Surat Al-‘Adiyat Ayat 8
وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ ٱلْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
Arab-Latin: Wa innahụ liḥubbil-khairi lasyadīd
Artinya: Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
« Al-'Adiyat 7 ✵ Al-'Adiyat 9 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Tafsir Menarik Berkaitan Surat Al-‘Adiyat Ayat 8
Paragraf di atas merupakan Surat Al-‘Adiyat Ayat 8 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan tafsir menarik dari ayat ini. Ada kumpulan penjelasan dari beragam pakar tafsir berkaitan isi surat Al-‘Adiyat ayat 8, misalnya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6-8. Sesungguhnya manusia sangat ingkar terhadap nikmat-nikmat tuhannya, Dan dia mengakui dirinya memang pengingkar. Dan sesungguhnya manusia sangat mencintai harta.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
8. Dan sesungguhnya ia sangat berlebihan dalam mencintai hartanya hingga kikir dengannya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
8. وَإِنَّهُۥ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ (dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta)
Yakni kecintaannya kepada harta sangat besar, dan sangat tamak dalam mengumpulkannya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
7-8. Dan sesungguhnya dia mengakui rasa tidak terima kasihnya itu. Dia menganggap bahwa nikmat itu dia ciptakan sendiri, karena yang tampak hanyalah jerih payahnya atas hal itu. Sesungguhnya perbuatannya itu diakui olehnya dengan tidak berterima kasih (kepada Allah) dan hal itu adalah pengakuan melalui perilaku. Sesunggunhnya dia sangat menyukai harta yang banyak sehingga dia kikir atau dia merasa mampu dan pandai untuk mencari dan mendapatkannya.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Sesungguhnya cintanya pada harta} harta benar-benar berlebihan} sangat bakhil
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
8. “Dan sesungguhnya dia,” yaitu manusia, “sangat bakhil karena cintanya kepada harta,” yakni amat mencintai harta, dan kecintaannya itulah yang menyebabkannya tidak menunaikan kewajiban-kewajiban. Ia lebih mengedepankan hawa nafsu daripada keridhaan Rabbnya. Semua itu karena ia membatasi pandangannya pada dunia sementara akhirat ia lalaikan.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-11
Allah SWT bersumpah dengan menyebut kuda apabila dilarikan di jalan Allah, maka ia lari dengan kencangnya dan suara napasnya yang keras saat lari (dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya) (2)) yaitu suara detak teracaknya ketika menginjak batu-batuan, lalu keluarlah percikan api darinya.
(dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi (3)) yaitu mengadakan serangan di waktu pagi, sebagaimana Rasulullah SAW mengadakan serangan di waktu subuh, maka apabila beliau mendengar suara azan di kabilah yang akan diperangi, beliau mengurungkan. Dan apabila tidak, maka menyerangnya.
Firman Allah: (maka ia menerbangkan debu (4)) yaitu debu di tempat kuda-kuda mereka sedang bertempur.
(dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh (5)) yaitu kuda-kuda tersebut berada di tengah-tengah peperangan.
(dan kuda yang mencetuskan bunga api dengan pukulan (kuku kakinya) (2)) yaitu dengan teracaknya. Dikatakan bahwa kuda-kuda itu menyalakan peperangan di antara para penunggangnya. Pendapat itu dikatakan Qatadah.
Diriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (dan kuda yang mencetuskan bunga api dengan pukulan (kuku kakinya) (2)) yaitu tipu muslihat peperangan.
Ibnu Jarir berkata bahwa pendapat yang benar adalah yang pertama. yaitu bahwa makna yang dimaksud adalah kuda ketika memercikkan api dari kaki teracaknya.
Firman Allah: (dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi (3)) Ibnu Abbas, Mujahid, dan Qatadah berkata bahwa makna yang dimaksud adalah pasukan berkuda yang menyerang di pagi hari di jalan Allah.
(maka ia menerbangkan debu (4)) yaitu tempat yang kuda-kuda dan unta-unta itu, baik dalam ibadah haji atau peperangan.
Firman Allah: (dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh (5)) Ikrimah, Qatadah, dan Adh-Dhahhak berkata bahwa makna yang dimaksud adalah kumpulan musuh yang kafir.
Bisa ditafsirkan bahwa kuda-kuda itu berkumpul di tengah-tengah tempat pertempuran. Jadi kata (jam'a) dimanshub menjadi hal yang menegaskan.
Firman Allah: (sesungguhnya manusia itu sangat ingkar tidak berterima kasih kepada Tuhannya (6)) Ini adalah subjek sumpah, bahwa sesungguhnya manusia itu benar-benar mengingkari nikmat-nikmat Tuhannya.
Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, dan Ibnu Zaid berkata bahwa kata “al-kanud” adalah orang yang ingkar.
Al-Hasan berkata bahwa itu adalah orang yang mengingat musibah dan melupakan nikmat-nikmat Tuhannya.
Firman Allah: (dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya (7)) Qatadah berkata bahwa sesungguhnya Allah menyaksikan hal itu.
Bisa ditafsirkan bahwa dhamir itu merujuk kepada manusia, jadi bentuknya adalah sesungguhnya manusia itu benar-benar menyaksikan keingkaran dirinya, yaitu dengan ucapan dan keadaannya, yaitu hal itu tampak baginya dalam ucapan dan perbuatannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir) (Surah At-Taubah: 17)
Firman Allah: (dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta (8)) yaitu sesungguhnya kecintaannya kebaikan, yaitu kepada harta itu sangat besar. Tentang ini ada dua pendapat; pendapat pertama adalah bahwa sesungguhnya manusia itu sangat mencintai harta.
