Surat Shad Ayat 8

أَءُنزِلَ عَلَيْهِ ٱلذِّكْرُ مِنۢ بَيْنِنَا ۚ بَلْ هُمْ فِى شَكٍّ مِّن ذِكْرِى ۖ بَل لَّمَّا يَذُوقُوا۟ عَذَابِ

Arab-Latin: A unzila 'alaihiż-żikru mim baininā, bal hum fī syakkim min żikrī, bal lammā yażụqụ 'ażāb

Artinya: Mengapa Al Quran itu diturunkan kepadanya di antara kita?" Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Quran-Ku, dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku.

« Shad 7Shad 9 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Shad Ayat 8

Paragraf di atas merupakan Surat Shad Ayat 8 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai tafsir menarik dari ayat ini. Ditemukan berbagai penjelasan dari berbagai mufassirun mengenai kandungan surat Shad ayat 8, antara lain seperti tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Mengapa Muhammad diberi al-qur’an dan bukan kami? justru mereka dalam kebimbangan terhadap wahyu-Ku kepadamu (wahai rasul) dan pengangkatanKu terhadapmu sebagai rasul, lalu mereka berkata demikian, karena mereka belum mencicipi azab Allah, sekiranya mereka telah merasakanna, niscaya mereka tidak akan berkata demikian.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

8. “Mengapa al-Qur’an diturunkan kepadanya, padahal dia bukan orang yang paling mulia, paling kaya, dan paling tinggi derajatnya di antara kita?”

Sungguh penentangan dan keingkaran mereka ini bukan berlandaskan ilmu, akan tetapi berasal dari kedengkian, kesombongan, dan keraguan. dan mereka mengatakan hal itu karena mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya dan belum merasakan azab-Nya, seandainya mereka telah merasakan azab Allah niscaya mereka tidak akan melakukan hal itu.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

8. Apakah dibenarkan Al-Qur`ān turun kepadanya di antara kita secara khusus dan tidak diturunkan kepada kita, padahal kita adalah para pemuka dan pembesar.” Sebaliknya kaum musyrikin itu dalam keraguan terhadap wahyu yang turun kepadamu, dan karena mereka belum merasakan azab Allah, maka mereka tertipu oleh pembiaran-Nya. Seandainya mereka merasakannya, niscaya mereka tidak berani melakukan kekufuran dan kesyirikan kepada Allah serta meragukan apa yang diwahyukan kepadamu.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

8. أَءُنزِلَ عَلَيْهِ الذِّكْرُ مِنۢ بَيْنِنَا ۚ (mengapa Al Quran itu diturunkan kepadanya di antara kita?”)
Padahal kita adalah para pemimpin dan pemuka kaum yang lebih tua darinya dan lebih mulia.

بَلْ هُمْ فِى شَكٍّ مِّن ذِكْرِى ۖ( Sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al Quran-Ku)
Yakni terhadap al-Qur’an atau wahyu.

بَل لَّمَّا يَذُوقُوا۟ عَذَابِ(dan sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku)
Sehingga mereka terlena dengan penangguhan bagi mereka yang lama.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

8. “Mengapa Al-quran ini diturunkan kepada kami, padahal kami ini lebih senior dan lebih luhur daripada dia.” Namun sebenarnya mereka tidak meragukan kejujuran Muhammad, namun mereka ragu bahwa Alquran itu dari Allah. Mereka bahkan belum merasakan azab-Ku


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Mengapa Adz-Dzikr itu} Al-Qur’an itu {diturunkan kepada dia di antara kita” Sebenarnya mereka dalam keraguan terhadap kitabKu} wakyuKu {Tetapi mereka belum merasakan azabKu


