Surat Al-Furqan Ayat 46

ثُمَّ قَبَضْنَٰهُ إِلَيْنَا قَبْضًا يَسِيرًا

Arab-Latin: ṡumma qabaḍnāhu ilainā qabḍay yasīrā

Artinya: Kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami dengan tarikan yang perlahan-lahan.

« Al-Furqan 45Al-Furqan 47 »

Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Surat Al-Furqan Ayat 46

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 46 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Didapati sekumpulan penjabaran dari beragam mufassirun berkaitan makna surat Al-Furqan ayat 46, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

45-46. Apakah kamu memperhatikan bagaimana Allah memanjangkan bayangan dari terbitnya fajar hingga terbit matahari? Sekiranya Allah menghendaki, pastilah Dia akan menjadikan bayang-bayang itu bertahan dan tetap ada, tidak lenyapkan oleh (sinar) matahari. Kemudian Kami menjadikan matahari sebagai pertanda dengan keadaan-keadaanya atas keadaan-keadaan bayang-bayang itu. Lalu ia akan mengecil sedikit demi sedikit. Tiap kali bertambah ketinggian matahari, maka ia akan kian berkurang besarnya. Itu termasuk bukti Kuasa Allah dan keagunganNya, dan sesungguhnya Dia-lah yang berhak diibadahi, bukan yang lain.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

46. kemudian Kami menarik bayang-bayang itu agar memendek dengan tarikan yang perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, sesuai tingginya matahari.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

46. ثُمَّ قَبَضْنٰهُ إِلَيْنَا (kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada kami)
Apabila apabila matahari mulai meninggi, bayangan itu mulai menyusut dan diganti oleh cahaya matahari.

قَبْضًا يَسِيرًا (dengan tarikan yang perlahan-lahan)
Yakni menyusut sedikit demi sedikit sesuai dengan posisi matahari.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

46. Kemudian Kami sempitkan bayang-bayang yang memanjang itu secara bertahap menuju arah yang Kami kehendaki sesuai ketinggian matahari. Maknanya yaitu Kami hapus bayangan itu perlahan-lahan sesuai rotasi bumi yang menghadap matahari. Dan kata {Ilaina} itu berhubungan dengan penghapusan bayang-bayang sesuai kehendak Allah.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Kemudian Kami menariknya} Kami bayang-bayang yang dipanjangkan itu {kepada Kami perlahan} sedikit demi sedikit


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

45-46 maksudnya, tidaklah kamu menyaksikan dengan pandangan mata dan pandangan mata hatimu kesempurnaan kekuasaan Rabbmu dan keluasan rahmatNya, yaitu bahwasannya Dia telah memanjangkan bayang-bayang mengikuti manusia. Yaitu sebelum matahari terbit, “kemudian kami jadikan matahari atasnya,” maksudnya, atas bayang-bayang itu, ”sebagai petunjuk,” kalau saja bukan karena adanya matahari, tentu bayang-bayang tidak diketahui. Sebab lawan itu hanya dapat diketahui dengan lawannya pula. “kemudian kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan,” semakin tinggi matahari, semakin hilangnya bayang-bayang itu sedikit demi sedikit hingga akhirnya habis secara total. Sehingga bayang-bayang dan matahari saling bergantian menerpa manusia, yang mereka saksikan dengan mata kepala mereka. Perbedaan siang dan malam yang menjadi akibatnya, lalu silih bergantinya siang dan malam, perubahan musim, serta terjadinya berbagai kemaslahatan yang disebabkannya adalah merupakan dalil yang kuat yang membuktikan kekuasaan Allah dan keagunganNya, kesempurnaan rahmatNya, perhatianNya terhadap hamba-hambaNya, dan bahwa hanya Dia semata sembahan yang dipuji, dicintai, diagungkan, pemilik keagungan dan kemuliaan.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 45-47
Dari sini Allah SWT menjelaskan dalil-dalil yang menunjuk­kan keberadaan dan kekuasaanNya yang sempurna, bahwa Dia menciptakan segala sesuatu yang beragam dan bertentangan. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Apakah kamu tidak memperhatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagaimana Dia memanjangkan bayang-bayang?)
Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Abu Al-’Aliyah, dan lainnya berkata bahwa itu terjadi di antara terbitnya fajar sampai terbitnya matahari.
(dan kalau Dia menghendaki, niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu) yaitu tetap dan tidak hilang, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untuk kalian malam itu terus-menerus”) (Surah Al-Qashash: 71-72)
Firman Allah SWT: (kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu) yaitu, seandainya matahari tidak terbit atas hal itu, maka hal itu tidak akan ada, karena sesungguhnya sesuatu itu tidak dikenal melainkan dengan lawannya.
Qatadah dan As-Suddi berkata yaitu sebagai petunjuk yang mengiringi dan mengikutinya sehingga sinar matahari berada di atasnya.
Firman Allah SWT: (kemudian Kami menarik bayang-bayang itu kepada Kami dengan tarikan yang perlahan-lahan (46)) yaitu bayang-bayang. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan (yasiran) adalah perlahan.
Ibnu Abbas berkata yaitu dengan cepat
Mujahid berkata bahwa maknannya tersembunyi.
As-Suddi berkata bahwa maknannya adalah tarikan yang tersembunyi, sehingga tidak ada bayangan lagi di muka bumi melainkan di bawah atap atau di bawah pohon, karena matahari menyinari semua yang ada di atas bumi.
Firman Allah: (Dialah yang menjadikan untuk kalian malam (sebagai) pakaian) yaitu, menyembunyikan wujud dan menutupinya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1)) (Surah Al-Lail) dan (demi malam apabila menutupinya (gelap gulita) (4)) (Surah Asy-Syams)
(dan tidur untuk istirahat) yaitu menghentikan semua gerakan untuk mengistirahatkan tubuh, karena sesungguhnya anggota tubuh mengalami kelelahan karena banyak pergerakan dalam melakukan sesuatu di siang untuk mencari penghidupan. Apabila malam hari tiba dan menjadi tenang, maka semua gerakan menjadi tenang dan beristirahat, lalu datanglah rasa kantuk, kemudian tertidur. Tidur merupakan istirahat bagi tubuh dan ruh sekaligus (dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha) yaitu, manusia melakukan kegiatan di siang hari untuk mencari peng­hidupan mereka melalui usaha dan kerja, sebagaimana Allah SWT berfiman: (Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya (73)) (Surah Al-Qashash)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Furqan ayat 46: Maksudnya, bayang-bayang itu Allah hapuskan dengan perlahan-lahan sesuai dengan naiknya matahari sedikit demi sedikit sehingga hilang secara keseluruhan.Yang demikian terdapat dalil sempurnanya kekuasaan Allah dan keagungan-Nya, sempurnanya rahmat dan perhatian-Nya kepada hamba-hamba-Nya, dan bahwa Dia saja yang satu-satunya berhak disembah lagi berhak mendapat seluruh pujian, yang berhak dicintai dan diagungkan, Pemilik kebesaran dan kemuliaan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 46

