Surat Ar-Rum Ayat 10
ثُمَّ كَانَ عَٰقِبَةَ ٱلَّذِينَ أَسَٰٓـُٔوا۟ ٱلسُّوٓأَىٰٓ أَن كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ بِهَا يَسْتَهْزِءُونَ
Arab-Latin: ṡumma kāna 'āqibatallażīna asā`us-sū`ā ang każżabụ bi`āyātillāhi wa kānụ bihā yastahzi`ụn
Artinya: Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Mendalam Berkaitan Surat Ar-Rum Ayat 10
Paragraf di atas merupakan Surat Ar-Rum Ayat 10 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran mendalam dari ayat ini. Terdokumentasi bermacam penafsiran dari beragam ulama tafsir terkait makna surat Ar-Rum ayat 10, antara lain seperti di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Kemudian akibat yang diterima para pelaku keburukan dari kalangan orang-orang yang melampaui batas dan orang-orang kafir adalah akibat yang paling buruk dan paling jelek, karena mereka mendustakan Allah dan menghina ayat-ayatNya yang Dia turunkan kepada para rasulNya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
10. Dan balasan bagi orang-orang yang senantiasa berbuat dosa itu adalah balasan yang paling buruk dan berat, sebab mereka mendustakan dan menghina ayat-ayat Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
10. Kemudian bagaimana kesudahan orang-orang yang telah berbuat keburukan dengan melakukan kesyirikan terhadap Allah dan mengerjakan perbuatan yang buruk. Kesudahan yang sampai pada batas paling buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mengolok-oloknya serta menghinanya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
10. ثُمَّ كَانَ عٰقِبَةَ الَّذِينَ أَسٰٓـُٔوا۟ السُّوٓأَىٰٓ (Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk)
Yakni kesudahan mereka adalah kesudahan yang paling buruk.
Pendapat lain mengatakan (السوأى) adalah salah satu nama dari Jahannam, sebagaimana (الحسنى) adalah salah satu nama dari surga.
أَن كَذَّبُوا۟ بِـَٔايٰتِ اللهِ (karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah)
Yakni akibat mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang Allah turunkan kepada para Rasul-Nya.
Pendapat lain mengatakan makna ayat ini adalah, kemudian kesudahan dari orang yang berbuat amal yang paling buruk berupa menyekutukan Allah adalah pendustaan dan olok-olok.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
10. Kemudian akibat dari orang-orang jahat yang mengingkari Allah dan bermaksiat terhadap perintah-perintahNya adalah seburuk-buruk akibat di akhirat, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah yang diturunkan untuk para rasul dan mengolok-oloknya. As-Suwa adalah bentuk muannats dari Al-Aswa’
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Kemudian kesudahan orang-orang yang berbuat jahat} orang-orang yang berbuat jahat berupa kemusyrikan dan kemaksiatan {adalah yang paling buruk} kesudahan yang berakhir pada sesuatu yang buruk, yaitu neraka {karena mereka mendustakan} karena mereka mendusrakan {ayat-ayat Allah dan selalu memperolok-olokkannya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
10. “kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan,” maksudnya, orang-orang yang berbuat kejahatan, “adalah yang lebih buruk,” yakni keadaan yang buruk lagi sangat keji, dan hal itu mendorong mereka untuk “mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya,” ini adalah hukuman terhadap kejahatan dan dosa-dosa mereka. Kemudian perolok-olokan dan pendustaan itu menjadi sebab bagi munculnya siksaan yang lebih besar dan lebih mengenaskan.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 8-10
Allah SWT berfirman seraya mengingatkan untuk merenungkan makhluk-makhlukNya yang menunjukkan atas keberadaan dan kekuasaan Allah yang menciptakan semua itu sendiri, dan bahwa tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?) yaitu menggunakan akal untuk memikir, merenungkan, dan memperhatikan ciptaan Allah, dari alam atas, alam bawah, dan semua makhluk yang ada di antara keduanya yang beragam jenis dan macamnya. Sehingga mereka mengetahui bahwa semua itu diciptakan Allah bukan sia-sia dan main-main, namun dengan kebenaran dan mempunyai batas waktu sampai waktu yang ditentukan yaitu hari kiamat. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan (hari) pertemuan dengan Tuhannya)
