Surat Shad Ayat 7

مَا سَمِعْنَا بِهَٰذَا فِى ٱلْمِلَّةِ ٱلْءَاخِرَةِ إِنْ هَٰذَآ إِلَّا ٱخْتِلَٰقٌ

Arab-Latin: Mā sami'nā bihāżā fil-millatil-ākhirati in hāżā illakhtilāq

Artinya: Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir; ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan,

« Shad 6Shad 8 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Berkaitan Surat Shad Ayat 7

Paragraf di atas merupakan Surat Shad Ayat 7 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran penting dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penjabaran dari berbagai mufassirin terkait makna surat Shad ayat 7, di antaranya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

6-7 lalu para tokoh dan para pembesar kaum berusaha mendorong mereka untuk mempertahankan kesyirikan dan memperjuangkan keragaman tuhan-tuhan. Mereka berkata” apa yang dibawa oleh rasul tersebut adalah sesuatu yang direncanakan dengan tujuan meraih kepemimpinan dan kedudukan. kami belum pernah dengar apa yang didakwahkan itu dari kalangan leluhur kami (orang-orang quraisy) dan dalam agama nasrani. Apa yang dia sampaikan hanyalah kedustaan dan kebohongan. ”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

7. Kami tidak mendengar apa yang didakwahkan oleh Muhammad tentang mentauhidkan Allah dalam ajaran nenek moyang kami, tidak pula dalam agama Isa -'alaihissalām-. Kami tidak mendengar darinya selain kebohongan dan bualan.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

7. مَا سَمِعْنَا بِهٰذَا فِى الْمِلَّةِ الْاٰخِرَةِ (Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir)
Yakni agama Nasrani.

إِنْ هٰذَآ إِلَّا اخْتِلٰقٌ(ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan)
Yakni hanyalah kebohongan yang dibuat-buat Muhammad.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Inilah dalil seseorang yang tidak mempunyai ilmu syar'i, mengharamkan dirinya dari maksiat, maka dia berkata: Kami belum pernah mendengarnya, ini agama baru, orang-orang masih menentang apa yang kamu katakan... dll, dan dalilnya ada di Kitabullah dan Sunah Nabi-Nya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

7. Kami belum pernah mendengar ajaran pengesaan tuhan ini bahkan dari orang Nasrani, mereka berkata: Sesungguhnya Allah itu yang ketiga dari tiga tuhan. Sehingga pernyataan Muhammad hanyalah dusta semata.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir} agama Isa, Nasrani, yaitu agama paling akhir {ini tidak lain kecuali sesuatu yang dibuat-buat} dusta dan sesuatu yang dibuat-buat


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

7. “Kami tidak pernah mendengar hal ini,” artinya paham yang dikatakannya dan agama yang diserukannya “dalam agama yang terakhir,” maksudnya, pada masa terakhir, kita tidak menjumpainya sebagai anutan bapak-bapak kita, dan tidak pula bapak-bapak kita menjumpainya dari nenek moyang mereka. Maka teruslah kalian berpegang kepada apa yang dianut oleh bapak-bapak kalian, sebab itulah yang haq. Sedangkan apa yang diserukan oleh Muhammad itu hanyalah perbuatan mengada-ada yang dilakukannya dan kedustaan yang direkayasanya!
Itu juga syubhat (kerancuan) dan sejenis dengan syubhat mereka yang pertama, di mana mereka menolak kebenaran dengan sesuatu yang bukan argument untuk menolak pendapat yang sangat sederhana, yaitu pendapat yang berlawanan dengan paham yang dianut oleh bapak-bapak mereka yang sesat. Di mana yang bisa menunjukkan kepalsuannya?!


