Surat Shad Ayat 6
وَٱنطَلَقَ ٱلْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ ٱمْشُوا۟ وَٱصْبِرُوا۟ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمْ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ يُرَادُ
Arab-Latin: Wanṭalaqal-mala`u min-hum animsyụ waṣbirụ 'alā ālihatikum inna hāżā lasyai`uy yurād
Artinya: Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Mendalam Tentang Surat Shad Ayat 6
Paragraf di atas merupakan Surat Shad Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka kandungan mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi beraneka penjabaran dari beragam pakar tafsir berkaitan makna surat Shad ayat 6, sebagiannya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6-7 lalu para tokoh dan para pembesar kaum berusaha mendorong mereka untuk mempertahankan kesyirikan dan memperjuangkan keragaman tuhan-tuhan. Mereka berkata” apa yang dibawa oleh rasul tersebut adalah sesuatu yang direncanakan dengan tujuan meraih kepemimpinan dan kedudukan. kami belum pernah dengar apa yang didakwahkan itu dari kalangan leluhur kami (orang-orang quraisy) dan dalam agama nasrani. Apa yang dia sampaikan hanyalah kedustaan dan kebohongan. ”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
6-7. Para pemuka kaum itu mendorong orang-orang agar tetap di dalam kesyirikan dan kekafiran: “Dakwah yang dilakukan lelaki ini merupakan siasat agar dia dapat meraih kekuasaan dan kepemimpinan. Kami tidak pernah mendengar hal yang seperti ini dalam agama kaum Quraisy tidak pula dalam agama Yahudi dan Nasrani. Tidak lain ini adalah kedustaan.”
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
6. Maka para pembesar dan pemuka mereka mendatangi para pengikut mereka seraya berkata, “Teruskan apa yang selama ini kalian lakukan, jangan mengikuti agama Muhammad, pertahankanlah ibadah kepada tuhan-tuhan kalian. Sesungguhnya dakwah Muhammad kepada kalian untuk menyembah satu Tuhan hanyalah taktiknya saja, karena dia ingin merebut kepemimpinan dan pengikut dari tangan kami.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
6. وَانطَلَقَ الْمَلَأُ مِنْهُمْ (Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka)
Rasulullah meminta kepada mereka mengucapkan kalimat yang dapat menundukkan orang Arab dan lainnya pada mereka. Mereka bertanya: “kalimat apa itu?” Rasulullah menjawab: “kalimat laa ilaaha illaa Allah.” Mereka lalu berdiri terkaget sambil mengibas-ngibaskan pakaian mereka, mereka berkata: “apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu sebagai Tuhan yang satu saja?”
أَنِ امْشُوا۟( (seraya berkata): “Pergilah kamu)
Yakni lanjutkanlah apa yang telah kalian lakukan, dan janganlah kalian masuk ke dalam agamanya. Mereka mengatakan ini kepada para pengikut mereka.
وَاصْبِرُوا۟ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمْ ۖ( dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu)
Yakni tetaplah menyembah mereka.
إِنَّ هٰذَا لَشَىْءٌ يُرَادُ (sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki)
Yakni ini adalah urusan Muhammad yang dia inginkan dari kita dan tuhan-tuhan kita, dan dia berharap dapat berhasil agar dapat berkuasa terhadap kita sehingga kita menjadi pengikutnya dan dia dapat mengatur kita sesuai kehendaknya.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). { وَٱنطَلَقَ ٱلْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ ٱمْشُوا۟ وَٱصْبِرُوا۟ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمْ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ يُرَادُ } "Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki." Yakni, dia mempunyai maksud dan niat yang tidak baik, Ini adalah syubhat yang hanya tersebar di kalangan orang-orang bodoh. Siapapun yang menyerukan pernyataan yang benar atau tidak benar, maka pernyataannya tidak akan ditolak dan dianggap sebagai penghinaan terhadap niatnya, namun dimentahkan dengan sesuatu yang membatalkannya dengan dalil dan burhan.