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H


8. “Mengapa al-Quran itu diturunkan kepadanya di antara kita?” maksudnya, apa yang telah membuatnya lebih utama daripada kita sehingga al-Quran diturunkan kepadanya, bukan kepada kita dan ia diistimewakan oleh Allah dengannya?! Ini juga adalah syubhat mereka. Mana dalil yang terdapat di dalam syubhat ini yang membuktikan penolakan terhadap apa yang ia katakan?! Tidakkah semua rasul itu melainkan demikian adanya?! Allah mengaruniakan kerasulan kepada mereka dan memerintah mereka mengajak manusia kepadaNya. Maka dari itu, tatkala perkataan-perkataan yang bersumber dari mereka tersebut tidak pantas sedikitpun (untuk dijadikan argument) untuk menolak apa yang dibawa oleh Rasul, maka Allah memberitahu darimana perkataan-perkataan seperti itu bersumber, dan sesungguhnya mereka “berada dalam keragu-raguan terhadap al-QuranKu.” Mereka sama sekali tidak mempunyai ilmu pengetahuan dan tidak pula bukti. Tatkala mereka sudah terjerumus dalam lembah keraguan dan puas dengannya, sedangkan kebenaran yang nyata telah datang kepada mereka, dan mereka pun sudah berbulat hati untuk terus berada dalam keraguan, maka mereka mengatakan perkataan-perkataan tersebut untuk menolak kebaenaran, tanpa satu bukti pun dari mereka, melainkan hanya bersumber dari kedustaan yang mereka lakukan. Sudah dimaklumi bahwasanya siapa saja yang berkarakter seperti itu, berbicara berdasarkan keraguan dan sikap keras kepala, maka perkataannya tidak bisa diterima, dan tak seorang pun yang dapat mencemarkan kebenaran; dan sesungguhnya orang yang seperti itu keadaannya mendapat celaan dan cacian akibat perkataannya.
Maka dari itu Allah mengancam mereka dengan azab, seraya berfirman, “Dan sebenarnya mereka belum merasakan azabKu.” Maksudnya, mereka telah mengatakan perkataan-perkataan tersebut dan telah lancang melakukannya, di mana mereka bersenang-senang di dunia, tidak ditimpa azab Allah sedikit pun. Kalau saja mereka merasakan azabNya, tentu mereka tidak akan berani berbuat lancang seperti itu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 4-11
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik heran dengan diutusnya Rasulullah SAW sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.” Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata” (2)) (Surah Yunus)
Allah SWT berfirman di sini: (Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka) yaitu manusia seperti mereka (Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta (4) Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja?) yaitu, apakah dia menyangka bahwa Tuhan yang disembah itu hanya satu saja, yang tidak ada Tuhan selain Dia? Orang-orang musyrik (semoga dilaknat oleh Allah) ingkar dengan ucapan itu dan mereka merasa heran jika meninggalkan kemusyrikan kepada Allah, padahal mereka telah menerimanya dari nenek moyang mereka berupa pmenyembah berhala-berhala yang telah menjadi kecintaan hati mereka.
Ketika Rasulullah SAW menyeru mereka untuk melenyapkan hal itu dari hati mereka, lalu menggantinya dengan mengesakan Allah SAW, maka mereka merasa heran dan berdosa besar dengan hal itu, dan mereka berkata: (Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan (5) Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) Mereka adalah para pemuka, pemimpin, dan pembesar mereka. Mereka pergi seraya berkata: (Pergilah kamu) yaitu tetaplah pada agama kalian (dan bertahanlah (menyembah) tuhan-tuhanmu) yaitu, janganlah menuruti apa yang diserukan Muhammad kepada kalian berupa ajaran tauhid.
Firman Allah SWT: (sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki) Ibnu Jarir berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sesungguhnya apa yang diserukan Muhammad kepada kita berupa ajaran tauhid benar-benar dia jadikan sebagai sarana untuk meraih kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di atas kalian, juga agar kalian semua menjadi pengikutnya, dan kita tidak akan mau menerima seruannya.
Ucapan mereka: (Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir) yaitu kami belum pernah mendengar apa yang diserukan Muhammad berupa ajaran tauhid dalam agama yang terakhir.
Menurut Mujahid, Qatadah, dan Abu Zaid, yang mereka maksudkan adalah agama orang-orang Quraisy.
Ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (Shad: 7)
Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa yang mereka maksud adalah agama suku Quraisy
(ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan)
Mujahid dan Qatadah berkata bahwa maknanya adalah dusta.
Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah dugaan.
