Surat Al-Mu’minun Ayat 109
إِنَّهُۥ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِى يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ
Arab-Latin: Innahụ kāna farīqum min 'ibādī yaqụlụna rabbanā āmannā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairur-rāḥimīn
Artinya: Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik.
« Al-Mu'minun 108 ✵ Al-Mu'minun 110 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Al-Mu’minun Ayat 109
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Mu’minun Ayat 109 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi tafsir menarik dari ayat ini. Didapatkan variasi penjelasan dari kalangan ulama berkaitan isi surat Al-Mu’minun ayat 109, antara lain seperti terlampir:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
Sesungguhnya dahulu ada segolongan dari hamba-hambaKu, (yaitu kaum Mukminin) yang berdoa memohon, “Wahai Tuhan kami, kami telah beriman, maka tutuplah dosa-dosa kami, dan rahmatilah kami. Dan Engkau adalah sebaik-baik yang mengasihi.”
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
109. Dahulu terdapat segolongan hamba-hamba-Ku yang beriman berkata: “Ya Tuhan kami, kami beriman kepada-Mu dan kepada para rasul-Mu, maka ampunilah dosa-dosa kami, rahmatilah kami, dan janganlah Engkau mengazab kami, Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.”
Akan tetapi kalian selalu menghina mereka sehingga menyibukkan kalian dari mentaati dan menyembah-Ku. Dahulu kalian menertawakan mereka untuk menghina mereka. Dan kini Aku membalas kesabaran mereka dalam menghadapi gangguan dari kalian dengan balasan yang terbaik, yaitu dengan surga.
Syeikh as-Syinqithi berkata: Dalam kaidah tentang penggunaan isyarat disebutkan bahwa (إن) berfungsi untuk menunjukkan sebab akibat, seperti dalam kalimat "عاقبته إنه مسيء" (aku menghukumnya karena dia berbuat buruk), yakni akibat keburukannya.
Dan dalam ayat ini menunjukkan bahwa lafadz (إن) bermakna bahwa sebab yang menjadikan mereka masuk neraka adalah karena mereka menghina orang-orang beriman yang berkata: “Ya Tuhan kami, kami beriman kepada-Mu dan kepada para rasul-Mu, maka ampunilah dosa-dosa kami, rahmatilah kami, dan janganlah Engkau mengazab kami, Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat.”
Orang-orang kafir itu ketika di dunia menghina orang-orang beriman yang lemah, sehingga itu melalaikan mereka dari mengingat dan beriman kepada Allah, sehingga itu menjadikan mereka masuk neraka.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
109. Sungguh dahulu ada golongan dari hamba-hamba yang beriman kepada-Ku yang selalu berdoa, "Wahai Tuhan kami! Kami telah beriman kepada-Mu, maka ampunilah dosa-dosa kami, dan curahkan rahmat-Mu pada kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat."
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
109. إِنَّهُۥ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِى (Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku)
Mereka adalah orang-orang beriman yang meminta rahmat dan ampunan kepda Allah dan mengakui sifat-sifat-Nya yang Maha Tinggi.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1 ). Fenomena buruk mulai muncul tatkala bebarapa pemuda masih memelihara kejengkelan mereka yang berlebihan terhadap orang-orang yang menjaga agamanya, sampai-sampai mereka terlibat dalam suatu perkataan yang berbunyi menghina kepada wahyu Allah, namun semua itu hanya sebatas kejengkelan dan kemarahan saja, bahkan dari jauh dapat dipandang bahwa tingkah mereka seakan-akan hanya sebatas kegemaran yang baru, namun hakikatnya Ayat telah menyinggung sifat buruk ini:
{ إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ , فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّىٰ أَنْسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنْتُمْ مِنْهُمْ تَضْحَكُونَ }
"Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia): “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik , Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka."
2 ). Inilah yang menyebabkan mereka lupa untuk mengingat Allah: kesibukannya memperolok kaum mukminin, sebagaimana lupanya mereka dari mengingat Allah menjadikan mereka senang untuk memperolok kaum mukminin, kedua hal ini saling bergantung satu sama lain.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
109. “Sesungguhnya, ada segolongan dari hamba-hamba-Ku yang beriman, mereka berdoa di dunia: "Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepad-Mu dan rasul-Mu, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat janganlah engkau azab kami, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
Sesungguhnya segolongan dari hamba-hambaKu berdoa,“Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan rahmatilah kami. Engkaulah sebaik-baik pemberi rahmat”
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
109 Selanjutnya, Allah menceritakan kondisi yang menyeret mereka kepada siksa dan menghentikan curahan rahmat Allah dari mereka. Allah berfirman, ”sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hambaKu berdoa (di dunia),’ Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, dan Engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik’.” Orang-orang itu telah menggabungkan antara keimanan yang menuntut amalan-amalan baik dan pemanjatan doa kepada Rabb mereka untuk mendapatkan ampunan, rahmat dan perantaraan (tawasul) kepadaNya melalui keyakinan terhadap rububiyyah Allah dan anugerahNya bagi mereka berupa iman serta pemberitahuan betap luasnya rahmat dan meratanya curahan kebaikanNya. Dalam ucapan mereka ini terkandung penjelasan yang menunjukkan ketundukan, kekhusyuan, ketidakberdayaan mereka dan rasa takut serta harapan mereka kepada Rabb mereka. Mereka itu adalah para pembesar dan tokoh-tokoh dari kalangan manusia.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 108-111
Ini adalah jawaban Allah SWT kepada orang-orang kafir saat mereka meminta ketika dikeluarkan dari neraka dan dikembalikan ke dunia. Allah SWT berfirman: (Tinggallah dengan hina di dalamnya) yaitu menetaplah di dalam neraka dalam keadaan hina dan direndahkan (dan janganlah kalian berbicara dengan Aku) yaitu, janganlah kalian mengulangi permintaan kalian ini, karena sesungguhnya kalian tidak akan dikabulkan olehKu.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku) Ini adalah jawaban Tuhan Yang Maha Penyayang ketika mereka tidak diperkenankan dan berbicara denganNya.
