Surat Al-Furqan Ayat 50
وَلَقَدْ صَرَّفْنَٰهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا۟ فَأَبَىٰٓ أَكْثَرُ ٱلنَّاسِ إِلَّا كُفُورًا
Arab-Latin: Wa laqad ṣarrafnāhu bainahum liyażżakkarụ fa abā akṡarun-nāsi illā kufụrā
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).
« Al-Furqan 49 ✵ Al-Furqan 51 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Penting Berkaitan Dengan Surat Al-Furqan Ayat 50
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 50 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa tafsir penting dari ayat ini. Tersedia beberapa penafsiran dari para mufassirin berkaitan isi surat Al-Furqan ayat 50, antara lain sebagaimana termaktub:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan sungguh Kami telah menurunkan hujan pada suatu tempat tertentu dan tidak pada tempat yang lain, agar orang-orang yang Kami turunkan kepada mereka hujan tersebut mengingat-ingat nikmat Allah atas mereka, lalu mereka bersyukur kepada Nya dan orang-orang yang tidak mendapatkan guyurannya mengingat-ingat apa yang tidak diturunkan pada mereka, lalu bersegera untuk bertaubat kepada Allah supaya kemudian Dia merahmati mereka dan menurunkan hujan bagi mereka. Namun, kebanyakan manusia menolak kecuali sikap pengingkaran terhadap nikmat-nikmat Kami yang tercurahkan kepada mereka, sebagaiman perkataan mereka, “Kami dicurahi hujan karena rasi bintang anu dan anu.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
50. Sungguh Kami telah membagi turunnya hujan di antara manusia, agar mereka mengambil pelajaran dari kekuasaan Allah menghidupkan bumi yang mati bahwa Dia berkuasa untuk menghidupkan orang yang telah mati, dan agar mereka mensyukuri segala kenikmatan dari-Nya. akan tetapi mayoritas manusia mengingkari kenikmatan-kenikmatan itu.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
50. Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan dan menyebutkan berbagai jenis hujah dan dalil dalam Al-Qur`ān supaya mereka mengambil pelajaran darinya; namun kebanyakan manusia tidak mau kecuali kafir dan mengingkari kebenaran.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
50. وَلَقَدْ صَرَّفْنٰهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا۟ (Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil pelajaran)
Kami ulangi berkali-kali dalam al-Qur’an penyebutan bayangan-bayangan, penciptaan awan, penurunan air hujan agar kalian berfikir dan mengambil pelajaran.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah Kami pergilirkan penurunan air hujan bagi kalian di negeri yang berbeda-beda, di sebagian negeri Kami perbanyak turunnya hujan dan di sebagian negeri lainnya Kami kurangi agar mereka mengambil pelajaran dari hal itu.
فَأَبَىٰٓ أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُورًا(maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat))
Yakni mereka menolak untuk mengakui kenikmatan yang Allah berikan kepada mereka berupa turunnya air hujan sehingga mereka tidak bersyukur kepada-Nya; bahkan mereka menganggap kenikmatan itu dari berhala-berhala dan bintang-bintang, mereka mengatakan “hujan ini diturunkan kepada kami karena bintang ini” dan mereka tidak mengatakan “hujan ini diturunkan kepada kami karena karunia dan rahmat Allah.”
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
50. Dan sungguh Kami bagikan hujan ke sejumlah tempat dan waktu yang berbeda dengan kuantitas yang berbeda di antara makhluk bumi supaya mereka mengingat Allah, lalu bersyukur dan mengambil pelajaran dalam hal itu. Namun kebanyakan manusia tidak mau melakukannya, kecuali malah menyangkal nikmat itu dan kurang mempedulikannya. Bangsa Arab menghubungkan turunnya hujan dengan jatuhnya bintang di arah barat yang disertai dengan munculnya fajar di arah timur setiap 13 hari
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sungguh Kami telah membuat hujan itu bergilir di antara mereka} Kami membagi hujan itu di antara mereka, sekali di negeri ini, dan sekali di negeri lain {agar mereka mengambil pelajaran} agar mereka berpikir dan mengambil pelajaran {Namun kebanyakan manusia enggan, melainkan mereka mengingkarinya} menyangkal
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
50 setelah Allah menjelaskan ayat-ayat yang nampak dan kasat mata ini, dan mencurahkannya kepada manusia agar mereka mengenalNya, bersyukur (berterima kasih) kepadaNya dan selalu mengingatNya; namun demikian “kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari,” (nikmat Allah tersebut) karena akhlak dan tabiat mereka telah rusak.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 48-50
Ini juga merupakan kekuasaan Allah yang Maha Sempurna dan Maha Agung, yaitu bahwa Dialah Dzat yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya awan setelahnya. Angin itu beragam sifat dan cirinya, di antaranya ada angin yang menyebarkan awan, membawanya, menggiringnya, dan ada angin yang bertiup sebelum kedatangan awan yang membawa kabar gembira, ada angin yang kencang yang menyapu bumi, dan ada pula angin yang membuahi awan agar menurunkan hujan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih) yaitu sarana untuk bersuci, dan kata “Ath-thahur” seperti kata “As-sahur” dan “Al-waqud” serta lafaz lainnya yang semisal. Demikianlah menurut pendapat yang paling shahih tentang itu. Adapun orang yang mengatakan bahwa itu dari wazan “fa'ul” yang menunjukkan “fa'il” atau sebagai isim yang bentuknya untuk bentuk “mubalagah” dan “muta’addi”, maka masing-masing dari dua pendapat ini mengandung bentuk isykal ditinjau dari segi bahasa dan hukum. Hal ini tidak diuraikan dengan panjang lebar. Hanya Allah yang lebih Mengetahui
Diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Musayyib dalam ayat ini, dimana dia berkata bahwa Allah menurunkannya dalam keadaan suci, yaitu tidak ada sesuatu pun yang membuatnya najis.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id, dia berkata, dikatakan kepada Rasulullah SAW,”Wahai Rasulullah, bolehkah kami berwudhu dari air sumur Buda'ah, sedangkan ke dalam sumur itu sering dilemparkan sampah dan bangkai anjing?" Rasulullah SAW menjawab:”Sesungguhnya air itu suci lagi menyucikan, yang tidak ada sesuatu pun yang membuatnya najis”
Firman Allah SWT: (agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati) yaitu tanah yang telah lama menunggu kedatangan hujan, sedangkan dia dalam keadaan kering, tidak ada tumbuhan dan pepohonan pun padanya. Setelah datang kepadanya kehidupan, maka menjadi hidup dan dipenuhi oleh tumbuhan yang memiliki bunga yang beragam warna. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah) (Surah Al-Hajj: 5) (dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak) yaitu, agar dapat minum darinya semua makhluk hidup baik hewan maupun manusia yang sangat membutuhkannya untuk minum mereka, dan mengairi tanaman dan buah-buahan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji (28)) (Surah Asy-Syura).
