Surat Al-Furqan Ayat 49
لِّنُحْۦِىَ بِهِۦ بَلْدَةً مَّيْتًا وَنُسْقِيَهُۥ مِمَّا خَلَقْنَآ أَنْعَٰمًا وَأَنَاسِىَّ كَثِيرًا
Arab-Latin: Linuḥyiya bihī baldatam maitaw wa nusqiyahụ mimmā khalaqnā an'āmaw wa anāsiyya kaṡīrā
Artinya: Agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
« Al-Furqan 48 ✵ Al-Furqan 50 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Hikmah Berharga Terkait Surat Al-Furqan Ayat 49
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 49 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka hikmah berharga dari ayat ini. Diketemukan beraneka penafsiran dari banyak ulama tafsir terhadap isi surat Al-Furqan ayat 49, di antaranya sebagaimana tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
48-49. Dan Dia-lah yang mengirimkan angin yang membawa awan yang memberi kabar gembira bagi manusia dengan (turunnya) hujan sebagai rahmat dariNya, dan Kami telah menurunkan dari langit air untuk keperluan bersuci; agar Kami menumbuhkan dengannya tumbuhan-tumbuhan di tempat yang tidak ada tanamannya sama sekali, maka negeri yang kering menjadi hidup kembali setelah kematiannya, dan Kami memberi minum dengan air itu banyak binatang ternak dan manusia dari makhluk Kami.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
49. Agar dengan air hujan yang turun dari langit itu, Kami menghidupkan tanah tandus lagi mati, yang tidak memiliki tumbuhan, dengan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan dan penghijauan di atasnya, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk ciptaan Kami; binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
49. لِّنُحْۦِىَ بِهِۦ (agar Kami menghidupkan dengan air itu)
Yakni dengan air yang diturunkan dari langit itu.
بَلْدَةً مَّيْتًا(negeri (tanah) yang mati)
Dengan menumbuhkan tanaman di tempat yang tidak ada tanaman di sana.
وَنُسْقِيَهُۥ مِمَّا خَلَقْنَآ أَنْعٰمًا وَأَنَاسِىَّ كَثِيرًا(dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak)
Yakni dengan air itu Kami memberi minum mereka.
Kata (الأناسي) adalah bentuk jamak dari kata (إنسان), seperti kata (سراحين) bentuk jamak dari (سرحان), dan huruf (ي) sebagai ganti dari huruf (ن).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
49. Sungguh Kami menghidupkan negeri tanpa tanaman dengan hujan itu dan Kami beri minum sebagian ciptaan kami dari golongan hewan ternak (unta, sapi dan domba) dan manusia yang sangat banyak. Kata “Al-Anaasiy” adalah bentuk jamak dari “unsiy”, sebagaimana kata “kursiy” dan (bentuk jamaknya) “karaasiy”
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Agar dengannya} dengan hujan itu {Kami menghidupkan negeri yang mati} tanah yang ditinggalkan tidak ada tanaman di sana {dan memberi minum kepada sebagian apa yang telah Kami ciptakan, berupa hewan-hewan ternak dan manusia} manusia {yang banyak
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
48-49 maksudnya, Dia semata yang berbelas kasih terhadap hamba-hambaNya dan mencurahkan rizkiNya terhadap mereka, yaitu dengan meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira (dekat) sebelum kedatangan rahmatNya, yaitu hujan. Dengan angin itu, awan pun datang dan bergumpal, dan menjadi kepingan, lalu ia menjatuhkan dan mencurahkan hujan dengan izin Sang Maha Pemerintah, yang Mahapengatur agar menjadi berita gembira bagi manusia dengan adanya hujan itu sebelum turun, dan agar mereka bisa bersiap-siap untuk menghadapinya sebelum ia datang secara mendadak sekaligus;
“dan kami turunkan dari langit air yang amat bersih,” membersihkan dari hadats dan najis, dan menyucikan dari kekeruhan dan berbagai kotoran, dan di dalamnya terdapat berkah dari berkahNya, yaitu bahwa Allah menurunkannya untuk menghidupkan (menyuburkan) kembali tanah yang gersang, sehingga tumbuh berbagai aneka macam tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon diatasnya, dari tanaman yang bisa dimakan oleh manusia dan hewan ternak.
