Surat Al-Furqan Ayat 34
ٱلَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُو۟لَٰٓئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Arab-Latin: Allażīna yuḥsyarụna 'alā wujụhihim ilā jahannama ulā`ika syarrum makānaw wa aḍallu sabīlā
Artinya: Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya.
« Al-Furqan 33 ✵ Al-Furqan 35 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Terkait Surat Al-Furqan Ayat 34
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Furqan Ayat 34 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir menarik dari ayat ini. Terdapat bermacam penafsiran dari berbagai mufassirun mengenai makna surat Al-Furqan ayat 34, misalnya seperti berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Orang-orang kafir itulah yang akan diseret dengan muka-muka mereka ke Neraka Jahannam. Dan mereka itu adalah manusia yang paling buruk tempat tinggalnya dan paling jauh menyimpang dari kebenaran.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
34. Orang-orang yang pada hari Kiamat kelak dihimpunkan dan digiring ke neraka Jahanam dengan diseret atas wajah mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya; karena tempat mereka adalah Jahanam, dan paling sesat jalannya dari kebenaran; karena jalan yang mereka tempuh adalah jalan kekafiran dan kesesatan.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
34. الَّذِينَ يُحْشَرُونَ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ أُو۟لٰٓئِكَ شَرٌّ مَّكَانًا (Orang-orang yang dihimpunkan ke neraka Jahannam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya)
Yakni paling buruk tempat tinggal dan tempat kembalinya.
وَأَضَلُّ سَبِيلًا(dan paling sesat jalannya)
Ini merupakan olokan bagi mereka karena telah menganggap Rasulullah sebagai orang yang sesat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
34. Orang-orang yang dikumpulkan dan diseret di atas wajahnya menuju neraka Jahanam, yaitu dalam keadaan terbalik. Mereka adalah yang paling buruk tempat tinggalnya yaitu neraka Jahanam dan paling sesat jalannya daripada selain mereka, yaitu kekufuran mereka.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahanam dengan diseret wajahnya} digiring dalam keadaan diseret di atas wajahnya {itulah yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya} dan paling jauh jalannya dari kebenaran
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
34 Allah mengabarkan tentang keadaan kaum musyrikin yang mendustakan RasulNya dan (betapa) buruknya tempat akhir mereka, dan bahwa mereka “akan dihimpunkan dengan diseret di atas mukanya,” dalam pemandangan yang paling buruk dan penglihatan yang paling keji; mereka diseret dan digelandang oleh para malaikat azab “ke Neraka Jahanam,” yang penuh dengan semua bentuk azab dan hukuman. “Mereka itulah,” orang-orang yang sedemikian keadaannya itu adalah “orang-orang yang paling buruk tempatnya,” daripada orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan RasulNya, “dan paling sesat jalannya.” Ini termasuk kategori menggunakan af'al tafdhil (superlative) pada kalimat yang pada bagian lain tidak ada sesuatupun darinya. Sebab, sesungguhnya orang-orang Mukmin itu terbaik tempat tinggaldan tempat peristirahatanya, dan mereka di dunia telah menelusuri petunjuk jalan yang lurus, sedangkan di akhirat dapat mencapai surga, negeri kenikmatan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 32-34
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang banyaknya pertentangan dan keingkaran orang-orang kafir, serta pertentangan mereka terhadap hal yang bukan urusan mereka, yaitu mereka berkata: (Mengapa Al-Qur’an ini tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?) yaitu mengapa kitab yang diwahyukan kepadanya itu tidak diturunkan sekali saja, sebagaimana telah diturunkan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan sekaligus, seperti Taurat, Injil, Zabur, dan kitab-kitab tuhan lainnya?
Maka Allah SWT menjawab hal itu. Sesungguhnya Dia menurunkan Al-Qur'an secara berangsur-angsur selama dua puluh tiga tahun sesuai dengan peristiwa dan kejadian yang berkaitan dengannya, serta hukum yang diperlukan untuk meneguhkan hati orang-orang mukmin terhadapnya. Sebagaimana firmanNya: (Dan Al-Quran (kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap (106)) (Surah Al-Isra’). Oleh karena itu Allah berfirman: (supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil) Qatadah berkata bahwa maknanya adalah menjelaskan dengan jelas.