2 ). Ketika Anda memenangkan ronde dengan kepalsuan, berhati-hatilah untuk tidak membayangkan akhir pertarungan dengannya; orang-orang yang berdusta lebih sabar atas kemenangan kepalsuan mereka karena kesabaran banyak orang-orang benar mendukung kebenaran, dan ayat-ayat ini mengungkapkan kebenaran:
{ وَٱنطَلَقَ ٱلْمَلَأُ مِنْهُمْ أَنِ ٱمْشُوا۟ وَٱصْبِرُوا۟ عَلَىٰٓ ءَالِهَتِكُمْ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَىْءٌ يُرَادُ }
"Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka (seraya berkata): "Pergilah kamu dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki".
{ إِن كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ ءَالِهَتِنَا لَوْلَآ أَن صَبَرْنَا عَلَيْهَا }
"Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar(menyembah)nya" [ Al-Furqan : 42 ]
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
6. Para pembesar dan pemimpin kaum Qurays meninggalkan mereka dengan berkata kepada beberapa kaumnya: “Laksankanlah apa yang telah menjadi kewajiban kalian, jangan kalian berpaling dari tuhan-tuhan kalian. Tetap sembahlah mereka. Inilah yang diinginkan Muhammad terhadap kita dan sesembahan kita. Muhammad menyeru untuk mengesakan Tuhan, agar kita mau untuk menjadi pengikutnya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Lalu pemimpin-pemimpin mereka} para pembesar dan pemuka {pergi (dengan berkata) “Pergilah} pergilah ke tempat kalian sebelumnya dan jangan masuk agamanya {dan tetaplah (menyembah) tuhan-tuhan kalian}dan tetaplah untuk menyembah tuhan-tuhan kalian {Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang dikehendaki} benar-benar perkara yang direncanakan yang diinginkan oleh Muhammad dari kita dan tuhan-tuhan kita, supaya dia bisa lebih tinggi dari kita dan mengatur kita
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
6. “Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka.” Yang perkataan mereka diterima, dengan maksud menghimbau kaumnya supaya mereka tetap berpegang teguh kepada kesyirikan yang mereka anut, “Pergilah kamu dan bersabarlah terhadap sembahan-sembahanmu.” Maksudnya, teruslah kalian menyembahnya dan bersungguh-sungguhlah dalam mempertahankan dan menyembahnya, jangan sekali-kali ada apa pun yang mencegah kalian dan jangan pula ada seorang pun yang menghalang-halangi kalian, “sesungguhnya ini,” yang dibawa oleh Muhammad ini, yaitu larangan menyembah mereka, “benar-benar suatu hal yang dikehendaki,” yakni yang dimaksud. Artinya, Muhammad mempunyai niat dan tujuan yang tidak baik padanya. Ini adalah propaganda yang tidak akan pernah laku kecuali di kalangfan orang-orang yang dungu (tidak berakal). Sebab, sesungguhnya siapa saja yang mengajak kepada perkataan yang benar atau yang tidak benar, maka perkataannya tidak bisa ditolak dengan cara mencemoohkan niatnya, karena niat dan amalnya hanya orang yang bersangkutan yang tahu. Semestinya ia ditolak (ditanggapi) dengan cara menghadapinya dengan apa yang dapat membatalkan dan merusak argument-argumen dan hujjah-hujjah (dalil) nya; sedangkan tujuan mereka adalah bahwa Muhammad itu sebenarnya mengajak kalian kepada apa yang diserukannya hanyalah untuk (dapat) memimpin kalian dan supaya menjadi orang yang dihormati dan diikuti di kalangan kalian.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 4-11
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang musyrik heran dengan diutusnya Rasulullah SAW sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka, "Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman, bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.” Orang-orang kafir berkata, "Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata” (2)) (Surah Yunus)
Allah SWT berfirman di sini: (Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka) yaitu manusia seperti mereka (Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta (4) Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja?) yaitu, apakah dia menyangka bahwa Tuhan yang disembah itu hanya satu saja, yang tidak ada Tuhan selain Dia? Orang-orang musyrik (semoga dilaknat oleh Allah) ingkar dengan ucapan itu dan mereka merasa heran jika meninggalkan kemusyrikan kepada Allah, padahal mereka telah menerimanya dari nenek moyang mereka berupa pmenyembah berhala-berhala yang telah menjadi kecintaan hati mereka.