Kemudian Allah mengingatkan mereka atas kebenaran para rasulNya dalam menyampaikan apa yang mereka terima dariNya dengan mukjizat-mukjizat dan dalil-dalil yang jelas berupa kebinasaan orang-orang yang kafir terhadap mereka, dan keselamatan orang-orang yang membenarkan mereka. Jadi Allah SWT berfirman: (Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi) yaitu menggunakan pemahaman, akal, dan pemikiran mereka, serta pendengaran mereka tentang kisah-kisah umat-umat terdahulu. Oleh karena itu Allah berfirman (dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang yang sebelum mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat daripada mereka (sendiri)) yaitu umat-umat dan generasi-generasi terdahulu lebih kuat daripada kalian, wahai orang-orang yang diutus kepada mereka nabi Muhammad SAW; bahkan mereka itu lebih banyak harta dan anak-anaknya. Tidaklah yang diberikan kepada kalian itu sepersepuluh dari apa yang diberikan kepada mereka. Mereka sempat membangun dunia dengan bangunan-bangunan yang tinggi-tinggi dan meramaikan dunia lebih ramai dan lama, bahkan mereka mengolahnya jauh lebih banyak daripada apa yang kalian olah. Sekalipun dengan semua ini, ketika datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti, mereka berbangga diri dengan apa yang diberikan kepada mereka. Maka Allah mengazab mereka karena dosa-dosa mereka. dan tidak ada seorang pun yang dapat melindungi mereka dari azab Allah. Harta dan anak-anak mereka tidak dapat menyelamatkan mereka dari azab Allah. Semua itu tidak dapat melindungi mereka sedikitpun bahkan seberat dzarrah dari azab Allah. Allah sama sekali tidak menganiaya mereka dengan menimpakan azab dan pembalasanNya atas mereka itu. (akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri) yaitu, apa menimpa diri mereka itu hanya akibat diri mereka sendiri, dimana mereka mendustakan dan memperolok-olok ayat-ayat Allah. Hal itu tidak lain karena dosa-dosa mereka sendiri yang telah lalu berupa mendustakan para rasul. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olokkannya (10)) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al-Qur'an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat (110)) (Surah Al-An'am) Berdasarkan hal ini maka kata (as-suu’a) itu manshub sebagai maf'ul dari kata (asa’u). Dikatakan bahwa makna firmanNya: (Kemudian akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang lebih buruk) yaitu azab yang buruk adalah disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya. Berdasarkan hal ini maka kata (as-suu’a) manshub menjadi khabar kana. Ini merupakan pendapat Ibnu Jarir. Dia menukil ini dari Ibnu Abbas dan Qatadah. Dan itu adalah pendapat yang lebih jelas (Hanya Allah yang lebih Mengetahui) berdasarkan firmanNya: (dan mereka selalu memperolok-oloknya)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Ar-Rum ayat 10: Kemudian kembalinya serta balasan dengan keburukan adalah hukuman bagi pelaku keburukan, kufur dan yang mendustakan; Karena sebab mereka menolak ayat-ayat Allah dan tidak beriman dengannya, tidak juga mengikuti para utusan Allah, karena mereka adalah orang-orang yang sombong, tukang olok-olok yang mengikuti hawa nafsu mereka akan ayat-ayat Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Yaitu neraka Jahanam.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ar-Rum Ayat 10
Apabila mereka tetap berperilaku buruk maka keburukan pula yang akan mereka terima. Kemudian azab yang lebih buruk di akhirat kelak merupakan kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan'mereka kekal di neraka. Yang demikian ini karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Allah yang membuktikan keesaan-Nya dan mereka pun selalu memperolok-olokkannya. 11. Tempat kembali orang berdosa adalah neraka, yaitu setelah mereka dibangkitkan dari kematian mereka di akhirat kelak. Ayat ini menunjukkan keniscayaan hari kebangkitan itu. Allah sang mahakuasalah yang memulai penciptaan makhluk, kemudian dia pula yang mengulanginya kembali, yakni membangkitkannya kembali, dan hal itu semestinya lebih mudah bagi-Nya; kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan untuk memperoleh balasan yang setimpal atas amal perbuatanmu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah sekumpulan penafsiran dari beragam mufassirun berkaitan makna dan arti surat Ar-Rum ayat 10 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita bersama. Sokonglah perjuangan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.