Surat Al-Waqi’ah Ayat 2
لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ
Arab-Latin: Laisa liwaq'atihā kāżibah
Artinya: Tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya.
« Al-Waqi'ah 1 ✵ Al-Waqi'ah 3 »
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Kandungan Berharga Berkaitan Dengan Surat Al-Waqi’ah Ayat 2
Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 2 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada variasi kandungan berharga dari ayat ini. Ada variasi penjelasan dari para ulama terhadap kandungan surat Al-Waqi’ah ayat 2, sebagiannya sebagaimana berikut:
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1-3. apabila Hari Kiamat tiba, saat itu tidak seorang pun yang mendustakannya, ia merendahkan musuh-musuh Allah di dalam neraka, (sebaliknya) meninggikan kekasih-kekasih Allah di surga.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
2. Tidak ada satu jiwa pun yang mendustakannya sebagaimana Kiamat didustakan ketika di dunia.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
2. لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ (tidak seorangpun dapat berdusta tentang kejadiannya)
Yakni jika itu telah terjadi maka tidak akan ada yang mendustakannya lagi.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
2. Kejadian kiamat itu tidak bisa didustakan. Kata Al-Kadzibah di sini adalah lafadz yang dimaksudkan untuk menyebut mashdar, yaitu Al-Kidzbu sebagaimana kata Khaainah yang bermakna Al-Khianah.
📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah
{tidak ada seorang pun yang dapat mendustakan} orang yang mendustakan {terjadinya} pada waktu kejadiannya
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
1-3. Allah mengabarkan tentang kondisi kiamat yang pasti terjadi, di mana “terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal),” maksudnya, tidak ada keraguan padanya karena telah nampak bukti-buktinya, baik secara akal maupun dalil al-Quran dan -Sunnah. Dan kemahabijaksanaanNya telah menunjukkan bahwa, “(kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain),” maksudnya, merendahkan (sebagian) manusia di tempat paling rendah dan meninggikan sebagian manusia lain di tempat yang paling tinggi. Atau bisa pula bermakna, ia merendahkan suaranya sehingga memperdengarkan yang dekat, dan meninggikan suaranya sehingga memperdengarkan yang jauh.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah
Ayat 1-12
Al-Waqi'ah adalah salah satu nama dari hari kiamat. Dinamakan demikian karena kepastian kejadiannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka pada hari itu terjadilah kiamat (15)) (Surah Al-Haqqah) Firman Allah SWT: (terjadinya kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal) (2)) yaitu tidak ada yang dapat memalingkan atau menolaknya jika Allah SWT telah menghendaki kejadiannya, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya) (Asy-Syura: 37) dan (Seseorang bertanya tentang azab yang pasti terjadi (1) Bagi orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya (2)) (Surah Al-Ma’arij) serta (ketika Dia berkata, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui) (Surah Al-An’am: 73)
Makna (didustakan) sebagaimana yang dikatakan Muhammad bin Ka’b,”pasti terjadi”
Qatadah berkata: Di dalamnya tidak ada sesuatu yang sama, tidak ada penolakan, dan tidak pula pengembalian
Ibnu Jarir berkata bahwa “Al-Kadzibah” adalah bentuk mashdar seperti “Al-’Aqibah” dan “Al-’Afiyah”
Firman Allah: ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)(3)) yaitu: menurunkan kaum ke tempat paling rendah menuju neraka, meskipun mereka terhormat di dunia, dan meninggikan kaum lainnya ke tempat yang lebih tinggi menuju kenikmatan yang kekal, sekalipun mereka rendah di dunia.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya ((Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain) (3)) menurunkan suatu kaum dan meninggikan kaum lainnya.
Firman Allah SWT: (Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4)) yaitu: digerakkan lalu diguncangkan dengan dahsyat dalam waktu yang lama. Oleh karena itu Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan lainnya berkata tentang firmanNya: (Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (4)) yaitu: diguncangkan dengan goncangan yang dahsyat.
Hal ini sebagaimana firmanNya: (Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat (1)) (Surah Az-Zalzalah) dan (Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar (1)) (Surah Al-Hajj).
Firman Allah SWT: (dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya (5)) yaitu: dihancurkan sehancur-hancurnya. Pendapat ini dikatakan Ibnu Abbas, Mujahid, Ikrimah, Qatadah, dan lainnya.