Ketika Rasulullah SAW menyeru mereka untuk melenyapkan hal itu dari hati mereka, lalu menggantinya dengan mengesakan Allah SAW, maka mereka merasa heran dan berdosa besar dengan hal itu, dan mereka berkata: (Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan (5) Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) Mereka adalah para pemuka, pemimpin, dan pembesar mereka. Mereka pergi seraya berkata: (Pergilah kamu) yaitu tetaplah pada agama kalian (dan bertahanlah (menyembah) tuhan-tuhanmu) yaitu, janganlah menuruti apa yang diserukan Muhammad kepada kalian berupa ajaran tauhid.
Firman Allah SWT: (sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki) Ibnu Jarir berkata bahwa makna yang dimaksud adalah sesungguhnya apa yang diserukan Muhammad kepada kita berupa ajaran tauhid benar-benar dia jadikan sebagai sarana untuk meraih kemuliaan dan kedudukan yang tinggi di atas kalian, juga agar kalian semua menjadi pengikutnya, dan kita tidak akan mau menerima seruannya.
Ucapan mereka: (Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir) yaitu kami belum pernah mendengar apa yang diserukan Muhammad berupa ajaran tauhid dalam agama yang terakhir.
Menurut Mujahid, Qatadah, dan Abu Zaid, yang mereka maksudkan adalah agama orang-orang Quraisy.
Ini tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan. (Shad: 7)
Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa yang mereka maksud adalah agama suku Quraisy
(ini (mengesakan Allah), tidak lain hanyalah (dusta) yang diada-adakan)
Mujahid dan Qatadah berkata bahwa maknanya adalah dusta.
Ibnu Abbas berkata bahwa maknanya adalah dugaan.
Ucapan mereka: (mengapa Al-Qur'an itu diturunkan kepadanya di antara kita?) yaitu, mereka menganggap mustahil jika Al-Qur'an hanya diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara khusus di antara mereka semua, sebagaimana Allah SWT berfirman di ayat lain: (Mengapa Al-Qur'an ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dari dua negeri (Makkah dan Thaif) ini) (Surah Az-Zukhruf: 31) Allah SWT berfirman: (Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat) (Surah Az-Zukhruf: 32) Oleh karena itu ketika mereka mengatakan hal itu yang menunjukkan kebodohan mereka sendiri dan kurangnya akal mereka, karena menganggap mustahil Al-Qur'an diturunkan kepada rasul yang ada di antara mereka. Maka Allah SWT berfirman (sebenarnya mereka belum merasakan azab-Ku) yaitu sesungguhnya mereka berkata demikian hanya karena sampai saat mereka mengucapkan kata-katanya itu masih belum merasakan azab dan pembalasan Allah. Maka mereka akan mengetahui akibat dari apa yang mereka katakan dan apa yang mereka dustakan itu, yaitu pada hari ketika itu mereka diseret ke neraka Jahanam dengan sebenar-benarnya.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya menjelaskan bahwa Dialah Dzat yang mengatur kerajaanNya dan Maha Berbuat terhadap apa yang Dia kehendaki yang memberi siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki, yang memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki, dan menghinakan siapa saja yang Dia kehendaki, yang memberi petunjuk kepada siapa saja yang Dia kehendaki, dan yang menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki. Dia menurunkan malaikat Jibril membawa perintahNya kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hambaNya, dan Dia juga yang mengunci mati hati siapa saja yang Dia kehendaki. Maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk kepada selain Allah. Dan sesungguhnya semua hamba itu tidak memiliki sesuatupun dari urusan ini, mereka tidak berhak untuk mengatur kerajaan ini, dan mereka tidak memiliki apapun bahkan seberat dzarrah dan kulit ari.
