Surat Ad-Dhuha Ayat 3
ู ูุง ููุฏููุนููู ุฑูุจูููู ููู ูุง ููููููฐ
Arab-Latin: Mฤ wadda'aka rabbuka wa mฤ qalฤ
Artinya: Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.
ยซ Ad-Dhuha 2 โต Ad-Dhuha 4 ยป
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Penting Berkaitan Surat Ad-Dhuha Ayat 3
Paragraf di atas merupakan Surat Ad-Dhuha Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan variasi penafsiran dari banyak ulama tafsir mengenai isi surat Ad-Dhuha ayat 3, di antaranya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-3. Allah bersumpah dengan waktu dhuha,dan maksudnya adalah seluruh siang, Allah bersumpah Juga dengan malam yang membuat makhluk tenang dan kegelapannya pekat. Allah bersumpah dengan makhluk yang Dia kehendaki. sedangkan makhluk tidak boleh bersumpah dengan selain khaliknya,karena sumpah dengan selain Allah adalah syirik. Tuhanmu (wahai nabi),tidak meninggalkanmu dan tidak marah kepadamu hanya karena menahan wahyu darimu.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
3. Kemudian disebutkan isi dari sumpah bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu tidak terhenti hai Rasulullah; dan Allah belum menghentikan penurunan ayat-ayat-Nya kepadamu. Dan Tuhanmu tidaklah sedang murka kepadamu ketika wahyu tidak turun beberapa waktu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
3. Rabbmu -wahai Rasul- tidak akan meninggalkanmu dan tidak pula memurkaimu sebagaimana ucapan orang-orang musyrik tatkala wahyu terputus darimu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
3. ู
ูุง ููุฏููุนููู ุฑูุจูููู (Tuhanmu tiada meninggalkan kamu)
Yakni tidak memutus hubungan denganmu, dan wahyu juga belum terputus darimu.
ููู
ูุง ููููููฐ( dan tiada (pula) benci kepadamu)
Yakni tidak murka terhadapmu.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
Pada suatu ketika nabi bersedih disebabkan wahyu terhenti turun kepadanya selama dua atau tiga hari, karena sesungguhnya al-Qur'an adalah bekal bagi nabi disetiap perjalanan panjangnya, dan cahaya baginya di segala kegelapan, kemudian Allah segera menurunkan wahyu untuk menenangkan kesedihan beliau : { ู
ูุง ููุฏููุนููู ุฑูุจูููู ููู
ูุง ููููููฐ } , maka sungguh menakjubkan orang yang meninggalkan al-Qur'an dan menjauh darinya selama berhari-hari dengan alasan sibuk dengan pekerjaan ! begitu penting kah pekerjaanmu sehingga engkau tidak memberi ruang bagi dirimu bersama al-Qur'an ?!!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
3. Dan Tuhanmu tidak meninggalkanmu, tidak memotong hubungan denganmu, tidak mengabaikanmu dan tidak murka denganmu. Itu adalah jawaban dari qasam
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimurajaโah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-โAwaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Tuhanmu tidak meninggalkanmu} tidak meninggalkanmu {dan tidak pula membencimu} tidak murka kepadamu
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-3. Allah bersumpah dengan siang bila cahayanya mulai tersebar, yaitu waktu dhuha, dan juga dengan malam, โapabila telah sunyi,โ dan gelap gulita, atas perhatian Allah terhadap RasulNya seraya berfirman, โRabbmu tiada meninggalkan kamu,โ yakni tidak meninggalkanmu sejak Dia memperhatikanmu dan tidak menelantarkanmu sejak memelihara dan merawatmu, tapi Dia senantiasa mendidikmu dengan pendidikan yang paling sempurna dan mengangkatmu satu derajat demi satu derajat, โdan tiada (pula) benci kepadamu,โmaksudnya Allah tidaklah membencimu, sejak Dia mencintaimu, karena menafikan kebaikan sesuatu menunjukkan penegasan atas kebalikannya. Penafian semata bukanlah pujian kecuali bila penafian tersebut mengandung penegasan kesempurnaan. Inilah keadaan Rasulullah sebelum dan sesudahnya, yaitu kondisi yang paling sempurna. Kecintaan Allah padanya serta terus berlalunya cinta itu, senantiasa naiknya derajat kesempurnaan Rasulullah dan perhatian Allah pada beliau.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-11
Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Qais, dia berkata,โAku mendengar Jundub berkata bahwa Nabi SAW mengalami sakit selama satu atau dua malam sehingga beliau tidak melakukan qiyamul lail. Maka datanglah kepadanya seorang wanita dan berkata,"Wahai Muhammad, menurutku setanmu itu tidak lain telah meninggalkanmu" Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Demi waktu matahari sepenggalah naik (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2) Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu (3))
Ini merupakan sumpah dari Allah SWT dengan menyebut waktu dhuha dan cahaya yang Dia ciptakan padanya (dan demi malam apabila telah sunyi (2)) yaitu jika tenang dan gelap gulita. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Ibnu Zaid, dan lainnya. Hal ini menunjukkan bukti yang jelas dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Tuhanmu tiada meninggalkan kamu) yaitu, Dia tidak meninggalkanmu (dan tiada (pula) benci kepadamu) yaitu Dia tidak murka kepadamu.
(dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan (4)) yaitu, Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini. Oleh karena itu, Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud terhadap dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah diketahui dari perjalanan hidup beliau SAW ketika Nabi SAW disuruh memilih di akhir usia beliau antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia kemudian ke surga dan antara kembali ke sisi Allah SWT. Maka beliau SAW memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.
Firman Allah SWT: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) yaitu kelak di akhirat Allah memberinya hingga dia merasa puas tentang umatnya dan juga kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah untuk dirinya berupa telaga Kautsar yang kedua tepinya berupa kubah-kubah dari mutiara yang berongga, sedangkan tanahnya bibit minyak kasturi.
Diriwayatkan dari Ali bin Abdullah bin Abbas, dari ayahnya, dia berkata bahwa ditampakkan kepada Rasulullah SAW apa yang bakal dibukakan untuk umatnya setelah tidak ada perbendaharaan demi perbendaharaan. Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) Allah SWT memberikan kepada beliau SAW di dalam surga satu juta gedung, dalam setiap gedung terdapat istri-istri dan para pelayan.
Kemudian Allah SWT menyebutkan bilangan nikmat-nikmat yang telah Dia karuniakan kepada hamba dan RasulNya, nabi Muhammad SAW: (Bukanlah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6)) Demikian itu karena ayah beliau wafat sejak beliau masih berada dalam kandungan ibunya.
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7)) sebagaimana firmanNya: (Dan demikianlah Kami wahyukan kepada wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qurโan itu cahaya, yang Kami tunjukkan dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami) (Surah Asy-Syura: 52).
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) yaitu sebelumnya kamu hidup dalam keadaan fakir dan memiliki banyak anak, lalu Allah memberimu kecukupan dari selainNya. Jadi Allah menghimpunkan bagi beliau antara kedudukan orang fakir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) dia berkata demikianlah kedudukan Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi rasul oleh Allah SWT.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang (9)) yaitu sebagaimana kamu dahulu seorang yang yatim, lalu Allah melindungimu, maka janganlah berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. yaitu janganlah menghina, membentak, dan merendahkannya, tetapi berbuat baiklah dia, dan kasihanilah dia.
Qatadah berkata yaitu jadilah terhadap anak yatim itu sebagai seorang ayah yang penyayang.
(Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya (10)) yaitu sebagaimana kamu dahulu dalam keadaan kebingungan, lalu Allah memberimu petunjuk, maka janganlah menghardik orang yang meminta ilmu yang benar.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah kenabian yang diberikan Tuhanmu kepadamu
(Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (11)) yaitu sebagaimana kamu dahulu orang memiliki banyak keluarga dan miskin, lalu Allah menjadikanmu berkecukupan, maka ceritakanlah nikmat Allah yang diberikan kepadamu. Ibnu Jarir berkata,โDiriwayatkan dari Abu Nadhrah, dia berkata bahwa dahulu orang-orang muslim memandang bahwa termasuk mensyukuri nikmat-mkmat Allah adalah dengan menceritakannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ ู
ูุง ููุฏููุนููู ุฑูุจูููู } Tuhanmu tidak meninggalkanmu wahai Muhammad, { ููู
ูุง ููููููฐ } dan tidak pula benci kepadamu, ayat ini turun ketika wahyu dari Allah terhenti untuk beberapa saat kepada Rasulullah ๏ทบ , dan Jibril juga tak kunjung datang menghamiri beliau sampai akhirnya Rasulullah ๏ทบ merasa gundah dengan keadaan yang beliau hadapi saat itu, dan saat itulah para kaum kuffar berkata kepada Rasulullah ๏ทบ : wahai Muhammad sesungguhnya tuhanmu telah berhenti memperhatikanmu dan menyayangimu, bahkan sebagian dari merka ada yang mengatakan : kami tidak melihat syaithonmu melainkan telah meninggalkanmu wahai Muhammad, mereka menyebut apa yang datang kepada Nabi Muhammad ๏ทป dari wahyu adalah syaithon, maka Rasulullah ๏ทบ pun merasa sempit hatinya dan galau, yang diragukan oleh beliau bukanlah Tuhanya melainkan perkataan para kaum Kuffar lah yang membuatnya gelisah.
Hingga akhirnya Allah ๏ทป menyemangati Rasul-Nya dengan menurunkan ayat ini { ู
ูุง ููุฏููุนููู ุฑูุจูููู } Tuhanmu tidak meninggalanmu wahai Muhammad, seperti yang dikatakan oleh orang-orang kafir { ููู
ูุง ููููููฐ } dan tidak pula membencimu, ayat ini turun sebagai pembantah terhadap perkataan kaum kuffar kepada Nabi Muhammad ๏ทบ .
