Ayat Tentang Jodoh (Pasangan)
Jodoh (pasangan) adalah hal yang sangat didambakan setiap orang. Tidak ada yang mau hidup tanpa jodoh (pasangan). Baik yang muda maupun tua mendambakan agar memiliki jodoh yang shalih atau jodoh yang shalihah, yang dapat membantunya dalam mengarungi hidup dengan baik.
Berikut sekitar sepuluh (10) ayat yang terkait dengan topik jodoh (pasangan) di dalam al-Qur’an, kami sajikan beserta tafsirnya. Semoga dapat Anda ambil hikmahnya.
فَاطِرُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَمِنَ ٱلْأَنْعَٰمِ أَزْوَٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Arab-Latin: fāṭirus-samāwāti wal-arḍ, ja'ala lakum min anfusikum azwājaw wa minal-an'āmi azwājā, yażra`ukum fīh, laisa kamiṡlihī syaī`, wa huwas-samī'ul-baṣīr
Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Arab-Latin: wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja'ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Tentang Ayat Tentang Jodoh (Pasangan)
Didapatkan aneka ragam penjelasan dari kalangan pakar tafsir mengenai makna ayat tentang jodoh (pasangan), misalnya seperti terlampir:
Dan diantara ayat-ayat Allah yang menunjukkan kebesaran Allah dan kesempurnaan KuasaNya adalah bahwa Dia menciptakan para istri untuk kalian (wahai kaum laki-laki) dari jenis kalian sendiri, agar jiwa kalian menjadi tenang dan damai kepadanya, dan Dia menjadikan kecintaan dan kasih sayang antara suami dan istri. Sesungguhnya dalam penciptaan Allah terhadap semua itu terkandung petunjuk atas Kuasa Allah dan keesaanNya bagi kaum yang berpikir dan mengambil pelajaran. (Tafsir al-Muyassar)
Dan di antara tanda-tanda-Nya yang agung sekaligus menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, bahwa Dia menciptakan untuk kalian -wahai orang laki-laki- dari jenismu pasangan-pasangan agar jiwa kalian merasa cenderung dan tenang kepadanya karena ada kesamaan di antara kalian. Dan Dia menjadikan rasa cinta di antara kalian dan mereka. Sesungguhnya di dalam hal itu sungguh terdapat bukti-bukti dan tanda-tanda yang jelas bagi orang-orang yang berfikir, karena hanya orang-orang yang berfikir sajalah yang bisa mendapatkan faedah dari pemikiran akal mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Di antara ayat-ayat Allah SWT juga yang menunjukkan kepada kebangkitan adalah Dia menciptakan untuk kalian pasangan-pasangan dari golongan manusia agar kalian dapat mewujudkan ketenangan dan kesenangan. Dia juga menumbuhkan cinta dan kasih antara suami-istri. Sesungguhnya dalam hal itu ada ayat-ayat yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT bagi kaum yang mau memikirkan ciptaan Allah SWT, pengaturanNya, kekuasaanNya, dan kebijaksanaanNya. (Tafsir al-Wajiz)
وَمِنْ ءَايٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوٰجًا (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri) Yakni diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya untuk membangkitkan makhluk-Nya adalah Dia menciptakan bagi kalian wanita-wanita dari jenis manusia yang kalian nikahi. لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا(supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya) Yakni agar kalian condong kepada mereka. Dan menetapkan bahwa dari diri mereka terdapat ketentraman dan ketenangan bagi jiwa kalian. وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ( dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang) Yakni rasa kasih sayang dan cinta antara suami dan istrinya di dalam ikatan pernikahan. Mereka saling berlemah lembut padahal sebelumnya mereka berdua tidak saling mengenal dan tidak saling mencintai. Imam Mujahid berpendapat yang dimaksud dengan (المودة) adalah berjima’ dan (الرحمة) adalah keturunan. إِنَّ فِى ذٰلِكَ(Sesungguhnya pada yang demikian itu) Yakni hal yang telah disebutkan itu. لَاٰيٰتٍ(benar-benar terdapat tanda-tanda) Yakni tanda-tanda yang sangat menakjubkan dan sangat jelas dalam menunjukkan kekuasaan dan hikmah Allah. (Zubdatut Tafsir)
وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Arab-Latin: wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a'yuniw waj'alnā lil-muttaqīna imāmā
Artinya: Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.
