Surat Al-Waqi’ah Ayat 4
إِذَا رُجَّتِ ٱلْأَرْضُ رَجًّا
Arab-Latin: Iżā rujjatil-arḍu rajjā
Artinya: Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,
« Al-Waqi'ah 3 ✵ Al-Waqi'ah 5 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Pelajaran Menarik Mengenai Surat Al-Waqi’ah Ayat 4
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran menarik dari ayat ini. Didapatkan aneka ragam penjabaran dari berbagai pakar tafsir mengenai makna surat Al-Waqi’ah ayat 4, misalnya seperti tertera:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
4-6. apabila bumi diguncang dengan kuat sekali, gunung-gunung dihancurkan berkeping-keping, sehingga ia menjadi debu yang beterbangan di udara disapu angin.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
4-6. Jika bumi mulai bergetar dan berguncang dengan keras, dan gunung-gunung hancur berkeping-keping sehingga menimbulkan debu yang bertebaran.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
4. Jika bumi telah digerakkan dengan gerakan yang kuat.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
4. إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا (apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya)
Yakni bergoncang hingga segala yang ada di atasnya hancur dan runtuh, baik itu gunung maupun yang lainnya.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
4-5. Saat bumi diguncangkan dan digerakkan dengan guncangan yang sangat dahsyat, maka itu akan mengakibatkan bangunan-bangunan dan gunung-gunung runtuh. Gunung-gunung terpecah belah menjadi kepingan-kepingan kecil.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{Apabila bumi diguncangkan} digetarkan {sedahsyat-dahsyatnya} dengan getaran yang dahsyat
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
4-6. “Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,” maksudnya, digerakkan dan diobrak-abrik, “dan gunung-gunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya” maksudnya diluluh-lantakkan, “maka jadilah ia debu yang beterbangan” sehingga di bumi tidak ada gunung atau tanda apa pun, datar sama sekali, kamu tidak melihat tempat yang rendah maupun yang tinggi sama sekali padanya.
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-12
Al-Waqi'ah adalah salah satu nama dari hari kiamat. Dinamakan demikian karena kepastian kejadiannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka pada hari itu terjadilah kiamat (15)) (Surah Al-Haqqah) Firman Allah SWT: (terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal) (2)) yaitu tidak ada yang dapat memalingkan atau menolaknya jika Allah SWT telah menghendaki kejadiannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya) (Asy-Syura: 37) dan (Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi (1) Bagi orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya (2)) (Surah Al-Ma’arij) serta (ketika Dia berkata, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui) (Surah Al-An’am: 73)
Makna (didustakan) sebagaimana yang dikatakan Muhammad bin Ka’b,”pasti terjadi”
Qatadah berkata: Di dalamnya tidak ada sesuatu yang sama, tidak ada penolakan, dan tidak pula pengembalian
Ibnu Jarir berkata bahwa “Al-Kadzibah” adalah bentuk mashdar seperti “Al-’Aqibah” dan “Al-’Afiyah”
Firman Allah: ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)(3)) yaitu: menurunkan kaum ke tempat paling rendah menuju neraka, meskipun mereka terhormat di dunia, dan meninggikan kaum lainnya ke tempat yang lebih tinggi menuju kenikmatan yang kekal, sekalipun mereka rendah di dunia.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain) (3)) menurunkan suatu kaum dan meninggikan kaum lainnya.
Firman Allah SWT: (Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4)) yaitu: digerakkan lalu diguncangkan dengan dahsyat dalam waktu yang lama. Oleh karena itu Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lainnya berkata tentang firmanNya: (Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4)) yaitu: diguncangkan dengan goncangan yang dahsyat.
Hal ini sebagaimana firmanNya: (Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat (1)) (Surah Az-Zalzalah) dan (Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar (1)) (Surah Al-Hajj).
Firman Allah SWT: (dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya (5)) yaitu: dihancurkan sehancur-hancurnya. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lainnya.
Ibnu Zaid berkata, gunung-gunung menjadi seperti yang disebutkan Allah SWT: (seperti onggokan pasir yang dicurahkan) (Surah Al-Muzzammil: 14).
Qatadah berkata tentang firmanNya: (debu yang berterbangan) yaitu seperti daun-daun pohon yang ditiup angin. Dan ayat ini, sebagaimana saudara-saudaranya, menunjukkan tentang lenyapnya gunung-gunung dari tempat-tempatnya pada hari kiamat serta menghilangnya, dipindahkannya, dihancurkannya gunung-gunung itu seperti debu yang beterbangan"
Firman Allah SWT: (dan kamu menjadi tiga golongan (7)) yaitu: manusia terbagi menjadi tiga kelompok pada hari kiamat: kaum di sebelah kanan 'Arsy, mereka yang keluar dari sisi kanan nabi Adam, dan mereka menyerahkan catatan amal mereka dengan tangan kanan mereka.
Oleh karena itu Allah berfirman: (yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu (8) dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu (9) dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10)) Maka demikianlah Allah membagi mereka menjadi tiga golongan di akhir surah ketika mereka dalam keadaan sakaratul maut, serta demikianlah Allah menyebutkan mereka dalam firmanNya: (Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang berlomba dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah) (Surah Fathir: 32) Hal ini merupakan salah satu dari dua pendapat tentang orang yang menzalimi diri sendiri, sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10)) yaitu dari setiap umat.
Al-Auza'i meriwayatkan dari Utsman bin Abi Saudah bahwa dia membaca ayat ini (dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10) mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah) (11)) Kemudian dia berkata: Mereka yang pertama keluar menuju masjid dan yang pertama keluar dalam jihad di jalan Allah. Dan semua pendapat ini benar karena yang dimaksud dengan “As-Sabiqun” adalah orang-orang yang berlomba-lomba melakukan kebaikan sebagaimana mereka diperintahkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Ali Imran: 133) dan (Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Al-Hadid: 21). Allah berfirman: “Maka barangsiapa yang berlomba-lomba dalam kebaikan di dunia ini dan berlomba-lomba ke arah kebaikan, maka mereka itu yang mendapatkan kemuliaan di akhirat. Sesungguhnya balasan amal perbuatan itu sesuai jenis perbuatannya. Sebagaimana kamu memperlakukan, maka begitulah kamu diperlakukan. Oleh karena itu Allah berfirman (mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah) (11) berada dalam surga kenikmatan (12))
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Waqi’ah ayat 4: Allah menjelaskan pada hari itu bumi bergoncang, dan bergetar dengan kencang.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 4
4-6. Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya pada saat kiamat dan gempa hebat di seluruh penjuru bumi menghancurkan apa saja yang ada di atasnya (lihat pula: surah az-zalzalah/99: 1), dan ketika itu gunung-gunung dihancur-luluhkan seluluh-luluhnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan bagai bulu tertiup angin ke segala arah (lihat pula: su-rah al-q'ri'ah/101: 5)
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Demikianlah bermacam penafsiran dari berbagai ulama tafsir terkait makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 4 (arab-latin dan artinya), semoga memberi kebaikan bagi ummat. Sokong syi'ar kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.