Oleh karena itu maka Allah SWT berfirman seraya mengingkari kata-kata mereka: (Atau apakah mereka itu mempunyai perbendaharaan rahmat Tuhanmu Yang Maha Perkasa lagi Maha Pemberi (9)) yaitu Maha Perkasa yang DzatNya tidak dapat dijangkau, dan Maha Pemberi yang memberi kepada siapa saja yang Dia kehendaki dengan apa yang Dia kehendaki. Ayat ini mirip dengan firmanNya SWT: (Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia (53) ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepada manusia itu? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar (54) Maka di antara mereka (orang-orang yang dengki itu) ada orang-orang yang beriman kepadanya, dan di antara mereka ada orang-orang yang menghalangi (manusia) dari beriman kepadanya. Dan cukuplah (bagi mereka) neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya (55)) (Surah An-Nisa’)
Firman Allah SWT: (Katakanlah, "Kalau seandainya kamu mengusai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya” Dan manusia itu sangat kikir (100)) (Surah Al-Isra’) Demikian itu setelah menceritakan tentang orang-orang kafir bahwa mereka mengingkari pengutusan rasul manusia Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT memberitahukan tentang kaum nabi Shalih ketika mereka berkata: (Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong (25) Kelak mereka akan mengetahui siapakah yang sebenarnya amat pendusta lagi sombong (26)) (Surah Al-Qamar)
Firman Allah SWT: (Atau apakah bagi mereka kerajaan langit dan bumi dan yang ada di antara keduanya? (Jika ada) maka hendaklah mereka menaiki tangga-tangga (ke langit) (10)) yaitu jika mereka mempunyai hal itu, maka hendaklah mereka menaiki tangga menuju ke langit.
Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan lainnya berkata bahwa makna yang dimaksud adalah jalan-jalan menuju ke langit.
Kemudian Allah berfirman: (Suatu tentara yang besar yang berada di sana dari golongan-golongan yang bersekutu, pasti akan dikalahkan (11)) yaitu tentara yang mendustakan itu berada dalam kejayaan dan perpecahan akan dikalahkan dan dihancurkan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka dari kalangan golongan-golongan yang bersekutu dan mendustakan dihancurkan. Ini sebagaimana firmanNya: (Atau apakah mereka mengatakan, "Kami adalah satu golongan yang bersatu yang pasti menang” (44) Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang (45)) (Surah Al-Qamar) Hal tersebut terjadi di perang Badar (Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit (46)) (Surah Al-Qamar)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Shad ayat 6: (Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka) dari majelis tempat mereka berkumpul, yaitu tempat Abu Thalib; di tempat itulah mereka mendengar dari Nabi saw. yang mengatakan, "Katakanlah oleh kalian, 'Laa Ilaaha Illallaah', artinya tiada Tuhan selain Allah (seraya mengatakan, 'Pergilah kalian') maksudnya, sebagian dari mereka berkata kepada sebagian yang lain 'pergilah kalian' (dan tetaplah menyembah tuhan-tuhan kalian) artinya bertahanlah kalian di dalam menyembah tuhan-tuhan kalian itu (sesungguhnya ini) ajaran tauhid yang disampaikan Nabi itu (benar-benar suatu hal yang dikehendaki") olehnya supaya kita melakukannya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma ia berkata: Ketika Abu Thalib sakit, maka beberapa orang Quraisy yang di antaranya Abu Jahal masuk menemuinya, lalu mereka berkata, “Sesungguhnya putera saudaramu mencaci-maki sesembahan kami, berbuat ini dan itu serta berkata ini dan itu. Mengapa engkau tidak kirim orang untuk melarangnya? Lalu Abu Thalib mengirim orang kepada Beliau, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam datang, dan