Dan juga orang-orang yang memohon kepada Allah dengan mengatakan, “wahai Tuhan Kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan anak-anak kami apa yang dapat menyejukkan pandangan mata kami yang disitu kami memperoleh kenyamanan hidup dan kebahagiaan, dan jadikanlah kami teladan baik yang diikuti oleh orang-orang yang bertakwa dalam kebaikan.” (Tafsir al-Muyassar)
Dan orang-orang yang berkata dalam berdoa kepada Rabb mereka, "Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri dan anak-anak kami orang yang bisa menjadi penyejuk hati kami karena ketakwaan dan keistikamahannya di atas kebenaran, dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa dalam kebenaran, serta sebagai teladan bagi orang lain. (Tafsir al-Mukhtashar)
Dan orang-orang yang berdoa dengan berkata: “Wahai Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, isteri-isteri dan anak-anak kami sebagai penyejuk mata kami karena bahagia, atau sebagai penggembira jiwa kami dengan menuntun mereka menuju ketaatan, kebaikan dan keutamaan. Dan jadikanlah kami sebagai teladan dalam kebaikan” Ini adalah dalil tentang hukum memohon kepemimpinan yang berlandaskan agama guna mendirikan kewajiban kepemimpinannya, bukan untuk menyombongkan diri dengan kepemimpinan itu (Tafsir al-Wajiz)
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوٰجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ (Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)) Yakni jadikanlah mereka sebab kebahagiaan kami dengan taufik yang Engkau berikan kepada kami dan mereka dalam menjalankan ketaatan. وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا (dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa) Yakni jadikanlah kami sebagai suri tauladan dalam kebaikan. Ayat ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam beragama adalah bagian dari hal yang wajib untuk kita harapkan, namun bukan untuk berbangga diri, akan tetapi agar dapat memberi manfaat yang besar bagi orang lain dan agar mendapatkan pahala yang besar. (Zubdatut Tafsir)
كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ هَنِيٓـًٔۢا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Arab-Latin: kulụ wasyrabụ hanī`am bimā kuntum ta'malụn
Artinya: (Dikatakan kepada mereka): "Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan",
Makanlah makanan yang nikmat dan minumlah minuman yang lezat, sebagai balasan atas amal-amal shalih yang kalian kerjakandi dunia. Mereka bersandar diatas ranjang-ranjang yang berhadap-hadapan. Kami memberi mereka pasangan wanita-wanita yang berkulit putih, bermata lebar dan cantik-cantik. (Tafsir al-Muyassar)
Dan dikatakan kepada mereka, “Makanlah dan minumlah apa yang diinginkan oleh jiwamu dengan enak, kalian tidak khawatir bahaya atau penyakit dari yang kalian makan dan minum, sebagai balasan untuk kalian atas perbuatan kalian yang baik selama di dunia.” (Tafsir al-Mukhtashar)
Dikatakan kepada mereka: Makanlah makanan-makanan yang baik dan minumlah munim-minuman yang lezat, yaitu makanan yang tidak merugikan kalian. (Tafsir al-Wajiz)
كُلُوا۟ وَاشْرَبُوا۟ هَنِيٓـًٔۢا (“Makan dan minumlah dengan enak) Dikatakan kepada mereka kalimat ini sebagai penghormatan bagi mereka. Makna (الهنيء) yakni dengan sepuasnya tanpa dicegah atau diganggu. (Zubdatut Tafsir)
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Arab-Latin: fa bi`ayyi ālā`i rabbikumā tukażżibān
Artinya: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?