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
ู
ูุง ููุฏููุนููู ุฑูุจูููู " Tuhanmu tiada meninggalkan kamu " Maknanya: Tidak membiarkan dan meneantarkanmu ููู
ูุง ููููู " dan tiada (pula) benci kepadamu," Makanya: Tidak memurkaimu, bahkan belia adalah makhluk yang paling Allah cintai (sebatas pengetahuan kita), Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Oleh karenya Allah memilihnya untuk mengemban risalah terbesar, kepada umat terbaik, dan menjadikannya penutup para nabi. Maka tidak ada nabi setelahnya shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Rasulullaah shallallahu a'alaihi wa sallam adalah salah satu dari dua Khalil (kekasih)-Nya yang mendapatkan keistimewaan dengan kriteria ini yaitu khullah (kakasih), khullah adalah tingkat kecintaan tertinggi, dan tidak ada pada hamba-hamba Allah sebatas pengetahuan kami yang menjadi Khalil Allah selain Ibrahim dan Muhammad 'alaihimassholatu wassalaam, sebagaimana Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: ุฅูููู ุงููู ุงุชููุฎูููู ุฎูููููููุง ููู
ุงู ุงุชููุฎูุฐู ุฅูุจูุฑูุงููููู
ู ุฎูููููููุง "Sesungguhnya Allah telah menjadikanku kekasih sebagaimana Ibrahim pun telah dijadikan kekasih" (1)
Allah 'Azza Wajalla berkata kepada Nabi-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam: ููุงุตูุจูุฑู ููุญูููู
ู ุฑูุจูููู ููุฅูููููู ุจูุฃูุนูููููููุง " Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan (mata) Kami, "(Ath-Thur: 48) Mata Allah Ta'ala melindung, mengawasi dan menjaganya, dialah yang Allah berkata kedanya shallallaahu 'alaihi wa sallam : ุงูููุฐูู ููุฑูุงูู ุญูููู ุชููููู
ู (218) ููุชููููููุจููู ููู ุงูุณููุงุฌูุฏูููู " Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. "(QS. Asy-Syu'ara: 218-219) Allah 'Azza wa Jalla tidak membiarkan rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi Allah meliputinya dengan ilmu, kasih saying dan perhatian-Nya dan lainnya yang menunjukkan tingginya kedudukan beliau di dunia dan akhirat, sebagaimana Allah berfirman dalam surat setelahnya: ููุฑูููุนูููุง ูููู ุฐูููุฑููู " Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. "(Asy-Syarh: 4)
(1) Dikeluarkan Muslim (532) dari hadits Jundub Bin Abdillah al-Bajaliy radhiyallaahu 'anhu.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ad-Dhuha ayat 3: Kemudian datang jawaban atas sumpah, Allah berkata : Sungguh Allah tidaklah meninggalkanmu wahai Nabi, semenjak Ia memilih engkau untuk menyampaikan risalah-Nya dan tidak juga engkau diabaikan, serta marah kepadamu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Maksudnya, ketika turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam terhenti untuk sementara waktu, orang-orang musyrik berkata, "Tuhannya (Muhammad) telah meninggalkannya dan benci kepadanya.โ Maka turunlah ayat di atas untuk membantah perkataan orang-orang musyrik itu, yaitu, โTuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,โ yakni Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah meninggalkan Beliau dan membiarkannya sejak Dia mengurus dan mendidik Beliau, bahkan Dia senantiasa mengurus dan mendidik Beliau dengan pendidikan yang sebaik-baiknya serta meninggikan Beliau sederajat demi sederajat.
Yakni Dia tidak membencimu sejak Dia mencintaimu. Inilah keadaan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang dahulu dan yang sekarang; yakni keadaan yang paling sempurna; kecintaan Allah untuk Beliau dan tetap terus seperti itu serta diangkatnya Beliau kepada kesempurnaan, dan tetap terusnya mendapatkan perhatian dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Adapun keadaan Beliau pada masa mendatang, maka sebagaimana firman-Nya, โDan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.โ
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ad-Dhuha Ayat 3
Wahai nabi, tidak adanya wahyu yang turun kepadamu dalam beberapa hari ini bukan karena Allah membencimu. Tuhanmu yang telah memilihmu sebagai nabi dan rasul tidak akan meninggalkan engkau sendirian dalam menyampaikan risalah dan tidak pula membencimu. 4. Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Akhirat beserta pahala yang Allah sediakan untukmu itu lebih baik daripada dunia ini. Kenikmatan akhirat bersifat abadi, sedangkan kehidupan dunia hanya sementara.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beberapa penjelasan dari beragam mufassir mengenai kandungan dan arti surat Ad-Dhuha ayat 3 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita bersama. Dukunglah perjuangan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.