Ucapan mereka: (mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?) yaitu, mereka menganggap mustahil jika Al-Qur'an hanya diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara khusus di antara mereka semua, sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dari dua negeri (Makkah dan Thaif) ini) (Surah Az-Zukhruf: 31) Allah SWT berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat) (Surah Az-Zukhruf: 32) Oleh karena itu ketika mereka mengatakan hal itu yang menunjukkan kebodohan mereka sendiri dan kurangnya akal mereka, karena menganggap mustahil Al-Qur'an diturunkan kepada rasul yang ada di antara mereka. Maka Allah SWT berfirman (sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku) yaitu sesungguhnya mereka berkata demikian hanya karena sampai saat mereka mengucapkan kata-katanya itu masih belum merasakan azab dan pembalasan Allah. Maka mereka akan mengetahui akibat dari apa yang mereka katakan dan apa yang mereka dustakan itu, yaitu pada hari ketika itu mereka diseret ke neraka Jahanam dengan sebenar-benarnya.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahwa Dialah Dzat yang mengatur kerajaanNya dan Maha Berbuat terhadap apa yang Dia kehendaki yang memberi siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki, yang memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki, dan menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan yang menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Dia menurunkan malaikat Jibril membawa perintahNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya, dan Dia juga yang mengunci mati hati siapa saja yang Dia kehendaki. Maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk kepada selain Allah. Dan sesungguhnya semua hamba itu tidak memiliki sesuatupun dari urusan ini, mereka tidak berhak untuk mengatur kerajaan ini, dan mereka tidak memiliki apapun bahkan seberat dzarrah dan kulit ari.
Oleh karena itu maka Allah SWT berfirman seraya mengingkari kata-kata mereka: (Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi (9)) yaitu Maha Perkasa yang DzatNya tidak dapat dijangkau, dan Maha Pemberi yang memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki. Ayat ini mirip dengan firmanNya SWT: (Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia (53) ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada manusia itu? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar (54) Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu) ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya (55)) (Surah An-Nisa’)
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Kalau seandainya kamu mengusai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya” Dan manusia itu sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’) Demikian itu setelah menceritakan tentang orang-orang kafir bahwa mereka mengingkari pengutusan rasul manusia Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang kaum nabi Shalih ketika mereka berkata: (Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong (25) Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong (26)) (Surah Al-Qamar)
Firman Allah SWT: (Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada) maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit) (10)) yaitu jika mereka mempunyai hal itu, maka hendaklah mereka menaiki tangga menuju ke langit.
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa makna yang dimaksud adalah jalan-jalan menuju ke langit.
Kemudian Allah berfirman: (Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang bersekutu, pasti akan dikalahkan (11)) yaitu tentara yang mendustakan itu berada dalam kejayaan dan perpecahan akan dikalahkan dan dihancurkan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka dari kalangan golongan-golongan yang bersekutu dan mendustakan dihancurkan. Ini sebagaimana firmanNya: (Atau apakah mereka mengatakan, "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang” (44) Golongan itu pasti akan di­kalahkan dan mereka akan mundur ke belakang (45)) (Surah Al-Qamar) Hal tersebut terjadi di perang Badar (Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit (46)) (Surah Al-Qamar)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Shad ayat 8: (Mengapa telah diturunkan) dapat dibaca Tahqiq dapat pula dibaca Tas-hil (kepadanya) kepada Muhammad (peringatan) yakni kitab Alquran (di antara kita?) bukan diturunkan kepada orang yang tertua di antara kita atau orang yang paling terhormat di antara kita. Maksudnya, mengapa Alquran itu tidak diturunkan kepada orang yang paling tua atau orang yang paling terhormat di antara mereka. Lalu Allah berfirman, ("Sebenarnya mereka ragu terhadap Alquran-Ku) atau ragu terhadap wahyuKu, yaitu Alquran, karena mereka mendustakan rasul yang mendatangkannya (dan sebenarnya belumlah) artinya, belum lagi (mereka merasakan azab-Ku") seandainya mereka telah merasakannya niscaya mereka mau beriman kepada Nabi saw. tentang apa yang disampaikan olehnya dari sisi-Ku. Akan tetapi pada saat itu, yakni saat mereka merasakan azab-Ku, tidak ada gunanya lagi iman.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni padahal dia bukanlah orang yang paling tua di antara kami dan bukan pula orang mulia (terhormat). Syubhat ini di dalamnya juga tidak terdapat hujjah untuk menolak Beliau, yakni alasan seperti ini bukanlah merupakan hujjah.

