Surat Al-‘Ankabut Ayat 26
۞ فَـَٔامَنَ لَهُۥ لُوطٌ ۘ وَقَالَ إِنِّى مُهَاجِرٌ إِلَىٰ رَبِّىٓ ۖ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ
Arab-Latin: Fa āmana lahụ lụṭ, wa qāla innī muhājirun ilā rabbī, innahụ huwal-'azīzul-ḥakīm
Artinya: Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: "Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
« Al-'Ankabut 25 ✵ Al-'Ankabut 27 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Mendalam Berkaitan Dengan Surat Al-‘Ankabut Ayat 26
Paragraf di atas merupakan Surat Al-‘Ankabut Ayat 26 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah mendalam dari ayat ini. Didapati beragam penjabaran dari para ulama mengenai kandungan surat Al-‘Ankabut ayat 26, sebagiannya sebagaimana terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Maka Luth membenarkan Ibrahim dan mengikuti ajaran agamanya. Dan Ibrahim berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku meninggalkan negeri kaumku menuju tempat yang diberkahi, yaitu Syam. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahaperkasa Yang tidak terkalahkan, Mahabijaksana dalam pengaturanNya.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
26. Nabi Luth mengimani risalah Nabi Ibrahim dan menjadi pengikutnya. Kalimat (فآمن له لوط) disebutkan di antara kisah Nabi Ibrahim.
Kemudian Ibrahim menyatakan akan meninggalkan negeri dan penduduk negerinya untuk berhijrah menuju Tuhannya Yang Maha Perkasa, yang tidak terkalahkan, dan Maha Bijaksana dalam pengatur dan menciptakan.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
26. Maka Lūṭ -'alaihissalām- beriman kepadanya dan berkata, “Sesungguhnya aku berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Rabbku, ke negeri Syam yang diberkahi. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa tak terkalahkan, tidak menjadikan hina orang yang berpindah kepada-Nya dan Maha Bijaksana dalam takdir-Nya dan ketentuan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
26. فَـَٔامَنَ لَهُۥ لُوطٌ ۘ (Maka Luth membenarkan (kenabian)nya)
Yakni Luth beriman kepada Ibrahim dan membenarkan segala yang ia bawa. Dan Luth adalah keponakan Ibrahim.
وَقَالَ(Dan berkatalah Ibrahim)
Ibrahim barkata.
إِنِّى مُهَاجِرٌ إِلَىٰ رَبِّىٓ ۖ( “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku))
Yakni berpindah dari Kutsa, sebuah kota di negeri Kufah di Irak, menuju Hiran kemudian menuju Syam, ia berpindah bersama Luth keponakannya, dan Sarah istrinya.
Yakni aku akan berpindah dari negeri kaumku ke tempat yang dapat aku tempati untuk menyembah Tuhanku.
إِنَّهُۥ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ(sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)
Yakni yang Maha perkasa yang segala perbuatan-Nya berlaku sesuai hikmah dan kebijaksanaan.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
26. Maka Luth AS membenarkan risalah Ibrahim AS, lalu Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku berhijrah dari negeriku (Kutsa, yaitu desa dari daerah Kuffah di Iraq) menuju Harran kemudian menuju Syam, yaitu berhijrah dari rumah-rumahku menuju tempat yang diperintahkan Tuhan kepadaku supaya aku bisa menyembahNya. Sesungguhnya Tuhanku adalah Dzat yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa yang melindungiku dari musuh-musuhku dan Maha Bijaksanan dalam penciptaan dan pengaturanNya” Ibrahim bersama dengan istrinya, Sarah dan anak dari saudaranya, Luth. Dia tinggal di Palestian dan Luth tinggal di Sodom.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
26. Maksudnya, Ibrahim terus mengajak kaumnya, sedangkan mereka melanjutkan sikap keras kepala mereka, namun berkat dakwahnya, LUth beriman kepadanya, yang kemudian Allah menjadikannya sebagai nabi dan rasul kepada kaumnya, sebagaimana akan dijelaskan kemudian.
“Dan berkatalah,” Ibrahim saat melihat bahwa seruannya kepada kaumnya sudah tidak berguna lagi sedikit pun, “Sesungguhnya aku akan berpindah kepada Rabbku,” maksudnya, meninggalkan daerah yang busuk (tidak produktif) dan berpindah ke tempat yang diberkahi (produktif) yaitu negeri Syam, “sesungguhnya Dia-lah yang Mahaperkasa,” maksudnya, yang memiliki kekuatan, dan Dia kuasa memberi hidayah kepada kalian, akan tetapi Dia “Mahabijaksana,” semuanya sesuai dengan kebijaksanaanNya.