masuk ke dalam rumah tersebut, sedangkan jarak antara Beliau dengan Abu Thalib seukuran tempat duduk seseorang. Lalu Abu Jahal la’natullah ‘alaih merasa khawatir jika Beliau duduk di samping Abu Thalib nanti membuatnya simpati kepada Beliau, maka ia segera loncat dan duduk di majlis itu, dan ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tidak mendapatkan majlis yang dekat dengan pamannya, maka ia duduk di dekat pintu. Lalu Abu Thalib berkata kepada Beliau, “Wahai anak saudaraku, mengapa kaummu selalu mengeluhkan tentangmu dan mengatakan bahwa kamu mencaci-maki sesembahan mereka, dan berkata ini dan itu?” Lalu orang-orang di sana menambahkan lagi kata-katanya, dan mulailah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berbicara, “Wahai paman, sesungguhnya aku menginginkan dari mereka satu kalimat yang mereka ucapkan, di mana bangsa Arab akan mengikutinya, dan nanti orang-orang di luar Arab akan membayar pajak untuk mereka.” Lalu mereka kaget dengan kalimat itu dan kepada perkataannya.” Maka orang-orang berkata, “Ya, satu kalimat, namun kami akan gantikan kalimat itu dengan sepuluh kalimat. Apa kalimat itu?” Abu Thalib juga berkata, “Kalimat apa itu wahai putera saudaraku?” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Laailaahaillallah (artinya: Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah).” Lalu mereka bangkit dalam keadaan kaget sambil mengibas kain mereka dan berkata, “Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja? Sungguh, ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan.” (HR. Ibnu Jarir, Ahmad, Nasa’i, dan Tirmidzi dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma). Namun hadits ini didha'ifkan oleh Syaikh Al Albani dalam Dha’if At Tirmidzi no. 3232).
Yakni tokoh-tokoh masyarakat yang ucapannya diterima sambil mendorong kaum mereka untuk tetap teguh berpegang dengan kesyirkkan yang selama ini mereka lakukan.
Maksudnya, menurut orang-orang kafir bahwa menyembah tuhan-tuhan itulah yang sebenarnya dikehendaki oleh Allah. Mahasuci Allah dari anggapan mereka ini. Bisa juga maksud mereka adalah, bahwa yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam berupa larangan berbuat syirk adalah sesuatu yang ada maksudnya, yakni Beliau memiliki niat tidak baik ketika melarang berbuat syirk. Ini merupakan syubhat yang biasanya laris di kalangan orang-orang yang bodoh, karena orang yang mengajak kepada yang hak (benar) atau tidak hak tidaklah dibantah perkataannya dengan mencela niatnya, karena niat dan amalnya adalah urusannya, jika ingin membantahnya, maka dengan menghadapinya menggunakan sesuatu yang dapat membatalkannya berupa hujjah dan bukti. Menurut persangkaan mereka juga, bahwa Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengajak kepada Allah adalah agar Beliau menjadi pemimpin di tengah-tengah kaumnya, dimuliakan dan diikuti oleh mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Shad Ayat 6
Mendengar ajakan nabi untuk beratuhid, lalu pergilah pemimpin-pemimpin mereka menghampiri kaum masing-masing seraya berkata, 'pergilah kamu dan tetaplah menyembah tuhan-tuhanmu sendiri. Sesungguhnya ajakan bertauhid ini benar-benar hanyalah suatu hal yang dikehendaki oleh Muhammad terhadap kita agar dia bisa menjadi pemimpin. 7. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir, yaitu nasrani, yang meyakini ajaran trinitas. Ajaran tauhid ini tidak lain ha-Nyalah kedustaan yang diada-adakan oleh Muhammad.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penafsiran dari berbagai ulama mengenai kandungan dan arti surat Shad ayat 6 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Bantu usaha kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.