Surat Al-Waqi’ah Ayat 3
خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ
Arab-Latin: Khāfiḍatur rāfi'ah
Artinya: (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),
« Al-Waqi'ah 2 ✵ Al-Waqi'ah 4 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Waqi’ah Ayat 3
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 3 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran berharga dari ayat ini. Tersedia beragam penjelasan dari berbagai pakar tafsir mengenai kandungan surat Al-Waqi’ah ayat 3, antara lain sebagaimana di bawah ini:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-3. apabila Hari Kiamat tiba, saat itu tidak seorang pun yang mendustakannya, ia merendahkan musuh-musuh Allah di dalam neraka, (sebaliknya) meninggikan kekasih-kekasih Allah di surga.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
3. Merendahkan orang-orang kafir yang jahat dengan memasukkan mereka ke dalam Neraka, dan mengangkat orang-orang yang beriman yang bertakwa dengan memasukkan mereka ke dalam Surga.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
3. خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain))
Yakni merendahkan kaum-kaum yang dahulu di dunia dimuliakan, yaitu orang-orang kafir yang memiliki kedudukan tinggi dan orang-orang fasik yang memiliki derajat dan kekayaan; dan meninggikan kaum yang dahulu di dunia dianggap asing, yaitu orang-orang yang beriman.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1). Zaid bin Aslam berkata: Siapa pun yang direndahkan pada hari itu; Dia tidak pernah ditinggikan selamanya, dan siapapun yang ditinggikan pada hari itu; dia tidak akan pernah direndahkan selamanya.
2). Ayat ini berisi keagungan hari kiamat, serta targhib dan tarhib. Agar manusia di dunia ini takut akan sebab direndahkannya manusia pada hari kiamat, sehingga mereka taat kepada Allah ﷻ, dan mereka menghendaki sebb-sebab ditinggikannya derajat, maka mereka pun juga menaati-Nya.
3). Allah SWT berfirman tentang hari kiamat: { خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ } "(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)" maka orang-orang yang berilmu dan beriman adalah orang-orang yang mempunyai keagungan di dunia dan di akhirat, dan selain mereka ditempatkan sesuai dengan jauhnya mereka dari ilmu dan keimanan, dan itu akan menurunkan derajat orang-orang jahiliah dan kemaksiatan, dan betapa banyak orang di dunia ini yang berstatus tinggi, diagungkan oleh manusia, namun dia termasuk hamba Allah yang paling dibenci di hari kiamat?!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
3. Merendahkan suatu kaum dan meninggikan lainnya. Kaum yang pertama adalah orang-orang kafir dan orang-orang fasik, dan kaum yang kedua adalah orang-orang yang beriman.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{merendahkan dan meninggikan} merendahkan orang-orang kafir di neraka, dan meninggikan orang-orang mukmin
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-3. Allah mengabarkan tentang kondisi kiamat yang pasti terjadi, di mana “terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal),” maksudnya, tidak ada keraguan padanya karena telah nampak bukti-buktinya, baik secara akal maupun dalil al-Quran dan -Sunnah. Dan kemahabijaksanaanNya telah menunjukkan bahwa, “(kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),” maksudnya, merendahkan (sebagian) manusia di tempat paling rendah dan meninggikan sebagian manusia lain di tempat yang paling tinggi. Atau bisa pula bermakna, ia merendahkan suaranya sehingga memperdengarkan yang dekat, dan meninggikan suaranya sehingga memperdengarkan yang jauh.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-12
Al-Waqi'ah adalah salah satu nama dari hari kiamat. Dinamakan demikian karena kepastian kejadiannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka pada hari itu terjadilah kiamat (15)) (Surah Al-Haqqah) Firman Allah SWT: (terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal) (2)) yaitu tidak ada yang dapat memalingkan atau menolaknya jika Allah SWT telah menghendaki kejadiannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya) (Asy-Syura: 37) dan (Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi (1) Bagi orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya (2)) (Surah Al-Ma’arij) serta (ketika Dia berkata, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui) (Surah Al-An’am: 73)
Makna (didustakan) sebagaimana yang dikatakan Muhammad bin Ka’b,”pasti terjadi”
Qatadah berkata: Di dalamnya tidak ada sesuatu yang sama, tidak ada penolakan, dan tidak pula pengembalian
Ibnu Jarir berkata bahwa “Al-Kadzibah” adalah bentuk mashdar seperti “Al-’Aqibah” dan “Al-’Afiyah”
Firman Allah: ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)(3)) yaitu: menurunkan kaum ke tempat paling rendah menuju neraka, meskipun mereka terhormat di dunia, dan meninggikan kaum lainnya ke tempat yang lebih tinggi menuju kenikmatan yang kekal, sekalipun mereka rendah di dunia.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain) (3)) menurunkan suatu kaum dan meninggikan kaum lainnya.