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa maknannya adalah Kami menafsirkannya dengan jelas.
(Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil) yaitu suatu hujjah dan tuduhan yang tidak benar (melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya) yaitu, mereka tidak mengatakan sesuatu untuk menentang kebaikan, melainkan Kami menyanggah mereka dengan kebenaran pada hal itu dengan lebih jelas, lebih terang, dan lebih fasih daripada ucapan mereka.
Kemudian hal ini menunjukkan bukti perhatian yang besar terhadap kemuliaan Rasulullah SAW dimana wahyu selalu datang kepadanya dari Allah SWT, baik di pagi maupun sore hari, di siang maupun malam hari, dalam perjalanan maupun di tempat. Setiap kali malaikat turun menemuinya selalu membawa Al-Qur'an, tidak seperni menurunkan kitab-kitab yang terdahulu. Hal ini merupakan kedudukan yang lebih tinggi, lebih besar dan lebih agung daripada kedudukan saudara-saudaranya dari semua nabi.
Al-Qur'an adalah kitab yang paling mulia yang diturunkan Allah SWT, dan nabi Muhammad SAW adalah nabi paling agung yang diutus Allah SWT. Allah menghumpunkan Al-Qur'an dua sifat secara bersamaan, yaitu di dalam kedudukan yang tinggi, yaitu diturunkan sekaligus dari Lauhil Mahfuz ke Baitul izzah di langit dunia. Kemudian Al-Qur'an diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur sesuai dengan peristiwa dan kejadiannya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata bahwa Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan setelah itu selama dua puluh tahun. Allah SWT berfirman: (Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya (33)) dan Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian (106)) (Surah Al-Isra’)
Kemudian Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang buruknya keadaan orang-orang kafir di hari mereka dikembalikan kepada Allah pada hari kiamat. Mereka digiring menuju neraka Jahanam dalam keadaan yang paling buruk dan rupa paling jelek (Orang-orang yang dihimpun ke neraka Jahanam dengan diseret atas muka-muka mereka, mereka itulah orang yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya (34)) Disebutkan dalam hadits shahih dari Anas bahwa ada seorang lelaki berkata,"Wahai Rasulullah, bagaimanakah orang kafir digiring masuk ke neraka Jahanam di atas mukanya?" Rasulullah SAW menjawab:”Sesungguhnya Tuhan yang membuatnya berjalan di atas kedua kakinya mampu membuatnya berjalan di atas mukanya pada hari kiamat.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Furqan ayat 34: Yang menghimpun semua azab dan hukuman.
Oleh para malaikat yang akan mengazab.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Furqan Ayat 34
Ayat berikut ini berisi peringatan keras kepada orang kafir tentang nasib mereka di akhirat nanti. Orang-orang yang dikumpulkan ke nera-ka jahanam dengan diseret wajahnya secara hakiki. Wajah adalah ang-gota badan yang paling mulia. Pada hari kiamat diputarbalikan oleh Allah sehingga berada di bawah dan dengan kondisi seperti itu mereka berjalan, sebagai balasan atas dosa-dosa mereka. Mereka itulah yang paling buruk tempatnya dibanding dengan tempat mana pun dan paling sesat jalannya. Kemudian Allah kembali menghibur nabi dengan menceritakan nasib kaum yang durhaka di masa lalu. 35. Dan sungguh, kami telah memberikan kitab taurat kepada musa bin imran, salah satu nabi dari ulul 'azmi, sebagai pembimbing bagi kaumnya bani israil dan kami telah menjadikan harun saudaranya, sebagai anugerah yang kami berikan kepadanya atas permintaannya. Harun kami angkat juga sebagai nabi dan menyertai dia sebagai wazir, yaitu pembantu yang ikut memperkuat kedudukannya dan menjadi juru bicaranya di hadapan raja fir'aun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah berbagai penjabaran dari banyak mufassirun mengenai makna dan arti surat Al-Furqan ayat 34 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat bagi kita bersama. Dukung syi'ar kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.