Surat Al-Furqan Ayat 33
وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنَٰكَ بِٱلْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا
Arab-Latin: Wa lā ya`tụnaka bimaṡalin illā ji`nāka bil-ḥaqqi wa aḥsana tafsīrā
Artinya: Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.
« Al-Furqan 32 ✵ Al-Furqan 34 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Penting Mengenai Surat Al-Furqan Ayat 33
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 33 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam pelajaran penting dari ayat ini. Tersedia bermacam penafsiran dari kalangan mufassirin mengenai isi surat Al-Furqan ayat 33, antara lain sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Dan tidaklah kaum musyrikin datang kepadamu (wahai Rasul) dengan membawa hujjah atau syubhat kecuali Kami mendatangkan kepadamu jawaban yang haq dan dengan penjelasan terbaik baginya.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
33-34. Hai Rasulullah, Tidaklah orang-orang kafir mendatangimu dengan hujjah atau syubhat untuk melawan dakwahmu melainkan Kami akan mendatangkan kepadamu jawaban yang kuat yang tidak ada yang lebih kuat darinya dan lebih jelas penjelasannya.
Orang-orang kafir itu pada hari kebangkitan akan berjalan di atas wajah mereka menuju neraka Jahannam. Orang-orang yang jauh dari rahmat Allah itu memiliki kedudukan yang paling buruk dan paling jauh dari kebenaran.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
33. Tidaklah orang-orang musyrik itu datang kepadamu -wahai Rasul- dengan membawa usulan yang mereka katakan, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu jawaban yang benar lagi tegas dan yang paling baik penjelasannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
33. وَلَا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar)
Yakni Hai Muhammad, tidaklah orang-orang musyrik membuat perumpamaan atau permintaan yang aneh seperti usulan-usulan mereka itu melainkan Kami akan mendatangkan kepadamu jawaban yang hak untuk menjawab dan menghadapi hal itu.
وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا(dan yang paling baik penjelasannya)
Yakni penjelasan yang paling baik dalam menyelesaikan perkara yang mereka bawa.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
33. Wahai Muhammad, Tidaklah orang-orang musyrik mendatangimu dengan membawa sesuatu yang ganjil untuk menggagalkan dakwahmu kecuali Kami memberimu jawaban pasti yang dapat menggagalkan sesuatu yang mereka bawa dan memiliki penjelasan dan keterangan lebih baik bagi mereka.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Mereka tidak datang kepadamu dengan sesuatu yang aneh} sesuatu yang samar dan suatu usulan {kecuali Kami mendatangkan kepadamu kebenaran dan penjelasan yang terbaik} penjelasan dan keterangan
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
33 oleh karena itu, Dia berfirman,”tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) suatu perumpamaan,” yang dengannya mereka menentang kebenaran dan dengannya mereka menolak kerasulanmu, “melainkan (pasti) kami mendatangkan kepadamu sesuatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya,” maksudnya kami turunkan kepadamu al-qur’an yang mengandung kebenaran di dalam makna-maknanya, kejelasan dan penjelasan yang sempurna pada lafazh-lafazhnya. Maka makna-makna (yang dikandungnya) semuanya hak dan benar, tidak dicemari oleh satu kebatilan ataupun satu syubhat (kerancuan) dari sisi manapun; lafazh-lafazhnya dan batasan-batasannya terhadap segala sesuatu merupakan lafazh-lafazh yang paling jelas dan paling baik penjelasannya, menjelaskan makna-maknanya dengan penjelasan yang sempurna.
Di dalam ayat di atas terdapat satu dalil (bukti) bahwa sepantasnya bagi orang yang membicarakan ilmu, apakah dia sebagai muhaddits, pengajar, maupun penceramah, sepantasnya dia meneladani Rabbnya di dalam mengatur kondisi RasulNya. Demikian pula seorang alim mengatur permasalahan masyarakat. Setiap kali ada kesempatan atau datang suatu musim, maka hendakNya dia membawakan ayat-ayat al-qur’an, hadits-hadits Nabi dan nasihat-nasihat yang sesuai dengan musim tersebut.
Ini juga mengandung bantahan terhadap orang-orang yang berlebihan, seperti kaum jahmiyah dan semisal mereka yang berpendapat bahwa kebanyakan nash-nash al-qur’an mengandung makna bukan literalnya (makna tersuratnya), dan ia mempunyai makna-makna selain dari maknanya yang dipahami secara lahir (literal). Jadi, berdasarkan pendapat mereka, alqur’an itu tidak lebih baik penjelasannya dari pada yang lainnya. Dan yang lebih baik, menurut klaim mereka, adalah penafsiran mereka yang merubah makna-makna al-qur’an dengan sejauh-jauhnya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 32-34
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang banyaknya pertentangan dan keingkaran orang-orang kafir, serta pertentangan mereka terhadap hal yang bukan urusan mereka, yaitu mereka berkata: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?) yaitu mengapa kitab yang diwahyukan kepadanya itu tidak diturunkan sekali saja, sebagaimana telah diturunkan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan sekaligus, seperti Taurat, Injil, Zabur, dan kitab-kitab tuhan lainnya?