“dan agar kami memberi minum dengan air itu sebagin besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak.” Maksudnya, kami memberi minum kalian (dengannya) dan binatang-binatang ternak kalian. Bukankah Dia yang telah meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira itu dan menjadikannya (memilki) banyak fungsi, dan Dia menurunkan air yang bersih penuh berkah dari langit, padanya terkandung rizki manusia dan hewan ternak mereka; Dia-lah semata yang berhak disembah, dan tidak ada sesuatu apa pun yang bisa dipersekutukan denganNya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 48-50
Ini juga merupakan kekuasaan Allah yang Maha Sempurna dan Maha Agung, yaitu bahwa Dialah Dzat yang mengirimkan angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya awan setelahnya. Angin itu beragam sifat dan cirinya, di antaranya ada angin yang menyebarkan awan, membawanya, menggiringnya, dan ada angin yang bertiup sebelum kedatangan awan yang membawa kabar gembira, ada angin yang kencang yang menyapu bumi, dan ada pula angin yang membuahi awan agar menurunkan hujan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih) yaitu sarana untuk bersuci, dan kata “Ath-thahur” seperti kata “As-sahur” dan “Al-waqud” serta lafaz lainnya yang semisal. Demikianlah menurut pendapat yang paling shahih tentang itu. Adapun orang yang mengatakan bahwa itu dari wazan “fa'ul” yang menunjukkan “fa'il” atau sebagai isim yang bentuknya untuk bentuk “mubalagah” dan “muta’addi”, maka masing-masing dari dua pendapat ini mengandung bentuk isykal ditinjau dari segi bahasa dan hukum. Hal ini tidak diuraikan dengan panjang lebar. Hanya Allah yang lebih Mengetahui
Diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Musayyib dalam ayat ini, dimana dia berkata bahwa Allah menurunkannya dalam keadaan suci, yaitu tidak ada sesuatu pun yang membuatnya najis.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id, dia berkata, dikatakan kepada Rasulullah SAW,”Wahai Rasulullah, bolehkah kami berwudhu dari air sumur Buda'ah, sedangkan ke dalam sumur itu sering dilemparkan sampah dan bangkai anjing?" Rasulullah SAW menjawab:”Sesungguhnya air itu suci lagi menyucikan, yang tidak ada sesuatu pun yang membuatnya najis”
Firman Allah SWT: (agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati) yaitu tanah yang telah lama menunggu kedatangan hujan, sedangkan dia dalam keadaan kering, tidak ada tumbuhan dan pepohonan pun padanya. Setelah datang kepadanya kehidupan, maka menjadi hidup dan dipenuhi oleh tumbuhan yang memiliki bunga yang beragam warna. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah) (Surah Al-Hajj: 5) (dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak) yaitu, agar dapat minum darinya semua makhluk hidup baik hewan maupun manusia yang sangat membutuhkannya untuk minum mereka, dan mengairi tanaman dan buah-buahan mereka. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Dialah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Maha Pelindung, Maha Terpuji (28)) (Surah Asy-Syura).
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (darinya)) yaitu, Kami menurunkan hujan di suatu kawasan selain di kawasan itu. dan Kami tiupkan awan melewati suatu kawasan dan melampauinya menuju ke kawasan lain, lalu kawasan itu diberi hujan yang cukup dan menjadikannya subur, dan kawasan yang sesudahnya tidak mendapatkan hujan setetes pun. Dalam hal itu Dia memiliki hujjah dan hikmah yang jelas.
Ibnu Abbas dan Ibnu Mas'ud berkata bahwa tidaklah suatu tahun mempunyai hujan yang lebih banyak daripada tahun lain, tetapi Allah yang membuatnya bergilir sesuai dengan apa yang Dia kehendaki. Kemudian dia membaca ayat ini: (Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (darinya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari nikmat (50)) yaitu agar mereka mengambil pelajaran dengan bumi yang dihidupkan Allah setelah matinya bahwa Dia Maha Kuasa untuk menghidupkan orang-orang mati dan tulang-belulang yang telah hancur, atau agar orang yang tidak mendapatkan hujan menjadi ingat bahwa dia mengalami musim kering karena suatu dosa yang dia lakukan. Oleh karena itu, dia sadar dan menghentikan perbuatan dosanya
Firman Allah SWT: (maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari nikmat) Ikrimah berkata bahwa mereka adalah orang-orang yang mengatakan,"Kami diberi hujan bintang nau’ ini dan itu" Apa yang dijelaskan Ikrimah ini seperti apa yang disebutkan dalam hadits yang disebutkan dalam hadits shahih Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada para sahabatnya setelah hujan di malam harinya,"Apakah kalian mengetahui apa yang difirmankan Tuhan kalian?” Mereka menjawab,"Allah dan Rasulallah yang lebih mengetahui” Nabi SAW bersabda,"Sebagian di antara hamba-hambaKu pagi hari ini ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir. Adapun orang yang mengatakan,”Kami diberi hujan dengan kemurahan dan rahmat Allah” maka dia adalah orang yang beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun orang yang mengatakan,”Kami diberi hujan oleh bintang nau’ ini dan itu” maka orang itu ingkar kepadaKu dan percaya kepada bintang-bintang”
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 49: Bukankah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira dan menggerakkannya untuk berbagai kepentingan dan yang menurunkan air yang suci lagi diberkahi dari langit yang kemudian menjadi rezeki bagi manusia dan hewan ternak mereka Dialah yang berhak untuk diibadahi dan tidak disekutukan?
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 49
Manfaat dari adanya hujan adalah agar dengan air hujan itu kami menghidupkan negeri yang tadinya mati kering kerontang, tandus, menjadi negeri yang hijau menyegarkan, karena ditumbuhi berbagai tanaman, dan dengan hujan itu pula kami memberi minum kepada sebagian apa yang telah kami ciptakan, berupa hewan-hewan ternak dan manusia yang banyak. Semua binatang yang melata di bumi ini sangat memerlukan air. Tanpa air, mereka tidak akan mampu bertahan hidup. Inilah anugerah Allah yang perlu direnungkan manusia. Akan tetapi tidak semua manusia menyadarinya. 50. Dan sungguh, kami telah mempergilirkan hujan itu di antara mereka pada waktu-waktu tertentu, dan di beberapa tempat, sesuai dengan kebijakan kami, agar mereka mengambil pelajaran dari perkisaran tersebut. Tetapi kebanyakan manusia tidak mau bersyukur kepada kami dengan hati, ucapan dan tindakan, bahkan mereka mengingkari nikmat-nikmat kami yang tak terhitung banyaknya. Sifat takabur, sombong, angkuh, menyebabkan mereka lupa atas semua anugerah-Nya itu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian berbagai penjabaran dari berbagai pakar tafsir terhadap isi dan arti surat Al-Furqan ayat 49 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk ummat. Bantu syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.