu, wahai nabi Muhammad, ruh, yaitu Al-Qur'an yang di turunkan dengan perantaraan jibril dengan perintah kami. Sebelumnya, yaitu sebelum Al-Qur'an itu di turunkan kepadamu, engkau tidaklah mengetahui apakah al-kitab itu, yaitu Al-Qur'an dan apakah pula iman itu. Akan tetapi, kami menjadikannya, yaitu Al-Qur'an itu, cahaya yang dapat menerangi dan menunjukkan jalan yang benar kepadamu. Dengan Al-Qur'an itu pula kami memberi petunjuk siapa yang kami kehendaki untuk mendapat petunjuk di antara hamba-hamba kami. Dan sungguh, engkau, wahai nabi Muhammad, benar-benar membimbing manusia kepada jalan yang lurus, jalan yang kami ridai.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikian berbagai penafsiran dari kalangan ahli ilmu terkait kandungan dan arti surat Asy-Syura ayat 51 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita semua. Bantu syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Terbanyak Dikunjungi

Ada berbagai topik yang terbanyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Ali Imran 26-27, An-Najm 39-42, Al-Baqarah 285, Al-Hujurat 11, Al-Ahzab 43, Al-Anbiya 19. Serta Al-Baqarah 261, Al-‘Ashr 3, Ar-Rahman 33, Al-Qalam, Al-Baqarah 282, Ar-Ra’d 31.

  1. Ali Imran 26-27
  2. An-Najm 39-42
  3. Al-Baqarah 285
  4. Al-Hujurat 11
  5. Al-Ahzab 43
  6. Al-Anbiya 19
  7. Al-Baqarah 261
  8. Al-‘Ashr 3
  9. Ar-Rahman 33
  10. Al-Qalam
  11. Al-Baqarah 282
  12. Ar-Ra’d 31

Pencarian: an nisa ayat 136 beserta artinya, latin al baqarah ayat 183, al-jumu'ah ayat 9, arrum 54, al mulk arab latin dan artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.