Maka nikmat manakah dari nikmat-nikmat Tuhan kalian berdua (wahai jin dan manusia) yang kalian dustakan? (Tafsir al-Muyassar)
Maka dengan nikmat Allah yang banyak untuk kalian -wahai jin dan manusia- yang mana yang kalian dustakan? (Tafsir al-Mukhtashar)
Mereka duduk bersandar di atas permadani yang terbuat dari sutera tebal. Buah-buahan dari surga itu sangat dekat untuk dipetik. Maka nikmat Tuhan mana yang kalian dustakan?! (Tafsir al-Wajiz)
وَٱلَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَٰفِظُونَ
Arab-Latin: wallażīna hum lifurụjihim ḥāfiẓụn
Artinya: dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
Dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka dari perkara yang diharamkan oleh Allah, seperti perbuatan zina, homoseks, dan seluruh perbuatan keji lainnya. (Tafsir al-Muyassar)
Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya dengan menjauhkan diri dari perbuatan zina, homoseksual, dan perbuatan keji lainnya. Mereka adalah orang-orang yang menjaga diri dari maksiat lagi suci. (Tafsir al-Mukhtashar)
Serta orang-orang yang menjaga kemaluannya dari keharaman, dengan menjaga diri dari keharaman dan menahan diri dari perbuatan kemunkaran/keharaman. Alfarju aurat/kemaluan laki-laki dan perempuan. (Tafsir al-Wajiz)
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حٰفِظُونَ (dan orang-orang yang menjaga kemaluannya) Yakni menahan diri dari apa yang tidak halal bagi mereka untuk menjaga kehormatan mereka. (Zubdatut Tafsir)
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْأَزْوَٰجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنۢبِتُ ٱلْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ
Arab-Latin: sub-ḥānallażī khalaqal-azwāja kullahā mimmā tumbitul-arḍu wa min anfusihim wa mimmā lā ya'lamụn
Artinya: Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
Maha suci Allah yang maha agung yang telah menciptakan berbagai macam makhluk seluruhnya meliputi berbagai macam tanaman di bumi ini, manusia, baik laki-laki maupun perempuan, dan makhluk-makhluk lainnya yang tidak mereka ketahui hanya Allah yang menciptakan sehinggga tidak patut ada selainnya yang dipersekutukan denganNya. (Tafsir al-Muyassar)
Mahasuci Allah lagi Mahatinggi yang telah menciptakan berbagai jenis tanaman dan buah-buahan, yang telah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dan yang telah menciptakan makhluk-makhluk lainnya yang tidak manusia ketahui di darat, laut dan lainnya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Maha suci Allah dari sesuatu yang tidak pantas. Dialah Dzat yang menciptakan beraneka ragam jenis sesuatu yang berbeda-beda yang ditumbuhkan kan oleh bumi berupa tanaman dan pohon-pohonan. Dia juga menciptakan pasangan dari diri mereka yaitu golongan laki-laki dan perempuan dari anak cucu Adam dan setiap sesuatu dari berbagai jenis makhluk yang mengagumkan serta ciptaan di daratan maupun lautan, serta di langit maupun bumi. (Tafsir al-Wajiz)
سُبْحٰنَ الَّذِى خَلَقَ الْأَزْوٰجَ كُلَّهَا (Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya) Makna (الأزواج) yakni dari segala jenis, sebab dari setiap jenis seperti kurma memiliki warna, rasa, dan bentuk yang berbeda-beda. Namun pendapat lain mengatakan makna yang benar dari kata (الأزواج) adalah jenis jantan dan betina dari setiap tumbuhan dan hewan. وَمِنْ أَنفُسِهِمْ (dan dari diri mereka) Yakni Allah juga menciptakan pasangan-pasangan dari golongan mereka, yakni laki-laki dan perempuan dari golongan manusia. وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ (maupun dari apa yang tidak mereka ketahui) Seperti jenis-jenis yang Allah ciptakan yang ada di daratan dan di lautan, di langit maupun di bumi. (Zubdatut Tafsir)
مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ ۖ وَزَوَّجْنَٰهُم بِحُورٍ عِينٍ
Arab-Latin: muttaki`īna 'alā sururim maṣfụfah, wa zawwajnāhum biḥụrin 'īn
Artinya: mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.
Makanlah makanan yang nikmat dan minumlah minuman yang lezat, sebagai balasan atas amal-amal shalih yang kalian kerjakandi dunia. Mereka bersandar diatas ranjang-ranjang yang berhadap-hadapan. Kami memberi mereka pasangan wanita-wanita yang berkulit putih, bermata lebar dan cantik-cantik. (Tafsir al-Muyassar)
Mereka bertelekan di atas dipan-dipan yang dihiasi yang dibikin berbaris. Dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari putih bermata lebar. (Tafsir al-Mukhtashar)
Mereka bersandar di atas ranjang-ranjang yang saling berjejeran membentuk satu barisan. Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang putih, cantik dan menyenangkan pandangan. Bentuk mufrad Al-Huur adalah al-Huuraa’, Al-Huuraa’ adalah perempuan yang kelopak matanya sangat putih dan hitam. Al-‘Ain bentuk mufradnya adalah ‘Ainaa’, yaitu mata yang bulat lebar. (Tafsir al-Wajiz)
مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ سُرُرٍ مَّصْفُوفَةٍ ۖ (mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan) Makna (المصفوفة) yakni berjejeran satu sama lain hingga membentuk barisan. وَزَوَّجْنٰهُم بِحُورٍ عِينٍ(dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli) Yakni setiap mereka Kami pasangkan dengan wanita surga. Dan makna (الحور) yakni wanita yang memiliki mata yang sangat putih bening dengan pupil yang sangat hitam. Sedangkan (العين) yakni wanita yang memiliki mata yang lebar dan jelita. (Zubdatut Tafsir)
إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ
Arab-Latin: inna 'ażāba rabbihim gairu ma`mụn
Artinya: Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).