Firman Allah SWT: (Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4)) yaitu: digerakkan lalu diguncangkan dengan dahsyat dalam waktu yang lama. Oleh karena itu Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lainnya berkata tentang firmanNya: (Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4)) yaitu: diguncangkan dengan goncangan yang dahsyat.
Hal ini sebagaimana firmanNya: (Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat (1)) (Surah Az-Zalzalah) dan (Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar (1)) (Surah Al-Hajj).
Firman Allah SWT: (dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya (5)) yaitu: dihancurkan sehancur-hancurnya. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lainnya.
Ibnu Zaid berkata, gunung-gunung menjadi seperti yang disebutkan Allah SWT: (seperti onggokan pasir yang dicurahkan) (Surah Al-Muzzammil: 14).
Qatadah berkata tentang firmanNya: (debu yang berterbangan) yaitu seperti daun-daun pohon yang ditiup angin. Dan ayat ini, sebagaimana saudara-saudaranya, menunjukkan tentang lenyapnya gunung-gunung dari tempat-tempatnya pada hari kiamat serta menghilangnya, dipindahkannya, dihancurkannya gunung-gunung itu seperti debu yang beterbangan"
Firman Allah SWT: (dan kamu menjadi tiga golongan (7)) yaitu: manusia terbagi menjadi tiga kelompok pada hari kiamat: kaum di sebelah kanan 'Arsy, mereka yang keluar dari sisi kanan nabi Adam, dan mereka menyerahkan catatan amal mereka dengan tangan kanan mereka.
Oleh karena itu Allah berfirman: (yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu (8) dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu (9) dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10)) Maka demikianlah Allah membagi mereka menjadi tiga golongan di akhir surah ketika mereka dalam keadaan sakaratul maut, serta demikianlah Allah menyebutkan mereka dalam firmanNya: (Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang berlomba dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah) (Surah Fathir: 32) Hal ini merupakan salah satu dari dua pendapat tentang orang yang menzalimi diri sendiri, sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10)) yaitu dari setiap umat.
Al-Auza'i meriwayatkan dari Utsman bin Abi Saudah bahwa dia membaca ayat ini (dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10) mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah) (11)) Kemudian dia berkata: Mereka yang pertama keluar menuju masjid dan yang pertama keluar dalam jihad di jalan Allah. Dan semua pendapat ini benar karena yang dimaksud dengan “As-Sabiqun” adalah orang-orang yang berlomba-lomba melakukan kebaikan sebagaimana mereka diperintahkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Ali Imran: 133) dan (Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Al-Hadid: 21). Allah berfirman: “Maka barangsiapa yang berlomba-lomba dalam kebaikan di dunia ini dan berlomba-lomba ke arah kebaikan, maka mereka itu yang mendapatkan kemuliaan di akhirat. Sesungguhnya balasan amal perbuatan itu sesuai jenis perbuatannya. Sebagaimana kamu memperlakukan, maka begitulah kamu diperlakukan. Oleh karena itu Allah berfirman (mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah) (11) berada dalam surga kenikmatan (12))
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Waqi’ah ayat 3: Allah menjelaskan dari sebagian keadaan-keadaan hari kiamat adalah direndahkannya suatu kaum dan ditinggikannya kaum yang lain. Dan didahulukannya penyebutan kata Al Khafd adalah karena pada hari itu ketika tegak hari kiamat, urusan mereka sangat sulit, tidak dapat berkata-kata walaupun satu lafadz pun.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Dengan masuk ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka.
Dengan masuk ke tempat yang paling tinggi, yaitu surga.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 3
1-3. Allah mengawali surah ini dengan penjelasan tentang hari akhir yang dia tetapkan sebagai tanda dimulainya balasan bagi hamba. Apabila terjadi hari kiamat pada akhir kehidupan dunia kelak, terjadinya peristiwa dahsyat ini tidak dapat didustakan atau disangkal oleh siapa pun. Peristiwa ini merupakan ketetapan Allah yang pasti terjadi. Peristiwa itu akan merendahkan golongan yang ingkar kepada Allah dan meninggikan golongan lain yang beriman, melaksanakan perintah Allah, dan meninggalkan larangan-Nya. 4-6. Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya pada saat kiamat dan gempa hebat di seluruh penjuru bumi menghancurkan apa saja yang ada di atasnya (lihat pula: surah az-zalzalah/99: 1), dan ketika itu gunung-gunung dihancur-luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan bagai bulu tertiup angin ke segala arah (lihat pula: su-rah al-q'ri'ah/101: 5).
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah variasi penjelasan dari kalangan pakar tafsir mengenai makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 3 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi kita bersama. Support perjuangan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.