Surat Thaha Ayat 36

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَٰمُوسَىٰ

Arab-Latin: Qāla qad ụtīta su`laka yā mụsā

Artinya: Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa".

« Thaha 35Thaha 37 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Menarik Berkaitan Surat Thaha Ayat 36

Paragraf di atas merupakan Surat Thaha Ayat 36 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah menarik dari ayat ini. Ada kumpulan penafsiran dari kalangan ulama mengenai kandungan surat Thaha ayat 36, misalnya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Allah berfirman, “Sungguh Kami telah mengabulkan apa saja yang kamu minta, wahai Musa.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

36. Allah berfirman, "Sungguh Kami telah mengabulkan apa yang engkau minta wahai Musa.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

36. قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يٰمُوسَىٰ (Allah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa”)
Yakni Aku akan memberikan apa yang kamu minta berupa kelapangan dada, kemudahan urusan, terlepasnya kekakuan pada lisannya, dan kenabian Harun.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

36. Allah berfirman, mengabulkan (permintaan) Musa: “Sungguh Aku memberi setiap permintaanmu, Wahai Musa.” Yang dimaksud dengan As-Su’an adalah permintaan dan permohonan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dia berfirman} Allah SWT berfirman {“Sungguh, telah diperkenankan permintaanmu} telah diberikan setiap permintaanmu {wahai Musa