Abdullah bin Mas'ud berkata,"Apabila Allah SWT menghendaki untuk tidak mengeluarkan seseorang pun dari neraka Jahannam, maka Allah mengubah wajah dan warna tubuh mereka, kemudian didatangkan seseorang laki-laki dari kalangan orang-orang mukmin. Orang itu memohon memberi syafaat. Dan berkata,”Ya Tuhanku” Maka Allah SWT berfirman,”Barang siapa yang mengetahui seseorang , maka dia dapat mengeluarkannya” Kemudian lelaki mukmin itu didatangkan ke neraka dan melihat-lihat neraka, dan tidak mengenal seorang pun, padahal ada seseorang dari yang menyerunya, “Wahai Fulan, aku adalah Fulan” Lalu orang itu menjawab,”Saya tidak mengenalmu" dia berkata bahwa pada saat itu orang-orang itu berkata: (Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia). Maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim (107)) Maka pada saat itu Allah SWT berfirman: (Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kalian berbicara dengan Aku) Ketika dikatakan demikian, maka pintu neraka ditutup menyekap mereka semuanya, tidak ada seorang pun di antara mereka yang dikeluarkan.
Kemudian Allah SWT mengingatkan mereka atas dosa-dosa di dunia, dan ejekan-ejekan mereka terhadap hamba-hambaNya yang beriman dan kekasih-kekasihNya. Lalu Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa (di dunia), "Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat yang paling baik (109) Lalu kalian menjadikan mereka buah ejekan) yaitu kalian mengejek doa dan sanjungan mereka kepadaKu: (sehingga (kesibukan) kalian mengejek mereka menjadikan kalian lupa mengingat Aku) yaitu, kebencian kalian kepada hamba-hambaKu yang beriman membuat kalian lupa akan mengingatKu (dan kalian selalu menertawakan mereka) yaitu perbuatan dan ibadah mereka, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka dahulu menertawakan orang-orang yang beriman (29) Dan apabila orang-orang yang beriman itu lewat di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya (di antara sesama mereka) (30)) (Surah Al-Muthaffifin) yaitu mencela mereka. Kemudian Allah SWT memberitahukan tentang apa yang Dia balas kepada kekasih-kekasihNya dan hamba-hambaNya yang shalih. Jadi Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka) dalam menghadapi gangguan dan ejekan kalian terhadap mereka (sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang) yaitu kebahagiaan, kesejahteraan, surga, dan selamat dari neraka. Kami memohon perlindungan kepada Allah SWT dari itu
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Surat Al-Mu’minun ayat 109: Mereka adalah kaum muhajirin atau kaum mukmin yang lemah.
Mereka menggabung antara iman yang menghendaki untuk beramal saleh, berdoa meminta ampunan dan rahmat kepada Allah, bertawassul (menggunakan sarana) dengan rububiyyah-Nya, nikmat iman yang diberikan-Nya, dan dengan memberitahukan rahmat-Nya yang luas, dan ihsan-Nya yang merata. Kalimat ini menunjukkan ketundukan, kekhusyu’an, perebahan diri mereka di hadapan Allah, rasa takut dan harap kepada-Nya. Mereka adalah manusia-manusia utama.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Mu’minun Ayat 109
108-109. Mendengar permohonan para pendurhaka, dia berfirman, 'tinggAllah dengan hina di dalamnya, yakni neraka, dan janganlah kamu berbicara dengan aku karena tidak ada lagi kesempatan untuk tawar-menawar. Kalian, wahai para pendurhaka, tidak pula akan memperoleh kehormatan untuk berdialog dengan-ku. ' mengingatkan kembali salah satu kedurhakaan mereka, Allah berfirman, 'sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hamba-ku berdoa, 'ya tuhan kami, kami telah ber-iman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat, engkau adalah pemberi rahmat yang terbaik. '110. Kamu, wahai para pendurhaka, mendengar orang-orang mukmin tulus berdoa demikian, lalu kamu jadikan mereka buah ejekan. Begitu sibuk kamu mengejek mereka sehingga kamu lupa mengingat aku, dan kamu pun selalu menghina dan menertawakan mereka.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian sekumpulan penafsiran dari beragam ahli tafsir mengenai isi dan arti surat Al-Mu’minun ayat 109 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah bagi kita semua. Sokong dakwah kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.