Oleh karena ucapan mereka itu tidak pantas untuk membantah apa yang Beliau bawa, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa ucapan itu muncul dari keraguan-raguan yang ada dalam hati mereka, bukan didasari ilmu apalagi bukti. Ketika mereka telah berada di dalam keragu-raguan dan mereka ridha dengannya, padahal kebenaran telah datang kepada mereka dengan jelasnya, tetapi mereka malah bertekad kuat untuk tetap di atas keragu-raguannya dan sikap membangkang, sehingga mereka mengatakan kata-kata yang maksudnya menolak yang hak, bukan berasal dari bukti tetapi berasal dari kedustaan mereka.

Sudah menjadi maklum, bahwa orang yang seperti ini sifatnya, yang berbicara atas dasar keragu-raguan dan sikap membangkang, maka ucapannya tidaklah diterima, tidak dapat mencacatkan kebenaran meskipun sedikit, dan bahwa karena ucapan itu, celaan dan cercaan malah berbalik kepada mereka. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengancam mereka dengan firman-Nya, “Tetapi mereka belum merasakan azab-Ku.” Yakni mereka mengatakan kata-kata itu dan berani mengucapkannya adalah karena mereka mendapatkan kenikmatan di dunia dan belum merasakan azab Allah ‘Azza wa Jalla.

Sekiranya mereka merasakan azab Allah, tentu mereka akan membenarkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan tidak akan mengatakan kata-kata seperti itu, namun ketika mereka telah mendapatkan azab, maka keimanan tidak lagi bermanfaat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Shad Ayat 8

Mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepada Muhammad padahal dia berasal dari kalangan jelata, bukan kepada orang terpandang di antara kita'' (lihat pula: surah az-zukhruf/43: 31). Allah menegaskan, 'sebenarnya mereka ragu-ragu terhadap Al-Qur'an yang turun dari sisi-ku karena kedengkian hati mereka, tetapi mereka belum merasakan azab-ku atas keingkaran mereka. Kelak mereka pasti akan merasakannya. "9. "atau apakah mereka yang kafir itu ingkar karena mempunyai perbendaharaan rahmat tuhanmu yang mahaperkasa lagi maha pemberi sehingga merasa punya kekuatan untuk ikut menentukan kehendak Allah'" (lihat pula: surah al-an''m/6: 124).


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beragam penjelasan dari beragam ahli tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Shad ayat 8 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah untuk kita. Sokong usaha kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Paling Banyak Dikunjungi

Terdapat berbagai halaman yang paling banyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 31, Al-Isra 27, Ad-Dhuha 3, Al-Hujurat 6, Yunus 40, Yunus. Ada juga Al-A’raf 26, Al-‘Ankabut 57, Bersyukur, Ali ‘Imran 14, Al-Bayyinah 5, Luqman.

  1. Ali ‘Imran 31
  2. Al-Isra 27
  3. Ad-Dhuha 3
  4. Al-Hujurat 6
  5. Yunus 40
  6. Yunus
  7. Al-A’raf 26
  8. Al-‘Ankabut 57
  9. Bersyukur
  10. Ali ‘Imran 14
  11. Al-Bayyinah 5
  12. Luqman

Pencarian: surah yasin terjemah, tulisan surat al alaq, ayat 99, surat adh dhuha dan artinya, surah al baqarah ayat 75

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kunjungan kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.