Sesungguhnya manusia diciptakan bertabiat suka berkeluh kesah dan rakus. Bila ditimpa keburukan dan kesulitan, dia banyak berkeluh kesah dan bersedih. Bila mendapatkan kebaikan dan kemudahan, dia banyak menahan dan menolak memberi, kecuali orang-orang yang mendirikan shalat yang menjaganya pada setiap waktunya, tidak disibukkan oleh sesuatu, orang-orang yang pada harta mereka terdapat bagian tertentu yang Allah wajibkan atas mereka, yaitu zakat bagi siapa yang meminta bantuan kepada mereka dan bagi siapa yang menahan diri dengan tidak meminta-minta, oramng-orang yang beriman kepada hari perhitungan amal dan pembalasan, lalu mereka menyiapkan diri dengan iman dan amal shalih, orang-orang yang takut kepada azab Allah, sesungguhnya azab Tuhan mereka, tidak patut bagi seorang pun merasa aman darinya, orang-orang yang menjaga kehormatan mereka dari segala apa yang Allah haramkan atas mereka, kecuali pada istri-istri mereka dan hamba sahaya mereka, maka sesungguhnya mereka tidak akan dihukum. (Tafsir al-Muyassar)
Sesungguhnya siksa Rabb mereka itu sangat menakutkan, tidak ada satu pun orang berakal yang merasa aman darinya. (Tafsir al-Mukhtashar)
Sesungguhnya azab Tuhan itu tidak memberikan keamanan apapun atas orang yang disiksa. Azab itu pasti terjadi, dan bukan sesuatu yang mustahil. Mereka adalah orang-orang yang menjaga farji mereka dari sesuatu yang haram seperti zina dan hal lain yang serupa. (Tafsir al-Wajiz)
إِنَّ عَذَابَ رَبِّهِمْ غَيْرُ مَأْمُونٍ (Karena sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat menjadikan orang merasa aman) Tidak ada yang pantas untuk merasa aman dari azab itu. (Zubdatut Tafsir)
فِيهِنَّ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَآنٌّ
Arab-Latin: fīhinna qāṣirātuṭ-ṭarfi lam yaṭmiṡ-hunna insung qablahum wa lā jānn
Artinya: Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.
Di atas hamparan permadani itu ada istri-istri yang pandangan mata mereka hanya terbatas pada suami-suami mereka. Mereka tidak melihat kepada selain suami-suami mereka, hanya bergantung kepada mereka. Para istri itu tidak pernah disentuh oleh manusia dan tidak juga oleh jin. (Tafsir al-Muyassar)
Di dalamnya ada bidadari-bidadari yang hanya memandang kepada suami-suami mereka saja, keperawanan mereka belum terambil oleh manusia dan jin sebelum suami-suami mereka. (Tafsir al-Mukhtashar)
Di dalam kedua surga yang telah disebutkan kenikmatan dan permadaninya itu ada wanita-wanita yang menundukkan pandangannya kepada suami-suaminya yang duduk di atas permadani. Belum ada satupun manusia atau jin yang pernah menyentuhnya. Maka nikmat Tuhan mana yang kalian dustakan?! (Tafsir al-Wajiz)
مُتَّكِـِٔينَ عَلَىٰ فُرُشٍۭ بَطَآئِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ ۚ (Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera) Yakni mereka mendapat berbagai kenikmatan sambil bersandar di atas permadani. Makna (البطائن) adalah bagian bawahnya. Sedangkan (الإستبرق) adalah sutera yang tebal. Dan jika bagian bawah permadani itu berasal dari sutera tebal, maka bagaimana dengan bagian atasnya? وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ (Dan buah-buahan di kedua surga itu dapat (dipetik) dari dekat) Makna (الجني) adalah buah yang dipetik. Dikatakan bahwa pohon surga akan berkeliling agar buahnya dapat dipetik oleh orang yang menginginkannya. (Zubdatut Tafsir)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian bermacam penjabaran dari para pakar tafsir mengenai kandungan dan arti ayat tentang jodoh (pasangan) (arab, latin, artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita. Sokonglah kemajuan kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.
Penutup
Demikianlah beberapa ayat al-Qur’an terkait jodoh dan perjodohan, semoga ada hikmah yang dapat kita ambil dari berbagai ayat dan tafsir di atas.