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

36. Allah berfirman, “Sungguh telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa,” maksudnya engkau telah diberi segala yang engkau minta. Kami akan melapangkan dadamu, memudahkan urusanmu dan melepaskan kekakuan pada lidahmu, sehingga mereka akan memahami apa yang engkau kemukakan. Dan Kami akan meneguhkan, "dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang menang". (Al-Qashash:35).
Permohonan dari Musa ini menunjukkan kesempurnaan ma’riifah beliau terhadap Allah, kesempurnaan kecerdikan dan penguasaan beliau terhadap urusan-urusan dan kesempurnaan ketulusannya. Hal tersebut karena; seorang juru dakwah yang menyeru kepada Allah, yang menunjukkan jalan bagi manusia yang lain, terutama bila obyek dakwah dari kalangan orang-orang yang suka menentang, sombong dan berbuat melampaui batas, maka dia membutuhkan lapangnya dada, dan kelembutan yang penuh untuk menghadapi gangguan yang akan menimpanya, serta lisan yang fasih, yang sanggup mengungkapkan dengannya apa yang diinginkan dan dimaksud. Bahkan kelincahan berbicara dan pengunaan gaya bahasa yang menarik termasuk perkara yang sangat dituntut, karena banyaknya terjadi pertukaran pandangan dan saling mendebat serta karena unsur kebutuhannya terhadap (kemampuan) untuk memperindah potret kebenaran dan menghiasinya sesuai dengan tingkat kemampuannya. Gunanya, biar dapat menyulap jiwa-jiwa mereka untuk bersimmpati, juga untuk memperburuk gambaran kebatilan dan mencoreng-corengnya supaya lari darinya. Selain itu, seorang da’I berepentingan agar urusannya menjadi mudah, maka dia memasuki rumah melalui pintu-pintunya (menjalankan urusan melalui jalur yang tepat), mendakwahi dengan cara hikmah, nasihat yang baik dan mujadalah (adu argumentasi) dengan cara yang terbaik, berinteraksi dengan orang-orang yang sesuai dengan kondisinya. Lebih sempurna lagi, orang yang stastusnya demikian seharusnya mempunyai pendukung-pendukung dan pembantu-pembantu yanga akan meringannkannya menjalankan misinya. Pasalnya, suara-suara bila berjumlah banyak akan berpengaruh. Karena itu, beliau memohon hal-hal ini, lalu Allah langsung memberinya.
Kalau anda memperhatikan kondisi para nabi yang diutus kepada umat manusia, maka anda akan menyaksikan mereka berkarakter demikian sesuai dengan kondisinya, terutama nabi penutup mereka dan yang paling mulia, Muhammad. Sesungguhnya beliau berada di puncak tertinggi di setiap sifat kesempurnaan. Beliau mempunyai kelapangandada, kemudahan urusan-urusan, kemampuan bicara yang bagus, keindahan pengungkapan dan tutur kata, serta memiliki para pendukung atas kebenaran dari kalangan sahabat dan orang-orang setelah mereka, yang tidak dimiliki oleh nabi lainnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 36-39
Ini merupakan sesuatu yang dikabulakn dari Allah SWT kepada rasulNya nabi Musa dalam apa yang dia minta kepadaNya SWT, dan mengingatkan kepadanya atas semua nikmat kepadanya sebelumnya berupa perkara yang dialami ibunya ketika ibunya masih menyusuinya dan waspada terhadap Fir'aun dan para pembesarnya agar mereka tidak membunuhnya. karena nabi Musa dilahirkan di tahun ketika Fir'aun dan para pembesarnya membunuh para bayi. Lalu ibu nabi Musa membuat sebuah peti dan dia masih menyusuinya, lalu dia meletakkan nabi Musa di dalamnya dan menghanyut­kannya ke sungai Nil, lalu die mengikatnya dengan tali yang dihubungkan ke rumahnya. Lali ibu nabi Musa pergi untuk memperbarui talinya, dan peti itu terlepas darinya dan terbawa hanyut oleh arus sungai. Lalu hatinya dirundung kedukaan dan kesedihan yang diungkapkan Allah SWT dalam firmanNya: (Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa. Sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya) (Surah Al-Qashash: 10) sungai Nil itu membawanya ke istana Fir'aun (Maka dipungutlah ia oleh keluarga Fir’aun yang akibatnya dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka) (Surah Al-Qashash: 8) yaitu suatu takdir yang telah ditetapkan dari Allah, dimana mereka membunuh bayi-bayi kaum Bani Israil karena mereka takut atas kelahiran nabi Musa. Maka Allah memberikan suatu keputusan baginya dan MilikNyalah kekuasaan yang Maha Agung dan takdir yang sempurna, bahwa tidaklah nabi Musa dipelihara kecuali di dalam asuhan Fir'aun, dan dia makan serta minum dari makanan dan minumannya dengan menanamkan kasih sayang kepada nabi Musa di dalam hati Fir'aun dan istrinya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (supaya diambil oleh (Fir'aun) musuh-Ku dan musuhmu. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku) yaitu, dalam hati musuhmu, Aku menjadikannya mencintaimu.
Salamah bin Kahil berkata tentang firmanNya: (Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku) dia berkata bahwa maknannya,”Aku menjadikan dirimu disukai hamba-hambaKu.
(dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku) Abu Imran Al-Juni berkata bahwa maknanya adalah nabi Musa dipelihara di bawah pengawasan Allah. Qatadah berkata bahwa kamu dipelihara di bawah pengawasanku
Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata bahwa Allah menjadikannya berada di dalam istana raja, dia hidup mewah dan senang, serta makanannya sama dengan makanan raja. Itulah arti kata sun'ah.
Firman Allah: ( (yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir'aun), "Bolehkah saya menunjukkan kepada kalian orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembali­kanmu kepada ibumu, agar senang hatinya) Demikian itu setelah nabi Musa berada dalam asuhan keluarga Fir'aun. Maka mereka mencari wanita yang akan menyusuinya, dan nabi Musa menolak mereka, dan Allah SWT berfirman: (dan Kami cegah Musa dari menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu) Lalu saudarinya datang (dan berkata,”Maukah kamu aku tunjukkan kepadamu ahli bait yang akan memeliharanya untuk kalian dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?) (Surah Al-Qashash: 12) yaitu maukah kalian aku tunjukkan seseorang yang mau menyusuinya untuk kalian dengan imbalan. Lalu dia membawanya dan keluarga Fir'aun bersamanya ke tempat ibunya. Lalu Ibunya menyusuinya dan nabi Musa mau menerimanya, lalu mereka sangat senang dengan itu, dan mereka memberi upah kepada ibu nabi Musa dalam hal itu. Lalu ibu Musa memperoleh kebahagiaan dan kedudukan yang tinggi di dunia dan pahala yang lebih besar dan melimpah di akhirat.
Allah SWT berfirman di sini: (Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita) yaitu karenamu (Dan kamu pernah membunuh seorang manusia) yaitu seorang dari bangsa Qibti (lalu Kami selamatkan kamu dari kesusahan) yaitu sesuatu yang timbul karena keluarga Fir'aun bertekad untuk membunuhnya. Maka nabi Musa melarikan diri sehingga dia sampai di mata air Madyan. Lalu seorang laki-laki shalih berkata kepadanya: (Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat dari orang-orang yang zalim) (Surah Al-Qashash: 25)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Thaha ayat 36: Permintaan Musa ‘alaihis salam ini menunjukkan sempurnanya ma’rifatnya kepada Allah, kecerdasannya dan pengalamannya serta sempurnanya sifat nushnya (rasa tulus kepada orang lain), yang demikian karena seorang da’i yang mengajak kepada Allah, yang membimbing makhluk apabila orang yang didakwahi adalah orang-orang yang sombong dan keras serta melampaui batas (keterlaluan), maka dibutuhkan dada yang lapang, kesabaran yang sempurna terhadap gangguan yang akan menimpanya, lisan yang fasih agar dapat mengungkapkan maksudnya, bahkan kefasihan dalam keadaan seperti ini sangat dibutuhkan sekali agar dapat mengajak mereka dengan baik dan karena perlunya memperindah kebenaran dan menghias semampunya agar dicintai oleh manusia dan agar kebatilan semakin buruk sehingga dijauhi. Di samping itu, seorang da’i juga perlu dimudahkan urusannya, sehingga ia mendatangi rumah-rumah dari pintunya, berdakwah dengan hikmah, nasehat yang baik, dan berdebat dengan cara yang baik, dan lebih sempurna lagi jika Beliau memiliki pembantu yang membantu apa yang diharapkannya, hal itu karena suara jika banyak tentu akan berpengaruh berbeda jika hanya seorang diri. Oleh karena itulah Nabi Musa ‘alaihis salam meminta semua itu dan kemudian permintaan Beliau dikabulkan. Ayat ini menunjukkan perlunya ada kesiapan dalam berdakwah serta segala sebab yang dapat memperlancar dakwah, dan untuk memperolehnya adalah dengan meminta kepada Allah kemudian berusaha untuk memilikinya. Jika kita memperhatikan kepada para nabi dan rasul, tentu kita akan menemukan kesamaan hanya sesuai kondisi ketika itu, misalnya adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, sifat–sifat Beliau sungguh utama dan mulia, dada Beliau lapang, lisannya fasih, bagus dalam menerangkan serta memiliki pembantu-pembantu dalam menegakkan kebenaran, yaitu para sahabat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Thaha Ayat 36