Setelah Ibrahim menjauhkan diri dan meninggalkan mereka, sedangkan mereka tetap dalam keadaannya, maka Allah tidak menjelaskan tentang mereka bahwa Allah telah mengazab mereka, akan tetapi Allah menyebutkan bahwa Ibrahim menjauhkan diri dan meninggalkan mereka. Adapun hal-hal nyang disebutkan dalam riwayat isra’iliyat, bahwa Allah telah membuka pintu nyamuk terhadap mereka, lalu nyamuk-nyamuk itu menghisap darah dan memakan daging mereka serta membuat mereka musnah sama sekali, maka kebenaran riwayat ini sangat tergantung kepada (pendukung) dari dalil syar’i. sedangkan dalilnya tidak ada.
Kalau seandainya Allah telah memusnahkan mereka dengan azab, tentu Dia menyebtkannya sebagaimana Dia menyebutkan pembinasaan umat-umat lain yang mendustakan.
Akan tetapi, apakah termasuk rahasia dari itu semua adalah bahwa al-Khalil, Ibrahim, merupakan manusia yang paling pengasih, paling utama, paling penyantun dan paling mulia, sebab dia tidak mendoakan keburukan terhadap kaumnya sebagaimana dilakukan oleh nabi-nabi yang lain; sedangkan Allah tidak menimpakan azab yang menyeluruh karenanya? Diantara hal yang menunjukkan kepada yang demikian adalah bahwasanya Ibrahim berdialog dengan malaikat dalam masalah pembinasaan kaum Luth, dan beliau mendebat malaikat serta membela mereka (kaum Luth), padahal mereka bukan kaumnya. Allah yang lebih mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 26-27
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang nabi Ibrahim, bahwa nabi Luth beriman kepadanya. yaitu tidak ada seorang pun dari kalangan kaumnya yang beriman kepadanya selain dia dan Sarah, istri nabi Ibrahim.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku)) dapat ditafsirkan bahwa rujukan dhamir pada firmanNya (Sesungguhnya aku akan berpindah) merujuk kepada nabi Luth, karena itulah yang terdekat yang disebutkan. Bisa ditafsirkan juga bahwa itu merujuk kepada nabi Ibrahim,
Ad-Dahhak berkata, dia diberi julukan dari hal itu dalam firmanNya: (Maka Luth membenarkan (kenabian)nya) yaitu dari kalangan kaumnya. Kemudian Allah SWT memberitahukan bahwa nabi Ibrahim memilih untuk pindah dari mereka demi membela dan meneguhkan agamanya. Oleh karena itu Allah berfirman: (sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana) yaitu kemuliaan hanya milik Allah, rasulNya, dan orang-orang yang beriman kepadaNya. Allah Maha Bijaksana dalam semua firman, perbuatan, dan ketetapanNya baik secara takdir maupun syari’at
Firman Allah SWT: (Dan Kami anugerahkan kepada Ibrahim Ishaq dan Ya’qub) sebagaimana firmanNya: (Maka ketika Ibrahim sudah menjauhkan diri dari mereka dan dari apa yang mereka sembah selain Allah, Kami anugerahkan kepadanya Ishaq dan Ya'qub. Dan masing-masingnya Kami angkat menjadi nabi (49)) (Surah Maryam) yaitu setelah nabi Ibrahim meninggalkan kaumnya, maka Allah menyenangkan hatinya dengan memberinya seorang anak yang shalih dan menjadi seorang nabi, dan seorang cucu yang shalih dan menjadi seorang nabi semasa dia masih hidup. Demikian juga Allah SWT berfirman: (Dan Kami telah memberikan kepadanya (Ibrahim) Ishaq dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (dari Kami)) (Surah Al-Anbiya’: 72) yaitu sebagai tambahan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari Ishaq (akan lahir putranya) Ya’qub) (Surah Hud: 71) yaitu akan dilahirkan dari anak ini seorang cucu setelahnya di masa hidup kalian, untuk menggembirakan hati kalian. Keberadaan nabi Ya'qub sebagai anak nabi Ishaq dinaskan Al-Qur'an dan dikuatkan sunnah nabi. Allah SWT berfirman: (Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) kematian, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, "Apakah yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya berserah diri kepadaNya” (133)) (Surah Al-Baqarah).
Disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim:”Sesungguhnya orang yang mulia anak orang yang mulia anak orang yang mulia anak orang yang mulia adalah Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim”
Firman Allah SWT: (dan Kami jadikan kenabian dan Al-Kitab pada keturunannya) Ini merupakan karunia yang paling agung, karena bersamaan Allah menjadikan nabi Ibrahim sebagai kekasihNya, dan menjadikannya sebagai panutan bagi umat manusia, Dia memberikan kepada keturunannya kenabian dan kitab. Maka tidak ada seorang nabi pun sesudah nabi Ibrahim melainkan berasal dari keturunannya. Semua nabi Bani Israil berasal dari keturunan Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, sehingga nabi yang terakhir dari kalangan mereka adalah nabi Isa bin Maryam. Kemudian bangkitlah dari kalangan para nabi semuanya seorang nabi dari kalangan Arab keturunan suku Quraisy dari keluarga Bani Hasyim sebagai pembawa berita gembira dan penutup para rasul secara mutlak, dan pemimpin seluruh anak cucu nabi Adam, di dunia dan akhirat, yang telah dipilih Allah dari kalangan inti orang-orang Arab dari keturunan nabi Ismail bin Ibrahim. Tidak ada seorangpun yang menjadi nabi dari kalangan keturunan nabi Ismail selain beliau SAW.
Firman Allah: (dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh) yaitu Allah mengumpulkan baginya dua hal antara kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat secara bersambung. Dia di dunia mendapatkan rezeki yang luas, tempat tinggal yang sejahtera, sumber air yang deras, istri yang cantik dan shalihah, pujian indah, dan penyebutan yang baik, semua orang menyukainya, sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lainnya. Selain dari itu mengerjakan ketaatan kepada Allah dari berbagai sisi, sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji (37)) (Surah An-Najm) yaitu dia mengerjakan semua yang diperintahkan kepadanya dan menyempurnakanketaatan kepada Tuhannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh)
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-‘Ankabut ayat 26: Allah mengabarkan bahwasanya Luth beriman dengan dakwah Ibrahim dan mengikuti Ibrahim, kemudian berkata Ibrahim : Aku meninggalkan tanah kaumku dan berhijrah untuk berdakwah kepada Allah dan agar seorang hamba beribadah kepada Tuhanku serta bertauhid. Sesungguhnya Tuhanku adalah maha kuat yang menaklukkan dan tidak ditaklukkan, Dialah Al Hakim yang meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam senantiasa berdakwah kepada kaumnya, namun kaumnya senantiasa di atas pembangkangannya, hanyasaja di antara mereka ada yang beriman, yaitu Luth, yang kemudian diangkat Allah menjadi Rasul-Nya.
Ketika melihat bahwa kaumnya sudah tidak bisa diharapkan lagi keimanannya.
Yaitu ke Syam.
Catatan: Setelah Ibrahim pergi dari negeri itu, sedangkan mereka tetap di atas kekafirannya tidak disebutkan apakah Allah membinasakan mereka dengan azab atau bagaimana selanjutnya? Adapun yang disebutkan dalam cerita Israiliyyat, bahwa Allah kemudian membuka kepada mereka pintu nyamuk untuk masuk lalu meminum darah mereka serta memakan daging mereka dan membinasakan mereka sampai akhirnya, maka untuk mengetahui kebenaran kisah ini dibutuhkan dalil dan ternyata belum kami temukan. Kalau memang Allah Subhaanahu wa Ta'aala membinasakan mereka sampai ke akar-akarnya, tentu Dia menyebutkan sebagaimana kebinasaan umat-umat yang mendustakan. Akan tetapi, mungkin rahasianya adalah bahwa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam; karena Beliau termasuk di antara manusia yang paling sayang, paling sabar dan paling utama, maka Beliau tidak mendoakan kebinasaan untuk kaumnya. Di antara yang menunjukkan demikian adalah bahwa ketika para malaikat datang kepada Ibrahim untuk membinasakan kaum Luth, maka Ibrahim mendebat mereka dan mencoba untuk menahan mereka meskipun mereka bukan kaumnya, wallahu a’lam (lihat tafsir As Sa’diy).
Dia memiliki kekuatan dan mampu menjadikan manusia memperoleh hidayah, akan tetapi sesuai dengan kebijaksanaan-Nya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-‘Ankabut Ayat 26
-.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian beragam penafsiran dari banyak pakar tafsir terhadap makna dan arti surat Al-‘Ankabut ayat 26 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan untuk kita. Dukung perjuangan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.