Lalu Allah menjelaskan fenomena alam berikutnya yaitu: kemudian kami menariknya bayang-bayang itu, kepada kami sesuai dengan kebijakan kami, sedikit demi sedikit, tidak sekaligus sesuai dengan kecepatan gerakan matahari yang demikian cermat dan terukur. Suasana teduh di pagi hari digantikan oleh terangnya cahaya matahari. Kemudian pada saat sore hari, diwaktu matahari bergerak ke ufuk barat, sedikit demi sedikit, sorot matahari digantikan oleh suasana redup dan teduh kembali dalam rentang waktu yang sangat pendek, sampai datang waktu malam yang gelap gulita. 47. Dan dialah yang menjadikan malam yang gelap gulita untukmu wahai sekalian manusia, sebagai pakaian yang sama-sama menutupi badanmu, dan dia menjadikan tidur untuk istirahat mu dari semua kegiatan, agar jika kamu bangun di pagi hari, badanmu kembali segar bugar. Dan dia juga menjadikan siang terang benderang untuk bangkit berusaha mencari rezeki buat kehidupanmu dan keluargamu. Terciptanya siang dan malam karena perputaran bumi mengitari matahari, demikian pula matahari yang terus berputar dan berjalan pada garis edarnya. Semua keajaiban alam seluruh ini tidak ada yang sanggup melakukannya kecuali Allah.


Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjelasan dari para pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat Al-Furqan ayat 46 (arab-latin dan artinya), semoga bermanfaat untuk kita. Dukunglah kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Paling Sering Dilihat

Nikmati ratusan topik yang paling sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 275, Ar-Ra’d 28, An-Nahl 125, Al-Waqi’ah 35-38, Al-Furqan 63, Al-Baqarah 155. Ada pula At-Tahrim 6, Al-Hujurat, Al-Baqarah 1-5, At-Taubah 128-129, As-Sajdah, Ath-Thariq.

  1. Al-Baqarah 275
  2. Ar-Ra’d 28
  3. An-Nahl 125
  4. Al-Waqi’ah 35-38
  5. Al-Furqan 63
  6. Al-Baqarah 155
  7. At-Tahrim 6
  8. Al-Hujurat
  9. Al-Baqarah 1-5
  10. At-Taubah 128-129
  11. As-Sajdah
  12. Ath-Thariq

Pencarian: al qoriah ayat 7, al baqoroh 177, albaqarah ayat 228, tahrim artinya, surah al ikhlas latin dan artinya

Bantu Kami

Setiap bulan TafsirWeb melayani 1.000.000+ kaum muslimin yang ingin membaca al-Quran dan tafsirnya secara gratis. Tentu semuanya membutuhkan biaya tersendiri.

Tolong bantu kami meneruskan layanan ini dengan membeli buku digital Jalan Rezeki Berlimpah yang ditulis oleh team TafsirWeb (format PDF, 100 halaman).

Dapatkan panduan dari al-Qur'an dan as-sunnah untuk meraih rezeki berkah berlimpah, dapatkan pahala membantu keberlangsungan kami, Insya Allah.