Pendapat kedua bahwa sesungguhnya karena kecintaannya kepada harta, dia menjadi orang yang serakah dan kikir. Keduanya benar.
Kemudian Allah SWT berfirman agar berzuhud terhadap dunia dan menganjurkan untuk menyukai akhirat, dan memperingatkan tentang apa yang akan terjadi setelah kehidupan ini, yaitu kengerian yang akan dihadapi manusia (Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur? (9)) yaitu, Dia mengeluarkan orang-orang yang telah mati dari dalamnya (dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada (10)) Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa maknanya adalah apabila ditampakkan apa yang selama itu mereka sembunyikan dalam diri mereka (sesungguhnya Tuhan mereka pada hari ini Maha Mengetahui keadaan mereka (11)) yaitu benar-benar mengetahui semua yang mereka lakukan dan kerjakan, dan Dia akan membalaskan mereka dengan balasan yang sempurna; Dia tidak akan berbuat zalim bahkan seberat dzarrah pun.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
{ وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ } Dan sesungguhnya manusia benar-benar mencintai harta, kata " الْخَيْرِ " dalam ayat ini maksudnya adalah harta atau kekayaan, harta disebut juga dengan : الْخَيْرِ ( kebaikan ) , sebagaimana dalam firman Allah menyebutkan : { كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ } ( Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma’ruf, ) [ Al-Baqarah : 180 ] dalam ayat ini juga kata " خَيْراً " dimaksudkan dengan harta yang banyak.
Orang-orang kafir benar-benar mencintai harta yang banyak sehingga dengan kecintaannya itu terbawa kepada sifat kikir yang sangat dalam, dan mengingkari apa-apa yang telah diwajibkan atas mereka, sedangkan mukmin senantiasa membimbing dirinya untuk terus bersedekah, dan menunaikan zakat, dan segala kebaikan, maka hart yang ia miliki menjadi kebaikan bagi dirinya dan bagi agamanya, sedangkan orang kafir hartanya akan menjadi azab bagi dirinya, keletihan dan kerja keras yang ia persembahkan didunia akan menjadi azab dan siksa di akhirat, Allah - عز وجل - berfirman : { وَلَا تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَأَوْلَادُهُمْ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنْفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُونَ } ( Dan janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa mereka, dalam keadaan kafir. ) [ At Taubah : 85 ] .
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ " dan sesungguhnya dia( manusia) sangat bakhil karena cintanya kepada harta." Al-Khair (kebaikan) di sini bermakna harta, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman: كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ " Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat "(QS. Al-Baqarah: 180) Maknanya: Jika meninggalkan harta yang banyak. Maka maksud kebaikan di sini adalah harta, kecintaan manusia terhadap harta adalah sesuatu yang jelas. Allah Ta'ala berfirman: وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا " dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan."(QS. Al-Fajr: 20) hampir-hampir tidak ada yang terselamatkan dari kecintaan yang sangat kepada harta. Sedangkan kecintaan di sini adalah mutlak kecintaan, kecintaan ini menetap pada setiap orang, tidak ada seorang manusia pun kecuali ia mencintai harta. Tetapi kecintaan yang berlebih tidak ada pada setiap orang. Sebagian orang menyukai harta yang mencukupinya, yang dengannya ia menjadi tidak tergantung kepada hamba-hamba Allah lainnya, sebagian orang juga mencintai harta lebih besar, dan sebagian yang lainnya lebih cinta harta yang lebih banyak, dan yang terpenting bahwa setiap insan, dia mencintai kebaikan yaitu harta, tapi tingkatan kecintaan mereka berbeda-beda, setiap orang berbeda dengan yang lainnya.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-‘Adiyat ayat 8: 6-8. Kemudian datang jawaban bagi sumpah (pada ayat-ayat sebelumnya) yang dikabarkan bahwa manusia itu sangat ingkar dan kufur atas nikmat Allah, ia menyembunyikan nikmat dan hanya menampakkan kesedihan. Dan manusia pada dasarnya mengakui (akan nikmat Allah) dengan pengingkaran dan menampakkan kekurangan. Terkadang ia menghabiskan hartanya karena sebab syahwat dan foya-foya, dan bukannya diberikan kepada si faqir (hartanya). Inilah manusia yang begitu cintanya dengan harta dan sangat bersemangat dalam mengumpulkannya, ia tidak peduli darimana ia mengumpulkan hartanya, dari yang halal atau haram, inilah kondisi umumnya, tidak termasuk mereka yang dipilih oleh Allah seperti para Nabi, Syuhada, dan orang-orang shalih.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Sehingga ia menjadi bakhil dan membuatnya tidak memenuhi kewajibannya, mengutamakan hawa nafsunya daripada memenuhi hak Tuhannya. Ini semua tidak lain karena terbatas pandangannya hanya melihat dunia saja dan lalai terhadap akhirat. Oleh karena itulah, di ayat selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mendorongnya agar takut kepada hari akhirat.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-‘Adiyat Ayat 8
Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan. Kecintaan berlebihnya pada harta membuatnya materialistis, mengumpulkan harta dengan jalan apa pun, tidak peduli halan atau haram. Cintanya itu juga membuatnya bakhil dan cenderung menggunakannya untuk sesuatu yang tidak benar. 9. Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan dan dibangkitkan pada hari kiamat untuk mempertanggung-jawabkan amalnya, .
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikian kumpulan penjabaran dari para pakar tafsir terhadap isi dan arti surat Al-‘Adiyat ayat 8 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan untuk kita semua. Support syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.