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 4-11
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik heran dengan diutusnya Rasulullah SAW sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.” Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata” (2)) (Surah Yunus)
Allah SWT berfirman di sini: (Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka) yaitu manusia seperti mereka (Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta (4) Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja?) yaitu, apakah dia menyangka bahwa Tuhan yang disembah itu hanya satu saja, yang tidak ada Tuhan selain Dia? Orang-orang musyrik (semoga dilaknat oleh Allah) ingkar dengan ucapan itu dan mereka merasa heran jika meninggalkan kemusyrikan kepada Allah, padahal mereka telah menerimanya dari nenek moyang mereka berupa pmenyembah berhala-berhala yang telah menjadi kecintaan hati mereka.
Ketika Rasulullah SAW menyeru mereka untuk melenyapkan hal itu dari hati mereka, lalu menggantinya dengan mengesakan Allah SAW, maka mereka merasa heran dan berdosa besar dengan hal itu, dan mereka berkata: (Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan (5) Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) Mereka adalah para pemuka, pemimpin, dan pembesar mereka. Mereka pergi seraya berkata: (Pergilah kamu) yaitu tetaplah pada agama kalian (dan bertahanlah (menyembah) tuhan-tuhanmu) yaitu, janganlah menuruti apa yang diserukan Muhammad kepada kalian berupa ajaran tauhid.
Firman Allah SWT: (sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki) Ibnu Jarir berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sesungguhnya apa yang diserukan Muhammad kepada kita berupa ajaran tauhid benar-benar dia jadikan sebagai sarana untuk meraih kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di atas kalian, juga agar kalian semua menjadi pengikutnya, dan kita tidak akan mau menerima seruannya.
Ucapan mereka: (Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir) yaitu kami belum pernah mendengar apa yang diserukan Muhammad berupa ajaran tauhid dalam agama yang terakhir.
Menurut Mujahid, Qatadah, dan Abu Zaid, yang mereka maksudkan adalah agama orang-orang Quraisy.
Ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (Shad: 7)
Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa yang mereka maksud adalah agama suku Quraisy
(ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan)
Mujahid dan Qatadah berkata bahwa maknanya adalah dusta.
Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah dugaan.
Ucapan mereka: (mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?) yaitu, mereka menganggap mustahil jika Al-Qur'an hanya diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara khusus di antara mereka semua, sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dari dua negeri (Makkah dan Thaif) ini) (Surah Az-Zukhruf: 31) Allah SWT berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat) (Surah Az-Zukhruf: 32) Oleh karena itu ketika mereka mengatakan hal itu yang menunjukkan kebodohan mereka sendiri dan kurangnya akal mereka, karena menganggap mustahil Al-Qur'an diturunkan kepada rasul yang ada di antara mereka. Maka Allah SWT berfirman (sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku) yaitu sesungguhnya mereka berkata demikian hanya karena sampai saat mereka mengucapkan kata-katanya itu masih belum merasakan azab dan pembalasan Allah. Maka mereka akan mengetahui akibat dari apa yang mereka katakan dan apa yang mereka dustakan itu, yaitu pada hari ketika itu mereka diseret ke neraka Jahanam dengan sebenar-benarnya.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahwa Dialah Dzat yang mengatur kerajaanNya dan Maha Berbuat terhadap apa yang Dia kehendaki yang memberi siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki, yang memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki, dan menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan yang menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Dia menurunkan malaikat Jibril membawa perintahNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya, dan Dia juga yang mengunci mati hati siapa saja yang Dia kehendaki. Maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk kepada selain Allah. Dan sesungguhnya semua hamba itu tidak memiliki sesuatupun dari urusan ini, mereka tidak berhak untuk mengatur kerajaan ini, dan mereka tidak memiliki apapun bahkan seberat dzarrah dan kulit ari.
Oleh karena itu maka Allah SWT berfirman seraya mengingkari kata-kata mereka: (Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi (9)) yaitu Maha Perkasa yang DzatNya tidak dapat dijangkau, dan Maha Pemberi yang memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki. Ayat ini mirip dengan firmanNya SWT: (Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia (53) ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada manusia itu? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar (54) Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu) ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya (55)) (Surah An-Nisa’)
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Kalau seandainya kamu mengusai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya” Dan manusia itu sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’) Demikian itu setelah menceritakan tentang orang-orang kafir bahwa mereka mengingkari pengutusan rasul manusia Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang kaum nabi Shalih ketika mereka berkata: (Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong (25) Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong (26)) (Surah Al-Qamar)
Firman Allah SWT: (Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada) maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit) (10)) yaitu jika mereka mempunyai hal itu, maka hendaklah mereka menaiki tangga menuju ke langit.
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa makna yang dimaksud adalah jalan-jalan menuju ke langit.
Kemudian Allah berfirman: (Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang bersekutu, pasti akan dikalahkan (11)) yaitu tentara yang mendustakan itu berada dalam kejayaan dan perpecahan akan dikalahkan dan dihancurkan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka dari kalangan golongan-golongan yang bersekutu dan mendustakan dihancurkan. Ini sebagaimana firmanNya: (Atau apakah mereka mengatakan, "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang” (44) Golongan itu pasti akan di­kalahkan dan mereka akan mundur ke belakang (45)) (Surah Al-Qamar) Hal tersebut terjadi di perang Badar (Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit (46)) (Surah Al-Qamar)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Shad ayat 7: (Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir) maksudnya, agama Nabi Isa. (Tiada lain) tidak lain (ini hanyalah dusta yang diada-adakan) hal yang dibuat-buat saja


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni seruan kepada tauhid.

Yang dimaksud oleh orang-orang kafir Quraisy dengan agama yang terakhir ialah agama Nasrani yang menigakan tuhan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Shad Ayat 7

Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir, yaitu nasrani, yang meyakini ajaran trinitas. Ajaran tauhid ini tidak lain ha-Nyalah kedustaan yang diada-adakan oleh Muhammad. 8. Mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepada Muhammad padahal dia berasal dari kalangan jelata, bukan kepada orang terpandang di antara kita'' (lihat pula: surah az-zukhruf/43: 31). Allah menegaskan, 'sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al-Qur'an yang turun dari sisi-ku karena kedengkian hati mereka, tetapi mereka belum merasakan azab-ku atas keingkaran mereka. Kelak mereka pasti akan merasakannya. ".


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penjabaran dari berbagai mufassirun terkait kandungan dan arti surat Shad ayat 7 (arab-latin dan artinya), moga-moga berfaidah untuk ummat. Dukunglah usaha kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Banyak Dikaji

Nikmati ratusan konten yang banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Isra 27, Al-Hujurat 6, Bersyukur, Al-A’raf 26, Al-‘Ankabut 57, Yunus. Juga Luqman, Ali ‘Imran 31, Yunus 40, Ad-Dhuha 3, Ali ‘Imran 14, Al-Bayyinah 5.

  1. Al-Isra 27
  2. Al-Hujurat 6
  3. Bersyukur
  4. Al-A’raf 26
  5. Al-‘Ankabut 57
  6. Yunus
  7. Luqman
  8. Ali ‘Imran 31
  9. Yunus 40
  10. Ad-Dhuha 3
  11. Ali ‘Imran 14
  12. Al-Bayyinah 5

Pencarian: surah al baqarah ayat 72, al araf ayat 80, arti dari surat an najm ayat 39-42, arti surah an nur ayat 31, al maidah 13

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.