Maka Allah SWT menjawab hal itu. Sesungguhnya Dia menurunkan Al-Qur'an secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa dan kejadian yang berkaitan dengannya, serta hukum yang diperlukan untuk meneguhkan hati orang-orang mukmin terhadapnya. Sebagaimana firmanNya: (Dan Al-Quran (kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap (106)) (Surah Al-Isra’). Oleh karena itu Allah berfirman: (supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil) Qatadah berkata bahwa maknanya adalah menjelaskan dengan jelas.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa maknannya adalah Kami menafsirkannya dengan jelas.
(Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil) yaitu suatu hujjah dan tuduhan yang tidak benar (melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya) yaitu, mereka tidak mengatakan sesuatu untuk menentang kebaikan, melainkan Kami menyanggah mereka dengan kebenaran pada hal itu dengan lebih jelas, lebih terang, dan lebih fasih daripada ucapan mereka.
Kemudian hal ini menunjukkan bukti perhatian yang besar terhadap kemuliaan Rasulullah SAW dimana wahyu selalu datang kepadanya dari Allah SWT, baik di pagi maupun sore hari, di siang maupun malam hari, dalam perjalanan maupun di tempat. Setiap kali malaikat turun menemuinya selalu membawa Al-Qur'an, tidak seperni menurunkan kitab-kitab yang terdahulu. Hal ini merupakan kedudukan yang lebih tinggi, lebih besar dan lebih agung daripada kedudukan saudara-saudaranya dari semua nabi.
Al-Qur'an adalah kitab yang paling mulia yang diturunkan Allah SWT, dan nabi Muhammad SAW adalah nabi paling agung yang diutus Allah SWT. Allah menghumpunkan Al-Qur'an dua sifat secara bersamaan, yaitu di dalam kedudukan yang tinggi, yaitu diturunkan sekaligus dari Lauhil Mahfuz ke Baitul izzah di langit dunia. Kemudian Al-Qur'an diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa dan kejadiannya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun. Allah SWT berfirman: (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (33)) dan Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (106)) (Surah Al-Isra’)
Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang buruknya keadaan orang-orang kafir di hari mereka dikembalikan kepada Allah pada hari kiamat. Mereka digiring menuju neraka Jahanam dalam keadaan yang paling buruk dan rupa paling jelek (Orang-orang yang dihimpun ke neraka Jahanam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya (34)) Disebutkan dalam hadits shahih dari Anas bahwa ada seorang lelaki berkata,"Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang kafir digiring masuk ke neraka Jahanam di atas mukanya?" Rasulullah SAW menjawab:”Sesungguhnya Tuhan yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya mampu membuatnya berjalan di atas mukanya pada hari kiamat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 33: Untuk membatalkan perkaramu.
Maksudnya, setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan sesuatu yang benar dan nyata. Al Qur’an penuh dengan kebenaran dan kejelasan. Kandungannya hak (benar) dan tidak dicampuri kebatilan dan syubhat, sedangkan lafaz-lafaznya begitu jelas. Dalam ayat ini terdapat dalil, bahwa sepatutnya bagi orang yang berbicara tentang ilmu, baik yang menyampaikan hadits, pengajar dan penasehat mengikuti Tuhannya dalam menyesuaikan ayat-ayat-Nya dengan keadaan rasul-Nya, oleh karenanya ia membawakan ayat-ayat, hadits-hadits dan nasehat yang sesuai yang sesuai dengan kondisi. Dalam ayat ini juga terdapat bantahan terhadap kaum Jahmiyyah dan yang semisal mereka yang memandang bahwa nash-nash Al Qur’an harus dibawa kepada selain zhahirnya, dan bahwa ia memiliki makna selain yang dipahami darinya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 33
Kemudian Allah menghibur nabi Muhammad agar beliau bertambah semangat dalam berdakwah, dan tidak peduli dengan semua permintaan orang musyrik yang mengada-ada itu. Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, seperti permintaan mereka yang mengada-ada, dengan tujuan mencederai kenabianmu. Melainkan kami datangkan kepadamu suatu jawaban yang benar dan tepat, akan melemahkan anggahan-sanggahan mereka yang batil dan penjelasan yang paling baik, sehingga akan jelas mana yang benar dan mana yang salah. 34. Ayat berikut ini berisi peringatan keras kepada orang kafir tentang nasib mereka di akhirat nanti. Orang-orang yang dikumpulkan ke nera-ka jahanam dengan diseret wajahnya secara hakiki. Wajah adalah ang-gota badan yang paling mulia. Pada hari kiamat diputarbalikan oleh Allah sehingga berada di bawah dan dengan kondisi seperti itu mereka berjalan, sebagai balasan atas dosa-dosa mereka. Mereka itulah yang paling buruk tempatnya dibanding dengan tempat mana pun dan paling sesat jalannya. Kemudian Allah kembali menghibur nabi dengan menceritakan nasib kaum yang durhaka di masa lalu.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah beraneka penjelasan dari banyak pakar tafsir terhadap makna dan arti surat Al-Furqan ayat 33 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi kita. Dukung usaha kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.