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (darinya)) yaitu, Kami menurunkan hujan di suatu kawasan selain di kawasan itu. dan Kami tiupkan awan melewati suatu kawasan dan melampauinya menuju ke kawasan lain, lalu kawasan itu diberi hujan yang cukup dan menjadikannya subur, dan kawasan yang sesudahnya tidak mendapatkan hujan setetes pun. Dalam hal itu Dia memiliki hujjah dan hikmah yang jelas.
Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud berkata bahwa tidaklah suatu tahun mempunyai hujan yang lebih banyak daripada tahun lain, tetapi Allah yang membuatnya bergilir sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Kemudian dia membaca ayat ini: (Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (darinya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari nikmat (50)) yaitu agar mereka mengambil pelajaran dengan bumi yang dihidupkan Allah setelah matinya bahwa Dia Maha Kuasa untuk menghidupkan orang-orang mati dan tulang-belulang yang telah hancur, atau agar orang yang tidak mendapatkan hujan menjadi ingat bahwa dia mengalami musim kering karena suatu dosa yang dia lakukan. Oleh karena itu, dia sadar dan menghentikan perbuatan dosanya
Firman Allah SWT: (maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari nikmat) Ikrimah berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang mengatakan,"Kami diberi hujan bintang nau’ ini dan itu" Apa yang dijelaskan Ikrimah ini seperti apa yang disebutkan dalam hadits yang disebutkan dalam hadits shahih Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya setelah hujan di malam harinya,"Apakah kalian mengetahui apa yang difirmankan Tuhan kalian?” Mereka menjawab,"Allah dan Rasulallah yang lebih mengetahui” Nabi SAW bersabda,"Sebagian di antara hamba-hambaKu pagi hari ini ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Adapun orang yang mengatakan,”Kami diberi hujan dengan kemurahan dan rahmat Allah” maka dia adalah orang yang beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun orang yang mengatakan,”Kami diberi hujan oleh bintang nau’ ini dan itu” maka orang itu ingkar kepadaKu dan percaya kepada bintang-bintang”
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 50: Setelah Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyebutkan nikmat-nikmat-Nya kepada manusia agar manusia mengenalinya, bersyukur dan mengingat-Nya, namun kenyataannya manusia enggan bersyukur karena sudah rusaknya akhlak dan tabi’at mereka.
Bisa juga diartikan, “Agar mereka mengingat nikmat Allah.”
Mereka tidak mengatakan perkataan yang benar, yaitu, “Kita diberi hujan karena karunia Allah dan rahmat-Nya,” tetapi malah mengatakan, “Kita diberi hujan karena bintang ini dan itu.”
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 50
Dan sungguh, kami telah mempergilirkan hujan itu di antara mereka pada waktu-waktu tertentu, dan di beberapa tempat, sesuai dengan kebijakan kami, agar mereka mengambil pelajaran dari perkisaran tersebut. Tetapi kebanyakan manusia tidak mau bersyukur kepada kami dengan hati, ucapan dan tindakan, bahkan mereka mengingkari nikmat-nikmat kami yang tak terhitung banyaknya. Sifat takabur, sombong, angkuh, menyebabkan mereka lupa atas semua anugerah-Nya itu. 51. Ayat-ayat berikut ini menjelaskan anugerah Allah yang besar kepada nabi Muhammad yang diutus untuk seluruh manusia. Dan sekiranya kami menghendaki, untuk mengutus banyak utusan, niscaya kami utus seorang pemberi peringatan pada setiap negeri. Tapi kebijakan kami pada akhir zaman, adalah mengutus seorang rasul untuk seluruh ne-geri, agar beban nabi Muhammad bertambah, dan dengan begitu akan bertambah derajatnya di sisi Allah.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah kumpulan penjabaran dari para pakar tafsir terkait kandungan dan arti surat Al-Furqan ayat 50 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan bagi ummat. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.