Ibnu Zaid berkata, gunung-gunung menjadi seperti yang disebutkan Allah SWT: (seperti onggokan pasir yang dicurahkan) (Surah Al-Muzzammil: 14).
Qatadah berkata tentang firmanNya: (debu yang berterbangan) yaitu seperti daun-daun pohon yang ditiup angin. Dan ayat ini, sebagaimana saudara-saudaranya, menunjukkan tentang lenyapnya gunung-gunung dari tempat-tempatnya pada hari kiamat serta menghilangnya, dipindahkannya, dihancurkannya gunung-gunung itu seperti debu yang beterbangan"
Firman Allah SWT: (dan kamu menjadi tiga golongan (7)) yaitu: manusia terbagi menjadi tiga kelompok pada hari kiamat: kaum di sebelah kanan 'Arsy, mereka yang keluar dari sisi kanan nabi Adam, dan mereka menyerahkan catatan amal mereka dengan tangan kanan mereka.
Oleh karena itu Allah berfirman: (yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu (8) dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu (9) dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10)) Maka demikianlah Allah membagi mereka menjadi tiga golongan di akhir surah ketika mereka dalam keadaan sakaratul maut, serta demikianlah Allah menyebutkan mereka dalam firmanNya: (Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang pertengahan dan ada (pula) yang berlomba dalam berbuat kebaikan dengan izin Allah) (Surah Fathir: 32) Hal ini merupakan salah satu dari dua pendapat tentang orang yang menzalimi diri sendiri, sebagaimana dijelaskan sebelumnya.
Al-Hasan dan Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10)) yaitu dari setiap umat.
Al-Auza'i meriwayatkan dari Utsman bin Abi Saudah bahwa dia membaca ayat ini (dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga) (10) mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah) (11)) Kemudian dia berkata: Mereka yang pertama keluar menuju masjid dan yang pertama keluar dalam jihad di jalan Allah. Dan semua pendapat ini benar karena yang dimaksud dengan “As-Sabiqun” adalah orang-orang yang berlomba-lomba melakukan kebaikan sebagaimana mereka diperintahkan. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Ali Imran: 133) dan (Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi) (Surah Al-Hadid: 21). Allah berfirman: “Maka barangsiapa yang berlomba-lomba dalam kebaikan di dunia ini dan berlomba-lomba ke arah kebaikan, maka mereka itu yang mendapatkan kemuliaan di akhirat. Sesungguhnya balasan amal perbuatan itu sesuai jenis perbuatannya. Sebagaimana kamu memperlakukan, maka begitulah kamu diperlakukan. Oleh karena itu Allah berfirman (mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah) (11) berada dalam surga kenikmatan (12))
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
Surat Al-Waqi’ah ayat 2: Ketahuilah wahai manusia, jika telah tegak hari kiamat dan datang kejadiannya, maka di sana tidak ada seorangpun yang datang dengan mendustakannya; Dan akan merugi orang-orang mengingkari hari kebangkitan, karena mereka akan melihat dengan mata mereka di hadaoan mereka sendiri. Al Waqi’ah adalah nama di antara nama-nama hari kiamat, misal nama lai : Al Azifah dan As Shakhah.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Sebagaimana sebelum terjadinya disangkal atau didustakan oleh sebagian manusia. Atau maksudnya, tidak ada keraguan padanya karena begitu jelas dalil-dalilnya baik secara akal maupun naql, demikian pula ditunjukkan oleh hikmah (kebijaksanaan) Allah Subhaanahu wa Ta'aala.
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 2
1-3. Allah mengawali surah ini dengan penjelasan tentang hari akhir yang dia tetapkan sebagai tanda dimulainya balasan bagi hamba. Apabila terjadi hari kiamat pada akhir kehidupan dunia kelak, terjadinya peristiwa dahsyat ini tidak dapat didustakan atau disangkal oleh siapa pun. Peristiwa ini merupakan ketetapan Allah yang pasti terjadi. Peristiwa itu akan merendahkan golongan yang ingkar kepada Allah dan meninggikan golongan lain yang beriman, melaksanakan perintah Allah, dan meninggalkan larangan-Nya
Mau pahala jariyah & rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang!
Itulah kumpulan penafsiran dari beragam mufassir mengenai makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 2 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk ummat. Bantulah kemajuan kami dengan memberikan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.