Mengabulkan permohonan nabi musa, dia berfirman, 'sungguh, telah diperkenankan semua permintaanmu itu, wahai musa. Terimalah anugerah besar kami itu kepadamu. 37-38. Dan wahai musa, ketahuilah bahwa sesungguhnya tanpa engkau minta pun, kami telah memberi nikmat kepadamu pada kesempatan yang lain sebelum ini, yaitu ketika kami mengilhamkan kepada ibumu sesudah kelahiranmu sesuatu yang diilhamkan, yaitu cara menyelamatkanmu dari rencana keji fir'aun.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah bermacam penjabaran dari beragam mufassirin mengenai makna dan arti surat Thaha ayat 36 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita semua. Dukunglah dakwah kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Cukup Sering Dikunjungi

Kami memiliki ratusan halaman yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Innallaha Ma’ash Shabiriin, Ibrahim 7, Yasin 82, Ar-Rum 21, An-Nisa 36, Fatir 37. Ada pula Al-Baqarah 177, Ayat 15 (Lima Belas), Al-Qashash 77, Al-Isra, Al-Buruj, Ar-Rahman 13.

  1. Innallaha Ma’ash Shabiriin
  2. Ibrahim 7
  3. Yasin 82
  4. Ar-Rum 21
  5. An-Nisa 36
  6. Fatir 37
  7. Al-Baqarah 177
  8. Ayat 15 (Lima Belas)
  9. Al-Qashash 77
  10. Al-Isra
  11. Al-Buruj
  12. Ar-Rahman 13

Pencarian: latin surah al a la, ayat tujuh, surat al jumuah ayat 9-11, perhatikan penggalan ayat berikut, surah al mulk beserta artinya

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: